PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif
serta distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan
yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada
abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati
beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan
yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang
tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan batuan
merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka
dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu
wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian
Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-
periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan
waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa
batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku
kata, yaitu kata strati berasal dari kata stratos, yang artinya perlapisan
dan kata grafi yang berasal dari kata graphic/graphos, yang artinya
1
gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat
dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang
lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan
di alam dalam ruang dan waktu.
B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa lebih mengenal proses pembentukan batuan sedimen.
2. Mengetahui lapisan lapisan setiap zaman dipermukan bumi.
3. Memahami serta mengetahu proses dan ukuran butiran material yang
dapat terendapkan dalam aliran deras maupun aliran tenang.
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. BATUAN SEDIMEN
SEDIMENTATION AND SEDIMENTARY ROCKS
INTRODUCTION
1. Menurut Genesa/Pembentukannya
a. Batuan sedimen klastik/mekanik
Batuan sedimen ini adalah batuan yang terbentuk karena proses
mekanik sehingga tidak merubah susunan kimia batuaan awalnya.
Contohnya batuan di hulu pegunungan terangkut oleh air lewat sungai
lalu hanur menjadi butiran lebih kecil dan mengendap di wilayah hilir
dalam bentuk pasir atau kerikil. Contoh batuan sedimen klastik adalah
breksi, konglomerat dan batupasir.
b. Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen ini terbentuk dari adanya reaksi kimia batuan
dengan air. Air melarutkan butiran-butiran batuan sebelumnya seperti
yang terjadi di daerha karst atau kapur: stalaktit, stalagmit dan pilar.
c. Batuan sedimen organik
3
Batuan sedimen ini merupakan akumulasi dari bahan organik
atau mahluk hidup baik itu hewan maupun tumbuhan. Contoh:
batubara dan batukarang.
Sedimen Batupasir
4
Sedimen Konglomerat di sungai
5
Endapan Batu Bara
6
Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau
tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis
tidak rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk
lapisan batuan sedimen. Sisa-sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan
ini dinamakan fossil. Jadi fosill adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman
lampau. Dapat berupa sisa organisme atau tumbuhan, seperti cangkang
kerang, tulang atau gigi maupun jejak ataupun cetakan.
Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi
geografi purba dimana pengendapan terjadi.
Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia
dan biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein
dan Sloss, 1963)
Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat
terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan
biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi,
dan laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan
endapan danau, ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan
glestsyer yang diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan
transisi merupakan endapan yang terdapat di daerah antara darat dan laut
seperti delta,lagoon, dan litorial. Sedangkan yang termasuk endapan laut
adalah endapan-endapan neritik, batial, dan abisal.
Contoh
Lingkungan Pengendapan Pantai
Proses Fisik : ombak dan akifitas gelombang laut
Proses Kimia : pelarutan dan pengendapan
Proses Biologi : Burrowing
Ketiga proses tersebut berasosiasi dan membentuk karakteristik pasir pantai,
sebagai material sedimen yang meliputi geometri, tekstur sedimen, struktur
7
dan mineralogy.
8
Proses pengendapan di air, terbentuknya berupa timbunan di laut dan akan
berakhir di air hangat. Namun pada kenyataan yang sering dijumpai, beberapa
dikarenakan oleh aliran sungai. Ini juga termasuk timbunan di danau dan
delta. Keseluruhan proses pengendapan hingga saat ini dapat diamati dalam
berbagai bentuk walaupun ada beberapa aspek pengendapan yang tidak
sempurna. Kemungkinan ini digunakan untuk mengklasifikasikan cara utama
dimana material mengendap karena perpindahan air.
Proses pengendapan di daratan, sebagai tempat awal, tertransportasikan oleh
arus sungai yang deras. Batuan yang terpisah / tanah yang tererosi akan
dibawa oleh aliran sungai, mulai dari dasar hingga menuju puncaknya. Selama
arus bergerak membelok dan memasuki area, kecepatannya akan menurun dan
semakin banyaknya muatan yang dibawa akan terendap pada kerucut aluvial
atau kipas aluvial. Endapan akan dapat dibedakan disekitar pegunungan dan
sering dijumpai pada derah yang luas dan dalam. Banyak material sedimen
ditemukan di daratan pesisir di Amerika dan kemungkinan terbentuk di daerah
tersebut. Timbunan menunjukkan stratigrafi yang berasal dari formasi
alaminya, dan karena perubahan volume aliran sungai yang deras, lapisan
yang ada di dekatnya akan menjadi sangat berubah. Timbunan kerucut aluvial
selalu menunjukkan perbedaan utama dari endapan kasar [termasuk
bongkahan] di puncak dengan lempung di luarnya. Jika proses erosi terus
berlanjut tanpa adanya pergerakan bumi, material yang ada di kerucut alivisl
akan tererosi sendirinya.
