Standar Kompetensi
Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk
sifat koligatif larutan
Indikator
Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolaran, kemolalan dan fraksi mol)
Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit
Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut
Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan
Materi Pembelajaran
Konsentrasi larutan (kemolaran, kemolalan dan fraksi mol)
Pengertian sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit
Pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap larutan
Penurunan tekanan uap larutan
Uraian Materi
Konsentrasi larutan (kemolaran, kemolalan dan fraksi mol)
1. Kemolaran (molaritas)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
3. Pupuk urea digunakan sebagai sumber nitrogen untuk tanaman dan dapat diberikan dalam bentuk cair atau
padat. Jika terdapat 250 ml pupuk urea cair dengan konsentrasi 0,2 M, tentukan kemolalan larutan tersebut
(diketahui Mr urea =60 dan massa jenis larutan urea = 1,1 gr/ml).
4. Seorang siswa membuat larutan glukosa dengan konsentrasi 2,5 m. Berapa persen massa (%) dan kemolaran
larutan glukosa tersebut jika diketahui Mr glukosa =180 dan massa jenis larutan glukosa = 1,25 gr/ml.
5. Sirop yang berkualitas baik tidak perlu diberi zat pengawet karena telah mengandung kadar gula sekitar 60%.
Jika mr gula = 342 dan massa jenis sirop 1,3 gr/ml, temtukan kemolaran larutan sirop tersebut.
6. Suatu larutan naftalena (kapur barus) dalam pelarut benzena memiliki konsentrasi 25,6% massa. Tentukan
kemolaran larutan naftalena dalam pelarut benzene tersebut ( Mr naftalen = 128 dan massa jenis larutan = 1
gr/ml).
7. Berapa kemolalan larutan yang mengandung 0,85 gr NH3 yang dilarutkan ke dalam 125 gr air.
X = n komponen
n semua komponen
8. Jika 160 gr NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam 900 ml air (Mr = 18), tentukan fraksi mol NaOH tersebut.
9. Gliserin banyak digunakan dalam produk kosmetika, seperti pelembab. Jika terdapat 500 gr larutan gliserin
dalam air dengan fraksi mol gliserin 0,15 dan Mr gliserin = 92, tentukan massa gliserin dan massa air !
10. Larutan glukosa merupakan salah satu larutan yang digunakan sebagai cairan infus. Jika terdapat 500 ml larutan
glukosa dengan konsentrasi 0,15 M, tentukan fraksi mol glukosa tersebut (Mr glukosa = 180 dan massa jenis
larutan 1,1 gr/ml)
11. Terdapat larutan KOH 25% (Mr KOH = 56) tentukan fraksi mol KOH tersebut.
12. Terdapat larutan NaOH 5 M. Jika diketahui Mr NaOH = 40 dan massa jenis larutan = 1,2 gr/ml. Tentukan
kemolalan larutan dan fraksi mol NaOH tersebut.
13. Suatu jenis sirop mengandung konsentrasi gula 2 m. Tentukan fraksi mol gula dalam sirop tersebut jika diketahui
Mr gula = 342 dan Mr air = 18
14. Metanol sering digunakan untuk membuat senyawa kimia lain di laboratorium atau industri. Suatu larutan
methanol (Mr = 32) yang dilarutkan dalam etanol (Mr =46) memiliki kadar 8%. Tentukan fraksi mol methanol dan
kemolalannya.
15. Terdapat larutan HCl 15%, hitung kemolalan larutan serta fraksi mol pelarut dan zat terlarut (Mr HCl = 36,5)
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut,dan bukan pada jenis zat
terlarutnya.
Sifat koligatif larutan hanya berlaku apabila larutan bersifat encer dan zat terlarutnya tidak mudah menguap
(non volatile). Keenceran larutan penting agar jarak antar partikel tidak terlalu dekat sehingga partikel dapat
bergerak bebas. Sementara, zat terlarut yang tidak mudah menguap dimaksudkan agar partikel zat terlarut tidak
pergi ke fase gas dan mempengaruhi tekanan uap larutan.
Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Hal ini dikarenakan kemampuan
elektrolit untuk terionisasi membentuk ion-ion didalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya
menjadi lebih besar.
2. Pada suhu 500C, 540 gr air memiliki tekanan uap 97,5 mmHg. Jika kedalam air tersebut ditambahkan 90 gr
glukosa (Mr = 180), pada suhu yang sama tentukan tekanan uap larutan dan penurunan tekanan uap larutan
3. Sejumlah urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 500 ml air sehingga pada suhu 20 0C menghasilkan tekananuap
larutan sebesar 17,32 mmHg. Jika tekanan uap air pada suhu 20 0C adalah 17,54 mmHg. Tentukan
a. Penurunan tekanan uap
b. Massa urea yang dilarutkan
c. Persentase (%) urea dalam larutan tersebut :
4. Terdapat larutan gula 20% (Mr = 342). Jika pada suhu 250C tekanan uap air 23,76 mmHg, tentukan
a. Fraksi mol gula
b. Tekanan uap larutan pada suhu 250C
c. Penurunan tekanan uap larutan gula pada suhu yang sama
5. Diketahui 104 gr senyawa nonelektrolit A dilarutkan dalam 450 gr air dan menghasilkan tekanan uap larutan
221,4 mmHg pada suhu 700C. Jika tekanan uap air pada suhu 700C adalah 233,7 mmHg, tentukan ;
a. Penurunan tekanan uap larutan
b. Fraksi mol zat A
c. Massa molekul relatif A
6. Terdapat 2 liter larutan glukosa 3 M pada suhu 25 0C, jika tekanan uap air padaa suhu tersebut adalah 23,76
mmHg, mr glukosa = 180, mr aur = 18 dan massa jenis larutan = 1,2 gr/ml. Tentukan tekanan uap larutan
glukosa dan penurunan tekanan uapnya.
7. Pada suhu 300C tekanan uap pelarut karbon disulfida sebesar 786 mmHg. Jika pada suhu yang sama 48 gr
serbuk dilarutkan dalam 570 gr pelarut karbon disulfida, tentukan tekanan uap larutan yang terbentuk dan
penurunan tekanan uap larutan (Ar c = 12, S = 32).
8. Suatu zat X sebanyak 75 gr dilarutkan dalam 585 gr pelarut benzene (Mr =78) dan pada suhu 25 0C
mempunyai tekanan larutan 159 cmHg. Jika tekanan uap pelarut benzena pada suhu 25 0C sebesar 212
cmHg. Tentukan massa molekul telatif X.
9. Diketahui larutan urea 5 m. Jika tekanan uap air pada suhu 25 0C sebesar 23,76 mmHg. Mr urea = 60 dan Mr
air = 18, tentukan tekanan uap larutan urea dan penurunan tekanan uap larutan.
10. Pada suhu 300C terdapat larutan glukosa dalam pelarut alcohol dengan kadar 40% dan mempunyai tekanan
uap larutan sebesar 26,8 cmHg. Jika diketahui mr glukosa = 180 dan Mr alcohol = 46, tentukan tekanan uap
pelarut alkohol pada suhu tersebut.
SMAN 3 PAYAKUMBUH
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 3
BAHAN PEMBELAJARAN (2)
KELAS 12
T.P. 2011/2012
Standar Kompetensi
Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif
larutan
Indikator
Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan
Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan
Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan
Materi Pembelajaran
Penurunan titik beku
Kenaikan titik didih
Uraian Materi
Penurunan titik beku (Tf)
Eksperimen 1:
Sediakan alat dan bahan seperti gambar berikut !
1. 2. 3. 4. 5.
Es batu + gula pasir Es batu + garam Es batu + terigu Es batu + CaCl 2 Es batu + pasir
Letakkan lima bongkahan es batu dengan ukuran relative sama kedalam gelas kimia, tambahkan 2 sendok zat terlarut
sesuai gambar. Diamkan selama kurang lebih 30 menit. Amati yang terjadi pada setiap gelas kimia, kemudian jawablah
pertanyaan berikut :
1. Bagaimana kecepatan mencairnya es pada setiap gelas ? jika berbeda-beda, urutkan gelas berdasarkan
kecepatan mencairnya es. Jelaskan kenapa demikan !
2. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, zat terlarut apakah yang paling efektif menurunkan suhu ?
Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Titik beku
air murni pada tekanan 760 mmHg adalah 0 0C. jika ke dalam air murni dilarutkan zat yang tidak menguap sehingga
membentuk larutan ideal, kemudian didinginkan sampai 0 0C, ternyata larutan tersebut belum membeku. Agar larutan
tersebut dapat membeku, suhu larutan harus diturunkan dibawah titik beku air ( 0 0C ). Selisih antara titik beku pelarut
dan titik beku larutan disebut penurunan titik beku larutan ((Tf)
Tf = penurunan titik beku; Kf = konstanta (tetapan) penurunan titik beku molal pelarut ( 0C/m) ;
m = kemolalan ( m )
2. Diketahui massa molekul relative (Mr) glukosa = 180 dan harga Kf air = 1,86 0C/m, tentukan titik beku larutan
glukosa 2 M ( = 1,25 gr/ml)
3. Diketahui 15 gr kloroform (Mr =119) dilarutkan dalam 300 gr benzene. Jika titik beku benzena 5,5 0C dan nilai Kf
benzene = 5,07 0C/m, tentukan titik beku larutan chloroform dalam benzena.
4. Larutan urea (Mr = 60) membeku pada suhu 5,58 0C. Jika diketahui Kf air = 1,86 0C/m dan tekanan uap air
murni pada suhu 260C sebesar 25,21 mmHg, tentukan tekanan uap jenuh larutan urea tersebut pada suhu 26 0C.
5. Kadar glukosa dalam pelarut asam asetat sebesar 45%. Jika diketahui Kf asam asetat = 3,570C/m, titik beku
asam asetat murni 16,60C dan massa molekul relative glukosa = 180, tentukan titik beku larutan glukosa tersebut
6. Diketahui Kf air 1,860C/m, tekanan uap air pada suhu 20 0C = 17,54 mmHg, tekanan uap glukosa (Mr = 180)
sebesar 17,19 mmHg. Tentukan titik beku larutan glukosa tersebut.
7. Ke dalam suatu larutan yang mengandung 125 gr benzene, dilarutkan 8,5 gram zat yang mempunyai massa
molekul relative 246. Hitung titik beku larutan tersebut jika Tf benzena adalah 5,45 0C. (Kf Benzena = 5,100C
kg/mol)
Eksperimen.
Membandingkan titik didih larutan NaCl dan air
Langkah Kerja :
1. Ambil 2 gelas kimia
2. Isi gelas pertama dengan 200 ml air suling
3. Hitung jumlah garam dibutuhkan untuk membuat 200 ml larutan NaCl 1,0 M (Mr NaCl = 58,5)
4. Isi gelas kedua dengan 200 ml larutan NaCl 1,0 M yang telah dibuat, kemudian panaskan kedua larutan
tersebut.
5. Setelah mendidih ukur suhu masing-masing.
Tfb = kenaikan titik didih ; Kb = konstanta (tetapan) kenaikan titik didih molal pelarut ( 0C/m) ;
m = kemolalan ( m )
Nilai titik didih dan Kb beberapa pelarut dapat diperhatikan pada tabel berikut.
2. Jika 36 gr glukosa dilarutkan dalam 2 kg air (Mr glukosa = 180 dan Kb air = 0,52 0C/m), tentukan titik didih larutan
glukosa yang terbentuk.
3. Jika terdapat larutan urea dengan kadar 2,4 % ( diketahui Mr urea = 60 dan Kb air 0,52 0C/m). tentukan titik didih
larutan urea tersebut .
4. Jika 9 gr glukosa dilarutkan dalam 100 gr asam asetat (diketahui Mr glukosa = 180, titik didih asam asetat =
118,3 0C dan Kb asam asetat = 3,07 0C/m), tentukan titik didih larutan glukosa dalam asam asetat tersebut.
