TUJUAN
Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami
tentang konsep CHS dan aspek-aspeknya, yang diterapkan pada pekerjaan proyek
konstruksi.
Setelah memepelajari bab ini pembaca diharapkan mampu untuk:
o Menjelaskan perbedaan antara konsep CSH dengan konsep K3
o Menjelaskan kenapa biaya keselamatan (safety cost) harus dikeluarkan oleh
perusahaan kontraktor.
o Menjelaskan bagaimana sebaiknya peran kontraktor dalam CSH.
o Menjelaskan bagaimana pelaksanaan CSH yang baik oleh kontraktor .
9.1. UMUM
Contruction safety and Health (CSH), merupakan penerapan secara spesifik dari
safety engineering dalam industri konstruksi. Konsep ini baru di kembangkan 5
atau 6 dekade yang lalu. Jadi hal ini dapat dikatakan relatif masih baru, apa lagi
jika di lihat di Indonesia.
Di Negara-negara maju seperti di USA telah ada data statistik tentang kecelakaan
konstruksi tiap tahunnya. Baik tentang kerugian jiwa maupun kerugian harta.
Dengan damikian dapat dievaluasi perkembangan peranan Safety Engineering.
Informasi The Business Round Table (BRT) di USA telah mulai memberikan
Construction Industry Excellence (CISE) Award. Pemenang award itu antara lain:
Air Product and Chemicals Inc (1988).
Mon Santo Chemical Company (1989).
Gulf States, Inc (1989).
154
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
KCI Constructor (1992).
Konsep keselamatan dalam CSH adalah bahwa keselamatan bukan hanya semata-
mata keselamatan pekerja saja tetapi juga keselamatan bangunan, atau dengan
perkataan lain CSH meliputi faktor manusia dan faktor ekonomi.
Hario sabrang menyatakan dalam penyelenggaraan K-3 pada sektor industri jasa
konstruksi haruslah bersifat mengurangi probabilitas terjadi nya kecelakaan serta
dampak negatif terhadap kesehatan para pekerja, dan dilakukan secara effektif
serta effisien, tertib dan tidak menimbulkan ketegangan.
Peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan kerja dan kesehatan kerja
dalam sektor konstruksi , khususnya yang ditujukan untuk jasa konstruksi, haruslah
bersifat antisipatif terhadap persoalan yang terjadi di lapangan.
Dalam CSH ada dua aspek penting yang harus di capai, yaitu aspek kemanusiaan
dan aspek ekonomi. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan :
o Aspek kemanusiaan, aspek ini terlihat jelas pada penerapan CSH. Tidak satu
pihakpun yang terlibat dalam proses konstruksi yang menginginkan pekerja
mengalami kecelakaan dalam pekerjaannya, yang menjadi pertaanyaan adalah
apakah keinginan itu sudah didukung oleh suatu sistem keamanan yang baik.
Aspek ini oleh pemerintah dan organisasi pekerja sangat ditonjolkan sehingga
kriteria accident adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
meninggalnya manusia atau cacat permanen. Penghargaan zero accident
banyak diartikan tidak terjadinya korban manusia.
o Aspek ekonomi, biaya kecelakaan konstruksi telah di hitung dalam bermacam
cara. Pada tahun 1980-an telah tercatat dari berbagai sumber bahwa biaya
kecelakaan dalam industri konstruksi mencapai 6,5 % dari total biaya
konstruksi sebesar US $ 300 milyar atau US $ 20 milyar per-tahun. Dari
aspek ekonomi memaksa owner maupun kontraktor untuk melakukan
pendekatan yang pragmatis terhadap keamanan konstruksi. Keuntungan
ekonomi yang didapat biasanya akan membuat lebih mudah untuk
memasyarakatkan CSH.
155
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
9.3. BIAYA KESELAMATAN (Safety Cost)
156
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
Pihak-pihak yang berperan dan berpengaruh dalam CSH adalah Pemerintah,
Organisasi Pekerjaan, Asuransi, Owner, Kontraktor dan lain-lain. Dari banyak
pihak tersebut yang perannya besar adalah kontraktor, karena kontraktor terlibat
secara lengkap pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses kontruksi.
157
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
o Safety , alat kendalinya adalah Rencana Keselamatan ( Safety Plan )
Cost of Safety, dengan pola pemikiran yang saat seperti Cost of Quality, maka
Cost of Safety dapat digambarkan dari tiga unsur yaitu :
o Inspection cost (biaya inspeksi)
o Prevention cost (biaya pencegahan)
o Accident cost (biaya kecelakaan)
Bila system keamanan belum berlaku, biasanya biaya inspection dan
prevention kecil sedang biaya accident besar. Dengan upaya CSH maka sasaran
utamanya adalah menekan sekecil mungkin biaya accident dengan
memperbesar biaya prevention atau inspection sehingga total cost of safety
menurun. Total cost of safety tersebut masih dapat diturunkan dengan pola
investasi pada biaya prevention. Maksudnya biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk prevention seperti peralatan keamanan bangunan dan rambu-rambu
keamanan dibuat yang permanen dan dapat dipakai berkali-kali sehingga
dibebankan sebagai investasi. Dengan demikian biaya prevention menjadi
biaya depresiasi dari investasi yang dilakukan.
Dalam pelaksanaan CSH, kontraktor adalah pihak yang paling bertanggung jawab
sekaligus pihak yang paling menerima resikonya, sekalipun sudah dicover dengan
asuransi. Disamping itu kegiatan CSH yang ada pada kontraktor adalah paling
lengkap dan nyata yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Construction Material
Penyebab
Construction Hard ware
accident Construction Equipment
Construction Design
Soft ware
Construction Metods
158
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
Gambar 9.1. : Unsur-unsur penyebab accident
160
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
Dalam perencanaan ada tiga mandat yang harus dipenuhi yaitu:
perencanaan yang aman, pelaksanaan yang aman dan penggunaan yang
aman. Dalam kegiatan perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi :
Menyiapkan safety manual, termasuk pencegahan kebakaran dan
peledakan.
Membuat construction method yang aman.
Membuat rencana bangunan-bangunan pengaman termasuk rambu-
rambu
Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang
diperlukan
Membuat rencana bangunan toilet untuk perkeja
Membuat rencana pembuangan sampah khususnya sampah dari
bangunan atas
Membuat rencana evakuasi kemungkinan terjadinya accident.
Pelaksanaan, meliputi :
Menyiapkan alat-alat pelindung diri untuk dipakai setiap pekerja
Membuat bangunan-bangunan pengaman termasuk rambu-rambu , alat
pemadam kebakaran dan lain-lain
Membuat bangunan toilet untuk pekerja
Membuat tempat pembuangan sampah yang bergerak ke atas mengikuti
perkembangan pekerjaan
Melakukan koordinasi denganb kegiatan pelakasanaan bangunan
terutama yang erat kaitannya dengan keamanan
Melakukan evakuasi dan pengamanan jika terjadi accident
Pengawasan meliputi :
Kegiatan input
Kegiatan proses
Kegiatan output
161
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
o Perilaku manajemen atas
o Perputaran tim manajemen proyek
o Waktu yang diberikan untuk program CSH oleh perwakilan lapangannya
o Jumlah pertemuan dengan pelaksana.
o Kontraktor spesialis
o Inspeksi lapangan oleh tim CSH
o Kemahiran pekerja dalam pelaksanaan CSH
162
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN
RANGKUMAN
Perbedaan yang mendasar antara program K3 dengan program CSH adalah pada
penekanan kegiatan, yaitu untuk program K3 lebih berorientasi pada keselamatan
pekerja atau faktor manusia, sedangkan program CSH berpijak pada faktor
manusia dan faktor ekonomi . Sehingga program CSH terlihat lebih proporsional
dan lebih realistis.
Dalam hal biaya keselamatan, variabel-variabelnya hampir sama dengan konsep
K3, dimana dalam CSH memakai istilah direct cost of safety dan indirect cost of
safety yang semuanya dibagi dalam inspection cost (biaya inspeksi), prevention
cost (biaya pencegahan) dan accident cost (biaya kecelakaan) .
LATIHAN
163
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL
K3&HUKUM PERBURUHAN