Antikoagulan
Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3D
1. Yoga Sutrisno 11151020000053
2. Giyan Ramdan 11151020000070
3. Harini Nastiti 11151020000081
4. Afina Rahmatika 11151020000093
5. Tina Yuliana 11151020000098
6. Hafidzatul Azkia C 11151020000101
Bab I Pendahuluan
1.2. Tujuan....................................................................................................................
1.3. Manfaat.................................................................................................................
4.4. Pembahasan..............................................................................................................
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................
5.2. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
3
diberikan secara oral maupun parentral, bergua
untuk menekan atau menghentikan pendarahan. Kelompok
obat ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis
dengan 2 cara yaitu dengan mempercepat perubahan
protombin menjadi trombhin dsn secara langsung
mengumpalkan fibrinogen.
1.2. TUJUAN
Mampu melaksanakan pengujian antikoagulan
Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang
mendasari maniedfestasi efek antikoagulan
1.3. MANFAAT
Setelah dilakukan nya praktkum ini,
mahasiswa/mahasiswi dapat memahami dan melihat
efek kerja dari obat antikoagulan serta dapat
membandingkan dengan hewan uji tampa diberi obat
anti koagulan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Antikoagulan merupakan zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan
darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah. Anti koagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya trombus dan emboli maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro
pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi. Anti koagulan dapat dibagi menjadi
3 kelompok:
1. Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat
misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam, oklusi arteri
akut atau infark miokard akut. Obat ini juga digunakan untuk pencegahan
tromboemboli vena selama operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi
ekstraorporal selama operasi jantung terbuka. Heparin juga diindikasikan
untuk wanita hamil yang memerlukan antikoagulan.
Dalam proses pembekuan darah, saat ini dikenal 13 faktor yang berperan,
(faktor 1 sampai XIII). Faktor pembekuan darah tersebut yang sangat berperan,
diantaranya yaitu faktor XIII yaitu fibrinase. Suatu proses penghancuran fibrin
yang gunanya supaya pembekuan darah tidak berlebihan. Secara alamiah dan
dalam keadaan normal sebenarnya selalu terjadi pembekuan darah dan fibrinolisis
dalam perbandingan tertentu. Disatu pihak agar tidak terjadi trombosis yang dapat
merugikan, dipihak lain supaya jangan terjadi perdarahan, proses ini disebut
Fibrinolisis.
6
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum
BAB IV
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan VAO
KELAS B (mencit betina)
10
3000
2500
2000
500
0
kontrol (+) asam traneksamat
4.4. Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan 5 kelompok mencit yang masing - masing
diberi perlakuan berbeda. Pada kelompok mencit kontrol positif diinjeksikan
dengan asam traneksamat lalu pada kelompok mencit kontrol negatif tidak
diinjeksikan dengan apa-apa, sedangkan mencit lainnnya disuntikkan dengan
warfarin, clopidogrel, dan aspirin dalam dosis tertentu. Pemberian obat ini
berguna untuk memperpanjang atau mempersingkat waktu pendarahan.
Dalam penelitian ini diamati efek dari obat dalam berbagai dosis terhadap
waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah hewan percobaan. Dari hasil
percobaan didapatkan data yang cukup beragam pada masing-masing kelompok
hewan percobaan. Hal ini diduga disebabkan oleh keseragaman individu dan
kondisi fisiologis dari masing-masing individu hewan percobaan selama
perlakuan dan dapat juga dipengaruhi oleh hal lain seperti keadaan lingkungan,
posisi ekor, dan cara pemotongan ekor.
Dari data terlihat bahwa waktu pendarahan hingga darah berhenti mengalir
(bleeding time) pada kontrol positif menggunakan asam traneksamat yaitu 2
menit pada kelas d dan untuk kelas b yaitu 6 menit. Pada mencit kontrol negatif
11
yang tidak menggunakan obat apapun yaitu tercatat bleediing time nya yaitu 10
menit pada kelas d, lalu pada kelas b tercatat 5 menit 59 detik. Mencit kelompok 1
d yaitu 7 menit dan kelompok 1 b 4 menit 27 detik dengan obat warfarin. Pada
kelompok 2 d = 4 menit lalu pada kelompok 2b lebih dari 43 menit menggunakan
obat golongan antiplatelet yaitu clopidogrel. Pada kelompok 3d waktu tercatat 2
menit 19 detik dan pada kelompok 3b adalah 6 menit 30 detik dengan obat
antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium yaitu aspirin.
Dapat kita lihat pada kelompok 3 terdapat perbandingan waktu (bleeding
time) yang cukup besar antara kelompok mencit yang mendapat perlakuan sebagai
kontrol positif dengan mencit yang mendapat suntikkan aspirin. Dimana lamanya
bleeding time pada hewan kontrol lebih lama dibandingkan dengan hewan uji
yang disuntikkan aspirin. Seharusnya bleeding time pada mencit yang diberikan
aspirin lebih lama dibandingkan dengan kontrol, karena fungsi aspirin adalah
sebagai antikoagulan yang dihambat pembekuan darahnya. Sedangkan mencit
kontrol tidak mendapat perlakuan yang begitu spesifik karena tidak di suntikkan
apa-apa.