Tingkat akhir dalam proses pertumbuhan sungai juga menjadi faktor proses
pengendapan. Setelah sungai mencapai tingkat dewasa, akan bertambah
volume pengangkatan material sedimennya. Natural leeves akan terbentuk
pada saluran sungai dan pada saat itu juga air meluap, mengisi area lain
disetiap sampingnya dimana proses pengendapannya lambat. Area ini lebih
dikenal sebagai alluvial / plain. Timbunan material di area tersebut juga akan
terstratigrafikan.
9
Didaerah padang pasir, sungai mengalir menuju ke cekungan dalam yang
kering / terisi air yang dangkal. Pengendapannya terjadi di bebrapa daerah
dimana ketika air meluap membawa banyak material. Jika pergerakan bumi
mendukung proses pengendapan, dalamnya timbunan akan menjadi seimbang
dan kejadian ini ternyata sudah berlangsung dari waktu yang cukup lama.
Material akan terstratigrafikan, namun banyak juga yang hilang. Material
tersebut bervariasi, biasanya mencakup lapisan garam dan gypsum. Sungai
mengalir menuju danau dan membawa timbunan kemudian menuju delta dan
laut.
Pengendapan di laut biasanya terbentuk dalam 3 daerah, yaitu :
1. Zona pantai
2. Zona dangkalan
3. Zona laut dalam
Material pada zona pantai memiliki keadaan alami secara sementara, sejak
timbul di garis pantai dan akan berubah secara tetap. Material ini didominasi
oleh materioal kasar [pasir dan kerikil].
Transportasi
Proses transprtasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material yang
diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya
gravitasi. Sungai mengangkut material hasil erosinya dengan berbagai cara,
yaitu
a. Traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai.
b. Rolling, yaitu material akan terangkut dengan cara menggelinding pada
dasar sungai.
c. Saltasi, yaitu material akan terangkut dengan cara meloncat pada dasar
sungai.
d. Suspensi, yaitu proses pengangkutan material secara mengambang dan
bercampur dengan air sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh.
e. Solution, yaitu pengangkutan material larut dalam air dan membentuk
10
larutan kimia.
Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan material karena aliran sungai
tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga
angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih
berat akan terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih
halus dan ringan. Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan
ini adalah bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada kelokan sungai,
karena biasanya pada bagian kelokan ini terjadi pengurangan energi yang
cukup besar. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan
besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi semakin
kecil, material yang diendapkanpun semakin halus.
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan
oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan.
Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama
kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu
tempat dengan tempat lain akan berbeda.
11
pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang
ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus
pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit
terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam
hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk
pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila
terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang
alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh
gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan
juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang
semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
1. Deposisi
Pengendapan Terjadi saat pengangkutan partikel yang membutuhkan energi
dan terjadi pada waktu yang relatif singkat. Endapan tersusun atas butiran
butiran mineral. Dapat juga menghasilkan endapan kimia pada kondisi yang
berbeda.
2.Litifikasi
Terjadi dalam beberapa tahap, All taken together are termed Diagenesis.
a. Kompaksi - Squeezing out of water.
b. Sementasi - Precipitation of chemical cement from trapped water and
12
circulating water.
c. Rekristalisasi-Growth of grains in response to new equilibrium conditions
13
dan struktur sedimen, dan mineralogi.
Fasies menunjukkan unit stratigrafi yang mengacu pada aspek litologi,
struktural, dan karakter organisme yang dapat dikenali di lapangan.
Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika,
kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan
karakteristik sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal
tersebut biasa disebut sebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah
kepada perbedaan unit stratigrafi akibat pengaruh litologi, struktur, dan
karakteristik organik yang terdeteksi di lapangan. Fasies sedimen merupakan
suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu pengendapan pada lingkungan
Interpretasi lingkungan umumnya menghambat karena adanya suatu
kenyataan mengenai kecenderungan fasies yang sama yang dihasilkan pada
setting lingkungan yang berbeda. Hal tersebut sering terjadi sehingga akan
membuat suatu penyajian lingkungan yang khas pada suatu dasar fasies
pengendapan tunggal. Sebagai contohnya, perlapisan silang siur dari batupasir
dapat dibentuk karena transportasi angin dan air. Jika terendap pada air,
mereka akan terbentuk pada suatu pantai, sungai, pada saluran pasang surut,
pada dangkalan samudera, atau pada lingkungan yang lain dimana proses
traksi dapat berlangsung. Interpretasi lingkungan akan dapat kita kuasai jika
kita mampu mempelajari hubungan fasies dengan urutan yang benar
dibandingkan dengan fasies tunggal. Hubungan suatu fasies dapat digagaskan
dalam pembagian grup fasies yang terjadi secara bersama sama yang
selanjutnya akan berkaitan dengan lingkungan. Sebagai contohnya, jika pada
perlapisan silang siur batupasir asosiasi terdekatnya adalah dengan
terkandungnya tanah, batubara, atau serpih lanauan yang mengandung akar,
daun, dan batang, kita bisa membuat interpretasi pengendapannya pada sistem
sungai. Dalam mempelajari hubungan fasies dan urutannya, kita harus benar
benar memperhatikan keadaan alami dari kontak hubungan antara fasies dan
derajat urutan baik acak maupun tidak. Dengan adanya aplikasi dari prinsip
14
stratigrafi, kita dapat menduga hubungan dari dua fasies karena kontak derajat
atau penggambaran batas dari pendekatan lateral. Sementara itu, hubungan
fasies karena kenaikan atau akibat erosi perbatasan yang mungkin dapat
menggambarkan lingkungannya ataupun tidak, pada pendekatan lateral. Pada
kenyataannya, fasies karena kontak erosi umumnya menandakan perubahan
dari kondisi pengendapan dan menjadi permulaan siklus sedimentasi yang
baru. Fasies di dalam hubungan partikular akan tersebar vertikal pada suatu
cara pengacakan yang nyata atau mungkin menunjukkan pola tertentu dari
perubahan vertikal. Dua tipe umum dari perubahan fasies vertikal yaitu
Coarsening Upward Sequence dan Fining Upward Sequence.
Coarsening-upward sequences menunjukkan adanya penambahan kenaikan
ukuran butir dari dasar erosi atau kenaikannya. Hal ini menunjukkan
peningkatan energi arus pengendapan.
fining-upward sequences sendiri merupakan kebalikannya, yaitu ukuran
butir akan semakin halus dari puncak erosinya. Menunjukkan penurunan
energi arus pengendapan
15
pengendapan yang sangat umum. Contohnya, tend batugamping menjadi
deposit karena suhu hangat. shelves laut dangkal.
- asosiasi fasies menyamping dan vertikal, hubungannya dengan pengamatan
outcrop atau penentuan data bagian permukaan, sangat penting untuk
membedakan lingkungan
- struktur sedimen, penting untuk indikator lingkungan karena dibentuk oleh
proses pengendapan, terutama yang terbentuk di lingkungan pengendapan.
b. Kriteria geokimia
Komposisi unsur utama batuan sedimen silisiklastik berfungsi sebagai
komposisi kimia partikel silisiklastik yang membentuk batuan.
c. Kriteria biologi
Digunakan untuk rekonstruksi paleoenvironmental, fosil adalah salah satu
yang sangat berguna.
2. Kriteria berdasarkan kenampakan sedimen
a. Kenampakan ukuran dari log sumur mekanik, meliputi resistivity, sonic
velocity, dan radioaktivity.
b. Kenampakan interpretasi dari pengukuran sumur log meliputi
density/porosity, ukuran butir, litologi, dip perlapisan.
3. Karakteristik dari interpretasi darai reakaman refleksi seismic, antara lain
hubungan kontak utama (uniformity, comformity), strata kontinuitas, dip
strata, identifikasi unit fasies seismik.
16
c. marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal.
g) Fasies Model
Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen yang spesifik. Model fasies
dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan diagram blok
atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagaio ukuran
yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk
observasi masa depan. model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi
yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir
hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan,
menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh
secara acak.
Ada bermacam-macam tipe fasies model, diantaranya adalah :
a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga
dimensi, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework
b) Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan
deposisi oleh waktu .
c) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear
multiple, analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model
berfungsi untuk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan
atau memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah
proses-respon model.
