Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Antikoagulan

Dibuat untuk memenuhi tugas Laporan Praktikum Farmakologi

Dosen pengampu :

Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt.


Suci Ahda Novitri, M. Farm., Apt.
Dimas Agung Waskito W, S.Far.
Marvel Chaidir, S.Far.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3D
1. Yoga Sutrisno 11151020000053
2. Giyan Ramdan 11151020000070
3. Harini Nastiti 11151020000081
4. Afina Rahmatika 11151020000093
5. Tina Yuliana 11151020000098
6. Hafidzatul Azkia C 11151020000101

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................................

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang......................................................................................................

1.2. Tujuan....................................................................................................................

1.3. Manfaat.................................................................................................................

Bab II Landasan Teori

2.1. Landasan Teori.......................................................................................................

Bab III Metodologi

3.1. Tempat dan Waktu Praktikum.....................................................................................

3.2. Alat dan Bahan............................................................................................................

3.3. Cara Kerja...................................................................................................................

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1. Perhitungan VAO........................................................................................................

4.2. Tabel Pengamatan.......................................................................................................

4.3. Kurva Pengamatan....................................................................................................

4.4. Pembahasan..............................................................................................................

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan...............................................................................................................

5.2. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Darah sebagai jaringan khusus yang menjalani


sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang terendam dalam plasma
darah. Berbeda dengan jaringan lain, sel-selnya tidak
menempati ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi
bergerak terus dari satu tempat ke tempat yang lain. Aliran
darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang
tetap, agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan
fungsi berbagai bentuksel darah berasal dari sel induk
(stem cell) dalam sum-sum tulang dan memasukialiran
darah untukmemenuhi kebutuhan tertentu.

Darah manusia terdiri dari 2 komponen utama, yaitu


sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah ada 3
macam, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan tromosit (sel pembeku darah atau kepng-
keping darah). Secara umum, volume total darah mamalia
umumnya berkisar antara 7-8 % dari berat badan. Bahan
antar sel atau plasma darah, berkisar antara 45-65% dari
seluruh isi darah, sedangkan sisa nya 35-55% diisi sel
darah atau bendaa darah. Hal ini hampir sama pada
manusia, dimanadalm kondisi normal voleme darah lebih
kurang 8% dari berat badannya. Pada orang dewasa yang
beratnya 65 kg, voleme ddarahnya lebih kurang 5 liter.

Antikoagulan adalah sebuah zat/bahan yang


diguakan untuk mencegah pembekuan darah
ataupenggumpaln darah. Antikoagulan bertujuann agar
darah tidak membeku, sehingga kondisi darah dapat
dipertahankan dalam lama waktu tertentu. Antikoagulan
digunaka untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambatpembentukan atau fungsi beberapa faktor
pembekuan darah. Antikoagulan digunakan pada keadaan
dimana terdapat peningkatan kecenderungan darah untuk
membeku. Minsalnya
2 pada trombosit, karena pada
trombosit coroner, sebagian otot jantung mati akibat
penyaluran darah ke bagian tersebut terhalang oleh
trombus disalah satu cabangnya.
Koagulansia merupakan zat atau obat yang dapat
mengahambat atau menghentikan pendarahan. Golongan
obat koauansai ini dapat

3
diberikan secara oral maupun parentral, bergua
untuk menekan atau menghentikan pendarahan. Kelompok
obat ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis
dengan 2 cara yaitu dengan mempercepat perubahan
protombin menjadi trombhin dsn secara langsung
mengumpalkan fibrinogen.

1.2. TUJUAN
Mampu melaksanakan pengujian antikoagulan
Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang
mendasari maniedfestasi efek antikoagulan

1.3. MANFAAT
Setelah dilakukan nya praktkum ini,
mahasiswa/mahasiswi dapat memahami dan melihat
efek kerja dari obat antikoagulan serta dapat
membandingkan dengan hewan uji tampa diberi obat
anti koagulan.

4
BAB II

LANDASAN TEORI
Antikoagulan merupakan zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan
darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah. Anti koagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya trombus dan emboli maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro
pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi. Anti koagulan dapat dibagi menjadi
3 kelompok:
1. Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat
misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam, oklusi arteri
akut atau infark miokard akut. Obat ini juga digunakan untuk pencegahan
tromboemboli vena selama operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi
ekstraorporal selama operasi jantung terbuka. Heparin juga diindikasikan
untuk wanita hamil yang memerlukan antikoagulan.

2. Anti koagulan oral

Terdiri dari derivat 4 hidroksikumarin misalnya : dikumoral, warfarin


dan derivat indan 1,3 dion misalnya : nanisindion. Seperti halnya
heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan pengobatan
tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan dalam
waktu jangka panjang, Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral
sama dengan heparin, tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri,
antikoagulan oral kurang efektif. Antikoagulan oral diindikasikan untuk
penyakit dengan kecenderungan timbulnya tromboemboli, antara lain
infrak miokard, penyakit
5 jantung rematik, serangan iskemia selintas,
trombosis vena, emboli paru.
3. Anti koagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium
Salah satu faktor pembekuan darah. Natrium sitrat dalam darah akan
mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak
digunakan dalam darah untuk tranfusi, karena tidak tosik. Tetapi dosis
yang terlalu tinggi pada transfusi darah sampai 1.400 ml dapat
menyebabkan depresi jantung. Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya
digunakan untuk antikoagulan di luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis
untuk penggunaan in vivo (di dalam tubuh). Natrium adetat mengikat
kalsium menjadi kompleks dan bersifat sebagai antikoagulan.

Mekanisme pembekuan dibagi dalam 3 tahap dasar :

1. Pembentukan tromboplastin plasma intrinsik yang juga disebut


trombopatogenesis, dimulai dengan pekerjaan trombosit, terutama TF3 dan
faktor pembekuan lain pada permukaan asing atau sentuhan dengan kolagen.
Faktor pembekuan tersebut adalah faktor IV, V, VIII, IX, X, XI, XII kemudian
faktor III dan VII.
2. Perubahan protrombin menjadi trombin yang dikatalisasi oleh tromboplastin
faktor IV, V, VII dan X.
3. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dengan katalisator trombin, TF1 dan
TF2.5 Hemostasis yang baik berlangsung dalam batas waktu tertentu,
sehingga tidak hanya berbentuk tromboplastin, trombin atau fibrin saja yang
penting, tetapi juga pembentukan masing-masing zat.

Dalam proses pembekuan darah, saat ini dikenal 13 faktor yang berperan,
(faktor 1 sampai XIII). Faktor pembekuan darah tersebut yang sangat berperan,
diantaranya yaitu faktor XIII yaitu fibrinase. Suatu proses penghancuran fibrin
yang gunanya supaya pembekuan darah tidak berlebihan. Secara alamiah dan
dalam keadaan normal sebenarnya selalu terjadi pembekuan darah dan fibrinolisis
dalam perbandingan tertentu. Disatu pihak agar tidak terjadi trombosis yang dapat
merugikan, dipihak lain supaya jangan terjadi perdarahan, proses ini disebut
Fibrinolisis.
6

Faktor pembekuan darah yang mempermudah terjadinya pembekuan disebut


pro koagulan. Zat yang mempengaruhi pembekuan darah yang bersifat
menghambat pembekuan darah disebut anti koagulan. Obat untuk mencegah
terjadinya pembekuan darah disebut antikoagulansia.

Suatu keadaan dimana terjadi kelainan pembekuan darah karena difisiensi


fibrinogen disebut a-hipfibrinogenemia. Pembekuan darah disebut juga koagulasi
darah. Faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium
sel yang luka yang membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan
fibrin yang terbentuk dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah adalah
sebagai berikut setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka
trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca
tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin.

Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin


inilah yang berfungsi menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau
menggumpal (Poedjiadi, 1994). Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah
15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit.
Gumpalan darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula
dalam waktu 24 jam (Frandson, 1992). Koagulasi dapat dicegah dengan
penambahan kalium sitrat atau natrium sitrat yang menghilangkan garam kalsium.

Faktor Pembekuan Darah


1. Fibrinogen Precursor fibrin (protein terpolimerisasi)
2. Protrombin Precursor enzim proteolitik thrombin dan
mungkin akselerator lain dan konversi
protrombin
3. Tromboplastin Activator lipoprotein jaringan pada protrombin
4. Kalsium Diperlukan untuk aktivasi protrombin dan
pembentukan fibrin
5. Akselerator plasma Suatu faktor plasma yang mempercepat
globulin konversi protrombin menjadi thrombin
6. Akselerator konversi Suatu faktor serum yang mempercepat konversi
protrombin serum protrombin
7. Globulin antihemofilik Suatu faktor plasma yang berkaitan dengan
(AHG) 7 faktor trombosit dan faktor crismas:
mengaktivasi protrombin
8. Crismas Faktor serum yang berkaitan dengan faktor
trombosit dan faktor crismas mengaktivasi
protrombin
9. Stuart-prower Suatu faktor plasma dan serum; akselerator
konversi protrombin
10. Pendahulu tromboplastin Suatu faktor plasma yang diaktivasi oleh faktor
plasma (PTA) Hageman; akselerator pembentukan thrombin
11. Hageman Suatu faktor plasma ; mengaktivasi PTA (XI)
12. Penstabil fibrin Faktor plasma; menghasilkan bekuan fibrin
yang lebih kuat yang tidak larut di dalam urea
13. Fletcher (prakalikrein) Faktor pengaktivasi kontak
14. Fitzgerald (kininogen Faktor pengaktivasi
berat-molekul-tinggi)

8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat : Laboratorium Farmakologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tanggal : Kamis, April 2017

Waktu : 08.00 10.00 WIB


3.2 Alat dan Bahan
Hewan percobaan : Mencit
Bahan : Warfarin, Asam Traneksamat, Clopidogrel, Asprin,
NaCl fisiologis, Na CMC, Aquades
Dosis :
Alat : Alat suntik, jarum oral, jarum intravena, timbangan
hewan, gunting, kapas, gelas ukur, lumpang, stamper,
spatel, sudip, stopwatch, beker glass, termometer,
jarum, tube plastik, timbangan hewan.
3.3 Cara Kerja
1. Mencit hendaknya dipuasakan semalam sebelum percobaan
2. Sebelum digunakan hewan tersebut harus terlebih dahulu ditimbang
3. Diberikan tanda pada bagian mencit untuk menyatakan berat mencit
4. Hitunglah dosis pemberian obat antikoagulan dan VAO sebelum
diberikan
5. Injeksikan mencit dengan obat antikoagulan
6. 30 menit setelah diinjeksi, potong ekor mencit dengan gunting kira-
kira 1 cm dari ujung distal
7. Setelah ekor dipotong, cepat cepat celupkan ekor mencit ke dalam
NaCl fisiologis
8. Cata waktu pendarahan mulai pada saat memotong ekor sampai darah
berhenti mengalir
9. Bandingkan waktu pendarahan antara kontrol dengan perlakuan antara
kelompok-kelompok obat lain
10. Bahas hasil dan kesimpulan

BAB IV
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan VAO
KELAS B (mencit betina)

1. 1b warfarin dosis manusia (5mg/60kgbb) = 0.06166 ml


2. 2b klopidogrel dosis manusia (300mg/60kgbb) = 0.102 ml
3. 3b aspirin dosis manusia (325mg/60kgbb) = 0.08 ml
4. 4b as.traneksamat dosis manusia (25mg/kgbb) = 0.0863 ml

KELAS D (mencit jantan)

1. 1d warfarin dosis manusia (5mg/60kgbb) = 0.1079 ml


2. 2d klopidogrel dosis manusia (300mg/60kgbb) = 0.148 ml
3. 3d aspirin dosis manusia (325mg/60kgbb) = 0.1 ml
4. 4d as.traneksamat dosis manusia (25mg/kgbb) = 0.1017 ml

4.2 Tabel Pengamatan

Bleeding time (S)


Perlakuan secara
Mencit jantan Mencit betina
oral
(kelas d) (kelas b)
Kontrol positif
(asam 120 373
traneksamat)
Kontrol negatif 600 359
Warfarin 420 267
Klopidogrel 240 >2580
Aspirin 139 390

4.3. Kurva Pengamatan

10
3000

2500

2000

WAKTU DALAM (DETIK) 1500


waktu (S) kelas b (betina)
1000 waktu (S) kelas d (jantan)

500

0
kontrol (+) asam traneksamat

PERLAKUAN SECARA ORAL

4.4. Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan 5 kelompok mencit yang masing - masing
diberi perlakuan berbeda. Pada kelompok mencit kontrol positif diinjeksikan
dengan asam traneksamat lalu pada kelompok mencit kontrol negatif tidak
diinjeksikan dengan apa-apa, sedangkan mencit lainnnya disuntikkan dengan
warfarin, clopidogrel, dan aspirin dalam dosis tertentu. Pemberian obat ini
berguna untuk memperpanjang atau mempersingkat waktu pendarahan.
Dalam penelitian ini diamati efek dari obat dalam berbagai dosis terhadap
waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah hewan percobaan. Dari hasil
percobaan didapatkan data yang cukup beragam pada masing-masing kelompok
hewan percobaan. Hal ini diduga disebabkan oleh keseragaman individu dan
kondisi fisiologis dari masing-masing individu hewan percobaan selama
perlakuan dan dapat juga dipengaruhi oleh hal lain seperti keadaan lingkungan,
posisi ekor, dan cara pemotongan ekor.
Dari data terlihat bahwa waktu pendarahan hingga darah berhenti mengalir
(bleeding time) pada kontrol positif menggunakan asam traneksamat yaitu 2
menit pada kelas d dan untuk kelas b yaitu 6 menit. Pada mencit kontrol negatif
11
yang tidak menggunakan obat apapun yaitu tercatat bleediing time nya yaitu 10
menit pada kelas d, lalu pada kelas b tercatat 5 menit 59 detik. Mencit kelompok 1
d yaitu 7 menit dan kelompok 1 b 4 menit 27 detik dengan obat warfarin. Pada
kelompok 2 d = 4 menit lalu pada kelompok 2b lebih dari 43 menit menggunakan
obat golongan antiplatelet yaitu clopidogrel. Pada kelompok 3d waktu tercatat 2
menit 19 detik dan pada kelompok 3b adalah 6 menit 30 detik dengan obat
antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium yaitu aspirin.
Dapat kita lihat pada kelompok 3 terdapat perbandingan waktu (bleeding
time) yang cukup besar antara kelompok mencit yang mendapat perlakuan sebagai
kontrol positif dengan mencit yang mendapat suntikkan aspirin. Dimana lamanya
bleeding time pada hewan kontrol lebih lama dibandingkan dengan hewan uji
yang disuntikkan aspirin. Seharusnya bleeding time pada mencit yang diberikan
aspirin lebih lama dibandingkan dengan kontrol, karena fungsi aspirin adalah
sebagai antikoagulan yang dihambat pembekuan darahnya. Sedangkan mencit
kontrol tidak mendapat perlakuan yang begitu spesifik karena tidak di suntikkan
apa-apa.
Pada kelompok 1 menggunakan antikoagulan warfarin. Warfarin termasuk
kedalam kelompok antikoagulan oral. Antikoagulan oral bekerja dengan
menghambat sintesis vitamin K di hati, sehingga mempengaruhi faktor - faktor
pembekuan II, VII, IX dan X . Obat-obat ini terutama dipakai unutuk mencegah
keadaan tromboembolik, trombolebtis, emboli paru-paru, dan pembentukan
emboli akibat fibrilasi atrial. Antikoagulan oral memperpanjang masa pembekuan
dan dipantau dengan masa protombin. Lamanya bleeding time untuk mencit
jantan adalah 7 menit dan untuk mencit betina adalah 4 menit 27 detik.
Pada kelompok 2 menggunakan clopidogrel. Mekanisme kerja dari
clopidogrel adalah selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP)
pada reseptor ADP di platelet sehingga menghambat aktivasi kompleks
glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi oleh ADP dan menyebabkan
penghambatan terhadap agregasi platelet. Absorpsi cepat pada pemberian per oral
dan penyerapannya tidak dipengaruhi oleh makanan. Pada hasil praktikum kali ini
di dapatkan waktu bleeding time pada mencit jantan yaitu 4 menit dan mencit
betina lebih dari 43 menit.
12
Pada kelompok 4 menggunakan asam traneksamat. Asam traneksamat
merupakan salah satu obat yang berperan dalam proses hemostasis yakni obat
antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benangn fibrin. Asam traneksamat
merupakan competitive inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor
pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk
membantu mengatasi pendarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan. Asam
traneksamat berfungsi untuk menghentikan pendarahan dengan cara menghambat
pembentukan plasmin. Pembentukan plasmin yang terhambat mengakibatkan
terbentunya fibrin cloth menjadi lebih cepat dan pendarahan berhenti lebih cepat.
Lamanya waktu pendarahan adalah 2 menit pada mencit jantan sedangkan pada
mencit betina waktu pendarahan adalah 6 menit 13 detik.
Waktu perdarahan (bleeding time) diamati dengan cara memotong ekor
mencit yang diperkenalkan pertama kali oleh Dttl dan Ripke (1936) dan
merupakan cara yang paling umum digunakan pada percobaan farmakologi. Pada
cara ini ekor mencit dipotong kurang lebih sepanjang 1 cm dan diamati waktu
perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan sampai terbentuk bekuan darah
pada luka tersebut. Dalam hal ini praktikan menggunakan stopwatch untuk
menghitung lamanya waktu perdarahan (bleeding time) untuk mengetahui tingkat
keefektifan kerja dari masing-masing obat yang telah disuntikkan ke hewan
percobaan.
Bleeding Time merupakan suatu parameter yang dapat memonitor status
fungsi trombosit, kemampuan adhesi pada jaringan subendotel dan secara lebih
spesifik menunjukkan keefektifan membentuk agregasi. Bleeding Time berperan
dalam fase hemostatik primer sedangkan APTT (Activated Parsial Tromboplastin
Time) berperan dalam fase hemostatik sekunder.

13
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Antikoagulan adalah sebuah zat / bahan yang digunakan dengan tujuan
untuk mencegah pembekuan atau penggumpalan darah.
Koagulansia merupakan zat atau obat yang dapat menghambat atau
menghentikan proses penggumpalan darah.
Heparin adalah obat yang tergolong ke dalam antikoagulan karena
mekanisme kerjanya yang dapat mempercepat proses aktivasi antitrombin,
sehingga dapat menghambat protease faktor pembekuan darah. Sedangkan
Vitamin k tergolong ke dalam obat Koagulansia (antagonis antikoagulan)
karena dapat membantu proses pembekuan darah.
Waktu perdarahan (bleeding time) merupakan suatu parameter yang dapat
memonitor status fungsi trombosit, dengan cara mengamati waktu
perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan sampai terbentuk bekuan
darah pada luka tersebut.
Pengamatan dengan cara memotong ekor mencit yang diperkenalkan
pertama kali oleh Dttl dan Ripke (1936) dan merupakan cara yang paling
umum digunakan pada percobaan farmakologi. Terutama pada percobaan efek
antikoagulan ini.
Hasil pengamatan kelompok 3 tidak sesuai karena seharusnya aspirin
memberikan bleeding time yang lebih lama dibandingkan dengan mencit
kontrol negatif karena aspirin yang bersifat sebagai antikoagulan yaitu
dihambat pembekuan darahnya.

5.2. Saran
Sebaiknya pada percobaan kali ini disediakan gunting yang tajam,
dikarenakan penggunaan gunting yang kurang tajam dapat menghambat
pemotongan ekor mencit.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Hasan, Delina dkk. 2017. Penuntun Praktikum Farmakologi. Jakarta: Program
Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Poejiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

15

Anda mungkin juga menyukai