Pada kelompok 1 menggunakan antikoagulan warfarin. Warfarin termasuk
kedalam kelompok antikoagulan oral. Antikoagulan oral bekerja dengan
menghambat sintesis vitamin K di hati, sehingga mempengaruhi faktor - faktor
pembekuan II, VII, IX dan X . Obat-obat ini terutama dipakai unutuk mencegah
keadaan tromboembolik, trombolebtis, emboli paru-paru, dan pembentukan
emboli akibat fibrilasi atrial. Antikoagulan oral memperpanjang masa pembekuan
dan dipantau dengan masa protombin. Lamanya bleeding time untuk mencit
jantan adalah 7 menit dan untuk mencit betina adalah 4 menit 27 detik.
Pada kelompok 2 menggunakan clopidogrel. Mekanisme kerja dari
clopidogrel adalah selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP)
pada reseptor ADP di platelet sehingga menghambat aktivasi kompleks
glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi oleh ADP dan menyebabkan
penghambatan terhadap agregasi platelet. Absorpsi cepat pada pemberian per oral
dan penyerapannya tidak dipengaruhi oleh makanan. Pada hasil praktikum kali ini
di dapatkan waktu bleeding time pada mencit jantan yaitu 4 menit dan mencit
betina lebih dari 43 menit.
12
Pada kelompok 4 menggunakan asam traneksamat. Asam traneksamat
merupakan salah satu obat yang berperan dalam proses hemostasis yakni obat
antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benangn fibrin. Asam traneksamat
merupakan competitive inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor
pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk
membantu mengatasi pendarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan. Asam
traneksamat berfungsi untuk menghentikan pendarahan dengan cara menghambat
pembentukan plasmin. Pembentukan plasmin yang terhambat mengakibatkan
terbentunya fibrin cloth menjadi lebih cepat dan pendarahan berhenti lebih cepat.
Lamanya waktu pendarahan adalah 2 menit pada mencit jantan sedangkan pada
mencit betina waktu pendarahan adalah 6 menit 13 detik.
Waktu perdarahan (bleeding time) diamati dengan cara memotong ekor
mencit yang diperkenalkan pertama kali oleh Dttl dan Ripke (1936) dan
merupakan cara yang paling umum digunakan pada percobaan farmakologi. Pada
cara ini ekor mencit dipotong kurang lebih sepanjang 1 cm dan diamati waktu
perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan sampai terbentuk bekuan darah
pada luka tersebut. Dalam hal ini praktikan menggunakan stopwatch untuk
menghitung lamanya waktu perdarahan (bleeding time) untuk mengetahui tingkat
keefektifan kerja dari masing-masing obat yang telah disuntikkan ke hewan
percobaan.
Bleeding Time merupakan suatu parameter yang dapat memonitor status
fungsi trombosit, kemampuan adhesi pada jaringan subendotel dan secara lebih
spesifik menunjukkan keefektifan membentuk agregasi. Bleeding Time berperan
dalam fase hemostatik primer sedangkan APTT (Activated Parsial Tromboplastin
Time) berperan dalam fase hemostatik sekunder.
13
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Antikoagulan adalah sebuah zat / bahan yang digunakan dengan tujuan
untuk mencegah pembekuan atau penggumpalan darah.
Koagulansia merupakan zat atau obat yang dapat menghambat atau
menghentikan proses penggumpalan darah.
Heparin adalah obat yang tergolong ke dalam antikoagulan karena
mekanisme kerjanya yang dapat mempercepat proses aktivasi antitrombin,
sehingga dapat menghambat protease faktor pembekuan darah. Sedangkan
Vitamin k tergolong ke dalam obat Koagulansia (antagonis antikoagulan)
karena dapat membantu proses pembekuan darah.
Waktu perdarahan (bleeding time) merupakan suatu parameter yang dapat
memonitor status fungsi trombosit, dengan cara mengamati waktu
perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan sampai terbentuk bekuan
darah pada luka tersebut.
Pengamatan dengan cara memotong ekor mencit yang diperkenalkan
pertama kali oleh Dttl dan Ripke (1936) dan merupakan cara yang paling
umum digunakan pada percobaan farmakologi. Terutama pada percobaan efek
antikoagulan ini.
Hasil pengamatan kelompok 3 tidak sesuai karena seharusnya aspirin
memberikan bleeding time yang lebih lama dibandingkan dengan mencit
kontrol negatif karena aspirin yang bersifat sebagai antikoagulan yaitu
dihambat pembekuan darahnya.
5.2. Saran
Sebaiknya pada percobaan kali ini disediakan gunting yang tajam,
dikarenakan penggunaan gunting yang kurang tajam dapat menghambat
pemotongan ekor mencit.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Hasan, Delina dkk. 2017. Penuntun Praktikum Farmakologi. Jakarta: Program
Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Poejiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
15