17
3. Pembagian zaman prasejarah berdasarkan geologi
a. ARKAEKUM
Zaman tertua Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada
saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari
penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya kapan muncul kehidupan? Untuk itu
simak uraian berikutnya.
b. PALEOZOIKUM
Zaman ini diperkirakan berusia 340 juta tahun. Keadaan bumi belum
setabil masih berubah-ubah. Zaman ini juga disebut zaman primer karena
mulai ada tanda-tanda kehidupan.
Beberapa kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu tersebut
adalah tiga kepunahan masa utama. Kepunahan adalah total hilangnya seluruh
anggota spesies atau kelompok takson yang lebih tinggi. Kepunahan massa
adalah kepunahan dalam jumlah besar yang di alami spesies atau kolompok
takson lebih tinggi yang tejadi dalam kurun waktu hanya beberapa juta tahun.
Zaman ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
a. Cambrium : Kambrium adalah periode pada skala waktu geologi yang
dimulai pada sekitar 542 1,0 jtl (juta tahun lalu) dan berakhir pada sekitar
488,3 1,7 juta tahun yang lalu. Mulai muncul adanya tanda-tanda kehidupan
di bumi, seperti : kerang dan ubur-ubur. Periode ini merupakan periode
18
pertama era Paleozoikum. Kelimpahan makhluk hidup yang di temukan pada
periode ini kemungkinan berhubungan dengan evolusi skeleton (rangka). Hal
tersebut di tunjukan oleh fosil hewan ditemukan yang mempunyai skleton
pelindung di sebelah luar. Dalam era Paleozoik mulai terjadi penguasaan
daratan oleh makhluk hidup.
b. Silur : Silur adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung
mulai akhir periode Ordovisium, sekitar 443,7 1,5 juta tahun lalu, hingga
awal periode Devon, sekitar 416,0 2,8 juta tahun yang lalu. Mulai ada tanda-
tanda kehidupan hewan bertulang belakang tertua. Seperti : ikan.
c. Devon : Devon adalah periode pada skala waktu geologi yang termasuk
dalam era Paleozoikum dan berlangsung antara 416 2,8 hingga 359,2 2,5
juta tahun yang lalu. Mulai ada tanda-tanda kehidupan binatang jenis amphibi
tertua.
d. Carbon : Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 2,5 juta tahun yang
lalu hingga awal periode Perm sekitar 299,0 0,8 juta tahun yang lalu. Nama
"karbon" diberikan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang
ditemukan di Eropa Barat. Mulai ada tanda-tanda kehidupan binatang
merayap jenis reptil.
e. Perm : Perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang
berlangsung antara 299,0 0,8 hingga 251,0 0,4 juta tahun yang lalu.
Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Mulai ada
tanda-tanda kehidupan hewan darat, ikan air tawar, dan amphibi. Zaman ini
diakhiri dengan kepunahan massal.
c. MESOZOIKUM
19
Zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan Zaman ini
berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan ijenis reptil
mencapai tingkat yang terbesar seperti gambar 5 sehingga pada zaman ini
sering disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman sekunder
ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang
menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya
mengalami kepunahan. Selanjutnya berlangsunglah zaman hidup baru seperti
yang diuraikan pada materi berikut ini.
d. NEOZOIKUM
20
Zaman ini dibedakan atas dua zaman, yaitu:
A. ZAMAN TERSIER
Zaman ini ditandai berkurangnya jenis-jenis binatang besar dan telah
hidup jenis-jenis binatang menyusui, yaitu kera dan monyet. Selanjutnya
mulai berkembang jenis kera manusia.
B. ZAMAN KWARTER
Zaman ini merupakan mesa terpenting dalam kehidupan sebab mulai
muncul kehidupan manusia purba.
Zaman terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Kala Pleistocen (Zaman Dilluvium)
Masa ini berlangsung kira-kira 3.000.000 tahun-10.000 tahun yang lalu.
Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua
zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial.
a. Zaman Glasial
adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan
Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub
terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai
dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat.
b. Zaman Interglasial
adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es
di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi berbagai
banjir besar di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah
oleh laut dan selat.
2. Kala Holocen (Zaman Alluvium)
Dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada awal kala Holosen,
sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut
naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul
21
tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-
pulau di nusantara. Pada masa ini hidup manusia yang disebut Homo Sapiens
(Manusia Cerdas). Pada masa ini juga mulai muncul nenek moyang
kitasekarang ini dan mulailah terjadi perkembangan kebudayaan manusia
yang pesat.
Di dalam bab ini, dibahas proses fisika utama yang terdapat di dalam
lingkungan pengendapan. Sifat alami endapan dihasilkan dari proses-proses
22
ini dan akan diperkenalkan struktur sedimen utama yang terbentuk oleh
interaksi media aliran dan detritus. Banyak fitur-fiitur ini terdapat pada
lingkungan sedimen yang berbeda-beda dan harus dipikirkan di konteks
lingkungan mana fitur-fitur ini terbentuk.
AIR
Transportasi partikel di dalam air sejauh ini merupakan mekanisme
transportasi yang paling signifikan. Air mengalir di permukaan lahan di
dalam channel dan sebagai aliran permukaan (overland flow). Arus-arus di
laut digerakkan oleh angin, tidal dan sirkulasi samudra. Aliran-aliran ini
mungkin cukup kuat untuk membawa material kasar di sepanjang
23
dasarnya dan material yang lebih halus dalam suspensi. Material dapat
terbawa di dalam air sejauh ratusan atau ribuan kilometer sebelum
terendapkan sebagai sedimen. Mekanisme air yang menggerakkan
material ini akan dibahas di bawah.
UDARA
Setelah air, udara adalah media transportasi terpenting adalah angin
berhembus di atas lahan mengangkat debu dan pasir kemudian
membawanya sampai jarak yang jauh. Kapasitas angin untuk
mentransportasikan material dibatasi oleh densitas rendah dari udara.
Seperti yang akan kita lihat di bagian, perbedaan densitas antara media
dan klastik berpengaruh terhadap keefektifan media dalam menggerakkan
sedimen. ES Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga
dapat mempertimbangkan es sebagai media fluida karena selama periode
yang panjang es bergerak melintasi permukaan lahan, meskipun sangat
lambat.
ES
Adalah fluida berviskositas tinggi yang mampu mentransportasikan
sejumlah besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada
daerah di dalam dan di sekitar tudung es kutub dan daerah pegunungan
dengan gletser semipermanen atau permanen. Volume material yang
digerakkan es sangat besar ketika meluasnya es (glaciation).
24
oleh gravitasi di permukaan lahan maupun di bawah air, perilakunya
berbeda bila dibandingkan dengan sedimen yang tersebar di dalam tubuh
air. Campuran yang lebih encer juga mungkin digerakkan oleh gravitasi di
dalam air sebagai arus turbidit. Mekanisme aliran yang digerakkan
gravitasi ini adalah mekanisme penting dalam mentransportasikan material
kasar hingga ke samudra dalam.
25
dicelupkan di dalam tabung menunjukkan bahwa garis aliran
sejajar pada tingkat aliran rendah, tapi pada kecepatan yang lebih
tinggi benang berantakan karena fluida tercampur akibat gerakan
turbulen. Parameter aliran ini disebut angka Reynold (Re). Nilai
(tanpa dimensi atau satuan) yang menunjukkan aliran laminar atau
turbulen. Angka Reynold diperoleh dari hubungan faktor-faktor
sebagai berikut: kecepatan aliran (u), rasio densitas fluida dan
viskositas fluida (v, viskositas kinematik fluida) dan karakter
panjang atau jarak (l, diameter pipa atau kedalaman aliran di
dalam channel terbuka). Persamaan angka Reynold tersebut
didefinisikan sebagai berikut :
Re = ul / v
Aliran fluida di dalam pipa dan channel ditemukan laminar
ketika angka Reynoldnya rendah (kurang dari 500) dan turbulen
pada nilai yang lebih tinggi (lebih besar dari 2000). Dengan
meningkatnya kecepatan, aliran akan menjadi turbulen dan di
dalam fluida terdapat peralihan dari laminar menuju turbulen.
Fluida dengan viskositas kinematik yang rendah, seperti udara,
mengalir turbulen pada kecepatan rendah, jadi semua aliran angin
alamiah yang dapat membawa partikel dalam suspensi adalah
aliran turbulen. Air hanya mengalir laminar pada kecepatan yang
rendah atau kedalaman air yang sangat dangkal, jadi aliran
turbulen sangat umum pada proses transportasi dan pengendapan
sedimen di air (aqueous). Aliran laminasi terjadi pada beberapa
aliran debris, pergerakan es dan aliran lava, dan semua yang
memiliki viskositas kinematik yang lebih besar dari air.
26
Hampir semua aliran di dalam air dan udara yang membawa
volume sedimen dalam jumlah yang signifikan adalah aliran
turbulen. Perilaku partikel di dalam aliran ini akan dibahas
sekarang.
27
pendek di dalam tubuh fluida sebelum kembali ke dasar lagi; ini
dikenal sebagai saltasi (saltation). Terakhir, turbulensi di dalam
aliran dapat menghasilkan gerakan yang cukup untuk menjaga
partikel bergerak terus di dalam fluida; dikenal sebagai suspensi
(suspension).
Ada sejumlah faktor yang mengontrol gerakan partikel di
dalam fluida turbulen. Pertama, karena kecepatan aliran
meningkat, energi kinetik di dalam fluida menjadi lebih besar
sehingga mengangkat partikel dari permukaan dasar dan
menggerakkan secara saltasi. Kedua, turbulensi yang meningkat
juga menyediakan gaya yang cukup kuat untuk menjaga partikel
tetap tersuspensi. Ketiga, partikel dengan massa yang lebih besar
memerlukan energi lebih untuk terangkat dan tersaltasi dan
menjaga partikel agar tetap tersuspensi. Terakhir, partikel dengan
luas permukaan relatif lebih besar dari massanya (contoh, mineral
berbentuk lempengan / platy seperti mika) memiliki kecepatan
pengendapan yang lebih rendah (perlu waktu lebih lama untuk
tenggelam) dan dapat tetap (permanen atau sementara) tersuspensi
dengan lebih mudah.
28
Mekanisme transportasi partikel di dalam aliran
29
berukuran pasir bergerak rolling dan beberapa tersaltasi. Pada tingkat
aliran yang lebih tinggi semua lanau dan beberapa pasir dapat tetap
tersuspensi, dengan butiran (granules) dan kerakal halus (fine pebble)
tersaltasi dan material lebih kasar bergerak rolling.
30
menurun. Ini adalah partikel saltasi. Aliran tidak mampu
mempertahankan butir-butir ini dalam suspensi karena butir ini jatuh
ke bawah lagi, jadi apa yang pertama kali membuat butir-butir ini
bergerak naik? Jawabannya terdapat pada efek Bernoulli, fenomena
yang memperkenankan burung-burung dan pesawat terbang dapat
terbang dan kapal pesiar dapat berlayar dekat dengan angin.
31
kecepatan meningkat gaya yang bekerja pada partikel-partikel ini
bertambah dan pasir lebih halus mungkin tersuspensi, butiran
tersaltasi, dan kerakal bergerak rolling. Hubungan linear sederhana
seperti ini juga bekerja untuk material lebih kasar, tapi ketika ukuran
butir halus terlibat maka akan semakin komplek.
32
terisolasi. Garis kurva bagian atas menunjukkan kecepatan aliran yang
diperlukan untuk mengerakkan partikel dari kondisi diam. Pada
setengah bagian kanan grafik, garis ini sejajar dengan garis yang
pertama tapi untuk ukuran butir tertentu diperlukan kecepatan yang
lebih besar untuk memulai pergerakan daripada untuk menjaga
partikel tetap bergerak. Pada sisi kiri diagram terdapat garis divergen
yang tajam: secara intuisi, partikel lanau yang lebih kecil dan lempung
memerlukan kecepatan yang lebih besar untuk menggerakkannya
daripada pasir. Hal ini dapat dijelaskan melalui sifat mineral lempung
yang akan mendominasi fraksi halus dalam sedimen. Mineral lempung
bersifat kohesif dan sekali terendapkan akan cenderung merekat
bersama, membuatnya lebih sulit untuk naik ke dalam aliran daripada
butir-butir pasir. Catat bahwa ada dua macam untuk material kohesif.
Lumpur tak terkonsolidasi (unconsolidated mud) telah terendapkan
tapi tetap merekat, material plastis. Lumpur terkonsolidasi
(consolidated mud) telah lebih banyak mengeluarkan air darinya dan
bersifat kaku atau keras (rigid).
33
BAB III
KESIMPULAN
34
Daftar Pustaka
http://geofact.blogspot.co.id/2011/01/proses-transportasi-dan-struktur.html
http://pembagianzamanberdasarkangeologi.blogspot.co.id/
http://www.gurugeografi.id/2017/04/klasifikasi-batuan-sedimen-menurut.html
http://geologi.tripod.com/prinsip_stratigrafi.htm
35