Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi dunia serta perubahan struktural yang terjadi di
berbagai segi, telah menimbulkan tantangan dan sekaligus peluang bagi
perkembangan dunia bisnis. Satu hal yang merupakan prasyarat untuk dapat
mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang bisnis yang timbul
adalah meningkatkan daya saing.Daya saing strategi dicapai jika sebuah
perusahaan berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi yang tepat. Saat
ini perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya saingnya dengan
membangun dan bersama-sama mencari sumber-sumber baru teknologi dan
ketrampilan yang dapat membawa pada pembentukan struktur baru
perusahaan.Perusahaan perlu mendefinisikan bisnisnya sebagai fungsi dari
pelanggan (customer) yang mencoba untuk memuaskan pelanggan dengan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Mendefinisikan dengan baik bagi
perusahaan tergantung pada masing-masing kemampuan unik yang dimiliki
perusahaan dan bagaimana perusahaan mengembangkan kemampuannya dalam
cara yang sebaik mungkin dalam memperoleh keunggulan bersaing.
Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi
generik yang dikemukakan Porter (1985). Ajaran Porter tentang strategi generik
untuk keunggulan bersaing terdiri dari keunggulan biaya, differensiasi dan fokus
kepada pelanggan masih relevan untuk tetap digunakan. Keunggulan bersaing
adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan bersaing
pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan
bagi pembelinya. Bila perusahaan kemudian mampu menciptakan keunggulan
melalui salah satu dari ketiga strategi generik yang dikemukakan oleh Porter
tersebut, maka akan didapatkan keunggulan bersaing.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui strategi generic porter yaitu cost leadership, focus dan differentiation
strategies.
1.3 Perumusan
1. Jelaskan Cost Leadership, Focus , Differentation Strategies dan strategies for
competing in turbulent?
BAB II
ISI

2.1 Strategi Biaya Rendah (cost leadership)

Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk
standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh
oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu
keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan
pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,ketika konsumen tidak
(terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk,
atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga bahkan
menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat
keuntungan pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam
efisiensi dan kefektifan biaya.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu
memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi
ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya
perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil)

Kelebihannya:

Strategi biaya rendah mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk
atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya
pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari
produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada
konsumen.
Kekurangannya:

- Peralatan manufaktur biaya rendah dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para
pesaingnya.hal ini mengakibatkan kemungkinan untuk pesaingnya memproduksi pada
tingkat biaya yang lebih rendah daripada pemimpin biaya.
- Terlalu banyak fokus pada pengurangan harga juga dapat membuat perusahaan kurang
memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu2 yang berkaitan dengan dimensi pesaing
lainnya.

- Yang terakhir resiko yang berkaitan dengan imitasi (penjiplakan). Dengan menggunakan
kompetensi inti yang dimilikinya sendiri. Terkadang para pesaing belajar bagaimana cara
meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Pemimpin biaya harus mencari jalan
untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkannya kepada para pelanggan.
Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk yang ada saat ini dengan harga yang
labih murah,bahkan pemimpin biaya harus tetap berhati-hati ketika mengurangi harga ke
tingkat yang lebih rendah,jika harga barang dan jasa berada di posisi rendah secara
tidak realistas,harapan pelanggan terhadap apa yang mereka lihat sebagai harga yang
masuk akal akan sulit diubah.

Contoh perusahaan yang menerapkan : Toyota, dilihat dari implementasi JIT (Just in Time)
sehingga proses produksi bisa dipotong, efisiensi dapat tercapai.

2.2 Strategi Pembedaan Produk (differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup


menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.

Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan


berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi
jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan
harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive). Contoh penggunaan strategi ini
secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan
dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para
pesaingnya pada semua pasar. Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi
untuk memutuskan memanfaatkan strategi ini ; bidang sumber daya (resources) dan bidang
organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini dibutuhkan
kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan bakat,
perekayasaan produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan
ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi bidang organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu
untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang
berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.

Kelebihannya :

Strategi pembedaan mengharuskan perusahaan menyediakan produk yang memiliki keunikan


ciri dan karakteristik bagi konsumennya. Karena keunikannya produk yang dibedakan dijual
dengan harga tinggi. suatu perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi berusaha
berbeda dari para pesaingnya dalam sebanyak mungkin dimensi . Semakin sedikit kemiripan
antara barang dan jasa perusahaan dengan para pesaingnya semakin perusahaan itu dapat
bertahan dari tindakan-tindakan pesaingnya

Kekurangannya:

- Keputusan kelompok konsumen bahwa perbedaan antara produk yang dibedakan dan
produk standar tidak senilai dengan harga tingginya produk yang dibedakan.
- Ketidak mampuan produk yang dibedakan untuk menciptakan jenis nilai yang mau
dibayar oleh konsumen.
- Kemampuan pesaing untuk menyediakn konsumen dengan produk yang memiliki fungsi
yang mirip dengan produk dibedakan, tetapi dengan biaya lebih rendah.

Contoh perusahaan menggunakan strategi Differensial : Starbuck dengan kopinya yang


berbeda dengan coffe shop lain, sehingga pengunjung betah berlama-lama dan rela
mengeluarkan harga yang cukup mahal dari yang lain.

2.3 Strategi Fokus (focus)


Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen
pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah
dan besar , strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya:
strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan
oleh pemasok niche market (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula
sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan jasa khusus.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market
size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing
dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan
tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market),
wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery.

Kelebihannya:

Perusahaan menggunakan strategi fokus untuk melayani kebutuhan khusus segmen yang
sempit dari suatu pasar. Strategi ini akan berhasil jika perusahaan memiliki kompetensi inti yang
dibutuhkan untuk memberikan nilai bagi suatu kelompok konsumen lebih dari nilai yang
diberikan oleh perusahaan yang melayani konsumen tertentu di seluruh industri.

Kekurangannya:

- Kemampuan pesaing dalam menggunakan kompetensi intinya untuk lebih terfokus


dengan cara melayani suatu segmen pasar yang yang didefinisikan dengan lebih
sempit.
- Keputusan dari pesaing tingkat industri untuk menggunakan sumber dayanya untuk
melayani kebutuhan konsumennya yang khusus yang telah dilayani oleh perusahaan
yang terfokus tersebut.
- Penggunaan pembedaan dan kebutuhan di antara konsumen suatu pasar yang khusus
dengan pasar keseluruhan.

Contoh Perusahaan : Apple, yang berfokus kepada produknya selama bertahun tahun tanpa
terpengaruh pasar.
2.4 Strategies for competing in turbulent

Belajar dari kejadian turbulensi pada pesawat, sesungguhnya turbulensi juga bisa terjadi
dan saat ini sedang terjadi dalam dunia bisnis akibat kondisi ekonomi global. Lalu apa yang
dapat dilakukan oleh perusahaan? Sama halnya dengan pesawat dimana sang pilot beserta
team pendukungnya menggunakan radar, maka perusahaan juga sejatinya memiliki sensor
radar yaitu berupa kemampuan networking dan knowledge untuk mengembangkan
kemungkinan skenario dan mengukur risiko-risiko apa saja yang mungkin terjadi dimasa depan.
Ketika peristiwa tersebut benar terjadi, maka dapat diambil keputusan yang tepat sehingga
mampu beradaptasi di segala situasi. Kemudian perusahaan tentunya juga diharapkan dapat
memastikan bisnis proses dimengerti dan dijalankan oleh semua lini pada usaha yang
dilakukan secara konsisten, sambil tentunya melihat peluang-peluang perbaikan pada bisnis
proses yang ada, termasuk program recognition and award. Hal ini untuk memastikan proses
bisnis menghasilkan the highest quality product dengan cost yang optimal. Namun yang
terpenting adalah perusahaan jangan menjadikan turbulensi sebagai suatu penghambat
rencana bisnis. Kuncinya adalah tatap masa depan bisnis dengan keoptimisan, sebab dengan
optimis orang dapat melihat peluang (opportunity) disetiap ancaman/bahaya (threat).

Contohnya:

Bank Riau Kepri atau BRK langsung mengantisipasi terkait kondisi ekonomi global dan kondisi
ekonomi Indonesia tahun 2016 ini yang masih mengalami perlambatan, dengan cara
meningkatkan kompetensi dan sensitifitas atas kondisi ekonomi global yang berfluktuasi
sehingga jajaran pimpinannya agar siap selalu dan berkemampuan merubah tantangan atas
gonjang-ganjing nya perekonomian saat ini menjadi peluang.

BAB III
KESIMPULAN
Menurut Michael Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi,
dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi generik). Keunggulan
biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah
strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli dengan
perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang
memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. Strategi Porter mensyaratkan
adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian, sistem intensif yang berbeda.
Perusahaan besar dengan akses sumber daya yang besar biasanya bersaing dengan
landasan keunggulan biaya dan atau dengan diferensiasi, sedangkan perusahaan kecil
sering bersaing dengan landasan fokus.

Porter menekankan pentingnya perencana strategi melakukan analisis biaya


manfaat untuk mengevaluasi berbagai peluang diantara unit-unit bisnis yang sudah ada
dan unit bisnis yang potensial dalam perusahaan. Berbagai aktivitas dan sumber daya
dapat meningkatkan keunggulan kompetitif karena dengan demikian biaya berkurang
dan diferensiasi meningkat. Selain itu, Porter juga menekankan perlunya perusahaan
mengalihkan ketrampilan dan keahlian diantara unit bisnis otonomi secara efektif agar
memperoleh keunggulan kompetitif.

Referensi:

David, Fred R. 2004. Strategic Management : Concepts, Ninth Edition, PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai