1
dimana:
S = daya semu (VA)
P = daya nyata (watt)
Q = daya reaktif (VAR)
Besar kecilnya daya reaktif yang diserap oleh beban
mengakibatkan faktor daya sistem berbeda. Faktor
daya minimal yang harus dipenuhi oleh beban
tersambung ke jaringan PLN di Indonesia adalah
minimal 0,85 lagging.
Untuk mencari nilai energi (W), digunakan
persamaan[2]: Gambar 1. Efisiensi pembebanan motor sebagai fungsi dari %
dw = p x dt (2) efisiensi beban penuh
dimana: Sumber: United Nation Environment Programme, 2006
dw= perubahan energi listrik (kWh)
Metode yang digunkan untuk menentukan
p = daya yang digunakan (kW)
beban motor bagi motor yang beroperasi secara
dt = selang waktu (jam)
individu adalah dengan pengukuran daya masuk.
Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan
C. Motor Listrik
antara daya masuk (diukur dengan alat analisis daya)
Motor listrik digunakan untuk mengkonversi energi dan nilai daya pada pembebanan 100%. Untuk motor
listrik menjadi energi mekanik. tiga fasa, langkahnya adalah menentukan daya masuk
Motor DC dengan persamaan sebagai berikut[4]:
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun V x I x PF x √3
Pi = (5)
penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk 1000
beberapa penggunaan berkecepatan rendah, dimana:
penggunaan daya rendah hingga sedang, sebab sering Pi = daya tiga fasa (kW)
terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik V = tegangan (V)
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Motor tersebut I = arus (A)
dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih PF= faktor daya
dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada Selanjutnya menentukan nilai daya masuk pada
sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor beban penuh dengan menggunakan persamaan sebagai
AC. berikut:
0.746
Pr = Px (6)
Motor AC ηr
2
langsung di lapangan. Pada skripsi ini, data primer
adalah data beban terpasang yang terdiri dari data:
Panel Transformator
Transformator digunakan untuk mensuplai dan
menyesuaikan daya yang diperlukan pada saat
proses operasi. Pengambilan data dilakukan pada
bulan Oktober 2013 pada pukul 08.00-11.00
ketika mesin-mesin produksi mulai dioperasikan.
Data yang diperlukan adalah tegangan dan arus
pada MDP transformator yang diperoleh dengan
menggunakan clamp meter. Data tegangan dan
arus pada MDP transformator digunakan untuk
mengetahui pola pembebanan pada transformator.
Gambar 2 Kelas isolasi motor menurut IEC 85 Sistem Penggerak
Sumber: IEC 85, 1984: 3 Alat penggerak yang digunakan selama proses
operasi, yaitu motor listrik. Pengambilan data
Tabel 1 adalah daya motor yang diperkenankan dilakukan pada bulan September sampai Oktober
berdasarkan temperatur motor. 2013 pukul 08.00-15.00. Data tegangan dan arus
Tabel 1 Daya motor yang diperkenankan berdasarkan temperatur motor pada panel motor diperoleh dengan menggunakan
Temperatur (oC) 40 45 50 55 60 70 clamp meter dan data temperatur pada tiga titik
% power output 100 96.5 93 90 86.5 79 body motor diperoleh dengan menggunakan
Sumber: IEC 34 – 1, 2004: 9
thermometer infrared.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari
E. Transformator buku referensi, jurnal, dan skripsi yang relevan
Untuk perhitungan pembebanan transfomator dengan pembahasan skripsi ataupun yang terdapat
digunakan persamaan[6]: pada lapangan (PT INKA). Adapun data sekunder
S yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai
IFL = (8)
√3V berikut:
dimana IFL adalah arus beban penuh (A), S adalah daya Data Penggunaan Energi Listrik
semu transformator (kVA) dan V adalah tegangan sisi Data Operasional Harian
sekunder transformator (kV). Single Line Diagram
I
% pembebanan= fasa x 100% (9) Data Spesifikasi Peralatan
IFL
dimana Ifasa adalah arus fundamental RMS per fasa.
Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata C. Analisis dan Pembahasan
ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah: Setelah data yang primer dan data sekunder yang
|
IR
−1|+|
IS
−1|+|
IT
−1|
diperlukan terkumpul, maka selanjutnya akan
RKB= IRata−rata IRata−rata
3
IRata−rata
x100% (10) dilakukan analisis sesuai dengan teori dan persamaan
dimana RKB adalah rata-rata ketidakseimbangan yang terdapat pada literatur yang relevan. Kemudian
beban (%), IR,IS,IT (A) merupakan besar arus pada data-data yang telah diperoleh dianalisis mengacu pada
masing-masing fasa, dan IRata-rata (A) merupakan rata- rumusan masalah yang telah ditentukan di awal, yaitu
rata arus dari fasa R,S,T. Nilai rata-rata meliputi:
ketidakseimbangan beban pada transformator 1. Menganalisis penggunaan energi pada mesin
dikatakan baik apabila lebih kecil dari 20%. produksi devisi pabrikasi dengan mengolah data-
data yang ada dalam bentuk tabel. Kemudian
III. METODE PENELITIAN dihitung penggunaan motor hariannya. Dianalisis
pula keseimbangan pembebanan tiap fasa pada
A. Studi Literatur transformator A2, B1, B2, C1, C2, dan PCFC .
Studi literatur yang dilakukan berupa kajian pustaka 2. Menganalisis pola penggunaan motor dengan
terhadap sumber-sumber bacaan yang relevan sehingga membandingkan dengan kondisi standar yang
mampu menunjang dalam proses audit energi seperti telah ditentukan sehingga setelah mendapatkan
mempelajari dan memahami mengenai konservasi data yang diperlukan selanjutnya data
energi listrik, perhitungan, teori mengenai mesin dan dibandingkan dengan standar relevan yang telah
transformator yang menunjang dalam penyusunan dipilih.
skripsi ini. 3. Menganalisis tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada
B. Pengambilan Data motor. Setelah mengetahui pola penggunaan motor
Dalam kajian ini yang diperlukan terdiri dari data: dan telah dibandingkan dengan standar relevan
1. Data Primer yang telah ditentukan, maka dapat dilakukan
Data primer adalah data yang diperoleh dari konservasi energi agar didapatkan penggunaan
hasil pengukuran, perhitungan, dan pengamatan energi yang lebih efisien. Tindakan konservasi
energi dapat diperoleh berdasarkan rumus–rumus
3
teknis yang terdapat pada pustaka. Diagram alir Untuk mengetahui besar persentase pembebanan
proses penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada transformator A2 untuk masing-masing fasa
pada Gambar 3: digunakan persamaan (8):
Mulai MDP Transformator A2:
a. Pada Fasa R
212,2 A
Studi Literatur % pembebanan= x 100% = 11,17 %
1899,18 A
b. Pada Fasa S
Pengumpulan dan penyusunan 189,7 A
data primer dan sekunder % pembebanan= x 100% = 9,99 %
1899,18 A
c. Pada Fasa T
Perhitungan data primer dan sekunder 205,4 A
yang telah diperoleh sesuai persamaan % pembebanan= x 100% = 10,82 %
dari literatur yang relevan 1899,18 A
4
(20+25+20) A Selanjutnya menghitung Cost Saving sesuai
IRata-rata = = 21,7 A
3 persamaan (2-4):
VRS = 376,7 V; VST = 375,7 V; VTR = 378,3 V, maka
Cost Saving = 443,39 x 803
(376,7+375,7+378,3) V = Rp 356.041,88/tahun
VRata-rata = = 376,9 V
3
25.015.800
PF = 0,86; 𝜼r = 0,883; Pnameplate = 15 kW Payback= = 70,26 Tahun
356.041,88
Maka sesuai dengan persamaan (4) dapat dihitung Dari perhitungan perbaikan efisiensi 42 motor dapat
daya masuknya, yaitu: diketahui total penghematan 34.987,55 kWh/tahun
376,9 x 21,7 x 0,86 x √3
sehingga dapat diperoleh penghematan biaya Rp.
Pi = = 12.180 W= 12,18 kW 28.094.998,72/tahun. Perbaikan kecil dalam efisiensi
1000
motor dapat menghasilkan penghematan energi dan
Kemudian sesuai dengan persamaan (5) dapat biaya, namun pengembalian investasi apabila harus
dihitung nilai daya masuk berdasarkan data pada mengganti motor yang lama dengan motor yang
nameplate, yaitu: memiliki efisien yang lebih tinggi memerlukan waktu
15 kW yang sangat lama.
Pr = = 16,99 kW
0,883