Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN PPDH

yang dilaksanakan di
RUMAH SAKIT HEWAN JAKARTA
PROLAPSUS BULBUS OCULI DEXTRA ANJING CHARLY

Oleh:
SHERLY NUR HERMEITHASARI, S.KH
150130100011010

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
PROLAPSUS BULBUS OCULI DEXTRA ANJING CHARLY
1. Signalement
Nama Hewan : Charly
Jenis Hewan : Anjing
Ras Hewan : Poodle
Jenis Kelamin : Jantan
Usia : 3 tahun
Warna Rambut: Cokelat
2. Anamnesa
Owner membawa pasien ke Rumah Sakit Hewan Jakarta pada pukul 20.00
WIB tanggal 21 April 2016 dengan keluhan adanya luka pada Bulbus oculi dextra
setelah berkelahi dengan anjing kampung di sekitar rumahnya pada pagi hari
tanggal 21 April 2016.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Suhu tubuh : 39,1 C
Berat Badan : 4,5 kg
Perawatan : Baik
Habitus : Aktif dan responsif
Sikap Berdiri : Berdiri dengan tumpuan 4 kaki

b. Bulbus oculi dextra


Palpabrae : Bengkak, tidak dapat menutup
Konjungtiva : Hemoragi
Sklera : Hemoragi
Kornea : Keruh
Iris : Hitam, kemerahan dan keruh
Reflek Pupil : Tidak ada
Vasa injeksio : Terdapat perdarahan
c. Bulbus oculi sinister
Palpabrae : Dapat menutup dan membuka
Konjungtiva : Bersih
Sklera : Putih
Iris : Hitam
Reflek Pupil : Ada
Vasa injeksio : Tidak ada

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada anjing Charly adalah
pemeriksaan reflek pupil pada Bulbus oculi dextra menggunakan penlight dan
QBC (Quick Blood Count). Hasil pemeriksaan QBC ditunjukkan pada tabel 1.

UJI KADAR SATUAN KADAR NORMAL


WBC
26,1 3 6,0 17.0
10 / L
RBC
6,44 6 5,50-8,50
10 / L
HGB
12,9 g / dL 12,0-18,0
HCT
43,1 % 37,0-55,0
MCV
66,9 fL 60,0-77,0
MCH
20,0 pg 19,5-24,5
MCHC
29,9 g / dL 32,0-36-,0
MO
0,8 % 3,0-10,0
LY
2,6 % 12,0-30,0
EO
1,4 % 2,0-10,0
GR
95,2 % 60,0-80,0

5. Diagnosa
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kimia darah,
anjing Charly mengalami Prolapsus Bulbi Oculi Dextra.

6. Prognosa
Prognosa untuk kasus Prolapsus Bulbi Oculi Dextra adalah fausta.

7. Terapi
Terapi yang dilakukan pada Prolapsus Bulbi Oculi Dextra adalah
pengangkatan dan pembuangan bulbus oculi bagian dextra yang biasa disebut
dengan enukleasi. Operasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2016 selama 60
menit dimulai pada pukul 14.07 WIB sampai dengan pukul 15.06 WIB.

PEMBAHASAN
Anjing bernama Charly (pasien) dengan ras poodle dibawa ke Rumah
Sakit Hewan Jakarta pada tanggal 21 April 2016 sekitar pukul 20.00 WIB. Suhu
tubuh anjing Charly yaitu 39,1C dengan berat badan 4,5 kg. Pemilik anjing
Charly mengeluhkan kepada dokter hewan bahwa bagian mata dextra mengalami
luka dan bulbus oculi dextra keluar dari cavum orbita dan palpabrae karena telah
berkelahi dengan anjing domestik disekitar rumahnya sekitar pagi hari.

