Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS DAUR


BELAJAR TIGA FASE PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MATAKULIAH KIMIA
TEKNIK

DEVELOPING AND APLICATION OF CHEMISTRY INSTRUCTIONAL MODULE BASED


ON THREE PHASE LEARNING CYCLE FOR THERMOCHEMISTRY IN CHEMICAL
ENGINEERING

Dwi Retno Wahyuni


Jurusan Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang (65145), Telp. 0341-551312

Email : Ayoenierz@gmail.com

Abstrak : Mahasiswa pendidikan teknik mesin yang mengikuti matakuliah kimia teknik merupakan
lulusan dari SMA dan SMK. Mahasiswa lulusan SMA dan SMK memiliki perbedaan gaya belajar yang
dapat dibuktikan melalui hasil belajar. Penelitian yang telah dilakukan oleh Munir (2015) diperoleh data
hasil belajar mahasiswa pendidikan teknik mesin sebagai berikut: (1) Hasil belajar mahasiswa lulusan
SMA pada matakuliah teori kurang memuaskan yaitu terletak pada rentang rerata 2,78 2,96 dari skala 4,
(2) Hasil belajar mahasiswa lulusan SMA pada matakuliah praktikum sangat memuaskan dengan rentang
rerata 3,38 3,54 dari skala 4, (3) Hasil belajar mahasiswa lulusan SMK pada matakuliah teori kurang
memuaskan dengan rentang rerata 2,59 2,81 dari skala 4, (4) Hasil belajar mahasiswa lulusan SMK
pada matakuliah praktikum sangat memuasakan dengan rentang rerata 3,39 3,50 dari skala 4, (5) Hasil
uji t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan mahasiswa lulusan SMA
dan SMK pada matakuliah teori, (6) Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan mahasiswa lulusan SMA dan SMK pada matakuliah praktikum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang berasal dari lulusan SMA atau SMK memiliki
persamaan yaitu pemahaman terhadap matakuliah teori yang kurang. Untuk itu dilakukan penelitian
tentang pengembangan dan penerapan modul pembelajaran kimia berbasis daur belajar tiga fase pada
materi termokimia untuk matakuliah kimia teknik.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan modul berbasis model daur belajar tiga fase untuk
matakuliah kimia teknik pada materi termokimia, mengetahui kelayakan modul hasil pengembangan
melalui uji keterbacaan dan validasi ahli., dan mengetahui keefektifan modul hasil pengembangan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa pendidikan teknik mesin terhadap materi termokimia. Hasil
pengembangan berupa buku petunjuk dosen, modul termokimia berbasis daur belajar tiga fase, silabus,
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan 30 butir soal uji pemahaman konsep termokimia.
Modul yang telah dikembangkan, berisi materi termokimia yang dapat dipelajari melalui tiga representasi
yaitu makroskopik, mikroskopik, dan simbolik serta menampilkan aplikasi konsep termokimia di bidang
mesin dan otomotif. Modul berbasis daur belajar tiga fase, yang mana fase eksplorasi paralel dengan
tahap asimilasi dan ketidaksetimbangan kognitif, fase pengenalan konsep sesuai dengan tahap akomodasi,
dan fase penerapan konsep merupakan tahap organisasi dalam teori Piaget, sehingga modul tidak hanya
mampu meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa namun juga dapat mencegah kesalahan konsep
pada materi termokimia.

B-116
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Modul yang dikembangkan mengadaptasi metodologi penelitian dan pengembangan 4D yang


dikemukakan oleh Thiagarajan yang terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu define, design, develop
dan desiminate. Produk yang dihasilkan telah dilakukan uji coba produk untuk mengetahui kelayakannya.
Uji coba produk yang dilakukan peneliti meliputi validasi produk oleh dosen pendidikan kimia dan dosen
pendidikan teknik mesin dan uji coba terbatas oleh mahasiswa pendidikan teknik mesin melalui instrumen
penelitian yang berupa lembar validasi perorangan dan kelompok. Soal uji coba divalidasi melalui
instrumen penelitian yang berupa lembar validasi isi. Jenis data yang diperoleh peneliti adalah data
kualitatif dan kuantitatif.
Kata kunci: Pengembangan modul, Daur belajar tiga fase, Soal uji pemahaman, Termokimia, Kimia
Teknik.

Abstract. Student of mechanical engineering education who learned chemical engineering graduated
from high school and vocational school. Students of vocational and high school graduates have different
learning styles can be proved through learning outcomes. Research has been conducted by Munir (2015)
obtained data result about learning outcomes student of mechanical engineering education as follows: (1)
The cognitive results a graduate of high school in theory subjects less than satisfactory, in which range
from 2.78 to 2.96 on a scale of 4 (2) the cognitive results a graduate of high school in practical subjects
very satisfactory with an average range of 3.38 to 3.54 on a scale of 4, (3) the cognitive results a
graduate of vocational school in theory subjects less satisfactory in which an average range of 2.59 to
2.81 scale of 4, (4) the cognitive results a graduate of vocational school in practical subjects very
satisfactory with an average range of 3.39 to 3.50 on a scale of 4 (5) results of t-test showed that there
are significant differences in learning outcomes of students graduate from high school and vocational
school in the theory subjects, (6) the results of the Mann-Whitney U test showed that there is no
significant difference in learning outcomes of students graduate from high school and vocational school
in practical subject. The results showed that students who graduate from high school or vocational school
have in common was the understanding of the theory subject is lacking. Research developing and
application of chemistry intructional module based on the three phase learning cycle in thermochemistry
materials for chemical engineering.
The purpose of this study to produce module based on three phases learning cycle model for
thermochemistry at chemical engineering course, determine the feasibility of module development results
through the test of legibility and validation expert, and assess the effectiveness module development
results to improve conceptual understanding student of mechanical engineering education about
thermochemistry. The result of this study was thermochemistry modul based on three phase of learning
cycle model, syllabus, lesson plan, and 30 items of thermochemistry comprehension test. Module has been
developed, contain of thermochemistry concept that can be learned through the three multiple
representations are macroscopic, microscopic, and symbolic as well as displaying application of
thermochemistry concepts in the machinery and automotive field. Module based on three phase learning
cycle, in which phase of exploration was parallel with the stages of assimilation and nonequilibrium
cognitive, the concept introduction according to the stage of accommodation, and concept
implementation was parallel with the organization stage in Piaget's theory, so that the module can
increase concept understanding and prevent misconceptions in thermochemistry.
Module was developed to adapt the methodology of research and development by Thiagarajan
that 4D consists of four stages of development that define, design, develop and desiminate . Product has
conducted product trials to determine its feasibility. Product trials conducted by researchers include

B-117
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

product validation by professor of chemistry education and mechanical engineering education and
limited testing by student of mechanical engineering education through research instruments form of
individual and group validation sheet . Comprehension test trials validated through research instruments
form of content validation sheet . The type of data obtained by researchers is the qualitative and
quantitative data.
Keywords: Doveloping module, Three phase leraning cycle, Comprehensiaon test, Thermochemistry,
Chemical engineering.
Pemahaman konseptual mahasiswa dapat diukur
menggunakan tes pilihan ganda. Pemilihan tes
PENDAHULUAN pilihan ganda memiliki kelebihan karena lebih
Matakuliah teori untuk kimia teknik mudah diterapkan, lebih cepat, dan objektif.
meliputi materi lingkup pengukuran dan Selain itu, tes pilihan ganda dapat diterapkan
perhitungan dasar kimia, teori kinetika dan dalam kelas dengan jumlah mahasiswa banyak,
pengukuran gas, termokimia, elektrolisis, sifat namun tes pilihan ganda memiliki keterbatasan
dan prinsip konversi energi, teknik dalam penerapannya. Kekurangan dalam
elektroplating dan penanggulangan korosi. penerapan tes pilihan ganda adalah kesulitan
Sreenivasulu dan Subramaniam (2013) dalam menentukan apakah mahasiswa
menjawab benar karena telah memahami konsep
menjelaskan bahwa termokimia merupakan
salah satu topik dalam ilmu kimia yang terkait atau hanya sekedar menebak, serta tingkat
ilmu fisika dengan beberapa prinsip yang ditulis pemahaman mahasiswa pada tes pilihan ganda
dalam terminologi matematika yang melibatkan hanya berdasarkan pada jumlah jawaban yang
penalaran abstrak dan pemahaman yang tidak benar (Nabilah, Andayani & Laksmiwati, tanpa
tahun). Beberapa peneliti telah mengembangkan
sederhana, sehingga menuntut mahasiswa
memiliki pemahaman konseptual dan algoritmik. tes two tier dengan dua tingkat (Chandrasegaran
Konsep termokimia yang membutuhkan et al., 2007; Chou, C.C & Chiu M.H, 2014; Tan,
pemahaman konseptual diantaranya: reaksi K.C.D et a.l, 2002; Tuysuz, C. 2009; Treagust
eksotermik dan endotermik, jenis entalpi reaksi, D.F, 2006) yaitu : tingkat pertama terdiri dari
lima pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri
persamaan termokimia dan aliran kalor dari
sistem ke lingkungan atau sebaliknya. dari pilihan alasan yang mengacu pada tingkat
Pemahaman algoritmik dibutuhkan dalam pertama. Tes two tier dapat digunakan sebagai
alat uji pemahaman konsep termokimia pada
mempelajari konsep perubahan entalpi yang
dapat diperoleh melalui data standar entalpi matakuliah teori untuk kimia teknik.
pembentukan, siklus Hess, data energi ikatan, Pemahaman konsep kimia dapat
data hasil percobaan kalorimeter, dan hukum ditingkatkan melalui tiga representasi, yaitu
pertama Termodinamika. makroskopik, mikroskopik, dan simbolik.
Representasi makroskopik dapat dipelajari
Chiu (2000) menjelaskan bahwa
pemahaman konseptual merupakan kemampuan melalui observasi perubahan materi seperti
untuk mengungkapkan materi yang disajikan perubahan warna, pH larutan, pembentukan gas
dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, dan pengendapan dalam reaksi kimia
memberikan interpretasi, dan mengaplikasikan (Chandrasegaran et al., 2007: 294). Level sub-
mikroskopik merupakan level partikel yang
materi, sedangkan pemahaman algoritmik lebih
mengutamakan pemahaman tentang prosedur dapat digunakan untuk mendeskripsikan gerakan
atau rumus matematik untuk menghitung atau elektron, molekul, partikel atau atom
(Chittleborough dan Treagust. 2007:274).
memecahkan masalah (Zoller, et al. 1995).

B-118
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Devetak et al. (2007:2) menjelaskan bahwa pada alternatif dalam meningkatkan pemahaman
level simbolik dari konsep kimia seperti simbol mahasiswa teknik.
unsur, persamaan dan formula kimia, persamaan Dasna dan Sutrisno (2004) menjelaskan
matematis, grafik, dan skema digunakan untuk pengembangan modul berdasarkan daur belajar
mempermudah menjelaskan fenomena kimia tiga fase sebagai berikut: (1) Pada fase
yang abstrak. eksplorasi, terdapat serangkaian kegiatan belajar
Konsep kimia dapat dipahami berdasarkan yang dapat dilakukan mahasiswa yaitu:
representasi makroskopik, mikroskopik, melakukan pengamatan, membaca uraian dan
simbolik melalui media belajar, animasi tabel, menganalisa artikel, dan berdiskusi.
komputer (Tuysuz, 2010), buku teks (2) Pada fase pengenalan konsep, mahasiswa
(Nyachawya & Wood, 2014), multimedia modul mendapatkan penjelasan tentang konsep yang
(Tien & Osman, 2013) dan pemahaman ditemukan dan memperoleh informasi yang
algoritmik melalui modul Java (Teller et al., berhubungan dengan konsep yang dipelajari
1998). Pemahaman konsep termokimia dengan kehidupan sehari-hari, (3) Fase
mahasiswa teknik dapat ditingkatkan melalui penerapan konsep berisi serangkaian kegiatan
berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan belajar yang harus dilakukan mahasiswa untuk
bahan ajar dan penerapan model pembelajaran menerapkan konsep yang dipelajari dalam
yang tepat. situasi baru yaitu: memecahkan dan
Salah satu model pembelajaran yang dapat menganalisis masalah yang terdapat di dalam
diterapkan dalam pembelajaran termokimia pada artikel, atau melakukan percobaan baru.
matakuliah kimia teknik adalah model daur Pemilihan model daur belajar tiga fase sebagai
belajar. Dasna dan Sutrisno (2006:69) dasar pengembangan modul karena tahapannya
mengungkapkan model daur belajar akan sederhana, mudah dalam penerapan dan
melibatkan mahasiswa secara langsung pada memenuhi kriteria pembelajaran
kegiatan penelitian secara aktif agar terjadi konstruktivistik.
proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi
dalam struktur kognitif mahasiswa. Pemilihan METODE
model daur belajar tiga fase sebagai dasar
pengembangan modul karena tahapannya Penelitian menggunakan model
sederhana, mudah dalam penerapan dan pengembangan yang dikembangkan oleh
memenuhi kriteria pembelajaran Thiagarajan, et al. (1974), yaitu model 4D
konstruktivistik. Model daur belajar dapat meliputi tahap pendefinisian (Define),
menjadi dasar dalam pengembangan bahan ajar. perancangan (Design), pengembangan
Bahan ajar dapat berupa buku cetak atau (Develop), dan penyebaran (Disseminate).
media elektronik. Bahan ajar cetak dapat berupa Pengembangan soal uji pemahaman pada
buku teks, lembar kerja mahasiswa (LKM), materi termokimia
handout, dan modul, sedangkan bahan ajar a. Mempelajari konsep termokimia
elektronik dapat berupa media flash, power b. Menyusun peta konsep termokimia
point, virtual lab atau melalui aplikasi berdasarkan hirarkinya
handphone. Pengembangan bahan ajar harus c. Menyusun indikator soal. Indikator
tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan disusun untuk mengetahui tingkat
pembelajaran, artinya bahan ajar harus sesuai pencapaian kompetensi. Indikator
dengan karakter mahasiswa teknik. Penerapan dikembangkan dari kompetensi dasar
bahan ajar berupa modul dapat menjadi

B-119
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

dengan menggunakan kata kerja a. Penyusunan kriteria bahan ajar


operasional. b. Penyeleksian jenis bahan ajar yang
d. Menyusun butir soal sesuai dengan dikembangkan yaitu modul.
indikator. c. Penyusunan RPP sebagai pedoman
Pengembangan modul pada materi termokimia dalam penyusunan modul
melalui tahapan berikut : d. Penentuan format modul. Modul
Tahap Define dikembangkan berbasis model daur
Tahap pendefinisian bertujuan untuk belajar tiga fase yang terdiri fase
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan eksplorasi, pengenalan konsep, dan
dalam pengembangan modul. Enam langkah penerapan konsep
dalam tahapan pendefinisian yang harus e. Pembuatan prototipe modul.
dilakukan sebagai berikut: f. Penyusunan instrumen validasi
a. Analisis awal akhir digunakan untuk penelitian seperti tes tertulis, angket,
mengidentifikasi masalah mendasar pedoman wawancara, dan lembar
yang dihadapi oleh dosen matakuliah observasi.
kimia teknik dalam menyampaikan
materi. Tahap Develop
b. Analisis pebelajar digunakan untuk Tahap pengembangan bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik belajar menghasilkan modul yang telah direvisi
mahasiswa yang sesuai dengan berdasarkan saran dari para ahli. Tahap
rancangan dan pengembangan bahan pengembangan memiliki dua langkah sebagai
ajar. berikut:
c. Analisis materi termokimia pada a. Prototipe modul berbasis daur belajar
kompetensi isi matakuliah kimia tiga fase divalidasi oleh para ahli
teknik. yang berkompeten, yaitu dosen kimia
d. Analisis konsep digunakan untuk ahli materi termokimia sekaligus ahli
mengidentifikasikan konsep utama desain modul.
yang akan diajarkan, menyusun secara b. Validasi lanjutan dapat dilaksanakan
hierarki, dan merinci konsep menurut jika modul yang dikembangkan telah
tingkatan paling penting dan relevan layak. Apabila modul dinyatakan
e. Analisis tugas digunakan untuk belum layak, maka wajib direvisi.
mengetahui pengetahuan mahasiswa Modul yang telah dinyatakan layak
tentang materi termokimia oleh dosen ahli, dapat diterapkan
f. Spesifikasi tujuan pengembangan dalam kelas penelitian.
bahan ajar digunakan untuk Hasil validasi kemudian dianalisis. Jika
mengkonversikan hasil yang telah modul dinyatakan tidak layak maka peneliti
diperoleh pada langkah analisis konsep melakukan revisi sesuai dengan komentar dan
dan analisis tugas menjadi tujuan dari saran yang diberikan. Setelah dinyatakan layak
pengembangan bahan ajar. oleh dosen ahli dan dosen kimia teknik,
Tahap Design selanjutnya dilakukan uji coba terbatas. Uji
Tahap perancangan bertujuan untuk coba terbatas dilakukan hanya pada kelompok
mengembangkan perangkat pembelajaran yang kecil mahasiswa yang bertujuan untuk
digunakan. Tahap perancangan memiliki enam menyempurnakan modul. Modul hasil revisi
tahapan yaitu: dari dosen ahli, dosen kimia teknik dan telah

B-120
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

diuji coba terbatas merupakan produk akhir 9. Kebenaran konsep dalam soal
dari pengembangan dan diujicoba di lapangan. 10. Rumusan kalimat soal komunikatif
11. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan
HASIL DAN PEMBAHASAN benar.
Hasil penelitian yang dibahas meliputi hasil 12. Rumusan kalimat tidak menimbulkan
validasi butir soal. Soal uji pemahaman yang penafsiran ganda/salah pengertian
dihasilkan sebanyak 30 butir. Soal uji Secara keseluruhan hasil validasi 30 butir soal
pemahaman menggunakan model two tier, yaitu sebagai berikut:
tingkatan pertama berupa soal obyektif dengan 5
pilihan jawaban yang bertujuan untuk Validitas 30 butir soal
mengetahui tingkat pemahaman konsep 1
termokimia yang dimiliki mahasiswa, dan 0,9
tingkatan kedua yaitu diberikan alasan untuk 0,8
mengetahui kesalahan konsep mahasiswa. 0,7
Soal telah divalidasi oleh tiga dosen jurusan 0,6
teknik mesin. Setiap butir soal yang divalidasi 0,5
memiliki kriteria penilaian tersendiri, contohnya 0,4
0,3
butir soal nomor 1.
0,2
0,1
Validitas soal no. 1 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
5

4 Gambar 2 Validasi 30 butir soal


3 Tabel 1. Kriteria validitas butir soal
2 Koefisien validitas Kriteria validitas
0,00-0,20 Sangat kurang
1
0,21-0,40 Kurang
0 0,41-0,60 Cukup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,61-0,80 Tinggi
VALIDATOR 1 VALIDATOR 2 VALIDATOR 3 0,81-1,00 Sangat tinggi
(Modifikasi dari Landis & koch, 1977:165)
Gambar 1. Validasi butir soal no 1 Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan
bahwa 10 soal yaitu soal nomor
Kriteria penskoran butir soal meliputi: 4,5,16,17,19,20,22,28,29, dan 30 memenuhi
1. Kesesuaian soal dengan indikator konsep kriteria validitas tinggi. 20 butir soal yaitu soal
2. Kesesuaian soal dengan jenjang kognitif nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
3. Kesesuaian artikel dengan soal 18, 21, 23, 24, 25, 26, dan 27 memenuhi kriteria
4. Kesesuaian pilihan jawaban dengan soal validitas sangat tinggi.
5. Kesesuaian alasan dengan pilihan jawaban
6. Kesesuaian alasan dengan indikator konsep KESIMPULAN
7. Tingkat kesesuaian distractor dengan soal Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
8. Alasan dapat menunjukkan kesalahan bahwa :
konsep

B-121
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

1. Hasil pengembangan berupa modul 3. Chiu M., 2000. Algorithmic Problem


pembelajaran kimia, buku petunjuk Solving and Conceptual Understanding of
dosen, soal uji pemahaman, silabus, dan Chemistry by Student at a Local High
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran School in Taiwan. Proc. Natl. Sci. Counc
(RPP). ROC. 11(1): 20-28
2. Berdasarkan validasi ahli oleh 3 dosen 4. Chou, C.C dan Chiu M.H. 2004. A Two-
teknik, menghasilkan 10 soal yaitu soal Tier Diagnostic Instrument on The
nomor 4,5,16,17,19,20,22,28,29, dan 30 Molecular Representations of Chemistry:
memenuhi kriteria validitas tinggi. 20 Comparison of Performance between Junior
butir soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 7, High School and Senior High School
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 21, 23, Students in Taiwan. Paper presented at the
24, 25, 26, dan 27 memenuhi kriteria 18th International Conference on Chemical
validitas sangat tinggi. Education. Istanbul, Turkey.
5. Dasna, I W., dan Sutrisno. 2004.
UCAPAN TERIMA KASIH Pengembangan Bahan Ajar Model
Learning Cycle Untuk Pengajaran Kimia di
Ucapan terimakasih disampaikan kepada SMA. Makalah. disajikan dalam Konvensi
Prof. H. Suhadi Ibnu, M.A, Ph.D. dan Dr. Nasional Pendidikan Indonesia V di
Munzil Arif, S.Pd., M.Si selaku pembimbing. Surabaya tanggal 5-9 Oktober 2004.
Dr. Widiyanti M.Pd selaku dosen pengampu 6. Dasna, I.W, dan Sutrisno. 2006. Model-
matakuliah kimia teknik. Dr. Retno Wulandari Model Pembelajaran Konstruktivistik
M.T dan Windra Irdianto M.Pd selaku dosen dalam Pembelajaran Sains Kimia. Malang:
validator jurusan teknik mesin. Dr Sumari M.Si Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
dan Dr. Yahmin S.Pd., M.Si selaku dosen Malang.
validator jurusan kimia. 7. Devetak, i., Vogrinc, J., & Glazar, S.A.
2007. Assessing 16-Year-Old Students
Understanding of Aqueous Solution at
DAFTAR PUSTAKA
Submicroscopic Level. Springer Science +
1. Chandrasegaran, A.L, Treagust D.F, dan Business Media B.V
Mocerino M. 2007. The Development of a 8. Munir, M. A. S. 2015. Perbedaan Hasil
Belajar Mahasiswa Lulusan SMA dan SMK
Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic
Instrument for Evaluating Secondary pada Matakuliah Teori dan Praktikum di
School Students Ability to Describe and Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Explain Chemical Reactions using Multiple Universitas Negeri Malang. Skripsi. Tidak
Levels of Representation. Chem. Educ. dipublikasikan. Malang: Jurusan Teknik
Mesin FT UM.
Res Practice. 8(3): 293-307.
2. Chittleborough, G.D., Treagust, D.F., & 9. Nabilah1, Andayani,Y & Laksmiwati, D.
Mocerino, M. 2002. Constraints to the Tanpa tahun. Analisis Tingkat Pemahaman
Development of First Year University Konsep Siswa Kelas XI IPA SMAN 3
Chemistry Students Mental Models of Mataram Menggunakan One Tier dan Two
Tier Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Chemical Phenomena dalam Bunker & G.
Swan. Focusing on Student, Perth, Kelarutan. J. Pijar MIPA, 2(8): 64 69
WA:Profesional Development@Learning 10. Nyachawya & Wood, 2014. Evaluation of
Chemical Representations in Physical
Development series, pp:43-50

B-122
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Chemistry Textbooks. Journal of Chemistry


Research and Practice, 15:720-728
11. Thiagarajan, et al. 1974. Instructional
Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Minnepolis: Indiana
University.
12. Tan, K.C.D., Goh, N.K., Chia, L.S., dan
Treagust, D.F. 2002.Development and
Application of a Two-Tier Multiple Choice
Diagnostic Instrument to Assess High
School Students Understanding of
Inorganic Qualitative Analysis. J. Res. Sci.
Teach. 39. 283-301.
13. Tien, L. T. & Osman, K. 2013. Penggunaan
Modul Multimedia Interaktif dengan Agen
Pedagogi dalam Pembelajaran
Elektrokimia: Kesan terhadap Pemahaman
Konsep dalam Elektrokimia. Journal of
Sains Malaysiana. 10(41): 1301-1307
14. Tuysuz, C. 2009. Development of Two-Tier
Diagnostic Instrument and Assess Students
Understanding in Chemistry. Academic
Journal. 4 (6). 626-631.
15. Zoller, U. Lubezky, A., Nakhleh, M.B., &
Dory, Y.J. 1995 . Success on Alghoritmic
and LOCS vs Conceptual Chemistry Exam
Question. Journal of Chemical Education.
Vol 72 (11).

B-123

Anda mungkin juga menyukai