Disusun Oleh:
Ika Fitriani, S.Kep
24.16.0884
B. FUNGSI GINJAL
a. Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan kadar asam
dan basa dari cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan
asam/basa melalui urine.
b. Mempertahankan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel
dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
c. Selain fungsi inti di atas, ginjal juga mengeluarkan tiga hormon yang
sangat penting bagi kehidupan yaitu eritropoietin atau EPO, yang
berfungsi merangsang sumsum tulang untuk membuat sel darah
merah. renin, yang mengatur tekanan darah. Kalsitriol, bentuk aktif
vitamin D, yang membantu menahan zat kalsium untuk tulang.
d. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang
merugikan bagi tubuh seperti urea, asam urat, amoniak, creatinin,
garam anorganik, bakteri, dan juga obat-obatan. Jika zat tersebut
tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat
membahayakan kesehatan di dalam tubuh.
C. ETIOLOGI
Penyebab CKD pada anak usia< 5 tahun paling sering adalah kelainan
congenitalmisalnya displasia atau hipoplasia ginjal dan uropati obstruktif.
Sedangkan pada usia> 5 tahun sering disebabkan oleh penyakit yang
diturunkan (penyakit ginjal polikistik)dan penyakit didapat
(glomerulonefritis kronis).11-15
Kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya CKD
1. Riwayat keluarga dengan penyakit polikistik ginjal atau penyakit
ginjal genetic
2. Bayi berat lahir rendah
3. Anak dengan riwayat gagal ginjal akut
4. Hipoplasia atau displasia ginjal
5. Penyakit urologi terutama uropati obstruktif
6. Refluks verikoureter yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih
dan parut
7. Ginjal
8. Riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut
9. Riwayat menderita sindrom hemolitik uremik
10. Riwayat menderita Henoch Schoenlein Purpura
11. Diabetes mellitus
12. Lupus Eritrematosus Sistemik
13. Riwayat menderita tekanan darah tinggi
Penyebab lain GGK, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya
DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher
kandung kemih dan uretra.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi CKD menjadi beberapa stadium untuk tujuan pencegahan,
identifikasi awal kerusakan ginjal dan penatalaksanaan, serta untuk
pencegahan komplikasi CKD
Klasifikasi Stadium CKD
Berdasarkan Derajat Penyakit Berdasarkan Etiologi
(1) Kerusakan ginjal dengan LFG (1) Penyakit ginjal Diabetes (DM Tipe 1
normal atau meningkat ( 90) dan 2)
(2) LFG menurun ringan ( 60 89 ) (2) Penyakit ginjal non Diabetes
(3) LFG menurun sedang ( 30 59 ) (3) Penyakit pada transplatansi
(4) LFG menurun berat ( 15 29 )
(5) Gagal Ginjal ( 15 atau dialisis)
E. PATOGENESIS
Mekanisme yang dapat menyebabkan CKD adalah glomerulosklerosis,
parut tubulointerstisial, dan sklerosis vaskular
a. Glomerulosklerosis
Progresifitas menjadi CKD berhubungan dengan sklerosis
progresifglomeruli yang dipengaruhi oleh sel intraglomerular dan sel
ekstraglomerular. Kerusakan sel intraglomerular dapat terjadi pada
sel glomerulus intrinsik (endotel, sel mesangium, sel epitel) dan
ekstrinsik (trombosit, limfosit, monosit/makrofag). Sel endotel dapat
mengalami kerusakan akibat gangguan hemodinamik,metabolik dan
imunologis. Kerusakan ini berhubungan dengan reduksi
fungsiantiinflamasi dan antikoagulasi sehingga mengakibatkan
aktivasi dan agregasitrombosit serta pembentukan mikrotrombus
pada kapiler glomerulus sertamunculnya mikroinflamasi.
Akibat mikroinflamasi, monosit menstimulasi proliferasi sel
mesangium sedangkan faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi sel
mesangium yang berproliferasi menjadi sel miofibroblas sehingga
mengakibatkan sklerosis mesangium. Karena podosit tidak mampu
bereplikasi terhadap jejas sehingga terjadi peregangan di sepanjang
membrana basalis glomerulus dan menarik sel inflamasi yang
berinteraksi dengan sel epitel parietal menyebabkan formasi adesi
kapsular dan glomerulosklerosis, akibatnya terjadi akumulasi material
amorf di celah paraglomerular dan kerusakan taut glomerulo-tubular
sehingga pada akhirnya terjadi atrofi tubular dan fibrosis interstisial
b. Parut tubulointerstisial
Proses fibrosis tubulointerstisialis yang terjadi berupa inflamasi,
proliferasi fibroblas interstisial, dan deposisi matriks ekstra selular
berlebihan. Gangguan keseimbangan produksi dan pemecahan
matriks ekstra selular mengakibatkan fibrosis ireversibel
c. Sklerosis vascular
Perubahan pada arteriol dan kerusakan kapiler
peritubularmengeksaserbasi iskemi interstisial dan fibrosis. Tunika
adventisia pembuluhdarah merupakan sumber miofibroblas yang
berperan dalam berkembangnyafibrosis interstisial ginjal.
c) Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan pardarahan mulut
Nafas berbau ammonia
Sistem musculoskeletal
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
d) Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Pruritis
Kulit kering bersisik
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
e) Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
Neurologi
Kelemahan dan keletihan
Konfusi
Kejang
Kelemahan pada tungkai
Perubahan perilaku
Rasa panas pada telapak kaki
f) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Natrium
Dengan berkurangnya CEG yang progresif pada pasien GGK,
ginjal akan berusaha mempertahankan keseimbangan dengan
meningkatkan ekskresi natrium leh nefron yang masih baik.
Bila adaptasi ini tidak terjadi akan menimbulkan retensi
natrium yang akan membahayakan tubuh.
Asidosis metabolic
Biasanya ditemukan pada pasien GGK dengan CFG < 25%
dari normal. Ditandai dengan penurunan kadar bikarbonat
plasma dan peningkatan senjang anion. Asidosis metabolic
terjadi akibat ketidakmampuan pengeluaran ion hidrogen atau
asam endogen yang dibentuk karena insufisiensi sintesis anion
pada segmen nefron distal, meningkatnya senjang anion terjadi
karena retensi anion seperti sulfat, posfat, urat, hiperat.
Kalium
Pada pasien GGK dapat terjadi hiperkalemi karena mungkin
saja terus mendapatkan kalium dalam jumlah besar secara tiba-
tiba misalnya dari tekanan transfuse darah, keadaan sepsis,
ataupun asidosis selain hiperkalemi juga dapat mengalami
hipokalemi. Kedaaan ini biasanya terjadi akibat pemakaian
deuretik seperti hidroklorticizit, furosemid atau akibat
pemberian diet rendah kalium
G. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai
penyebab yaitu infeksi, vaskuler, zat toksik, obstruksi saluran kemih yang
pada akhirnya akan terjadi kerusakan nefron sehingga menyebabkan
penurunan GFR (Glomelular Filtration Rate) dan menyebabkan CKD
(cronic kidney disease), yang mana ginjal mengalami gangguan dalam
fungsi eksresi dan dan fungsi non-eksresi. Fungsi renal menurun, produk
akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin)
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem
tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan
semakin berat Brunner& Suddarth, 2001 :1448), dari proses sindrom
uremia terjadi pruritus, perubahan warna kulit. Sindrom uremia juga bisa
menyebabkan asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu menyekresi
asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekrsi asam akibat tubulus ginjal
tidak mampu menyekresi ammonia (NH3 -) dan megapsorbsi natrium
bikarbonat (HCO3). Penurunan eksresi fosfat dan asam organik yang
terjadi, maka muntah dan muntah tidak dapat dihindarkan. Sekresi
kalsium mengalami penurunan sehingga hiperkalemia, penghantaran
listrik dalamjantung terganggu akibatnya terjadi penurunan COP (cardiac
output), suplai O2 dalam otak dan jaringan terganggu.
Penurunan sekresi eritropoetin sebagai faktor penting dalam
stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan
produk hemoglobin berkurang dan terjadi anemia sehingga peningkatan
oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin) berkurang maka tubuh akan
mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga. Gangguan clerence renal
terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan
laju filtrasi glomerulus di deteksi dengan memeriksa clerence kretinin
dalam darah yang menunjukkan penurunan clerence kreatinin dan
peningkatan kadar kreatinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat
megakibatkan edema. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan
gangguan metabolisme. Kadar kalsium dan fosfat tubuh memiliki
hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat maka fungsi yang
lain akan menurun.
Dengan menurunnya filtrasi melaui glomerulus ginjal maka
meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium
menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi
parathhormon dari kelenjar paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh tidak
dapat merspons normal terhadap peningkatan sekresi parathormon
sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan
tulang dan penyakit tulang(Nurlasam, 2007).
H. GANGGUAN METABOLISME
a. Metabolism Karbohidrat
Pasien GGK dapat disertai timbulnya intoleransi glukosa hasil glukosa
hasil uji toleransi glukosa akan menunjukkan adaya hiperglikemi.