Gambar 1.1 Kondisi bulbus oculi dextra anjing Charly


Dokter hewan memeriksa kondisi dari mata pasien, melalui pemeriksaan
inspeksi pada mata dextra terlihat bulbus oculi dextra keluar dari cavum orbita
dan palpabrae, adanya hemoragik di daerah conjunctiva, iris berwarna hitam
keruh kemerahan karena hemoragik serta bagian palpabrae menghitam dan
oedema. Pemeriksaan penunjang dilakukan pengujian reflek cahaya pada pupil
mata dextra menggunakan penlight dan memeriksa pergerakan bulbus oculi. Hasil
dari pemeriksaan penunjang adalah tidak ada reflek pupil dan pergerakan dari
bulbus oculi dextra yang menunjukkan bahwa bagian mata dextra mengalami
kebutaan. Dokter hewan mendiagnosa bahwa anjing Charly mengalami prolapsus
bulbus oculi dextra. Prolapsus bulbus oculi merupakan kondisi bulbus oculi
keluar dari palpabrae dan rongga mata. Kondisi tersebut menyebabkan bulbus
oculi tidak mampu kembali lagi pada posisi semula.
Teknik enukleasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
subkonjugtival. Hal yang dilakukan yaitu persiapan alat dan bahan, persiapan
hewan (pasien operasi), persiapan operator dan co operator, operasi. Alat yang
digunakan yaitu 1 set alat bedah mayor steril , Surgical drape, Mesin anastesi
inhalasi, Endotracheal Tube (ETT), Patient Monitor, Lampu Operasi, Meja
Operasi, Syringe 1 cc, Tali, Gloves, Masker. Surgical cap, Surgical scrub. Bahan
yang digunakan antara lain Zoletil 2,5 mg/ Kg BB IV, Isofluran, Ceftriaxone 20
mg/Kg BB IV, Tramadol 2 mg/Kg BB IV, Chloramphenicol (Erlamycetin) salep,
Asering, Cutgut Chromic 3-0, Dermalon 3-0, Kassa, Plester., Tampon Steril.

a. Persiapan hewan
- Pasien dipuasakan makan 6-8 jam sebelum operasi.
- Pasien diletakkan di atas meja operasi.
- Pasien dilakukan pemasangan iv catheter dan diberikan infus cairan
Asering.
- Pasien diinjeksi zoletil 2,5 mg/kg BB secara intravena.
- Dilakukan pemasangan ETT untuk anastesi inhalasi isofluran.
- Pasien direbahkan dengan posisi lateral recumbency dan difiksasi.
- Dilakukan pencukuran rambut disekitar bulbus oculi dextra.
- Dilakukan pemasangan Patient Monitor di bagian lidah pasien.
- Dilakukan desinfeksi pada area mata dexter dengan pemberian alkohol
70% dan dilanjutkan dengan pemberian iodine 9%.
- Pasien dipasangkan surgical drape di atas kepala pasien sehingga hanya
surgery site yang tampak.

b. Persiapan Operator dan Co Operator


- Operator dan Co operator memakai surgical cap dan masker.
- Operator dan Co operator melakukan desinfeksi pada kedua tangan
menggunakan spons bersih untuk menggosok kedua tangan dari siku
sampai ujung jari.
- Operator dan Co operator mencuci kedua tangan menggunakan sabun
antiseptik dan dibilas dengan air mengalir lalu dikeringkan menggunakan
tissue.
- Operator dan Co operator memakai pakaian operasi secara berurutan yaitu
pemakaian surgical scrub dan gloves steril.

c. Enukleasi
1. Insisi dillakukan pada bagian medial palpebral commissure dan lateral
palpebral commissure menggunakan mayo scissor dan pinset chirurgis dengan
panjang insisi masing- masing 5 mm untuk memudahkan mengeksplorasi otot-
otot pada bagian mata yang akan dipreparir.

Gambar 1.2 Insisi pada medial palpebral commissure dan lateral palpebral commissure

2. Dilakukan preparasi tumpul pada M. Extraocular (M. Rectus medial, M.


Rectus lateral, M. Rectus superior, M. Rectus inferior, M. Oblique superior, M.
Oblique inferior) dengan sclera menggunakan pinset anatomis dan mayo
scissors serta menghilangkan membran nictitans dengan meng klem
menggunakan arteri clamp lalu dipotong menggunakan mayor scissors.

Gambar 1.3 Preparasi tumpul pada M. Extraocular dengan sclera.

3. Bulbus oculi ditarik secara perlahan untuk menemukan M. Retractor bulbi, A.


Retinal sentralis, V. Retinal sentralis dan Nervus opticus. Dilakukan klem
menggunakan arteri clamp M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal
sentralis dan Nervus opticus di dekat bulbus oculi distal dan diklem lagi
dengan jarak 1 cm dari klem yang pertama
4. M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal sentralis dan Nervus opticus
yang telah disatukan dengan arteri clamp diligasi menggunakan benang catgut
chromic 3-0 sebanyak dua kali ligasi yaitu antara bulbus oculi distal dan klem
serta antara klem dengan bagian distal Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V.
Retinal sentralis dan Nervus opticus.

Gambar 1.4 M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal sentralis dan Nervus
opticus diligasi dengan catgut chromic 3-0.

5. M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal sentralis dan Nervus opticus


yang telah diligasi menjadi satu lalu dipotong diantara dua klem dengan mayo
scissors untuk membuang bulbus oculi.

Gambar 1.5 Pemotongan antara M. Retractor bulbi, A. Retinal sentralis, V. Retinal


sentralis dan Nervus opticus dengan bulbus oculi bagian distal.

6. Dilakukan penjahitan pada M. Orbicularis oculi dengan tipe jahitan simple


interupted menggunakan benang catgut chromic 3-0.
Gambar 1.6 Penjahitan M. Orbicularis oculi

7. Bagian palpabrae atas dan bawah dipotong selebar 5 mm tujuannya agar tidak
ada kontaminasi atau bulu mata yang masuk serta membuat luka baru agar
palpabrae atas dan bawah menempel jadi satu membentuk jaringan kulit yang
baru.

Gambar 1.7 Pemotongan palpabrae.

8. Dilakukan penjahitan kulit pada mata dengan tipe jahitan simple interupted
dengan benang dermalon 3-0.

Gambar 1.8 Penjahitan kulit pada mata.

9. Luka operasi dibersihkan, dioleskan dengan chloramphenicol (erlamycetin)


salep dan ditutup dengan kassa serta plester. Diinjeksi ceftriaxone 20 mg/Kg
BB IV dan tramadol 2mg/Kg BB IV.

.
Gambar 1.9 Luka operasi

Perawatan pasca operasi dilakukan selama lima hari rawat inap untuk
mengobservasi kondisi luka operasi termasuk kondisi jahitan dan timbulnya seroma atau
tidak serta mengobservasi pengaruh operasu terhadap aktivitas pasien.

TANGGAL TERAPI KETERANGAN/


KONDISI
22 April 2016 Tramadol 2 mg/Kg BB (IV) Pemberian setelah
Ceftriaxone 20 mg/Kg BB (IV) operasi
Dipasang elizabeth collar
Infus Normal Saline 225 mL
Salep mata Erlamycetin
(Chloramphenicol) pada luka
operasi, dan ditutup dengan
perban.
23 April 2016 Tramadol 2 mg/Kg BB (IV) Tidak mengeluarkan
pagi seroma
Jahitan bagus
Ceftriaxone 20 mg/Kg BB (IV),
Nafsu makan dan
b.i.d
minum baik
Carprofen (Rymadil) 2,2 mg/Kg
BB (PO) sore
Ganti perban pada pagi hari dan
cek jahitan lalu dioleskan salep
mata Erlamycetin
(Chloramphenicol) pada luka
jahitan operasi.
Infus Normal Sline 225 mL
24 April 2016 Ceftriaxone 20 mg/Kg BB (IV), Luka jahitan
b.i.d operasi baik tidak
Carprofen 2,2 mg/Kg BB (PO) lembek
sore, b.i.d Tidak keluar
Lepas perban pagi hari dan cek seroma
Aktif
jahitan lalu dioleskan salep mata
responsif
Erlamycetin (Chloramphenicol)
Nafsu makan
pada luka jahitan operasi.
dan minum baik
Infus Normal Saline 225 mL
s.i.d
25 April 2016 Cefadroxil 22 mg/kg BB (PO) Lepas infuse
Luka jahitan
b.i.d
operasi bagus tidak
Carprofen (Rymadil) 2,2 mg/Kg
lembab
BB (PO) b.i.d
Makan dan
Cek jahitan dan dioleskan salep
minum normal
mata Erlamycetin Responsif dan
(Chloramphenicol) pada luka lincah
jahitan operasi pagi hari
26 April 2016 Cefadroxil 22 mg/kg BB (PO) Luka jahitan
b.i.d bagus
Makan dan
Carprofen (Rymadil) 2,2 mg/Kg
minum normal
BB (PO) b.i.d
Responsif dan
Cek jahitan dan dioleskan salep
lincah
mata Erlamycetin
(Chloramphenicol) pada luka
jahitan operasi pagi hari
27 April 2016 Cefadroxil 22 mg/kg BB (PO) Luka jahitan
b.i.d bagus
Makan dan
Carprofen (Rymadil) 2,2 mg/Kg
minum normal
BB (PO) b.i.d
Responsif dan
Cek jahitan dan dioleskan salep
lincah
mata Erlamycetin
(Chloramphenicol) pada luka
jahitan operasi pagi hari
Pulang rawat jalan
1 Mei 2016 Bersihkan luka jahitan dengan Jahitan kering
aquabidest dan sudah menyatu
Lepas jahitan (menutup).

Anda mungkin juga menyukai