yang dilaksanakan di
RUMAH SAKIT HEWAN JAKARTA
PROLAPSUS BULBUS OCULI DEXTRA ANJING CHARLY
Oleh:
SHERLY NUR HERMEITHASARI, S.KH
150130100011010
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Suhu tubuh : 39,1 C
Berat Badan : 4,5 kg
Perawatan : Baik
Habitus : Aktif dan responsif
Sikap Berdiri : Berdiri dengan tumpuan 4 kaki
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada anjing Charly adalah
pemeriksaan reflek pupil pada Bulbus oculi dextra menggunakan penlight dan
QBC (Quick Blood Count). Hasil pemeriksaan QBC ditunjukkan pada tabel 1.
5. Diagnosa
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kimia darah,
anjing Charly mengalami Prolapsus Bulbi Oculi Dextra.
6. Prognosa
Prognosa untuk kasus Prolapsus Bulbi Oculi Dextra adalah fausta.
7. Terapi
Terapi yang dilakukan pada Prolapsus Bulbi Oculi Dextra adalah
pengangkatan dan pembuangan bulbus oculi bagian dextra yang biasa disebut
dengan enukleasi. Operasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2016 selama 60
menit dimulai pada pukul 14.07 WIB sampai dengan pukul 15.06 WIB.
PEMBAHASAN
Anjing bernama Charly (pasien) dengan ras poodle dibawa ke Rumah
Sakit Hewan Jakarta pada tanggal 21 April 2016 sekitar pukul 20.00 WIB. Suhu
tubuh anjing Charly yaitu 39,1C dengan berat badan 4,5 kg. Pemilik anjing
Charly mengeluhkan kepada dokter hewan bahwa bagian mata dextra mengalami
luka dan bulbus oculi dextra keluar dari cavum orbita dan palpabrae karena telah
berkelahi dengan anjing domestik disekitar rumahnya sekitar pagi hari.
a. Persiapan hewan
- Pasien dipuasakan makan 6-8 jam sebelum operasi.
- Pasien diletakkan di atas meja operasi.
- Pasien dilakukan pemasangan iv catheter dan diberikan infus cairan
Asering.
- Pasien diinjeksi zoletil 2,5 mg/kg BB secara intravena.
- Dilakukan pemasangan ETT untuk anastesi inhalasi isofluran.
- Pasien direbahkan dengan posisi lateral recumbency dan difiksasi.
- Dilakukan pencukuran rambut disekitar bulbus oculi dextra.
- Dilakukan pemasangan Patient Monitor di bagian lidah pasien.
- Dilakukan desinfeksi pada area mata dexter dengan pemberian alkohol
70% dan dilanjutkan dengan pemberian iodine 9%.
- Pasien dipasangkan surgical drape di atas kepala pasien sehingga hanya
surgery site yang tampak.
c. Enukleasi
1. Insisi dillakukan pada bagian medial palpebral commissure dan lateral
palpebral commissure menggunakan mayo scissor dan pinset chirurgis dengan
panjang insisi masing- masing 5 mm untuk memudahkan mengeksplorasi otot-
otot pada bagian mata yang akan dipreparir.
Gambar 1.2 Insisi pada medial palpebral commissure dan lateral palpebral commissure
Gambar 1.4 M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal sentralis dan Nervus
opticus diligasi dengan catgut chromic 3-0.
7. Bagian palpabrae atas dan bawah dipotong selebar 5 mm tujuannya agar tidak
ada kontaminasi atau bulu mata yang masuk serta membuat luka baru agar
palpabrae atas dan bawah menempel jadi satu membentuk jaringan kulit yang
baru.
8. Dilakukan penjahitan kulit pada mata dengan tipe jahitan simple interupted
dengan benang dermalon 3-0.
.
Gambar 1.9 Luka operasi
Perawatan pasca operasi dilakukan selama lima hari rawat inap untuk
mengobservasi kondisi luka operasi termasuk kondisi jahitan dan timbulnya seroma atau
tidak serta mengobservasi pengaruh operasu terhadap aktivitas pasien.