Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Analisis
Konsep
Dasar
Probabilitas
Mempelajari
kemungkinan suatu
peristiwa akan terjadi

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Akuntansi 84002 Dra. Yuni Astuti, MS.
Bisnis
07
Abstract Kompetensi
Membahas pengertian probabilitas, Mahasiswa diharapkan mampu
pendekatan probailitas dan hukum menjelaskan dan menganalisis konsep
probabilitas dasar probabilitas
I. Pengertian Probabilitas dan Manfaat Probabilitas
A. Pengertian Probabilitas

Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan
terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 dan dinyatakan
dalam desimal (misalnya: 0,65) atau dalam persentase (65%). Probabilitas 0 menunjukkan
peristiwa yang tidak mungkin terjadi. Probabilitas satu menunjukkan peristiwa yang pasti
terjadi. Maka probabilitas dapat didefinisikan sebagai peluang suatu kejadian.

B. Manfaat Probabilitas

Membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia


tidak ada kepastian dan informasi yang tidak sempurna. Contoh :

- Pembelian harga saham berdasarkan analisis harga saham.


- Peluang produk yang dihasilkan perusahaan (sukses atau tidak )
Dalam Probabilitas ada 3 hal yang penting yaitu percobaan (experiment), hasil (out
come) dan peristiwa (event). Percobaan adalah aktivitas yang menghasilkan suatu
peristiwa. Misalnya: kegiatan melempar uang, akan menghasilkan peristiwa muncul gambar
atau angka. Hasil adalah suatu hasil dari suatu percobaan tersebut, yaitu muncul gambar
atau angka. Sedangkan peristiwa adalah hasil yang terjadi dari suatu kejadian.

II. Pendekatan Terhadap Probabilitas

Untuk menentukan tingkat probabilitas ada 3 pendekatan yaitu : pendekatan klasik,


pendekatan relatif dan pendekatan subjektif.

A. Pendekatan Klasik

Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk


terjadi yang sama (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa dinyatakan sebagai ratio
antara jumlah kemungkinan hasil (peristiwa) dengan total kemungkinan hasil

1 Statistika Bisnis
4 2 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jumlah kemungkinan hasil (peristiwa)

Probabilitas suatu peristiwa = ------------------------------------------------

Jumlah total kemungkinan hasil

Percobaan Kemungkinan Hasil Jumlah Total Probabilitas

Kegiatan melempar 1 muncul gambar 2 0,5


uang
1 muncul angka 0,5

Mahasiswa belajar 1 lulus memuaskan 3 0,33

1 lulus sangat 0,33

memuaskan 0,33

1 lulus terpuji

B. Pendekatan Relatif

Besar probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada berapa
banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau kegiatan yang dilakukan.

Jumlah peristiwa yang terjadi

Probabilitas kejadian relatif = ------------------------------------------

Jumlah total percobaan/kegiatan

Pada kegiatan AFI 3 didapatkan 1000 pemirsa TV yang mengirim SMS untuk memilih
bintang idolanya, sehingga didapatkan probabilitas relatif sebagai berikut :

Bintang idola SMS Probabilitas relatif

Arif 600 0,6

Tyas 400 0,4

jumlah 1000

1 Statistika Bisnis
4 3 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jadi pendekatan relatif mendasarkan besarnya probabilitas pada banyaknya suatu peristiwa
terjadi dari keseluruhan percobaan, kegiatan atau pengamatan yang dilakukan.

C. Pendekatan Subyektif

Pendekatan Subyektif adalah menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan


pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Penilaian Subyektif
diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh atau berdasarkan
keyakinan. Contoh : Menurut masyarakat, penggemar AFI mulai menurun pada tahun
2006.

III. KONSEP DASAR dan HUKUM PROBABILITAS

Probabilitas kejadian dilambangkan dengan P, apabila kejadian jual saham


dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual saham dinyatakan dengan P(A).
Sebaliknya apabila kejadian beli saham adalah B, maka probabilitas beli saham dinyatakan
dengan P(B). Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas akan dibahas hukum
penjumlahan dan hukum perkalian.

A. Hukum Penjumlahan

Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas atau mutually


exclusive yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada
saat bersamaan. Apabila kejadian menulis berita P(A) , maka kejadian menyiarkan berita
P(B) tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.

Jika kejadian A dan B saling lepas hukum penjumlahan menyatakan :

P(A B ) = P(A atau B) = P(A) + P(B)

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n, yaitu :

P(A atau B atau ...... n) = P(A) + P(B) + ........... P(n).

Contoh :

1 Statistika Bisnis
4 4 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kegiatan jual-beli saham di BEJ untuk 3 perusahaan perbankan dengan jumlah total
sebanyak 200 transaksi.

Jenis transaksi Volume transaksi

Jual saham (A) 120

Beli saham (B) 80

Jumlah 200

Dari tabel di atas diketahui bahwa : P(A) = 120/200 = 0,60

P(B) = 80/200 = 0,40

Sehingga probabilitas A atau B :

P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0

B. Peristiwa atau Kejadian Bersama

Contohmya dalam kegiatan jual saham pastilah diketahui saham apa yang dijual
atau beli saham, saham apa yang dibeli. Jadi kegiatannya ada 2 jenis yaitu (a) kegiatan jual
saham dan (b) sahamnya adalah saham BCA. Oleh sebab itu ada kegiatan bersama (joint
event), seperti kejadian jual saham dilambangkan P(A) dan sahamnya BCA adalah P(D)
atau kejadian beli P(B) dan sahamnya BCA P(D).

Probabilitas kejadian bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian jual saham BCA
dan P(BD) untuk kejadian beli saham BCA

Contoh :

Hitung berapa probabilitas jual saham BCA : P(AD) dan probabilitas beli saham BCA :
P(BD) dari Tabel berikut.

1 Statistika Bisnis
4 5 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1. Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Kegiatan Perusahaan Jumlah

BCA (D) BLP (E) BNI (F)

Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan beli
saham dan sahamnya BCA ada 40. Sehingga probabilitas P(AD)
dan P(BD) adalah :

P(AD) = 30/200 = 0,15


P(BD) = 40/200 = 0,20

DIAGRAM VENN

Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa, lebih mudah dilihat dengan diagram
Venn. Pada diagram Venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu kejadian AD. Kejadian
AD tersebut masuk dihitung ke dalam kejadian A dan kejadian D, maka rumus penjumlahan
probabilitas dirumuskan sebagai berikut :

P(A atau D) = P(A) + P(D) P(AD)

P(A D ) = P (A ) + P ( D ) P (A D)

Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA : P( A atau D)

P(A atau D) = P(A) + P(D) P(AD)

= 0,6 + 0,35 0,15

1 Statistika Bisnis
4 6 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
= 0,80

A AD D

C. Peristiwa Kejadian Saling Lepas ( Mutually Exclusive)

Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih peristiwa yang terjadi.
Dapat digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :

A B

Pada diagram Venn terlihat bahwa peristiwa A (jual saham) dan peristiwa B (beli saham )
saling lepas.

P(AB) = 0

Maka P(A atau B) = P(A) + P(B) P (AB)

= P(A) + P(B) - 0

P (A atau B) = P(A) + P(B)

Contoh :

Hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham : P(AB) dan probabilitas
kejadian untuk saham BCA, BLP dan BNI : P(DEF).

Data lihat Tabel 1.

P
(A atau B) = P(A)+ P(B) P(AB)

= 0,6 + 0,4 - 0

=1

1 Statistika Bisnis
4 7 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D. Hukum Perkalian

Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut


jenis kejadiannya. Ada dua jenis kejadian yaitu kejadian

bebas ( independent event ) dan tak bebas ( dependent event )

a). Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling bebas

(independen) dinyatakan sebagai berikut :

P(A B ) = P(A dan B) = P(A) x P(B)


Contoh :

Saudara diminta melemparkan uang logam dua kali ke udara. Berapa probabilitas ke dua
lemparan tersebut menghasilkan gambar ?

Jawab :

Pada lemparan pertama, probabilitas muncul gambar = dan pada lemparan ke dua,
probabilitas muncul angka = .

Maka P(A dan B) = P(A) x P(B)

= x =

b). Probabilitas Bersyarat ( Conditional Probability)

Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan
peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|B) yaitu
probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa B telah terjadi.

P(Adan B) = P(A) x P(B|A)

Tabel 1. Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Kegiatan Perusahaan Jumlah

BCA (D) BLP (E) BNI (F)

Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

1 Statistika Bisnis
4 8 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh : Dengan melihat data pada Tabel 1, berapakah probabilitas terjualnya saham BCA :
P( D|A) dan probabilitas saham BCA terjual : P( A|D) ?

Jawab :

Probabilitas terjualnya saham BCA : P( D|A) : Saham BCA yang terjual 30 dan jumlah
transaksi jual saham 120 maka P(D|A) = 30/120 = 0,25

Probabilitas saham BCA terjual : P( A|D) Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham
BCA yang terjual ada 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43

Dari nilai di atas terlihat bahwa probabilitas P(A|D) dan P(D|A) bisa berbeda, namun bisa
saja sama.

F. Peristiwa Pelengkap ( Complementary Event)

Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B yang saling
melengkapi, sehingga apabila peristiwa A tidak terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi.

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 P(B)

Dinyatakan dengan diagram Venn sebagai berikut :

A B

Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen.

Contoh : kegiatan jual beli saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A) atau
kegiatan beli P(B). Apabila diketahui P(A) = 0,8, maka P(B) = 1 0,8 = 0,2

IV. BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG

1 Statistika Bisnis
4 9 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa prinsip menghitung yang bermanfaat dalam mempelajari probabilitas yaitu
Faktorial, Permutasi dan Kombinasi .

A. Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
mengatur sesuatu dalam suatu kelompok Contohnya adalah berapa cara menyusun urutan
ke tiga bank BCA, BLP dan BNI ? Urutan ke tiga bank tersebut adalah :

BCA BLP BNI BCA BNI BLP BLP BCA BNI


BLP BNI BCA BNI BCA BLP BNI BLP BCA
Jadi ada 6 cara untuk mengurutkan nama bank.

Pola untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah untuk meletakkan urutan pertama
dari 3 bank, saudara mempunyai 3 pilihan yaitu BCA, BLP atau BNI. Apabila urutan pertama
saudara tentukan BCA maka urutan ke dua tinggal 2 pilihan yaitu BLP dan BNI. Apabila
urutan ke dua memilih BLP maka urutan ke tiga hanya ada satu pilihan yaitu BNI.
Dengan demikian banyaknya urutan adalah perkalian dari pilihan tersebut yaitu 3 x 2 x 1
= 6. Dengan demikian mudah untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
memilih presiden dari 5 pilihan yang ada.
Dalam matematika perhitungan tersebut dikenal dengan faktorial yang biasa
dilambangkan dengan (!), yang perlu diketahui bahwa 0! didefinisikan dengan 1,
sedangkan

n! = n x (n 1 ) x ( n 2 )x ( n 3 )x ( n 4 ) x . 1.

Contoh :
Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang memberikan dividen
yang terbesar ?
Penyelesaian :
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120 cara

B. PERMUTASI
Permutasi digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan (
arrangement) jika terdapat satu kelompok obyek. Pada Permutasi ini kita berkepentingan
dengan susunan atau urutan dari obyek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut :

1 Statistika Bisnis
4 10 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
n!
nPr = n! / (n - r)! atau Pr
n
n r !

Keterangan :
P : Jumlah permutasi atau cara obyek disusun
n : Jumlah total obyek yang disusun
r : Jumlah obyek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r dapat
sama dengan n atau lebih kecil
! : tanda dari faktorial

Contoh : 1
Ada berapa susunan yang mungkin dari 3 bank yang ada, apabila tiap susunan
terdiri dari 2 bank.
Penyelesaian:

3 P2 3!/(3 2)! 3!/ 1! (3 x 2 x1) / 1 6

Susunan tersebut adalah :


BCA BLP, BCA BNI, BLP BCA, BLP BNI, BNI BCA, BNI BLP
Contoh : 2
Apabila ada 20 perusahaan yang memberikan dividen tahun 2003 dan disusun
berdasarkan kinerja perusahaan dimana tiap kelompok terdiri 5 perusahaan, ada berapa
cara susunan perusahaan tersebut.
Penyelesaian :

20 P5 20! /( 20 5)! 20 x19 x18 x17 x16 x15! / 15! 1.860.480

C. KOMBINASI
Kombinasi digunakan apabila kita tertarik pada berapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan obyek tanpa memperhatikan urutannya. Misalkan ada 10 bank dan kita hanya
mengambil 3 bank, maka ada berapa kombinasi bank yang dapat diambil tanpa
memperhatikan urutannya atau susunannya .
Catatan : Apabila dalam permutasi dibedakan susunan seperti BCA BNI dengan BNI
BCA, maka dalam kombinasi tidak dibedakan susunannya sehingga susunan BCA BNI
dianggap sama dengan BNI BCA.

Jumlah kombinasi dirumuskan sebagai berikut :

1 Statistika Bisnis
4 11 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
n!
nCr = n! / r!(n - r)! Cr
r! n r !
n

Contoh 3.
Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia . Sementara itu
Bank Indonesia hanya akan memilih 2 bank saja . Ada berapa kombinasi bank yang dapat
dipilih oleh bank Indonesia ?
Penyelesaian :
nCr = n! / r!(n - r)!
= 5!/2!(5-2)! = 5!/2!x3! = 5x4x3!/2x1x3!
= 5x2 = 10

Jadi ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi terpilih adala 1/10

Misalkan nama Bank adalah A, B, C, D, E maka 10 kombinasinya adalah :


AB AC A A BC
D E
B BE C C DE
D D E

Ringkasan :
Konsep dasar perhitungan dalam probabilitas ada 3 yaitu faktorial, permutasi dan
kombinasi.
a. Faktorial (n!) untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
mengatur sesuatu dalam suatu kelompok.
b. Permutasi untuk mengetahui seberapa banyak susunan dari n objek diambil r
objek dengan memperhatikan urutan susunan nya.
nPr = n! / (n - r)!
c. Kombinasi untuk mengetahui susunan yang mungkin terjadi dari n objek
yang diambil r objek tanpa memperhatikan urutan susunannya
nCr = n! / r!(n - r)!

SOAL-SOAL LATIHAN

1. PT Alfa Indah merupakan retail produk makanan. Pada hari Minggu toko ini
menyediakan beberapa jenis buah seperti pada tabel berikut :

1 Statistika Bisnis
4 12 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis buah Kode barang Jumlah

Jeruk A 120

Durian B 50

Pisang C 1.460

Apel D 302

Klengkeng E 68

Jumlah 2.000

Pertanyaan :

a).Berapa probabilitas buah durian dipilih konsumen ?

b).Berapa probabilitas buah kelengkeng dipilih konsumen ?

c).Berapa probabilitas yang dibeli adalah buah kelengkeng atau durian ?

2. Tabel berikut menunjuk kondisi buah di PT Alfa Indah


Kondisi Mangga (M) Pepaya (P) Jumlah

Baik ( A ) 24 8 32

Busuk ( B ) 6 2 8

Jumlah 30 10 40

Pertanyaan :

a). Berapakah probabilita buah mangga dan busuk P(MB), serta

pepaya dan baik P(PA)

b). Berapakah probabilitas buah mangga atau kondisinya baik

P(M atau A).

c). Berapakah probabilitas kondisinya busuk dari buah pepaya P(P|B).

1 Statistika Bisnis
4 13 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Di sebuah outlet di Jalan Dago, Bandung, ada 10 jenis baju yang sangat menarik.
Namun demikian karena keterbatasan dana, maka hanya 2 saja yang dapat dibeli.
Hitunglah, ada berapa kombinasi baju yang dapat dipilih oleh seorang konsumen?
Jawab:
Banyaknya kombinasi yang dapat dipilih dapat diselesaikan dengan konsep
perhitungan kombinasi:
n!
nCr diketahui bahwa n=10 dan r = 2, sehingga
r!( n 1)!

10! 10! 10.9.8!


10 C2 5.9 45
2!(10 2)! 2!.8! 2.1.8!

Jadi ada 45 kombinasi baju yang dapat dipilih oleh konsumen

4. Indonesia pada tahun 2004 akan mengadakan pemilihan presiden secara langsung.
Berdasarkan pada ketentuan, calon presiden harus didukung oleh DPR, dan
berdasarkan pada jumlah partai di DPR yang memenuhi ketentuan minimal anggota
DPR ada 6, sehingga diperkirakan akan ada 12 orang yang berebut menjadi presiden
dan wakil presiden. Berapa banyak susunan atau kombinasi yang berbeda dapat
dihasilkan dari 12 orang tersebut?

5. Seorang petugas karantina di pelabuhan Tg. Priok diminta mengawasi setiap barang
yang masuk pelabuhan. Pada tanggal 12 Mei 2003 ada 15 jenis ikan yang diimpor, dan
petugas karantina ingin memeriksa 5 jenis ikan. Berapa banyak contoh berbeda yang
mungkin diperoleh oleh petugas karantina tersebut?

6. Tembakan dari seorang penembak mempunyai probabilitas sebesar 0,8

untuk mengenai sasaran yang dituju.

P(S) = 0,8 ( S = tembakan mengenai sasaran)

P ( S ) 1 0,8 0,2( S tembakan tidak mengenai sasaran)

Jika tembakan dilakukan 7 kali, berapa probabilitasnya bahwa 4 diantaranya mengenai


sasaran?

Penyelesaian :

1 Statistika Bisnis
4 14 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7!
7 C4 (0,8) 4 (0,2)3 (0,8) 4 (0,2)3 35(0,8) 4 (0,2) 3 = 0,1147
4!(7 4)!

Jadi probabilitas bahwa 4 tembakan mengenai sasaran adalah 0,1147 atau


11,47%

7. Pada awal tahun 2003 diluncurkan saham-saham baru di BEJ; di antaranya adalah saham
Bank Mandiri setelah Bank BCA dan Bank Lippo. Kondisi transaksi jual dan beli di sebuah
reksa dana digambarkan sebagai berikut:

Ke Perusahaan J
giatan umlah
M B L
andiri CA (E) ippo (F)
(D)
Ju 4 2 2 8
al (A) 00 00 00 00
Bel 7 4 1 1
i (B) 00 00 00 200
Ju 1 6 3 2
mlah 100 00 00 000

Dari 2000 transaksi tersebut:


a. Berapa probabilitas terbelinya saham dan saham yang terbelinya adalah saham
Bank Mandiri (P(D|B) dan berapa probabilitas saham Bank Mandiri terbeli oleh
konsumen (P(A|D)?
b. Dengan menggunakan hukum perkalian, berapa probabilitas terbelinya saham
Bank Mandiri?

8. PT Sampoerna akan memasang iklan pada media di televisi, oleh karena itu
diadakan survei kepada sekelompok eksekutif -- televisi apa yang sering dilihat.
Berikut adalah hasil penelitian tersebut:
J Televisi
enis R S T J
E CTI CTV rans TV umlah
ksekutif
M 1 1 5 3
uda 00 50 0 00
S 1 5 5 2
enior 00 0 0 00
J 2 2 1 5
umlah 00 00 00 00

a. Berapa probabilitas terpilihnya eksekutif senior?

1 Statistika Bisnis
4 15 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Berapa probabilitas terpilihnya eksekutif muda yang menonton
RCTI?
a. Berapa probabilitas terpilihnya eksekutif muda dan yang menonton
RCTI ?
Jawab:
a. Probabilitas terpilihnya eksekutif senior
P(ET) = 200/500 = 0,4
b. P(RCTI|EM)
P(RCTI|EM) = P(EMRCTI)/P(EM)
= (100/500)/(300/500) = 0,2/0,6 = 0,33
c. P(EM dan RCTI)
P(EM dan RCTI) = P(EM) x P(RCTI|EM) = 0,6 x 0,33
= 0,2

9. . Satu bola diambil secara acak dari satu kotak yang berisi 6 bola merah, 4 putih dan 5
biru. Saudara cari probabilitasnya bahwa bola yang terambil adalah merah, putih, biru,
bukan merah, merah atau putih.

Jawab :

P (M ) = P(P)= P(B) =

P(M ) = P ( M atau P ) =

10. Pada soal no 14 diteruskan yaitu apabila 3 bola diambil secara beruntun . Berapa
probabilitasnya bahwa pengambilan pertama merah, kedua putih, ketiga biru = P
(MPB) bila :

a). Bola dikembalikan setelah diambil ( with replacement )

b). Bola tidak dikembalikan setelah diambil ( without replacement )

Jawab :

a). P ( MPB ) = P (M) x P (P) x P (B)

6 4 5 4
b). P ( MPB ) = P( M ) P( P/M ) P (B/MP) = x x
15 14 13 91

1 Statistika Bisnis
4 16 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Spiegel, M.R., Susila, I.N dan Ellen G. 1996. Statistika. Ed 2. Seri Buku Schaum.
Erlangga. Jakarta.

Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2003. Statistika. Untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Salemba Empat. Jakarta . Hal 1 20

Supranto. J. 2000. Statistik. Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Ed.6. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal. 1 18.

Dajan.A. 1993. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Ed. 17. LP3ES . Jakarta. Hal.
1 14

1 Statistika Bisnis
4 17 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai