UEU Undergraduate 3283 BAB1 PDF
UEU Undergraduate 3283 BAB1 PDF
PENDAHULUAN
kebanyakan adalah heteroseksual. Namun tidak dapat dipungkiri ada sebagian kecil
dari masyarakat yang tidak memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya, mereka
lebih memiliki ketertarikan seksual kepada sesama jenisnya dan kaum minoritas itu
seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila
perempuan. Istilah homoseks pertama kali diciptakan tahun 1869 oleh Dr Karl Maria
seluruh dunia dilakukan oleh Richard Freiher Von Krafft-Ebing dalam bukunya
Dalam berhubungan seksual, gay mengenal 3 tipe, yaitu top, bot dan versitale.
Top diartikan seorang gay yang memerankan prilaku seksual sebagai subjek
penetrasi. Sedangkan bot dari kata bottom adalah seorang gay akan "menerima"
penetrasi (dianal sex). Sedangkan versitale adalah seorang gay yang dapat
Sampai saat ini di Indonesia masih banyak masyarakat yang menolak adanya
kaum homoseksual juga terdiskriminasi secara hukum. UU No. 44 tahun 2008 pasal 4
ayat 1 a yang mengkategorikan gay, lesbian, anal sex, dan oral sex sebagai
Padahal menurut ilmu medis dan psikologis homoseksual sudah tidak lagi
(APA), dan kemudian pada 17 Mei 1990 organisasi kesehatan dunia (WHO) secara
tidak lagi digolongkan ke dalam gangguan kejiwaan melainkan orientasi seksual yang
berbeda dalam pedoman penggolongan gangguan kejiwaan (PPDGJ) III tahun 1993.
(http://gerakan-gay.blogspot.com/2009/03/mohon-dukungan-jr-uu-pornografi.html)
kaum homoseksual. Kebanyakan persepsi dan cara mereka berperilaku tidak bisa
lepas dari norma sosial dan kekurangtahuan akan gay. Muncullah homophobia dari
masing-masing pribadi yang kemudian membentuk suatu penolakan masyarakat
terhadap keberadaan kaum gay. Efek yang ditimbulkan adalah intimidasi, pelabelan
bisa terjadi. Ketika melihat dan menyadari bahwa kosekuensi pengungkapan identitas
seksual sebagai gay begitu berat, maka kaum gay memutuskan untuk tetap menjalani
Menurut Argyo Homophobia adalah sebuah sikap atau perasaan negatif, tidak
suka terhadap gay atau lesbian atau homoseksualitas secara umum. Homophobia bisa
juga diartikan penolakan terhadap orang-orang yang dianggap gay atau lesbian dan
semua yang diasosiasikan dengan mereka, misal sikap non konformitas terhadap
peran gender.
Agama, Hukum dan Budaya Terhadap Keberadaan Kaum Gay di Indonesia yang
menolak keberadaan kaum gay karena dipandang sebagai perilaku yang berdosa,
menjijikan dan tidak sesuai nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Menurut Rothblum dalam Crooks & Baur (2005) coming out memiliki
beberapa tahapan, yaitu memahami diri sendiri, penerimaan diri tentang orientasi
kepada keluarga, dan bergabung dalam komunitas homoseksual. idealnya kaum gay
dapat mencapai kelima tahapan ini agar mereka dapat berkembang menjadi individu
tahap coming out dalam artian sederhana mengakui atau terbuka kepada orang lain
bahwa orientasi seksualnya adalah dengan sesama jenis. Adapula kaum homoseksual
tidak dapat mencapai tahap coming out karena di Indonesia yang masih menjunjung
masyarakat luas.
Seperti pada kasus berikut ini. Wawancara berlangsung pada tanggal 27 Maret
2012.
out yang ketiga adalah pasangan A yang belum siap bila orang lain mengetahui
2011.
W (21 tahun) adalah anak laki-laki satu-satunya deri keluarga yang cukup
keras. W secara terang-terangan berani mengakui bahwa dirinya adalah homoseksual
dalam hal ini Gay. W menyadari bahwa ia memiliki orientasi seksual dengan sesama
jenis sejak berusia 17 tahun. Penyebabnya adalah karena ayah W yang sangat otoriter
dan perasaan W yang membenci ayahnya. Saat pertama kali W menyadari bahwa ia
adalah seorang homoseksual W merasa ada sesuatu yang salah, ia sama sekali tidak
tertarik kepada lawan jenisnya tetapi ia merasa tertarik dan sangat nyaman bersama
dengan laki-laki dewasa. Awalnya W merasa malu untuk mengungkapkan orientasi
seksualnya itu, tapi seiring berjalannya waktu, W akhirnya berani untuk mengatakan
kepada keluarganya. Setelah mengakui bahwa dirinya adalah gay W diusir dari rumah
oleh ayahnya. W juga bergabung dengan komunitas Gay yang ada di Jakarta.
Bagi sebagian kaum gay, memberitahu keluarga adalah salah satu tahap yang
paling sulit karena reaksi yang akan timbul dari keluarga kebanyakan berupa
kemarahan dan rasa bersalah dari orang tua. Tapi W berani mengatakan kepada orang
tuanya dan bersedia menanggung resikonya. Ia diusir dari rumah dan dibuang oleh
keluarganya. Sekarang dia bahkan bergabung dengan salah satu komunitas gay di
Jakarta.
menunjukkan, ada 4.000 hingga 5.000 penyuka sesama jenis di Jakarta. Menurut
Ridho Triawan, pengurus LSM Arus Pelangi, sebuah yayasan yang menaungi
lesbian, gay, waria dan transgender, setidaknya ada 5000 gay serta lesbian yang
hidup di Jakarta.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siskawaty Fukarly Putri dalam
penelitiannya yang berjudul proses coming out pada lesbian menunjukkan ada 3 hal
yang mendukung seorang homoseksual untuk mencapai coming out yaitu materi, usia
dan sosial. Dari penelitian itu juga ditemukan bahwa akan sangat sulit untuk
mencapai coming out sempurna, karena tidak semua syarat untuk mencapai coming
out sempurna akan didapat seorang lesbian dengan mudah, terlebih lagi di negara
B. Identifikasi Masalah
Sampai saat ini masyarakat masih memiliki pandangan negatif kepada kaum
panyakit yang lebih baik tidak usah di dekati. Masyarakat juga menganggap
dengan perempuan. Hal-hal inilah yang dapat menjadi penghambat bagi para kaum
homoseksual untuk dapat mencapai kelima tahapan dari coming out, bahkan untuk
mencapai tahap pertama saja akan menjadi begitu sulit karena sejak kecil sudah
ditanamkan oleh orang tua bahwa laki-laki harus berpasangan dengan perempuan dan
Ada lima tahap coming out yaitu memahami diri sendiri, penerimaan diri,
tahap yang pertama adalah memahami diri sendiri, pada tahap ini seorang gay
menyadari bahwa ada yang berbeda dengan orientasi seksualnya. Mereka merasa
tertarik secara seksual kepada sesama jenisnya bukan kepada lawan jenisnya.
Tahap yang kedua adalah penerimaan diri. Pada tahap ini seorang gay
menerima orientasi seksualnya, tahap ini sulit untuk dicapai karena nilai-nilai dan
Tahap yang ketiga adalah keterbukaan. Pada tahap ini seorang gay tidak lagi
Hal ini berhubungan dengan relasi seorang gay dengan orang lain. Dia akan merasa
nyaman untuk berhubungan dengan orang lain bila ia menjadi dirinya sendiri tanpa
Tahap yang keempat adalah memberitahu keluarga. Tahap ini mungkin adalah
tahap yang paling sulit karena keluarga, dalam hal ini orang tua ingin anaknya
menjadi seseorang yang bisa mereka banggakan, namun pada kenyataannya anak
laki-lakinya ternyata adalah seorang gay hal ini akan menghancurkan harapan
mereka. Hal ini yang membuat sebagian gay sulit untuk mencapai tahap keempat ini
Tahap kelima adalah bergabung dengan komunitas. pada tahap ini seorang
gay akan bergabung dengan komunitas, dari komunitas itu mereka akan mendapatkan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
psikologi sosial yang berkaitan dengan proses coming out dan sosialisasi
2. Manfaat praktis
mereka dapat menerima diri mereka apa adanya dan berani untuk
E. Kerangka Berfikir
Ada tiga jenis orientasi seksual, yaitu heteroseksual yang adalah individu
yang memiliki ketertarikan seksual kepada lawan jenisnya, biseksual yaitu individu
yang memiliki ketertarikan seksual kepada lawan jenisnya maupun sesama jenisnya,
dan homoseksual yaitu individu yang memiliki ketertarikan seksual kepada sesama
jenisnya.
kelompokkan menjadi gay untuk laki-laki yang menyukai sesama jenisnya dan
lesbian untuk perempuan yang menyukai sesama jenisnya. Saat ini fenomena
homoseksual sudah banyak kita jumpai di sekitar kita. Sekarang ini mereka sudah
bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa tempat di Jakarta adalah Base
Ada beberapa tahapan coming out yang dialami oleh seorang homoseksual,
dan bergabung dengan komunitas. tahap pertama adalah memahami diri sendiri, pada
tahap ini seorang homoseksual dalam hal ini adalah gay mulai menyadari ada sesuatu
yang berbeda dengan dirinya. Dia memiliki ketertarikan seksual kepada sesama
Tahap kedua adalah penerimaan diri, pada tahap ini setelah mengetahui
ini termasuk salah satu tahap yang sulit untuk dilalui karena sejak kecil nilai yang
ditanamkan adalah seorang laki-laki harus berpasangan dengan perempuan dan begitu
juga sebaliknya perempuan harus berpasangan dengan laki-laki sehingga sulit bagi
Tahap ketiga adalah keterbukaan kepada orang lain dan teman-teman terdekat.
Tahap ini juga cukup sulit karena nilai-nilai yang terkandung di masyarakat kita
cenderung memandang negatif kepada kaum homoseksual. Tidak semua orang dapat
dengan keberadaan mereka sehingga akan sulit bagi seorang homoseksual untuk
dapat terbuka dengan orang lain apalagi teman-teman terdekat karena mereka takut
tahap yang sulit dan juga penting untuk dilewati bagi seorang homoseksual. Tidak
nyaman memiliki sebuah rahasia apalagi kepada keluarga dalam hal ini orang tua,
tetapi apabila rahasia itu diungkapkan, rahasia itu bisa menghancurkan harapan dan
bahkan menghancurkan keluarga itu sendiri. Itulah yang dirasakan oleh seorang
tentang orientasi seksualnya? Siapkah dia dengan resikonya nanti? Dan banyak hal
lainnya yang harus dia pikirkan sebelum dapat melewati tahap ini.
Tahap kelima adalah bergabung dengan komunitas. dalam tahap ini seorang
dapat melewati kelima tahapan coming out tersebut. Ada homoseksual yang berhenti
pada tahap tertentu, dan ada juga homoseksual yang dapat melewati kelima tahapan
Gay Lesbian
Berhasil Tidak
Coming Out berhasil
coming out