5. Diketahui Kb air = 0,52 0C/m, tentukan titik didih larutan gula yang memiliki konsentrasi 0,8 m
6. Sebanyak 2 L larutan etilen glikol dalam pelarut fenol memiliki konsentrasi 8 M. Jika diketahui mr etilen glikol = 46
massa jenis larutan = 1,1 gr/ml, Kb fenol = 3,56 0C dantitk didih fenol 1820C, tentukan titik didih larutan etilen
glikol dalam fenol tersebut
7. Sebanyak 750 ml larutan urea pada suhu 270C mempunyai tekanan uap jenuh larutan sebesar 22,56 mmHg. Jika
diketahui mr urea = 60, Mr air = 18, Kb air 0,52 0C/m dan tekanan uap jenuh air pada suhu tersebut 26,54 mmHg,
tentukan titik didih larutan urea tersebut !
8. Terdapat 1000 gr larutan gula C12H22O11 30%. Pada suhu berapa larutan akan mendidih (Mr gula = 342, Kb air =
0,520C/m ).
Standar Kompetensi
Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif
larutan
Indikator
Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
larutan
Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya
Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit
Materi Pembelajaran
Diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih.
Pengertian dan terapan tekanan osmosis
Menghitung tekanan osmosis elektrolit dan nonelektrolit
Uraian Materi
Diagram PT H2O yang menunjukkan pengaruh zat terlarut pada larutan.
Tekanan (atm)
A1 A B B1
Cair
Padat
Gas
Tekanan Osmosis
Proses osmosis adalah perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat.
Tekanan osmosis ( ) adalah tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan agar pelarut tidak berpindah dari
larutan encer ke larutan pekat.Proses osmosis hanya terjadi pada dua buah larutan yang memiliki perbedaan
tekanan osmotic.
Dua larutan yang memiliki tekanan osmosis sama disebut larutan isotonic
Jika salah satu larutan memiliki tekanan osmotic lebih rendah dibandingkan tekanan osmotic lainnya disebut
hipotonik.
Jika memiliki tekanan osmotic lebih tinggi disebut hipertonik.
Osmosis memegang peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup. Misalnya pada membrane darah
merah. Jika anda meletakkan sel darah merah dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat), air yang terdapat
dalam sel darah merah akan tertarik keluar dari sel sehingga mengerut dan rusak. Peristiwa ini disebut krenasi.
Sebaliknya , jika anda meletakkan sel darah merah dalam suasana larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer),
air dari larutan tersebut akan ditarik masuk ke dalam sel darah merah sehingga mengembang dan pecah.Proses
ini disebut hemolisis. Orang yang mengkomsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam tinggi, jaringan sel
dan antar selnya akan mengandung banyak air. Hal in dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan tubuh yang
disebut edema.
Pemahaman mengenai konsep osmosis ini sangat diperlukan dalam bidang kedokteran. Misalnya, dalam
pemberian nutrisi bagi pasien melalui infuse. Pada infuse larutan nutrisi dimasukkan lansung ke dalam pembuluh
darah. Larutan ini harus memiliki tekanan osmotic yang sama dengan tekanan osmosis darah agar sel darah
Menurut vant Hoff, persamaan matematika tekanan osmotic larutan memiliki kesamaan rumus gas ideal, namun
tekanan gas ideal () diganti dengan tekanan osmosis ( ).
.V=n.R.T
= n/V . R . T
=M.R.T
2. Jika 150 gr urea (Mr =60) dilarutkan dalam air hingga volume 6 L, tentukan tekanan osmotic larutan tersebut
pada suh 343 0K
3. Suatu larutan glukosa memiliki tekanan osmotic 2,5 atm pada suhu 300 K. Berapa konsentrasi larutan tersebut?
4. Diketahui 25 gr senyawa nonelektrolit X dilarutkan dalam air hingga 1750 ml. Jika tekanan osmotic larutan = 5,45
atm pada suhu 250C, tentukan massa molekul relative (Mr) X.
5. Diketahui 15 gr senyawa nonelektrolit A dilarutkan dalam air hingga 300 ml.Jika pada suhu 25 0C larutan tersebut
memiliki tekanan yang sama (isotonic) dengan larutan glukosa 0,25 M, tentukan massa molekul relative (Mr)
senyawa A tersebut.
6. Larutan urea sebanyak 2 L mendidih pada suhu 102,08 0C. Diketahui Kb air = 0,52 0C c/m, Mr urea = 60 dan
massa jenis larutan = 1,15 gr/ml, tentukan tekanan osmotic larutan tersebut pada suhu 25 0C
R = 0,082 L.atm.mol-. K-.
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN (3)
Standar Kompetensi
Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi Dasar
Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya
sama berdasarkan data percobaan
Indikator
Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
Materi Pembelajaran
Membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
Uraian Materi
Vaktor vant Hoff adalah factor yang membandingkan jumlah ion dari larutan elktrolit terhadap jumlah molekul dari larutan
nonelektrolit .
Pengaruh faktor vant Hoff ini dapat dirumuskan sebagai berikut .
Keterangan :
i = { 1 + ( n 1 ) }
n = jumlah kation dan anion
= derajat ionisasi elektrolit
Pada perhitungan penurunan tekanan uap jenuh pada larutan elktrolit, jumlah mol ion dimasukkan ke dalam perhitungan
fraksi mol.
Hubungan jumlah partikel elektrolit encer dan nonelektrolit dengan Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik beku Larutan
No. Senyawa Kemolalan Kenaikan Titik Didih Penurunan Titik Beku
1. CO(NH2)2 0,1 m 0,0520C 0,1860C
0
2. CO(NH2)2 0,1 m 0,052 C 0,1860C
0
3. NaCl 0,1 m 0,104 C 0,3720C
0
4. KNO3 0,1 m 0,104 C 0,3720C
0
5. CaCl2 0,1 m 0,156 C 0,5580C
Data tersebut menunjukkan bahwa senyawa urea,CO(NH 2)2 dan glukosa, CO(NH2)2termasuk kedalam senyawa
nonelektrolit karena pada konsentrasi yang sama mengalami kenaikkan titik didih dan penurunan titik beku paling kecil.
Nilai factor vant Hoff untuk senyawa nonelektrolit, seperti urea dan glukosa tersebut adalah 1 dan digunakan sebagai
pembanding untuk menentukan factor vant Hoff dari senyawa elektrolit.
Perhatikan data nomor 3 dan 4 pada table. Senyawa elektrolit kuat NaCl dan KNO 3 mengalami kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku dua kali lebih besar daripada senyawa nonelektrolit. Hal ini disebabkan senyawa NaCl dan
KNO3 dalam larutan encer terionisasi sempurna menghasilkan 1 buah kation dan 1 buah anion. Oleh sebab itu, larutan
NaCl dan KNO3 masing-masing memiliki nilai factor vant Hoff = 2 (artinya memiliki jumlah partikel dua kali lebih banyak
dibandingkan partikel larutan nonelektrolit)
Data yang berbeda tampak pada larutan CaCl 2 yang kenaikan titik didih dan penurunan titik beku 3 kali lebih
besar dari pada senyawa nonelektrolit. Hal ini disebabkan karena senyawa CaCl 2 dalam larutan encer akan terionisasi
sempurna 1 buah kation dan 2 buah anion, larutan CaCl 2 memiliki nilai vant Hoff = 3 (artinya, memiliki jumlah partikel tiga
kali lebih banyak disbanding partikel nonelektrolit)
Pada reaksi ionisasinya, larutan garam dianggap terionisasi secara sempurna (derajat ionisasi atau =1).
2. Jika 0,4 mol NaCl dilarutkan dalam 360 gr air dan tekanan uap air pada suhu tersebut 26,37 atm, tentukan
a. Tekanan uap larutan
b. Penurunan tekanan uap larutan
3. Jika 1,74 gr K2SO4 dilarutkan dalam 50 gr air dan diketahui Kb air 1,86 0C/m, tentukan titik beku larutan K2SO4
tersebut.
5. Jika 15 gr asam HA dilarutkan dalam 500 ml air dan membeku pada suhu 1,023 0C (diketahui Kf air = 1,860C/m,
dan Mr HA = 60), tentukan derajat ionisasi HA.
6. Larutan 0,2 M BaCl2 mempunyai tekanan osmotic 13 atm pada suhu 25 0C. Tentukan derajat ionisasi larutan
BaCl2.
7. Jika diketahui Kb air = 0,52 0C/m, Mr Na2SO4 = 142 dan massa jenis larutan Na 2SO4 0,04 M = 1,1 gr/ml. Tentukan
titik didih 3 L larutan Na2SO4 0,04 M.
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN (4)
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya
dalam mencegah korosi dan dalam industry
Indikator
Menentukan jenis reaksi redoks atau bukan redoks
Membedakan oksidator dan reduktor.
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron)
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO)
Materi Pembelajaran
Aturan bilangan oksidasi
Jenis reaksi (redoks atau bukan redoks)
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron)
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO)
Uraian Materi
Redoks banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari . ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan.
Contoh reaksi yang menguntungkan : reaksi yang berlansung selama proses respirasi pada tumbuh-tumbuhan.
Contoh reaksi yang merugikan : korosi besi (besi berkarat)
Reaksi Autoredoks (reaksi diproporsinasi) adalah reaksi ketika suatu zat mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
secara serentak.
Oksidasi
Perhatikan bahwa gas klorin (Cl2) mengalami perubahan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +1 dan 1.
Cu+2 mengalami reduksi, menyebabkan Zn teroksidasi sehingga Cu +2 bertindak sebagai pengoksidasi (oksidator)
Zn mengalami oksidasi, menyebabkan Cu+2 tereduksi sehingga Zn bertindak sebagai pereduksi ( reduktor)
Penyetaraan Redoks
Penyetaraan redoks adalah suatu car untuk menentukan koefisien persamaan reaksi agar diperoleh persamaan
reaksi yang setara. Suatu reaksi redoks setar bila memenuhi criteria berikut ini.
a. Unsur yang sama pada ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi jumlahnya sama.
b. Muatan ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi adalah sama.
Penyetaraan redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode setengah reaksi dan metode perubahan
bilangan oksidasi.
Langkah 1.
Tulis reaksi ion
2 Na + (aq) + Cr2O7 2 (aq) + H + (aq) + Cl - Na + (aq) + Cl (aq) + Cr +3 (aq) + 3 Cl (aq) + Cl2 (g) + H2O (l)
Langkah 2.
Tentukan bilangan oksidasi setiap unsur.
2 Na + (aq) + Cr2O7 2 (aq) + H + (aq) + Cl - Na + (aq) + Cl (aq) + Cr +3 (aq) + 3 Cl (aq) + Cl2 (g) + H2O (l)
+1 +6 -2 +1 -1 +1 -1 +3 -1 0 +1 -2
reduksi
oksidasi
Langkah 3.
Perhatikan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, tuliskan masing-masing reaksi oksidasi dan
reduksi serta setarakan unsure yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
2 Cl (aq) Cl2 (g) (reaksi oksidasi)
Langkah 5.
Setarakan unsure hydrogen dengan menambahkan
1. H + untuk reaksi suasana asam
2. OH untuk reaksi suasana basa
Langkah 6.
Samakan muatan ruas kiri dan kanan pada masing-masing reaksi dengan cara menambahkan electron.
Langkah 7.
Samakan jumlah electron pada reaksi oksidasi dan reduksi, lalu jumlahkan kedua reaksi tersebut.
Untuk menyamakan jumlah electron pada kedua reaksitersebut, kalikan reaksi oksidasi 3 dan reaksi reduksi 1
Langkah 8.
Reaksi pada langkah 7, kembalikan ke persamaan semula, setarakan unsure-unsur yang belum sama, sehingga
diperoleh reaksi redoks yang setara.
Contoh ;
KMnO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Untuk menyetarakan reaksi redoks diatas dengan metode perubahan bilangan oksidasi, dilakukan dengan:
Langkah 1.
Tentukan bilangan oksidasi setiap unsure.
KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O (l)
+7 +4 +6 +6 +2 +6
Langkah 2.
Tentukan reaksi oksidasi dan reduksi dengan melihat perubahan bilangan oksidasi
KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O (l)
+7 +4 +6 +6 +2 +6
Oksidasi
Reduksi
Langkah 3.
Tentukan jumlah perubahan bilangan oksidasi untuk masing-masing reaksi oksidasi dan reduksi
Tentukan reaksi oksidasi dan reduksi dengan melihat perubahan bilangan oksidasi
KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O (l)
+7 +4 +6 +2 +6
Oksidasi (2)
Reduksi (5)
Langkah 4.
Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi untuk reaksi oksidasi dan reduksi. Untuk menyamakan jumlah
perubahan bilangan oksidasi pada reaksi oksidasi dan reduksi, kalikan reaksi oksidasi dengan 5 dan reaksi
reduksi dengan 2.
KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O (l)
+7 +4 +6 +6 +2 +6
Oksidasi (2) x 5
Reduksi (5) x 2
2 KMnO4 (aq) + 5 Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + 2 MnSO4 (aq) + 5 Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Langkah 5.
Unsur-unsur yang jumlahnya belum sama disetarakan.
2KMnO4 (aq) + 5Na2SO3 (aq) + 3H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + 2MnSO4 (aq) + 5Na2SO4 (aq) + 3H2O (l)
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya
dalam mencegah korosi dan dalam industry
Indikator
Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui percobaan
Menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya
Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel Volta
Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta
Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar
Menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki dll)
Materi Pembelajaran
Ciri-ciri reaksi redoks spontan dan tidak spontan.
Sel Volta atau sel Galvani
Lambang dan reaksi redoks sel Volta
Potensial sel
Prinsip kerja sel Volta (baterai dan aki)
Uraian Materi
Ciri-ciri reaksi redoks spontan dan tidak spontan.
Eksperimen.
A. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah/volume
1. Tabung reaksi/rak - 4/1
2. Pipet tetes - 3
3. Ampelas - Secukupnya
4. Larutan ZnSO4 1M 5 ml
5. Larutan CuSO4 1M 5 ml
6. Larutan HCl 1M 10 ml
7. Lempeng logam seng 0,5 x 2 cm 2 potong
8. Lempeng logam tembaga 0,5 x 2 cm 2 potong
C. Tabel Pengamatan.
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
Larutan yang diisikan CuSO4 (aq) ZnSO4 (aq) HCl (aq) HCL (aq)
Warna larutan
Logam yang ditambahkan Zn Cu Zn Cu
Perubahan setelah penambahan logam
Ilmu elektrokimia adalah bagian ilmu kimia yang mengkaji hukum energy listrik dengan energy kimia atau
hubungan listrik dengan reaksi kimia.
Proses elektrokimia ini berlansung dalam suatu sel elektrokimia. Sel elektrokimia ada dua jenis, yaitu suatu sel
yang menghasilkan listrik dari reaksi reaksi redoks yang dinamakan sel Volta dan sel yang menghasilkan reaksi
redoks dari listrik yang dinamakan sel elektrolisis.
Sel elektrokimia mempunyai dua buah electrode, yaitu anode dan katode. Anode adalah tempat berlansungnya
reaksi oksidasi dan katode adalah tempat berlansungnya reaksi reduksi.
Dalam sel Volta reaksi redoks berlansung spontan dan membangkitan arus listrik yang mengalir melalui
rangkaian luar.
Padas el elektrolisis, reaksi redoks berlansung tidak spontan,reaksi redoks dapat berlansung karena didorong
oleh suatu arus listrik yang diberikan melalui rangkaian luar.
Sel Volta
b. Alat
1. gelas kimia
2. amperemeter
3. jembatan garam
4. kabel
5. jepit buaya
c. Bahan
1. Logam tembaga (Cu) dan logam seng (Zn)
2. Larutan CuSO4 (aq) 1 M
3. Larutan ZnSO4 (aq) 1 M
d. Langkah Kerja
1. Rakitlah sel volta seperti gambar berikut, kemudian ukurlah potensial yang terjadi dengan voltmeter
2. Catat hasil yang anda peroleh sebagai data pengamatan.
e. Pertanyaan
1. Mengapa dalam percobaan ini logam seng dihubungkan dengan kutub negative dan logam tembaga
dihubungkan dengan voltameter ?
2. Ramalkan yang terjadi jika Anda mengubah posisi kedua jenis logam, yaitu seng pada kutub positif dan
tembaga pada kutub negative. Jelaskan argument Anda
Berdasarkan proses yang berlansung pada sel tersebut, logam seng akan melepas electron dan membentuk ion Zn +2(aq)
Elektron tersebut mengalir melalui kawat penghubung, selanjutnya diterima oleh ion Cu +2 untuk membentuk endapan
logam tembaga (Cu). Akibatnya, larutan CuSO4 semakin berkurang konsentrasinya, sedangkan elektroda Cu (katode)
semakin bertambah massanya. Sementara itu, logam Zn semakin berkurang massanya karena berubah menjadi ion Zn +2
sehingga jumlah ion Zn +2 dalam larutan bertambah.
Penambahan ion Zn +2 ini tidak sebanding dengan jumlah anion SO 4 -2 yang tetap. Karena ion positif dan ion negative
tidak seimbang, anion Cl yang berasal dari jembatan garam akan masuk ke dalam larutan yang mengandung ion Zn +2
(daerah anode). Akibatnya, larutan di daerah anode semakin pekat.
Reaksi redoks yang terjadi pada sel Volta tersebut , yaitu :
Reaksi oksidasi (anode) : Zn (s) Zn +2 (aq) + 2 e
Penulisan reaksi sel tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk lambang sel berikut .
Reaksi oksidasi di ruas kiri (anode) dan reaksi reduksi di ruas kanan (katode), keduanya dipisahkan oleh jembatan garam
(tanda ). Jembatan garam ini berfungsi menyeimbangkan muatan setiap larutan.
Menurut perjanjian, setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen (hidrogen mengalami oksidasi),
potensial reduksi unsure tersebut diberi tanda positif.
Contoh : Cu +2 (aq) + 2 e Cu (s) ; E0 = 0,34 volt.
Adapun unsure yang mengalami reaksi oksidasi dengan hydrogen (hydrogen mengalami reduksi), potensial reduksi
tersebut diberi tanda negative.
Contoh :
Ni +2 (aq) + 2 e Ni (s) ; E0 = - 0,25 volt.
E0 (volt)
E0 (volt) Reaksi Reduksi
Reaksi Reduksi
Li + (aq) + e Li (s) - 0,34 Co +2 (aq) + 2 e Co (s) -0,28
K + (aq) + e K (s) -2,92 Ni +2 (aq) + 2 e Ni (s) -0,25
Ba +2 (aq) + 2 e Ba (s) -2,90 Sn +2 (aq) + 2 e Sn (s) -0,14
Sr +2 (aq) + 2 e Sr (s) -2,89 Pb +2 (aq) + 2 e Pb (s) -0,13
Ca +2 (aq) + 2 e Ca (s) -2,87 2 H + (aq) + e H2 (g) -0,00
Na + (aq) + e Na (s) -2,71 Sb +3 (aq) + 2 e Sb (s) +0,10
Mg +2 (aq) + 2 e Mg (s) -2,37 Sn +4 (aq) + 4 e Sn (s) +0,13
Be +2 (aq) + 2 e Be (s) -1,85 Bi +3 (aq) + 3 e Bi (s) +0,30
Al +3 (aq) + 3 e Al (s) -1,66 Cu +2 (aq) + 2 e cu (s) +0,34
Mn +2 (aq) + 2 e Mn (s) -1,05 Hg +2 (aq) + 2 e Hg (s) +0,62
2 H2O + 2 e 2 OH - -0,83 Fe +3(aq) + 3 e Fe (s) +0,77
Zn +2 (aq) + 2 e Zn (s) -0,76 Ag + (aq) + e Ag (s) +0,80
Cr +3 (aq) + 3 e Cr (s) -0,71 Pt +2 (aq) + 2 e Pt (s) +1,50
Fe +2 (aq) + 2 e Fe (s) -0,44 Au +3 (aq) + 3 e Au (s) +1,50
Cd +2 (aq) + 2 e Cd (s) -0,40 Co +3 (aq) + 3 e Co +2 (s) +1,82
Jadi, perhitungan nilai potensial sel dari sel volta pada eksperimen adalah :
Cu +2 (aq) + 2 e Cu (s) ; E0 = 0,34 volt
Berdasarkan reaksi sel Volta pada eksperimen, Cu bertindak sebagai katode, sedangkan Zn bertindak sebagai anode.
Jika digunakan rumus : Esel = E0 reduksi - E0 oksidasi
= E0 Cu+2 - E0 Zn+2
Cara praktis menentukan potensial sel dan jenis elektroda. Dalam penentuan potensial sel, cara ini terutama
digunakan dalam soal yang tidak diketahui reaksi selnya.
Rumusan ini didasarkan pada potensial sel harus bertanda positif, artinya reaksi sel berlansung spontan.
Jenis elektroda pada sel volta dapat ditentukan dengan cara berikut !
a. Katode = ingat kation (ion positif), berarti tergolong elektroda positif memiliki potensial lebih besar
b. Anode = ingat anion (ion negatif), berarti tergolong elektroda negatif memiliki potensial lebih kecil
E0 Zn+2 / Zn = - 0,76 volt Untuk penyelesaian soal perhatikan tabel potensial reduksi !
2. Diketahui :
Cu +2 (aq) + 2 e Cu; E0 = + 0,34 volt
Bi +3 (aq) + 3 e Bi; E0 = + 0,30 volt
Cd +2 (aq) + 2 e Cd; E0 = - 0, 40 volt
Co +2 (aq) + 2 e Co; E0 = - 0,28 volt
Pb+2 (aq) + 2 e Pb; E0 = - 0,13 volt
Berdasarkan data tersebut,tentukan potensial sel dan jenis elektroda pada persamaan reaksi berikut !
Cu +2 (aq) + Cd (s) Cu (s) + Cd +2 (aq)
Bi +3 (aq) + Pb (s) Bi (s) + Pb +2 (aq)
Cd +2 (aq) + Co (s) Cd (s) + Co +2 (aq)
Co +2 (aq) + Pb (s) Co (s) + Pb +2 (aq)
Cu +2 (aq) + Bi (s) Cu (s) + Bi +3 (aq)
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
Indikator
Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui percobaan
Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif ataupun elektroda
inert
Uraian Materi
Sel Elektrolisis adalah proses penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dalam bentuk larutan atau leburannya.
Li K Ba - Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb- Bi Cu Hg Ag Pt Au
Ion positif dari logam-logam seperti : K, Ba, Ca, Na, Mg, Al dan Mn pada deret Volta tidak akan tereduksi
Hal ini disebabkan potensial reduksinya lebih kecil dari H2O , sehingga yang tereduksi adalah H2O :
Persamaan reaksi : 2H2O + 2 e 2 OH - + H2
Ion logam sebelah kanan Mn pada deret volta akan tereduksi dan mengendap pada katode :
Contoh : Cu +2 + 2 e Cu
Jika larutan elektrolit berupa asam, maka Ion H + dari asam yang akan tereduksi menjadi H2
Persamaan reaksi : 2 H + + e H2
+
2 NaCl + 2H2O 2 Na + + 2 OH - + H2 + Cl2
2 NaCl (aq) + 2H2O (l) 2 Na OH (aq) + H2 (g) + Cl2 (g)
Na2SO4 2 Na + + SO4 - 2
Katode : 4 H2O + 4 e 4 OH - + 2H2
Anode : 2 H2O O2 + 4 H + + 4 e
+
Na2SO4 + 6 H2O 2 Na + + SO4 - 2
+ 2H2 (g) + O2 (g) + 4 OH - + 4 H +
2
Na 2SO4 4 H 2O
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
Indikator
Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis
Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam
Uraian Materi
Michael Faraday adalah ahli kimia dan fisika yang mempelajari aspek kuantitatif dari elektrolisis. Dia menemukan
hubungan antara massa zat yang dihasilkan di elektroda dengan jumlah listrik yang digunakan. Untuk memahami hukum
tersebut, akan digunakan istilah mol elektron dan satu Faraday
Jika kita ingin mengetahui jumlah mol elektron yang dibutuhkan, lalu bagaimana menghitung jumlah listrik yang
diperlukan ? Secara eksperimen telah diperoleh bahwa 1 mol elektron mengandung muatan kistrik sebesar 96 500
coulomb. Untuk menghormati Michael Faraday, 1 mol elektron disebut juga sebagai satu Faraday ( 1 F ).
Jadi :
- untuk menghasilkan 1 mol logam Cu, diperlukan muatan listrik 2 x 96 500 coulomb
- untuk menghasilkan 2 mol logam Cu, diperlukan muatan listrik 4 x 96 500 coulomb
- untuk menghasilkan 3 mol logam Cu, diperlukan muatan listrik 6 x 96 500 coulomb
Muatan listrik (Q) yang dibutuhkan berbanding lurus dengan mol elektron, dan dirumuskan sebagai berikut :
Q =nF n = jumlah mol elektron (mol), F = muatan listrik per 1 mol elektron (coulomb/mol)
Hukum Faraday I
Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektrode selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan muatan
listrik yang digunakan
** Massa zat (W) yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah mol elektron.
** Jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan listrik (Q) dalam elektron
** Q menunjukkan besarnya muatan listrik disuatu titik di kawat, jika arus listrik I ampere melewatinya selama t detik,
secara matematik dapat dirumuskan :
Hukum Faraday II
Massa zat yang dihasilkan pada elektrode (W) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat (e)
Contoh soal :
Tembaga (Cu) mempunyai Ar = 63,5. Berapakah massa ekivalen untuk reaksi berikut : Cu +2 (aq) + 2e Cu (s)
Penyelesaian :
Pada reaksi elektron diterima adalah = 2
Jadi massa ekivalen Cu adalah :
e = Ar
n
e = 63,5 = 31,75
2
Secara sistematis, hubungan antara jumlah listrik yang dialirkan dengan massa zat yang dihasilkan pada elektroda dapat
dilihat pada skema berikut :
Arus listrik i dialirkan diperoleh muatan diperoleh jumlah diperoleh diperoleh massa
dalam waktu detik listrik Q (coulomb) mol elektron mol logam logam dalam gram
Contoh soal :
1. Arus listrik 0,2 ampere dilewatkan selama 50 menit ke dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan CuCl 2.
Hitunglah massa endapan Cu yang terbentuk pada katode (Ar Cu = 63,5)
Penyelesaian
Diketahui : arus (i) = 20 ampere, waktu (t) = 50 menit = 3 000 detik
Ditanya : Berat Cu yang dihasilkan
Jawab : Reaksi pada katode : Cu +2 + 2 e Cu
Massa ekivalen ( e ) Cu = Ar = 63,5 = 31,75
n 2
2. Hitung volume Cl2 yang dihasilkan jika arus sebesar 20 A dialirkan ke lelehan NaCl selama 2 jam ? Diketahui 1 mol gas
pada keadaan STP 22,4 Liter/mol
Penyelesaian :
- Diketahui : i = 20 ampere, t = 2 jam = 7 200 detik
- Ditanya : Volume Cl2 yang dihasilkan
Jawab : WCl = e. i . t
96 500
Mol H2 = 0, 1 mol
Jika jumlah listrik yang sama dialikan ke dalam dua atau lebih sel elektrolisis yang berbeda, maka perbandingan massa
zat yang dibebeaskan sama dengan perbandingan massa ekivalen zat.
Secara umum, jika terdapat dua macam zat A dan B, maka :
WA eA
WB eB
Contoh soal
Arus listrik dialirkan ke dalam larutan NiSO4 dan AgNO3 yang disusun seri dan dihasilkan 11,8 gram endapan Ni dikatoda
Jika diketahui Ar Ni = 59, Ag = 108. Tentukan massa logam Ag yang diendapkan pada larutan AgNO 3.
Penyelesaian
Pada larutan 1 : larutan NiSO4 , persamaan reaksi di katoda Ni +2 + 2 e Ni
e Ni = 59/2 = 29,5
Pada larutan 2 : larutan AgNO3, persamaan reaksi di anoda Ag + + e Ag
E Ag = 108/1 = 108
11,8 29,5
WAg 108
A. Penyepuhan (elektroplating)
Penyepuhan adalah pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk memperindah penampilan dan
mencegah korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katode, dan logam penyepuh sebagai anoda.Larutan elektrolit
yang digunakan adalah larutan elektrolit dari logam penyepuh. Ketebalan lapisan logam sekitar 0,03 0,05 mm.
Contoh penyepuhan Ag pada garpu, Sel terdiri dari anode Ag dan katode garpu (Fe). Larutan elektrolit yang digunakan
adalah perak sianida AgCN. Reaksi elektrolisis yang terjadi :
Katode (Fe) : Ag + (aq) + e Ag (s)
Ion Ag + (aq) dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap sebagai Ag pada garpu. Di anode, elektroda Ag
teroksidasi untuk terus memasok ion Ag + dalam larutan.
B. Produksi Zat
Logam yang mempunyai kereaktifan tinggi tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam, tetapi dalam bentuk
senyawanya yang bersifat sangat stabil. Salah satu metode yang digunakan untuk ekstraksi logam raktif dari
senyawanya adalah proses elektrolisis
1. Aluminium
Pengambilan aluminium (Al) dari oksidanya, Al 2O3 dalam bijih bauksit, merupakan contoh aplikasi elektrolisis pada
industri aluminium dewasa ini. Proses elektrolisis yang digunakan adalah proses Hall-Heroult.
Charles Martin Hall adalah ahli kimia dari Amerika yang menemukan metode ekstraksi Al dengan biaya murah.
Matin Hall menggunakan pelarut lelehan kriolit untuk ekstraksi Al dari oksidanya. Secara terpisah, ahli kimia Prancis
Paul L.T Heroult menemukan metode ini. Karenanya, proses ekstraksi Aluminium dikenal sebagai proses Hall-
Heroult.
Sel terdiri dari anode dan katoda karbon. Al2O3 dilarutakn ke dalam lelehan kriolit Na3AlF6 dimana Al2O3 terdisosiasi
menjadi Al + 3 dan O 2
Reaksi elektrolisis yang terjadi :
Katode : Al + 3 ( l ) + 3 e Al ( l )
Di katode, Al + 3 tereduksi menjadi logam Al cair , selanjutnya, lelehan Al membentuk lapisan di dasar sel dan diambil
secara berkala.
C. Pemurnian Logam
Tembaga.
Salah satu kegunaan tembaga (Cu) adalah sebagai kawat listrik. Meskipun bijih tembaga mengandung 99%
Cu,namun kandungan zat pengotor yang hanya 1% mampu menurunkan konduktivitas listrik secara berarti. Zat
pengotor ini antara lain Ag, Au, Pt, Fe, dan Zn. Oleh karena itu, Cu harus dimurnikan lebih lanjut sebelum dapat
digunakan sebagai kawat listrik. Pemurnian Cu dalam sel elektrolisis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sel terdiri dari anoda Cu kotor dan katode yang dilapisi Cu murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah CuSO 4.
Pada katode, ion Cu +2 dalam larutan akan tereduksi dan mengendap. Sementara pada anode Cu akan teroksidasi
menjadi Cu +2 . Zat pengotor pada anode, yaitu Fe dan Zn juga teroksidasi dan larut. Namun, tidak seperti Cu +2
yang mengendap pada katode, ion-ion Zn dan Fe tetap berada dalam larutan. Ini disebabkan Zn dan Fe lebih sukar
tereduksi dibandingkan Cu. Sementara zat pengotor lainnya, yaitu Ag, Au, dan Pt hanya lepas dari anode dan
D. Korosi.
1. Pengertian korosi
Korosi adalah perusakan logam akibat reaksi logam tesebut dengan lingkungan. Karat pada besi, pudarnya
warna perak, dan warna hijau pada permukaan tembaga adalah beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Korosi terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas elektron ke oksigen di udara dan
membentuk oksida logam. Beberapa logam seperti emas dan platina tidak mudah terkorosi. Mudah tidaknya
suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta ataupun nilai potensial standarnya. (E 0).
Korosi logam merupakan suatu redoks spontan yang bersifat cukup kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami.
Namun demikian, fenomena korosi logam ini dapat didekati menggunakan pemahaman kimiawi sel elektrokimia.
Secara umum, korosi logam melibatkan reaksi oksidasi logam dan suatu reaksi reduksi.
- Reaksi oksidasi : M M n + + n e
- Reaki reduksi yang mungkin terjadi adalah :
o Reduksi O2 menjadi ion OH (kondisi netral atau basa)
O2 ( aq) + H2O ( l ) + 2 e 2 OH (aq)
o Reduksi O2 menjadi H2O (kondisi asam)
O2 (aq) + 4 H + (aq) + 4 e 2 H2O ( l )
o Evolusi / pembentukan H2
2 H + (aq) + 2 e H2 ( g )
o Reduksi ion logam
M +3 (aq) + e M +2 (aq)
o Deposisi logam
M + (aq) + e M (aq)
Untuk memahami korosi logam sebagai proses elektrokimia, kita ambil contoh korosi besi
membentuk karat Fe2O3 x H2O.
Fe(OH)2
Fe(OH)2 tidak stabil dan membentuk Fe2O3. x H2O. Inilah disebut karat
O 2 , H2 O
Fe(OH)2 ( s ) Fe2O3. x H2O ( s )
air (H2O)
Perbedaan rapat muatan di anode dan katode memungkinkan elektron mengalir dari anode ke katode
Pencegahan Korosi
Kerusakan dan upaya untuk menangani korosi pada mobil, jembatan, kapal, kilang pengolahan minyak telah mamakan
biaya yang sangat tingg. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan antara lain :
a. Menggunakan materi yang lebih tahan korosi
b. Mengubah kondisi lingkungan
c. Memberikan perlindungan terhadap materi yang sudah ada.
- Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah konsep lansung dengan H2O dan O2
Contoh : penggunaan lapisan cat, pemberian oli dan gemuk, lapisan plastik, dan pelapisan logam lain, seperti
Cr, Zn dan Sn.
- Menggunakan perlindungan katoda
Prinsip dari perlindungan katode terhadap korosi logam adalah, bahwa didalam sel elektrokimia logam yang
mengalami korosi merupakan anoda. Jika M adalah logam, maka :
Anode : M M n+ + n e
Dari persamaan reaksi, terlihat bahwa reaksi oksidasi logam dapat ditekan dengan cara menyuplai elektron (e)
dari luar. Elektron ini dapat disuplai dengan cara menempatkan materi lain sebagai anode, atau menyuplai arus
listrik dari luar. Dengan demikian, logam yang dilindungi menjadi katode, oleh sebab itu dinamakan
perlindungan katoda.
1. Menggunakan logam lain yang lebih reaktif
Penggunaan logam lain yang lebih reaktif akan menempatkan logam tersebut sebagai penyuplai
elektron atau bertindak sebagai anode dalam sel elektrokimia korosi dan sekaligus menjadikan logam
yang akan dilindungi sebagai katode. Contoh penggunaan logam Mg (E 0 = - 2,37 V) untuk
perlindungan logam Fe (E0 = - 0,44 V). Mg akan bertindak sebagai anode yang teroksidasi, sedangkan
Fe akan menjadi katode dimana reaksi reduksi yang berlansung.
Anode : Mg Mg +2 + 2 e
Katode (Fe) : O2 (aq) + H2O (l) 2 OH (aq) (kondisi netral)
Jadi logam Mg dikorbankan untuk melindungi logam Fe sehingga anode dalam metode ini disebut
juga anoda korban
2. Menyuplai listrik dari luar
Suatu sumber listrik dihubungkan ke tangki bawah tanah yang akan dilindungi dan ke anode inert,
seperti grafit. Elektron akan mengalir dari sumber lstrik ke anoda inert. Reaksi oksidasi yang terjadi
2. Benda yang akan dilapisi (disepuh) dijadikan _____________ dan logam penyepuh sebagai ________________
3. Jika kita akan melapisi sendok dari besi dengan tembaga, maka sendok diletakkan di _______________, dan larutan
4. Untuk mendapatkan aluminium dari oksidanya dalam bijih bauksit, dilakukan dngan proses elektrolisis yang dikenal
dengan proses __________________________ dan untuk memperoleh logam natrium digunakan proses elektrolisis
_________________________
5. Pada proses pemurnian tembaga, Cu yang mengandung zat pengotor diletakan di ___________, dan katode dilapisi
_______________
7. Korosi logam melibatkan reaksi oksidasi logam dan reaksi reduksi, pola reaksi oksidasi logam : __________________,
Reaksi reduksi yang mungkin terjadi ______________________________, rumus karat besi __________________
pada akhir reaksi terbentuk senyawa ___________________ yang tidak stabil, karena adanya O 2 dan H2O akan
terbentuk karat.
b. ___________________________________________________________________________________________
c. ___________________________________________________________________________________________
d. ___________________________________________________________________________________________
b. _____________________________________________________
c. ______________________________________________________
11. Pada perlindungan katoda, logam yang akan dilindungi diletakkan di ________________, dan logam yang melindungi
diletakkan di __________________
12. Korosi dapat dilindungi dengan menggunakan lapisan pelindung, seperti __________, ___________, dan
_______________.
III. 1. Hitung massa tembaga diendapkan jika arus listrik 10 ampere dialirkan pada larutan ZnSO 4 selama 10 dt ?
2. Hitung masa natrium dan volume Cl2 yang dihasilkan dikatoda dan dianoda bila arus sebesar 10 ampere dialirkan
kedalam lelehan NaBr pada keadaan STP. (Ar Na = 23) selama 10 detik.
3. Hitung arus listrik yang dibutuhkan untuk membebaskan 20 gram klorin dari larutan KCl dalam waktu 1 jam
4. Arus listrik sebesar 15 ampere dialirkan ke dalam larutan CuSO 4 selama 193 detik. Hitung volume gas O2 yang
dihasilkan pada keadaan STP
5. Ke dalam 100 mL larutan Cu(NO3)2 0,1 M dialirkan arus listrik 20 ampere selama 965 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
6. Ke dalam 200 mL larutan CaCl2 0,1 M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 96,5 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
( Ar Zn = 65,Cl = 35,5 Cu = 64)
III. 1. Hitung massa perak diendapkan jika arus listrik 10 ampere dialirkan pada larutan Ag 2SO4 selama 20 dt ?
2. Hitung masa natrium dan volume Br 2 yang dihasilkan dikatoda dan dianoda bila arus sebesar 10 ampere dialirkan
kedalam lelehan NaBr pada keadaan STP. (Ar Na = 23, Br = 80) selama 96,5 detik.
3. Hitung arus listrik yang dibutuhkan untuk membebaskan 3,55 gram klorin dari larutan KCl dalam waktu 1 jam
4. Arus listrik sebesar 15 ampere dialirkan ke dalam larutan ZnSO 4 selama 193 detik. Hitung volume gas O2 yang
dihasilkan pada keadaan STP (Ar Zn = 64, O = 16)
5. Ke dalam 500 mL larutan Cu(NO3)2 0,1 M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 965 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
III. 1. Hitung massa perak diendapkan jika arus listrik 10 ampere dialirkan pada larutan Ag 2SO4 selama 20 dt ?
2. Hitung masa natrium dan volume Br 2 yang dihasilkan dikatoda dan dianoda bila arus sebesar 10 ampere dialirkan
kedalam lelehan NaBr pada keadaan STP. (Ar Na = 23, Br = 80) selama 96,5 detik.
3. Hitung arus listrik yang dibutuhkan untuk membebaskan 3,55 gram klorin dari larutan KCl dalam waktu 1 jam
4. Arus listrik sebesar 15 ampere dialirkan ke dalam larutan ZnSO 4 selama 193 detik. Hitung volume gas O2 yang
dihasilkan pada keadaan STP (Ar Zn = 64, O = 16)
5. Ke dalam 500 mL larutan Cu(NO3)2 0,1 M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 965 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN
KELAS 12 /SMT 1
T.P. 2011/2012
Standar Kompetensi
Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam dan produk yang mengandung unsur tersebut
Indikator
Menjelaskan kelimpahan unsur utama dan transisi di alam
Mengidentifikasi unsur utama dan transisi di alam
Menjelaskan sifat fisik unsur gas mulia
Menjelaskan sifat kimia unsur gas mulia
Menjelaskan sifat fisik unsur golongan halogen
Menjelaskan sifat kelarutan unsur halogen
Menjelaskan daya pengoksidasi halogen
Menjelaskan reaksi pendesakan halogen
Menjelaskan urutan kekuatan asam halida
Menjelaskan urutan kekuatan asam oksihalida
Menjelaskan reaksi kimia unsur halogen
Uraian Materi
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tidak mungkin melepaskan diri unsur-unsur kimia.. Sepanjang hari Anda
menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Ketika bangun tidur Anda menggosok gigi, didalam pasta gigi
terdapat senyawa dari unsur natrium dan fluorin. Semua benda yang Anda gunakan di bumi ini dan tubuh anda
mengandung unsur kimia. Sedemikian banyak unsur melimpah di alam yang disediakan oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih. Sejauh mana Anda mengenal unsur-unsur tersbut ?. Bagaimana cara memanfaatkannya ?. Bagaimana cara
meminimalkan dampak negatifnya ?
Unsur yang merupakan komponen dasar penyusun materi, ditemukan di alam dalam bentuk unsur, senyawa ataupun
campurannya baik di kerak bumi, air dan atmosfir Untuk dapat mengambil/mengekstraksi dan mengolahnya menjadi
produk yang bermanfaat, diperlukan pemahaman sifat-sifat unsur
b. Kelimpahan besi
Besi merupakan unsur logam kedua yang melimpah setelah aluminium. Merupakan unsur keempat terbanyak
terdapat dikulit bumi. Bijih utama unsur logam besi terdapat dalam mineral hematit (Fe 2O3), magnetik (Fe3O4),
limonit ( FeO(OH) ) dan siderit (FeCO 3). Dalam pembuatan logam besi, digunakan bahan-bahan tambahan yang
disebut fluks. Fluks adalah snyawa-senyawa yang digunakan untuk mengikat pengotor-pengotor pada bijih besi
sehingga memudahkan pemisahannya, contoh : kalsium karbonat (CaCO 3). Di Indonesia, bijih besi banyak
terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, Cilacap,dan
Ujung Kulon.
c. Kelimpahan tembaga
Tembaga di alam terdapat dalam bentuk mineral Kalkopirit (CuFeS 2) dan malakit (Cu(OH)2CO3). Mineral ini
ditemukan di Papua dan kalimantan Barat. Lokasi penambangan di Grasberg (Papua) tidak hanya mengandung
tembaga, tetapi juga emas dan perak.
e. Kelimpahan Tembaga
Tembaga ditemukan dalam bentuk unsur maupun sebagai senyawa sulfida dalam mineral Kalkopirit (CuFeS 2),
Kovelin (CuS), kuprit (Cu2O). Mineral ini terdapat di Papua.
f. Kelimpahan Belerang
Dalam keadaan bebas umumnya belerang terdapat di daerah gunung berapi. Belerang ditemukan dalam bentuk
mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips (CaSO4.2H2O) dan seng sulfida (ZnS). Selain itu juga terkandung
dalam gas alam, seperti H2S dan SO2.
g. Kelimpahan Karbon
Karbon di alam dalam bentuk unsur karbon, senyawa organik dan senyawa anorganik. Unsur karbon di alam
terdapat dalam tiga bentuk yaitu : amorf, grafit dan intan. Unsur karbon dalam bentuk amorf secara alami
dihasilkan dari perubahan serbuk gergaji, gambut, kayu, batok kelapa dan biji-bijian. Bentuk grafir terdapat dalam
bentuk padatan yang memiliki ukuran kristal dan tingkat kemurnian yang berbeda-beda. Grafit dapat dibuat dari
kokas (bentuk karbon amorf). Bentuk usur karbon intan secara alami diperoleh dari karbon yang dikenai tekanan
dan suhu tinggi dalam perut bumi.
h. Kelimpahan nitrogen
Unsur nitrogen merupakan gas terbesar dalam udara yaitu mencapai 78%. Nitrogen merupakan gas yang tidak
reaktif (inert), karena ikatan kovalennya yang kuat, serta memiliki titik didih 196 0C dan titik beku 210 0C.
Nitrogen merupakan unsurmakro yang diperlukan oleh makhluk hidup. Sumber nitrogen bagi makhluk hidup
bukan berasal dari udara, melainkan dari senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat dalam makanan.Senyawa
nitrogen ini dihasilkan pada siklus nitrogen :
- Dengan adanya kilat (petir) gas nitrogen dan oksigen dapat bereaksi dan membentuk oksida nitrogen.
Kemudian oksida nitrogen ini akan larut dan erbawa oleh air hujan sehingga membentuk senyawa nitrat
yang kemudian diserap oleh tumbuhan
- Gas nitrogen diikat (difiksasi) oleh suatu bakteri yang hidup bebas atau bersimbiosis dengan akar tanaman
kacang-kacangan.
Senyawa nitrogen yang terdapat secara alamiah di alam adalah natrium nitrat (NaNO 3) yang dikenal juga sebagai
salpeter chili. Senyawa ini merupakan sumber utama nitrogen terikat yang masih ditambang di dataran tinggi
Chili.
i. Kelimpahan oksigen
Oksigen banyak tedapat di alam, kandungannya di udara sekitar 21%. Di atmosfir, oksigen terdapat dalam
bentuk molekul diatomik (O2). Oksigen yang terletak di lapisan atmosfor terdapat dalam bentuk monoatomik (O)
dan triatomik (O3)
- Gas oksigen bersifat tidakberwarna, tidak berbau, tidk berasa, serta memiliki titik didih 183 0C dan titik
beku -218,40C. Dengan pengaruh tekanan yang besar (135 atm), oksigen dapat disimpan di dalam tabung
yang terbuat dari baja. Gas oksigen bersifat nonpolar , tetapi larut dalam air. Gas oksigen terlarut ini sangat
penting bagi kehidupan organisme yang hidup dalam air.
- Gas ozon merupakan alotropi oksigen. Ozon terbentuk dari gas oksigen yang melewati aliran listrik atau
terkena kilat di udara. Gas ozon membentuk lapisan di atmosfir bumi yang berguna untuk melindungi
makhluk hidup di bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.
c. Identifikasi Besi.
d. Identifikasi Kromium
Logam kromium berwarna putih, tidak begitu liat, namun dapat ditempa. Kromium larut asam klorida encer dan
membentuk ion Cr + 2, ion Cr + 2 ini mudah teroksidasi menjadi ion Cr + 3, ion Cr + 3 dapat diidentifikasi menggunakan
larutan amonia. Jika ke dalam suatu larutan yang mengandung ion Cr + 3 ditambahkan larutan amonia, akan terbentuk
endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu. Kromium juga berada dalam ion CrO 4 -2, keberadaan ion ini diketahui
dengan cara menambahkan asam aseta encer kedalam larutan uji, kocok larutan tersebut, kemudian tambahkan
larutan timbal asetat. Jika larutan uji mengandung ion CrO 4 -2, penambahan pereaksi ini akan menghasilkan endapan
kuning.
e. Identifikasi Tembaga
Tembaga merupakan logam berwarna kunig kecoklatan, lunak, liat dan dapat ditempa. Tembaga dapat larut dalam
asam nitrat 8 M. Ion Cu +2 dapat didentifikasi menggunakan benda terbuat dari besi, misalnya : paku. Rendam paku
dalam larutan yang mengandung ion Cu +2, seperti CuSO4. Diamkan beberapa lama sampai terbentuk lapisan
berwarna kuning kecoklatan pada permukaan paku.
f. Identifikasi belerang.
Di alam belerang ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawa. Dalam bentuk unsur, belerang berwujud padatan
kuning dengan bau khas yang menyengat. Jika belerang dibakar menghasilkan nyala berwaran biru karen terbentuk
belerang dioksida (SO2). Identifikasi belerang dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan cara melarutkan padatan
atau cairan yang diuji kedalam piridin. Selanjutnya dipanaskan dan ditambahkan larutan soda kue (NaHCO 3).
Panaskaan kembali hingga mendidih. Jika bahan yang diuji mengandung unsur belerang, akan terbentuk larutan
berwarna biru atau hijau. Dalam senyawanya, belerang terdapat dalam bentuk ion sulfida. Ion ini dapat diidentifikasi
menggunakan asam klorida atau asam sulfat encer. Jika larutan uji mengandung ion sulfida, penambahna asam ini
akan menghasilkan gas H2S yang berbau khas. Ion sulfida dapat diidentifikasi dengan mereaksikan larutan uji dengan
larutan Kadmium asetat (Cd-asetat) atau timbal asetat (Pb-asetat). Hasil positif berturut=turut berupa endapan kuning
dan hitam.
2. Bijih utama unsur logam besi terdapat dalm mineral ________(______), _________(______), _________(________)
dan _________(________).
kegunaan _______________________________________
7. Unsur karbon di alam terdapat dalam tiga bentuk __________, _________ dan ____________
8. Sumber nitrogen bagi makhluk hidup dihasilkan pada proses siklus nitrogen : _________________________
___________________________________________________________________________________________________
III. 1. Hitung massa perak diendapkan jika arus listrik 20 ampere dialirkan pada larutan ZnSO 4 selama 5 dt ?
2. Hitung masa natrium dan volume Cl2 yang dihasilkan dikatoda dan dianoda bila arus sebesar 20 ampere dialirkan
kedalam lelehan NaCl pada keadaan STP. (Ar Na = 23) selama 15 detik.
3. Hitung arus listrik yang dibutuhkan untuk membebaskan 25 gram Bromin dari larutan KBr dalam waktu 1 jam
4. Arus listrik sebesar 15 ampere dialirkan ke dalam larutan Ag 2SO4 selama 193 detik. Hitung volume gas O 2 yang
dihasilkan pada keadaan STP
5. Ke dalam 100 mL larutan Zn(NO3)2 0,1 M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 965 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
6. Ke dalam 100 mL larutan MgCl2 0,1 M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 96,5 detik. Tentukan pH larutan
setelah proses elektrolisis tersebut !
( Ar Zn = 65,Cl = 35,5 Cu = 64)
III. 1. Hitung massa perak diendapkan jika arus listrik 20 ampere dialirkan pada larutan ZnSO 4 selama 5 dt ?
2. Hitung masa natrium dan volume Cl2 yang dihasilkan dikatoda dan dianoda bila arus sebesar 20 ampere dialirkan
kedalam lelehan NaCl pada keadaan STP. (Ar Na = 23) selama 15 detik.
3. Hitung arus listrik yang dibutuhkan untuk membebaskan 25 gram Bromin dari larutan KBr dalam waktu 1 jam
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN
KELAS 12 /SMT 1
T.P. 2011/2012
Standar Kompetensi
Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh,
kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya).
Indikator
Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat
1. Menerangkan sifat fisik dan kimia unsur gas mulia
2. Menerangkan sifat fisik fisik dan kimia unsur halogen
3. Menerangkan reaksi pendesakan halogen
4. Menjelaskan reaksi pendesakan halogen
5. Menjelaskan kekuatan asam halida
6. Menjelaskan kekuatan asam oksihalogen
Uraian Materi.
Beberapa golongan unsur memiliki nama khusus, seperti golongan VIII A (gas mulia), VII A (halogen, I A
(alkali, kecuali H) dan II A (alkali tanah). Empat golongan yang memiliki nama khusus tersebut memiliki
sifat periodik, sifat fisik dan sifat kimia khas yang perlu anda ketahui. Dalam satu golongan (semakin ke
atas) dan dalam satu periode ( semakin kekanan), berlaku :
1). Jari-jari atom : semakin kecil
2) keelektronegatifan : semakin besar
3) energi ionisasi : semakin besar
4) afinitas elektron : semakin besar
Data Fisik He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor atom 2 10 18 36 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom (A0) 0,32 0,69 0,97 1,10 1,30 1,45
Energi ionisasi (kJ/mol 2372,3 2080,6 1520,5 1350,7 1170,4 1037,0
Afinitas elektron (kJ/mol - 48 - 120 - 96 - 96 - 77 -
Kerapatan pada 250C (g/mL) 0,147 1,207 1,40 2,155 3,52 4,4
Titik didih - 268,934 - 246,048 - 185,7 - 152,3 - 107,1 - 61,8
Pertanyaan :
Unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion negatif, oleh sebab itu halogen
digolongkan pengoksidasi kuat. Iodin mempunyai sifat khusus, yaitu dapat menyublim pada suhu ruangan.
Pertanyaan :
1. Kenapa unsur halogen mempunyai sifat mudah menerima elektron ?
2. Diantara unsur halogen, unsur yang bersifat elektronegatif adalah ., jelaskan !
3. Berdasarkan data titik didih Ramalkan wujud unsur-unsur halogen !
Suatu reaksi dapat berlansung bila harga potensial sel (E sel) positif dan sebaliknya.
Berdasarkan data potensial reduksi, ramalkan apakah reaksi berlansung atau tidak !
Syarat berlansungnya reaksi pendesakan halogen : Unsur halogen yang mengalami reduksi berada sebelah
atas unsur halogen yang mengalami oksidasi pada golongan halogen
3. Sifat asam
a. Asam halida (HX)
Asam halida terdiri atas asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam romida (HBr) dan asam iodida (HI)
Kekuatan asam tergantung pada kekuatan ikatan antara H dan X atau kemudahan senyawa halida untuk
memutuskan akatan antara H dan X. Semakin ke atas dalam golongan VII A, ikatan antara atom H dan X
semakin kuat sehingga molekul HX yang terbentu cukup stabil. Oleh karena itu, hanya sedikit molekul HX
yang terurai menjadi H + dan X -, makin sulit ion H + terurai maka sifat asam makin lemah, jadi HF
merupakan asamhalida paling lemah dan HI asam paling kuat.
Urutan kekuatan asam halida : HF<HCl<HBr<HI.
HF termasuk asam lemah dan memiliki harga Ka = 6,8 x 10 -4, adapun HCl, HBr dan HI tergolong asam
kuat.
Titik didih asam halida
Titik didh dipengaruhi oleh Mr dan ikatan antar molekul. Semakin besar Mr maka titik didh semakin
tinggi, dengan demikian urutan titik didih asam halida sebagai berikut : HF>HI>HBr>HCl
2. Asam oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen sehingga atom halogennya memiliki bilangan
oksidasi positif (+1, +3, +5 dan +7). Bilangan oksidasi positif hanya berlaku untuk Cl, Br dan I, sedangkan
F tidak.
+3 HXO2
HXO3
+5 HXO4
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 36
+7
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN
KELAS 12 /SMT 1
T.P. 2011/2012
Standar Kompetensi
Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh,
kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya).
Indikator
Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat
Uraian Materi
Golongan ini bersifat alkali atau basa. Logam alkali yang sangat reaktif ini juga bersifat lunak dan mudah
diiris.
Logam alkali hanya memiliki satu elektron valensi sehingga sangat mudah melepaskan elektronnya
(energi ionisasinya kecil). Oleh karena itu, logam alkali digolongkan ke dalam zat pereduksi (reduktor)
kuat.
Data Sifat Periodik Logam Alkali
Data Fisik Li Na K Rb Cs
1 1 1
Elektron valensi 2s 3s 4s 5 s1 6 s1
Jari-jari atom (A0) 1,52 1,86 2,27 2,47 2,65
Energi ionisasi (kJ/mol 520,2 495,8 418,8 403,0 375,7
Potensial Reduksi (volt) - 3,045 -2,711 -2,924 -2,925 -2,923
Kerapatan pada 250C (g/mL) 0,534 0,971 0,862 1,532 1,878
Titik didih 1.347 903,8 774 688 678,4
Unsur alkali tanah mudah melepas elktron,mudah mengalami oksidasi sehingga bersifat pereduksi kuat, akan
tetapi sifat pereduksinya tidak sekuat unsur golongan alkali yang memiliki satu elektron valensi.
Kelarutan
Senyawa L(OH)2
(gram/ 100mL)
Be(OH)2 **
Mg(OH)2 0,001
Ca(OH)2 0,17
Sr(OH)2 0,77
Ba(OH)2 3,7
3,8 x 10 -4
LCrO4 73,0 0,40 0,12
6. Pengendapan
Pengendapan suatu garam yang sukar larut dalam air dapat digunakan untuk analisis kualitatif, yaitu
mengidentifikasi suatu kation logam alkali tanah. Untuk garam yang mempunyai harga Ksp kecil (sukar larut),
jika kationnya Ba +2 dicampur anion SO4 -2 akan membentuk endapan BaSO4.
Reaksi Pengendapan Logam Alkali Tanah
Pereaksi
Ion Logam
Alkali Tanah
BaSO4 1 M K2CrO4 1 M NaOH 1 M Na2CO3 1 M Na2C2O4 1 M
Mg+2 Tidak ada Tidak ada Endapan putih, Endapan putih Tidak ada
endapan endapan tebal endapan
Ca+2 Endapan putih, Tidak ada Endapan putih, Endapan putih Endapan putih,
tipis endapan tipis tipis
Sr+2 Endapan putih Endapan kuning Tidak ada Endapan putih, Endapan putih
pucat, tipis endapan tebal
Ba+2 Endapan putih Endapan kuning Tidak ada Endapan putih, Endapan putih
tebal endapan tebal tebal
Berdasarkan tabel tersebut, pereaksi yang tepat untuk membedakan ion Ba+2 dan Ca+2 adalah .
Standar Kompetensi
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi senyawa karbon (halo
alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, alkanoat, dan alkil alkanoat).
Indikator
Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat
Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon.
Menuliskan struktur dan nama senyawa haloalkana
Menerangkan kegunaan senyawa haloalkana
Menuliskan struktur dan nama senyawa alkanol
Menuliskan isomer struktur alkohol
Membedakan alkanol primer, sekunder dan tersier
Menjelaskan sifat fisik dan kimia alkanol
Menerangkan kegunaan dan dampak senyawa alkanol
Menuliskan struktur dan nama senyawa alkoksi alkana (eter)
Menuliskan isomer struktur eter
Menjelaskan sifat fisik dan kimia alkoksi alkana (eter)
Menerangkan kegunaan dan dampak senyawa alkoksi alkana (eter)
Menuliskan struktur dan nama senyawa alkanal (aldehid)
Menuliskan isomer struktur aldehid
Menjelaskan sifat fisik dan kimia alkanal (aldehid)
Menerangkan kegunaan dan dampak senyawa alkanal (aldehid)
Menuliskan struktur dan nama senyawa alkanon (keton)
Menuliskan isomer struktur keton
Menjelaskan sifat fisik dan kimia alkanon (keton)
Menerangkan kegunaan dan dampak senyawa alkanon (keton)
Menuliskan isomer gugus fungsi aldehid
Uraian Materi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkonsumsi ataupun menggunakan senyawa karbon, seperti
minuman yang menggunakan alcohol, asetonuntuk membersihkan cat kuku dan formalin adalah zat untuk
mengawetkan mayat.
Tatanama haloalkana
Tentukan rantai C terpanjang yang mengandung atom halogen.
Tetapkan atom C nomor satu (C1) dengan nomor posisi atom halogen sekecil mungkin. Jika atom
halogen yang diikat lebih dari satu , nomor posisi atom halogen yang lebih reaktif diberi nomor kecil.
Urutan kereaktifan atom halogen adalah : F> Cl > Br > I
Jika terdapat lebih dari satu halogen yang sama , atom halogen tersebut diberi awalan sebagai
berikut : x = 2 (di); X = 3 (tri); X = 4 (tetra)
Cara penulisan nama halogen sama dengan penulisan nama alkyl, yaitu ditulis di awal. Jika terdapat
lebih dari satu halogen yang berbeda, penulisannya diurutkan berdasarkan abjad, yaitu bromo (b),
kloro (c), dan iodo (i).
Contoh : CH2 Cl2 = diklorometana
CH3 CH Cl2 = 1,1 dikloroetana
CH2 Cl CH2 Br2 = 2- bromo- 1 kloro etana
Klorofluorokarbon (CFC).
CFC dikenal juga dengan nama dagang Freon. Freon termasuk golongan senyawa organic sintetis.
Kegunaannya sebagai pendingin (refrigerant) pada alat pendingin ruangan (AC) dan lemari es. Selain
itu, sifatnya yang mudah berubah dari cair ke gas dan sebaliknya menyebabkan senyawa ini
digunakan sebagai zat pendorong (propolant) pada produk-produk aerosol, seperti hairspray dan cat
semprot. Jenis CFC yang umum digunakan yaitu : triklorofluorometana (CFCl 3) yang dikenal sebagai
Freon 11 dan diklorofluorometana (CF2Cl2) yang dikenal sebagai Freon 12. CFC merusak lapisan
ozon, hal ini membahayakan kehidupan di bumi karena lapisan ozon berfungsi melindungi
permukaan Bumi dari sinar ultraviolet.
Senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2), merupakan senyawa yang ditambahkan ke dalam bensin yang
menggunakan tetraethyl lead (TEL) atau [Pb(C2H5)4. Pembakaran bensin yang mengandung TEL
menghasilkan logam berat Pb yang bersifat racun. Logam Pb bereaksi dengan senyawa 1,2-
dibromoetana membentuk timbel bromide yang menguap dan terbuang bersama knalpot.
Alkohol (R OH)
Tatanama alkohol berdasarkan IUPAC.
Rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus OH ditentukan terlebih dahulu, diberi
nama sesuai dengan jumlah atom C dan akhiran ana pada alkana diganti dengan anol
Penomoran dimulai dari atom C yang dekat dengan gugus fungsi
1 2 3 4 5 6
Contoh : CH3 - CH2 - CH - CH2 - CH2 - CH3
OH
3- heksanol
Senyawa alkohol yang memiliki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen dari kedua
ujungnya terhadap gugus OH, gugus alkyl tersebut harus diberi nomor yang kecil.
5 4 3 2 1
Contoh : CH3 - CH2 - CH - CH - CH3
OH CH3
2-metil-3-pentanol
CH3 OH C2H5
2- etil-4-metil- 3- pentanol
Jika pada rantai alkohol terdapat dua atau lebih alkyl, diberi awalan jumlah :
di (2), tri (3), tetra (4), penta (5) dst.
5 4 3 2 1
Contoh : CH3 - CH2 - CH - CH - CH3
CH3 OH CH3
2,4-dimetil-3-pentanol.
OH
CH3
CH3
CH3
CH3
CH3
Jenis-jenis monoalkohol
Alkohol Primer bila gugus OH terikat pada atom C primer
Contoh : CH3 - CH - CH2 - OH 1-propanol
Alkohol sekunder bila gugus OH terikat pada atom C sekunder
Contoh : CH2 - CH - CH3 2- propanol
OH
OH
CH3
OH
CH3
OH
CH3
Jadi butanol memiliki 4 isomer struktur
H O O
R - C - OH [O] R - C - H [O] R - C - OH
R - C - OH [O] R - C - R
R - C - OH
R - C - OH + R 1 - C - OH R - C - OH + H2O
Asam karboksilat alkohol ester air
Alkohol dapat digunakan untuk mensintesis golongan senyawa lain, seperti eter dan alkena
dengan cara mereaksikannya dengan asam sulfat. Hasil reaksi antara alkohol dan asam sulfat
bergantung pada suhu reaksinya. Eter dihasilkan pada reaksi yang berlansung pada suhu sekitar
1300C, sedangkan alkena dihasilkan pada suhu 1800C.
Meskipun banyak manfaatnya, metanol bersifat toksin (beracun) sehingga perlu berhati-hati
dalam penggunaannya. Dalam jumlah sedikit (sekitar 15 ml), metanol dapat menyebabkan
kebutaan. Dalam jumlah yang banyak (sekitar 100 -200 ml), metanol dapat menyebabkan
kematian.
b. Etanol merupakan alkohol yang sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Etanol
berkadar 70% digunakan sebagai zat antiseptik, pembersih luka, serta pensteril alat-alat
kedokteran dan industri. Etanol berkadar 95% - 96% dihasilkan melalui proses destilasi
sehingga masih mengandung 4% - 5% air. Etanol berkadar 100% (etanol absolut) dapat
diperoleh dengan cara memekatkan etanol hasil destilasi dengan menggunakan zat pengikat air
seperti kalsium oksida (CaO).
Campuran etanol dengan gasolin (bensin) menghasilkan bahan bakar yang disebut gasohol.
Pembakaran gasohol lebih sempurna dibandingkan pembakaran bensin sehingga efisiensinya
meningkat dan daya pencemarannya menurun.
c. Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang digunakan sebagai bahan bakar petromak dan
lampu spiritus. Bahan aktif spiritus adalah etanol dicampuri metanol, benzena dan piridin.
Karena dicampur metanol yang bersifat toksin, spirituspun menjadi bersifat toksin.
d. Gliserol merupakan zat cair kental, bersifat higoskopis, dan berasa manis dengan titik leleh
180C, titik didih 2900C, dan massa jenis 1,262 gram/ml. Kegunaan gliserol :
1. sebagai bahan pembersih telinga dan pelarut obat-obatan, seperti sirop obat batuk atau
obat untu anak-anak
2. sebagai bahan kosmetik (pelembab)
3. sebagai bahan baku serat plastik
4. sebagai bahan untuk membuat peledak, yaitu nitrogliserin
e. glikol disebut juga alkanadiol karena memiliki rantai karbon alkana dan dua gugus hidroksi.
Glikol yang banyak digunakan adalah etilen glikol. Digunakan sebagai zat antibeku pada radiator
kendaraan bermotor di negara-negara yang mengalami musim dingin, juga digunakan sebagai
pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintetis, seperti dacron.
CH3
Jadi C4H10O memiliki tiga isomer struktur
Isomer fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum ynag sama yaitu C nH2n+2O, akan tetapi keduanya
memiliki jenis fungsional yang berbeda.
Contoh dimetil eter dan etanol memiliki rumus umum C2H6O
Sifat fisik eter pada keadaan standar, hamper seluruh eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas)
Titik didih lebih dan titik lebih rendah daripada senyawa alcohol. Hal ini terjadi karena antar molekul
eter tidak membentuk ikatan hydrogen. Pada antarmolekul eter hanya terdapat ikatan van der Waals
yang lemah. Eter cendrung bersifat nonpolar sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil.
Sifat kimia eter mudah terbakar dan bersifat nonpolar sehingga tidak larut dalam air
Kegunaan dan dampak penggunaan eter
Eter yang anda kenal dalam kehidupan sehari-hari adalah dietil eter. Senyawa ini digunakan sebagai
anestetis (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalui pernafasan. Eter digunakan secara luas
sebagai pelarut nonpolar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti : lemak, lilin dan minyak.
CH3 CH3
c. CH3 - CH - CH CH CH3
C2H5 OH C2H5
2. Gambarkan struktur senyawa alkohol berikut
a. 2-heksanol
b. 3,4-dietil-2,3-dimetil-1-oktanol
c. 3-etil-2,2-dimetil-4-propil-4-nonanol
d. 2,2,3,3-tetrametil-1-heksanol
CH3
c. CH3 CH CH CH - CH3
Aldehid (alkanal) R C H
CH3 CH3
O
C2H5 CH3
H CH Formaldehid
CH3
Sifat-sifat Aldehid
a. SifatFisik
- Larut dalam air, karena mampu membentuk ikatan hidrogen
- Gaya tarik-menarik antarmolekul aldehid (ikatan hidrogen) kuat.
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 48
- Titik didih lebih tinggi dari senyawa nonpolar yang memiliki Mr sama
b. Sifat Kimia
1). Reaksi aldehid yang paling khas adalah reaksi dengan pengoksidasi lemah, pereaksi fehling atau
pereaksi Tollens.
Pereaksi Fehling
Pereaksi fehling terdiri atas larutan fehling A dan Fehling B.
Larutan Fehling terdiri atas larutan CuSO4, sedangkan larutan fehling B terdiri atas larutan NaOH
dan Larutan kalium-natrium tartrat. Campuran Fehling A dan Fehling B dalam jumlah yang sama
disebut pereaksi Fehling.
Larutan Fehling merupakan ion kompleks Cu +2 dalam suasana basa, dan dalam persamaan reaksi
cukup ditulis CuO (aq).
Aldehid dengan pereaksi Fehling dapat bereaksi menghasilkan endapan Cu 2O yang berwarna
merah bata.
O O
Pereaksi Fehling adalah pereaksi yang dapat digunakan untuk menguji gula pereduksi. Dengan
mengetahui jumlah pereaksi yang tereduksi maka kadar gula pereduksi dapat
ditentukan.Penmbahan urin pada larutan Fehling menyebabkan perubahan warna, perubahan
warna ini, menndai tingkatan seeorang memiliki diabetes.
Pereaksi Tollens
Perekasi Tollens terdiri atas campuran larutan AgNO 3 dan larutan NH3. Pereaksi Tollens
merupakan kompleks ion Ag + dan amonia sehinggan dalam persamaan reaksinya cukup ditulis
Ag2O (aq).
Senyawa aldehid dengan pereaksi Tollens dapat membentuk cermin perak yang merupakan
endapan Ag.
O O
Pereaksi Fehling dan Tollens dapat digunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid
dapat bereaksi membentuk endapan merah bata atau cermin perak, sedangkan keton tidak
bereaksi.
Reaksi Adisi
H C H + H H H - C - H (alkohol primer)
H
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Aldehid
Formalin efektif untuk membunuh kuman, jamur dan virus dan sering digunakan untuk
mensterilisai alat-alat kedokteran. Formalin juga digunakan sebagai pengawet spesimen biologi
atau pengawet mayat. Dalam industri formaldehid digunakan sebagai bahan baku pembuatan
plastik, karet sintetik dan damar sintetik. Senyawa aldehid yang terdapat dialam adalah
benzaldehid yang merupakan senyawa aromatik pemberi aroma pada buah ceri.
Penyalahgunaan senyawa formalin sering terjadi di masyarakat, salah satunya sebagai pengawet
makanan seperti tahu dan mi basah. Bahaya formalin dapat merusak jaringan tubuh sehingga
Keton (Alkanon) R - C - R
- Sesuai dengan nama alkan asalnya. Akhiran ana pada alkana diganti dengan anon.
- Rantai terpanjang (rantai utama) keton harus mengandung gugus karbonil diberi nomor sekecil
mungkin. Aturan yang lain sama dengan alkanol.
- Contoh :
O O
O
CH3 - CH2 - CH - C - CH3 3-metil-2-pentanon
CH3
Tatanama berdasarkan cara trivial
Tatanama keton dilakukan dengan cara mengurutkan nama alkil-alkil keton, jika kedua gugus alkil
sama, digunakan awalan di. Dan jikia alkil berbeda nama alkil sesuai abjad. Contoh :
O O
O
1. CH3 - CH2 - CH2 - C - CH3 2-pentanon
O
2. CH3 - CH - C - CH3 3-metil-2-butanon
CH3
Isomer Fungsional alkanal adalah alkanon dengan rumus molekul CnH2nO
Sifat-sifat Keton
a. Sifat Fisik
Larut dalam air (untuk keton dengan berat molekul rendah). Titik didh rendah daripada alkohol
padanannya.
b. Sifat Kimia.
- Tidak dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat seperti hal nya aldehid
- Adisi keton dengan hidrogen akan membentuk alkohol sekunder.
O OH
H
Propanon 2-propanol
Aseton disalah gunakan dengan cara diisap, pengisapan aseton dapat membahayakan kesehatan dan
menimbulkan ketagihan. Aseton ysang terisap akan merusak jaringan dari saluran pernafasan hingga
ke paru-paru.
CH3
O
CH3 CH3
CH3 C2H5
Tentukan jumlah isomer fungsional dan gambarkan strukturnya bila diketahui rumus molekul : C6H12O
Standar Kompetensi
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi senyawa karbon (halo
alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, alkanoat, dan alkil alkanoat).
Indikator
Asam
CnH2n O2 Asam alkanot
karboksilat
Contoh :
Tatanama trivial asam karboksilat disesuaikan dengan sumber asam karboksilat tersebut. Contohnya adalah
senyawa asam metanoat (HCOOH) diberi nama asam format atau asam semut karena pada awalnya
ditemukan pada semut. Senyawa asam etanoat (CH 3COOH) diberi nama asam asetat, dari bahasa latin
acetum berarti cuka.
CH3
3. CH3 - CH - CH2 - COOH asam 3-metil butanoat
CH3
Titik didih asam karboksilat lebih tinggi daripada titik didih alkohol dengan nilai Mr yang hampir sama. Hal
ini terjadi karena ikatan hidrogen antarmolekul asam karboksilat lebih kuat daripada ikatan hidrogen
antarmolekul alkohol. Pada antarmolekul asam karboksilat terdapat dua ikatan hidrogen, sedangkan pada
antarmolekul alkohol hanya satu ikatan hidrogen.
Asam karboksilat merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai karbon pada asam karboksilat, semakin
kecil nilai tetapan ksetimbangan asam (Ka). Akibatnya, semakin panjang rantai karbon pada asam
karboksilat semakin berkurang juga sifat asamnya.
Tatanama Ester
1. Berdasarkan IUPAC
Penamaan ester yang merupakan turunana alkana disusun dengan menyebut nama gugus alkil terlebih
dahulu, kemudian diakhiri dengan nama akanoatnya.
O
R - C - OR 1
Alkanoat alkil
Penulisan nama ester secara trivial mirip dengan penamaan asam karboksilat. Perbedaannya, nama asam
diganti dengan nama gugus alkil yang menggantikan posisi atom H. Perhatikan tatanama menurut IUPAC
dan tatanama trivial (ditulis dalam tanda kurung) pada contoh berikut :
O
Isomer fungsional ester adalah asam karboksilat dengan rumus umum CnHnO2
Isomer fungsional dari asam pentanoat adalah metil butanoat atau etil propanoat
Isomer fungsional propil propanoat adalah asam heksanoat
1. Asam asetat.
Asam asetat dikenal dengan asam cuka adalah golongan asam karboksilat yagn sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan, juga digunakan untuk
menurunkan pH, aaaaazat pengawet. Didalam industri, asam aetat biasa digunakan pada pembuatan serat
selulosa asetat, plastik, zat warna, obat-obatan dan lain-lain.
2. Asam Sitrat
Adalah asam organik yang dihasilkan dari jeruk dan buah-buahan lain yang berasa asam. Lemon
mengandung 6% hingga 7% asam sitrat. Asam sitrat memiliki sifat antara lain tidak beracun, dapat mengikat
logam berat dan menimbulkan rasa enak.
3. Kegunaan Ester
Ester yang memiliki atomkarbon kurang dari sepuluh, beraroma harum, seperti aroma pada buah-buahan dan
bunga. Ester dapat dihasilkan dari ekstraksi buah-buahan atau bunga (ester alami) dan dapat pula dihasilkan
dari sintetis di laboratorium. Ester alami atau ester sintetik dapat digunakan untuk pembuatan pengharum
ruangan, selain itu, ester yang memiliki aroma buah yang harum juga dapat digunakan sebagai esen pada
industri sirop, selai dan roti.
Dalam jumlah berlebih, asam asetat dapat meningkatkan konsentrasi asam lambung sehingga tidak
dianjurkan dikonsumsi oleh penderita sakit lambung (mag)
Ester aman digunakan sebagai esen. Esen yang digunakan untukesen, umumnya memiliki rantai karbon
pendek. Ester yang berdampak buruk terhadap kesehatan umumnya yang memiliki rantai karbon panjamg,
seperti minyak dan lemak yang menyebabkan meningkatnya kadar trigliserida kolesterol dalam darah.
2. Tentukan jumlah isomer dan gambarkan strukturnya bila diketahui rumus molekul : C5H10O2
CH3
C2H5
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 54
c. CH3 - (CH2)4 - CH2 - COO C2H5
SMAN 3 PAYAKUMBUH
BAHAN PEMBELAJARAN
KELAS 12 /SMT 2
T.P. 2011/2012
Standar Kompetensi
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, dan kegunaan benzena dan turunannya.
Indikator
Menuliskan struktur dan nama senyawa turunan benzena
Menuliskan isomer benzena
Menjelaskan reaksi substitusi benzena
Menerangkan sifat benzena
Menerangkan kegunaan dan dampak senyawa benzena
Uraian Materi
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata rokok mengandung benzena, yaitu senyawa yang diketahui sangat beracun serat
dapat menimbulkan kanker dan leulemia. Selain merokok, aktivitas ngelem (menghisap bau lem sehingga
menimbulkan ilusi tertentu) juga diketahui sangat berbahaya karena komponen terbesar dari lem yang sering
digunakan untuk aktivitas ini, ternyata merupakan senyawa benzena dan turunannya.
Friedrich August Kekule mengemukakan pendapatnya tentang struktur benzena. Menurutnya, senyawa benzena
berbebentuk segi enam beraturan dengan sudut antar atom 1200 C.
Tatanama Benzena
Kelompok senyawa ini diberi nama dengan nama lazimnya atau dengan cara menyebutkan nama gugus yang
menggantikan atau mensubstitusi atom hidrogen, kemudian diikuti dengan akhiran benzena.
CH3 OH NH2
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 55
CH3 H2N
OH
1,2-dimetilbenzena 1,3-dihidroksibenzena 1,4-diaminobenzena
(o- dimetilbenzena) (m- dihidroksibenzena) (p- diaminobenzena)
Reaksi Benzena
Gugus fungsi pada senyawa turunan benzena terbentuk melalui reaksi substitusi. Reaksi substitusi pada benzena
ini lebih mudah terjadi dibandingkan reaksi adisi. Reaksi adisi hanya dapat berlansung jika dilakukan pada suhu
tinggi dengan bantuan katalis.
1. Substitusi atom H dengan atom halogen (Reaksi halogenasi).
Pada reaksi ini, atom H digantikan oleh atom halogen dengan bantuan katalis besi(III) halida sehingga
menghasilkan senyawa halobenzena.
X
+ X2 + HX
Benzena halobenzena
1. Sifat Fisik
Kenaikan titik didih meningkat seiring dengan meningkatnya massa molekul relatif atau Mr senyawa. Dan
meningkat tajam pada turunan benzena yang mengandung gugus fungsional NH 2, -CHO, -CH2OH, -OH dan
-COOH. Hal ini disebabkan oleh kepolaran gugus fungsionalnya.
Kesimpulan : benzena, toluena dan etil benzena bersifat nonpolar. Anilin, benzil alkohol, fenol dan asam
benzoat bersifat polar
2. Sifat Kimia
Senyawa Gugus Ka Kb
Fungsional
Anilin -NH2 3,8 x 10 -10
Fenol -OH 1,3 x 10 -10
Asam benzoat -COOH 6,46 x 10 -5
Fenol dan asam benzoat termasuk asam lemah. Fenol yang memiliki gugus fungsi OH ternyata bersifat asam
lemah, yang bearti melepaskan atau memberikan ion H+, sedangkan anilin yang memiliki gugus NH2 bersifat
basa lemah, yang berarti menerima ion H+.
1. Benzena.
Digunakan sebagai pelarut nonpolar, misalnya pembersih cat dan pembersih karburator. Benzena juga
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan senyawa turunan banzena, bahan pembuatan plastik, bahan
peledak, tinta, zat pewarna, karet sintetik, nilon dan deterjen.
Benzena juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan. Dampak yang ditimbulkan bervariasi bergantung
pada beberapa faktor, seperti jumlah benzena yang mempengaruhi, jangka waktu interaksi dengan benzena
dan daya tahan individu terhadap benzena.
Jangka waktu akumulasi benzena dapat digolongkan menjadi dua, yaitu akumulasi akut (sekitar 14 hari) dan
akumulasi kronis (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun). Akumulasi akut dapat menimbulkan sakit kepala,
iritasi mata, iritasi kulit dan gangguan pada paru-paru. Adapun akumulasi kronis dapat menyebabkan
leukemia, anemia, pendarahan hebat, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, gangguan pada organ
reproduksi wanita, gangguan perkembangan janin dan dapat mempengaruhi jumlah dan susunan gen. Oleh
karena itu, fungsi benzena sebagai pelarut sering digantikan oleh toluena.
2. Fenol
Digunakan untuk pembuat karbol, suatu desinfektan untuk kamar mandi dan lantai. Dalam bentuk resin,
fenol digunakan untuk mengawetkan kayu, membuat kontruksi bangunan dan juga digunakan dalm industri
sepeda motor. Dampak negatif, fenol dapat merusak jaringan protein dalam tubuh.
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet makanan (saos, kecap dan sirop) dan minuman. Aasam benzoat
sulit larut dalam air, oleh karena itu senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garamnya. Garam natrium
benzoat (C6H5COONa) mudah larut dalam air. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Asam benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah, seperti cengkeh dan kayu manis.
4. Asam salisilat.
Asam salisilat ditambahkan ke dalam bedak atau salep sebagai zat antifungi (antijamur). Zat ini digunakan
sebagai obat untuk berbagai penyakit kulit, seperti panu dan kutu air. Asam salisilat ditambahkan dalam
sampo kaena dapat emngikis lapisan katombe dan secara aktif menghambat pertumbuhan mikroorganisme di
kepala. Penggunaan asam salisilat sebagai pengawet dapat menimbulkan iritasi dan sakit lambung
Asetosal atau dikenal juga dengan nama aspirin, digunakan sebagai zat analgesik (menghilangkan rasa sakit)
dan zat antipiretik (penurun panas). Oleh karena itu aspirin digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi
dan demam. Penggunaan dalm jangka lama dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung sehingga
menimbulkan sakit mag, selain itu, aspirin juga dapat menyebabkan gangguan ginjal, alergi dan asma.
Dra. Media Mega, M.Si.
Page 57
6. Parasetamol
Parasetamol dikenal juga dengan nama asetaminofen. Obat ini memiliki khasiat yang sama dengan aspirin,
tetapi lebih aman bagi lambung. Hampi semua obat sakit kepala atau demam yang beredar dipasaran
menggunakan zat aktif paasetamol. Penggunaan secar berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada ginjal
dan hati.
Digunakan sebagai zat antioksidan untuk mencegah bau tengik pada minyak goreng dan mentega.
Penggunaan BHT dan BHA yang berlebihan pada makanan dapat menimbulkan reaksi alergi, terutama pada
anak-anak. Kedua senyawa ini (diuji cobakan pada tikus) dapat menimbulkan tumor pada jantung dan hati.
8. Benzil alcohol
Digunakan sebagai antiseptik dalam obat kumur untuk mengurangi bau mulut, selain itu digunakan sebagai
pelarut untuk gelatin, kasein, selulosa asetat dan cat, serta merupakan bahan untuk membuat benzaldehid dan
difenilmetana
Merupakan pewarna sintetik yang dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu pewarna tekstil dan pewarna
makanan. Kelompok pewarna tekstil tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan karena dapat
menimbulkan kanker.
TNT merupakan senyawa turunan benzena yang banyak digunakan sebagai bahan peledak. Senyawa ini
diperoleh dengan mereaksikan toluena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dan asam sulfat (HSO4) pekat.
Latihan.
OH CH3 CH3
COOH COOH NO2 NO2
Br NO2
Cl NO2
OH CH3 CH3 CH3
Cl Cl
NO2 COH
NO2
Cl
NO2 NO2