Keadaan ini sebagai akibat terjadinya resistensi terhadap insulin yang
menghambat masuknya glukosa sel.
b. Metabolism Lemak
Biasanya timbul hiperglikemia yang bermanifestasi sebagai
hipertrigliserida, kadar kolesterol darah normal peningkatan YLDL
(Very Low Density Lipoprotein). Hal ini terjadi sebagai akibat dari
meningkatnya produksi trigliserida di hepar akibat hiperinsulinisme
dan menurunnya fungsi ginjal serta karena menurunnya katabolisme
trigliserida.
c. Gangguan Kardiovaskuler
Gangguan GGK hipetensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi system rennin-angiostesin-aldosteron), gagal jantung kongstif
dan edema pulmoner (akibat caian berlebih) dan perikarditis (akibat
iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik uremik)
d. Osteodistrofis Ginjal
Penimbunan asam fosfat menimbulkan hiperfoskalemia dan
menyebabkan kadar ion kalsium serum menurun. Keadaan ini
merangsang paratiroid untuk mengeluarkan hormone lebih banyak
agar ekskresi fosfor meningkat dan kadar fosfat kembali normal. Jadi
osteodistropis ginjal adalah kelainan tulang pada GGK sebagai akibat
gangguan absorpsi kalsium hiperfungsi paratiroid dan gangguan
pembentukan vit D.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem
dan membantu menetapkan etiologi.
b. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
c. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
J. PENCEGAHAN
- Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa
kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat
mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan
pemeriksaan urinalisis.
- Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu
yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal.
Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan
sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu
mengalami stress (infeksi, kehamilan).
K. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk mengatasi penyakit gagal ginjal kronikyaitu :
a. Penatalaksanaan untuk mengatasi komplikasi
Hipertensi diberikan antihipertensi yaitu Metildopa
(Aldomet),Propanolol (Inderal), Minoksidil (Loniten), Klonidin
(Catapses),Beta Blocker, Prazonin (Minipress), Metrapolol
Tartrate (Lopressor).
Kelebihan cairan diberikan diuretic diantaranya adalah
Furosemid(Lasix), Bumetanid (Bumex), Torsemid, Metolazone
(Zaroxolon),Chlorothiazide (Diuril).
Peningkatan trigliserida diatasi dengan Gemfibrozil.
Hiperkalemia diatasi dengan Kayexalate, Natrium
PolisterenSulfanat.
Hiperurisemia diatasi dengan Allopurinol.
Osteodistoofi diatasi dengan Dihidroksiklkalsiferol,
alumuniumhidroksida.
Kelebihan fosfat dalam darah diatasi dengan kalsium
karbonat,kalsium asetat, alumunium hidroksida.
Mudah terjadi perdarahan diatasi dengan desmopresin, estrogen
Ulserasi oral diatasi dengan antibiotic.
b. Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8 gr/kgBB), vitamin B
danC, diet tinggi lemak dan karbohirat
c. Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen natrium karbonat.
d. Abnormalitas neurologi diatasi denganDiazepam IV (valium),
fenitonin(dilantin).Anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein
manusia (epogen IV atauSC 3x seminggu), kompleks besi (imferon),
androgen (nandrolandekarnoat/deca durobilin) untuk perempuan,
androgen (depo-testoteron)untuk pria, transfuse Packet Red
Cell/PRC.
e. Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritoneal
dialisa.
f. Transplantasi ginjal.
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik antara lain
yaitu:
Tri, Rustamaji, 2010. Chronic Kidney Disease (CKD). Diakses pada tanggal 14
November 2016 di https://patofisiologi.wordpress.com/2010/10/21/ckd-
chronic-kidney-disease/
Kandarini, yenny. 2013. Disertasi HD, Chronic Kidney Disease (CKD). Diakses
pada tanggal 14 November 2016 di
http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-57-197584832-
disertasi%20%20dr%20yenny%20kandarini%20sppd-kgh%20pdf.pdf.
Titi. 2015. Pustaka Penyakit Ginjal Kronik. Diakses pada tanggal 14 November
2016 di
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/01/pustaka_unpad_
penyakit_ginjal_kronis.pdf.
AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
Monitor AGD, tingkat elektrolit
Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)
Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene
2 Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis NOC : NIC :
otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup Circulation Status Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,
Vital Sign Status durasi)
Kriteria Hasil: Catat adanya disritmia jantung
Tanda Vital dalam rentang normal Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
(Tekanan darah, Nadi, respirasi) putput
Dapat mentoleransi aktivitas, Monitor status kardiovaskuler
tidak ada kelelahan Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
Tidak ada edema paru, perifer, jantung
dan tidak ada asites Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
Tidak ada penurunan kesadaran perfusi
Monitor balance cairan
Monitor adanya perubahan tekanan darah
Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor adanya pulsus paradoksus
Monitor adanya pulsus alterans
Monitor jumlah dan irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign