Anda di halaman 1dari 7

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh.
Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99%
kalsium tubuh berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam
aneka cairan tubuh (Ernes, 2006).
Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang
hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat
membantu memproduksi massa tulang yang lebih tinggi. Massa tulang yang
maksimum yang pernah dicapai seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada
orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat
membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul,
tempat sebagian besar pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause,
pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju
pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah pengeroposan tulang
(Felicia, 2009).
Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses),
keringat, dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu,
kita harus mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium
yang hilang. Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti
rekomendasi asupan kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang
setiap harinya (Felicia, 2009).
Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh akan mengambil kalsium
dari tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah. Mempertahankan kadar
kalsium sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat
berfungsi dengan normal. Jika diperlukan tubuh akan mengorbankan tulang
(sehingga membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah) demi mempertahankan
fungsi tubuh yang lebih vital bagi kelangsungan hidup (Felicia, 2009).

Universitas Sumatera Utara


5

Kita membutuhkan kalsium sepanjang hidup kita, tetapi jumlah optimalnya


terus berubah. Makanan yang rendah kalsium akan mengarah kepada tulang yang
tidak sehat. Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit
menyerap kalsium maka situasinya akan semakin serius. Cara terbaik untuk
membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi
makanan kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 mg suplemen
kalsium per hari. Wanita menopause harus mendapatkan 1500 mg kalsium per hari.
Suplemen vitamin D juga penting karena vitamin ini meningkatkan penyerapan
kalsium (Lane, 2001).
Banyak orang menyangka bahwa kalsium hanya berfungsi untuk
memperkuat tulang saja. Namun sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi
otot, penggmpalan darah, membantu menstabilkan tekanan darah, membantu
transmisi gelombang listrik pada saraf, dan lain-lain. Karena kalsium sangat
penting, tubuh telah mengembangkan sistem hormon yang luas untuk menjaga
kalsium tetap konstan dalam darah. Unsur-unsur yang paling penting adalah
hormon paratirod, vitamin D, dan kalsitonin (Ernes, 2006).
Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini
turun di bawah poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan
meningkatkan kalsium darah dengan beberapa cara. Karena kalsium penting bagi
kesehatan otak dan sel maka tulang mungkin berkorban untuk memastikan kalsium
yang memadai tetap ada dalam darah. Vitamin D, seperti halnya hormon
paratiroid, bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu
dalam darah. Hormon kalsitonin juga digunakan untuk melindungi tulang dari efek
penyerapan yang disebabkan oleh hormon paratiroid (Lane, 2001).
Kita mengetahui bahwa kalsium membantu pertumbuhan tulang pada saat
remaja untuk membantu mencapai puncak massa tulang. Konsumsi susu dalam
jumlah yang adekuat pada usia tersebut menurunkan resiko osteoporosis karena
tulang sangat peka terhadap penumpukan mineral di usia dini. Kekurangan kalsium
pada usia muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut. Keadaan ini tidak
dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika tanda
osteoprosis mulai terlihat.

Universitas Sumatera Utara


6

2.1.1. Fungsi Kalsium


Adapun fungsi kalsium adalah:
1. Bersama fosfor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi oleh
vitamin D. Peranan kekurangan kalsium pada osteoporosis harus
dipertimbangkan bersamaan dengan kekurangan vitamin D. Kekurangan
vitamin D akut menyebabkan osteomalasia, yaitu kegagalan untuk
memineralkan jantung. Vitamin D didapat dari sinar matahari dimana vitamin
ini diproduksi oleh sinar ultraviolet pada bentuk tidak aktif di kulit. Vitamin ini
diubah dan disimpan dan diubah lagi menjadi bentuk aktif di dalam hati dan
ginjal. Setelah diaktifkan, vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dari
usus dan merangsang ginjal untuk menyerap kembali kalsium dari urin kembali
ke aliran darah. Jadi, jumlah vitamin D sangat penting untuk menjaga dan
mempertahankan keseimbangan kalsium. Banyak penelitian yang menyatakan
bahwa para wanita yang kurang mendapat sinar matahari memiliki kadar
vitmin D yang sedikit lebih rendah. Berkurangnya massa tulang yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin D sebagian dapat dicegah dengan
mengonsumsi suplemen vitamin. Suplemen vitamin D dapat diperoleh dari
sinar matahari, multi vitamin, sayuran, dan formulasi vitamin D khusus.
Vitamin ini juga ditemukan dalam jumlah kecil pada telur, susu, dan ikan
(Lane, 2001).
2. Membantu proses penggumpalan darah.
3. Mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan saraf.
2.1.2. Sumber Kalsium
Jika kita bijak dalam memilih makanan, memperoleh asupan kalsium
optimal dari makanan sangatlah memungkinkan. Susu dan produk olahannya
seperti yogurt dan keju serta campuran makanan yang mengandung keju memiliki
kandungan tertinggi per takaran saji. Susu kedelai dan beras, yogurt, tofu, dan keju
mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium dalam produk-produk
olahan susu sapi. Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau
sarden) juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang
bukan sumber kalsium tinggi.

