MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA
KEUANGAN TENTANG WAKTU KERJA DAN HARI
KERJA OTORITAS JASA KEUANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi Otoritas Jasa Keuangan
yang bersifat kolektif dan kolegial.
2. Pegawai....
-2-
BAB II
WAKTU KERJA
Pasal 2
Waktu kerja di Otoritas Jasa Keuangan terdiri atas:
a. Waktu Kerja Biasa;
b. Waktu Kerja Puasa; dan
c. Waktu Kerja Fleksibel.
Pasal 3
(1) Pengaturan Waktu Kerja Biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf a sebagai berikut:
a. Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan di
beberapa wilayah WIB dimulai pukul 07.10 dan berakhir pukul
16.15.
b. Kantor Regional dan Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan
di beberapa wilayah WIB/WITA/WIT dimulai pukul 07.40 dan
berakhir pukul 16.45.
(2) Pengaturan Waktu Kerja Puasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf b adalah sebagaimana Waktu Kerja Biasa, dengan
mempersingkat waktu istirahat menjadi 30 (tiga puluh) menit dan
waktu pulang lebih cepat 30 (tiga puluh) menit.
(3) Pengaturan Waktu Kerja Fleksibel sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c sebagai berikut:
a. Rentang Waktu Kerja Fleksibel adalah selama 80 (delapan puluh)
menit dari waktu kehadiran yang dikompensasikan pada waktu
kepulangan.
b. Pegawai....
-3-
b. Pegawai yang hadir lebih dari rentang Waktu Kerja Fleksibel yang
telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf a
diperhitungkan sebagai terlambat.
c. Pelaksanaan Waktu Kerja Fleksibel tetap memenuhi jumlah jam
kerja yang telah ditetapkan.
d. Pelaksanaan Waktu Kerja Fleksibel harus mengutamakan
kepentingan dan kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Kerja.
e. Dalam rangka kepentingan dan kelancaran pelaksanaan tugas,
Pimpinan Satuan Kerja atau Line Manager dapat meminta kepada
Pegawai untuk tidak memanfaatkan Waktu Kerja Fleksibel pada
waktu-waktu tertentu.
BAB III
JAM KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT
Pasal 4
Jumlah jam kerja untuk Waktu Kerja Biasa dan Waktu Kerja Puasa
sebanyak 40 (empat puluh) jam seminggu, dengan pengaturan :
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis adalah 8 (delapan) jam 5 (lima)
menit;
b. Hari Jumat adalah 7 (tujuh) jam 40 (empat puluh) menit.
Pasal 5
Waktu istirahat untuk Waktu Kerja Biasa sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis adalah 1 (satu) jam di luar jam
kerja yang telah ditetapkan.
b. Hari Jumat adalah 1 (satu) jam 25 (dua puluh lima) menit di luar jam
kerja yang telah ditetapkan.
c. Khusus untuk Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan,
pelaksanaan waktu istirahat pada hari Jumat diserahkan kepada
pemimpin Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan untuk
disesuaikan dengan waktu sholat Jumat setempat, dengan ketentuan
bahwa jumlah waktu istirahat adalah 1 (satu) jam 25 (dua puluh lima)
menit.
Pasal 6....
-4-
Pasal 6
Waktu istirahat untuk Waktu Kerja Puasa sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis adalah 30 (tiga puluh) menit di
luar jam kerja yang telah ditetapkan.
b. Hari Jumat adalah 55 (lima puluh lima) menit di luar jam kerja yang
telah ditetapkan.
c. Khusus untuk Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan,
pelaksanaan waktu istirahat pada hari Jumat diserahkan kepada
pemimpin Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan untuk
disesuaikan dengan waktu sholat Jumat setempat, dengan ketentuan
bahwa jumlah waktu istirahat adalah 55 (lima puluh lima) menit.
BAB IV
HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA
Pasal 7
(1) Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di Otoritas Jasa Keuangan
berpedoman kepada Keputusan Pemerintah tentang Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama.
(2) Pada hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Otoritas Jasa Keuangan
tutup.
(3) Pada hari libur fakultatif dalam rangka hari besar agama Hindu,
Otoritas Jasa Keuangan tetap beroperasi seperti biasa.
(4) Pada hari libur sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pegawai yang
beragama Hindu diberikan dispensasi libur.
Pasal 8
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama ditetapkan dalam Keputusan
Anggota Dewan Komisioner.
Pasal 9
(1) Cuti Bersama dibebankan pada hak cuti pegawai paling banyak
selama 3 (tiga) hari.
(2) Pembebanan pada hak cuti Pegawai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah pada Cuti Bersama dalam rangka Idul Fitri dan Natal.
(3) Pembebanan
-5-
(3) Pembebanan hak cuti Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diberlakukan bagi:
a. Pegawai baru yang belum mempunyai hak cuti.
b. Pegawai yang sedang menjalani dinas.
c. Pegawai yang sedang menjalani cuti lainnya.
BAB V
KETENTUAN LAINNYA
Pasal 10
Hari pelaksanaan Pemilu Nasional merupakan hari libur Otoritas Jasa
Keuangan.
Pasal 11
Dalam hal diperlukan, Dewan Komisioner dapat menetapkan Satuan Kerja
tertentu masuk terbatas pada hari Cuti Bersama untuk mendukung
kelancaran perekonomian dan kegiatan dunia usaha.
Pasal 12
Ketentuan dalam Peraturan Dewan Komisioner ini berlaku bagi Pegawai
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang ditugaskan di Otoritas
Jasa Keuangan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 25 Juli 2012
Ttd.
Ttd.
DUMOLY F. PARDEDE