Universitas Sumatera Utara


7

Tabel 2.1. Contoh Makanan yang Berkalsium Tinggi


Makanan Ukuran Penyajian (URT) Kalsium (mg)
Ikan Asin 2 ptg 200
Sarden Kaleng 2 ptg 354
Ikan Teri 6 sdm 1.200
Teri Bubuk 6 sdm 1.209
Kepiting ptg 210
Udang Kering 6 sdm 1.209
Udang Segar 4 ptg 138
Tahu 4 ptg 124
Tempe 4 ptg 129
Kacang Panjang 1 cup 163
Bayam 1 cup 267
Bayam Merah 1 cup 368
Daun Melinjo 1 cup 219
Daun Ubi (Singkong) 1 cup 165
Daun Kacang Panjang 1 cup 134
Sawi 1 cup 220
Susu Segar 1 gls 115
Susu Bubuk 1 gls 770
Susu Kental Manis 1 gls 300
Mi Instan 1 prg 216

Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy


(kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan
buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk,
minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih.
Ada sejumlah orang yang fanatik percaya bahwa susu adalah satu-satunya
sumber kalsium dan ada juga yang percaya bahwa susu mempunyai efek
merugikan bagi kesehatan. Keduanya salah dan keduanya tidak bertanggung jawab
terhadap kampanye gencar mereka yang dipasang di tempat umum dan iklan.

Universitas Sumatera Utara


8

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk mendapatkan kalsium
selain dari susu (Felicia, 2009).
Banyak orang bingung memilih makanan yang diperkaya dengan kalsium
karena kandungan kalsium dalam setiap produk sangat bervariasi. Sebagai contoh,
jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium mengandung kalsium antara 300 dan 400
mg per takaran saji, sama atau lebih besar dibandingkan susu dengan kuantitas
yang sama. Beberapa sereal yang diperkaya dengan kalsium bahkan mengandung
kalsium per takaran saji yang lebih besar dari susu, sampai 1000 mg per takaran
saji.
2.1.3. Kekurangan dan Kelebihan Kalsium
Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka
mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab
osteoporosis di usia tua.
Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan:
1. Karies dentis (kerusakan gigi).
2. Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna.
3. Sukar terjadi penggumpalan darah.
4. Terjadinya kekejangan otot.
Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium
dan fosfor juga dapat menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan
hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan
kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane,
2001).
Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 1200 gram kalsium, terutama
terdapat dalam tulang. Secara umum, toksisitas kalsium jarang ditemukan. Tidak
ada efek negatif yang ditemukan pada orang dewasa sehat yang mengkonsumsi
kalsium sampai 2500 mg per hari (Arisman, 2004).
Namun konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang
air besar (konstipasi) dan menggnggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng,
dan tembaga. Kelebihan kalsium jangka panjang akan menyebabkan resiko
hiperkalsemia, batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi

Universitas Sumatera Utara


9

suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. Disarankan


konsumsi kalsium per hari tidak melebihi 2500 mg (Hardiansyah & Rimbawan,
2000).

2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium


Pada umumnya kalsium yang dibutuhkan setiap hari berkisar antara 800 mg
hingga 1200 mg, tetapi kebutuhan tersebut berbeda pada setiap jenis kelamin dan
golongan umur (Errnes, 2006).

Tabel 2.2. Jumlah Kalsium Harian yang Dianjurkan


Kelompok Populasi Jumlah Kalsium (mg/hari)
Wanita
a. 25 50 tahun 1000
b. Menopause 1500
c. Wanita hamil/ menyusui 1200 - 1500
Sumber: Disadur dari Ernes, Tips Kesehatan (Revisi). Restu Agung, 2006.

Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang
cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian
pinggul, tempat sebagian pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause,
pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju
pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah keropos tulang
(Felicia, 2009).
Tingkat kecukupan kalsium dapat pula dikategorikan berdasarkan tingkat
konsumsi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak dan air. Sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri atas vitamin dan
mineral (Andang, 2003).

Tabel 2.3. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro


Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Universitas Sumatera Utara


10

Defisiensi Tingkat Berat < 70


Defisiensi Tingkat Sedang 70 79
Defisiensi Tingkat Ringan 80 89
Normal 90 119
Di Atas Kecukupan > 119
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998.

Tabel 2.4. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro


Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)
Kurang 65
Cukup > 65
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai