Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit5,6
Kulit yang merupakan organ terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot-otot
dan organ dalam. Tebal kulit bervariasi anatara 0,5-1,5 mm berpengaruh pada letak, umur,
gizi, jenis kelamin dan suku. Kulit yang tipis terdapat dikelopak mata, penis, labium minor
dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat ditelapak tangan,
telapak kaki, punggung, dan bokong. Kulit telapak tangan dan telapak kaki tidak
mengandung kelenjar sebasea dan rambut. Pada orang dewasa, luas permukaan kulit sekitar
1,5-2 m2.
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap
infeksi bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur oleh
vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelnjar keringat. Kulit juga
merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dikarenakan jalinan ujung-ujung saraf
yang saling bertautan.
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit6
Kulit terdiri dari 3 bagian, yakni epidermis, membrana basal dan dermis.
Bagian permukaan dermis disebut bagian papiler. Membran basal adalah sekat antara
dermis dan epidermis, terbentuk struktur protein khusus, dan berfungsi melekatkan
epidermis ke dermis. Kerusakan akibat trauma mekanis maupun cacat genetic atau
penyakit dalam sintesis proteinnya dapat menyebabkan epidermis terlepas dari
dermis.
Dipermukaan membran basal, melekat selapis sel stratum basale atau stratum
germinativum yang aktif bermitosis. Sel yang makin tua makin terdorong ke
permukaan, memproduksi granul keratohyalin, dan disebut keratinosit. Keratinosit
inilah yang membentuk epidermis. Makin ke permukaan, sel menipis, berdegenerasi,
dan mati menjadi lapis keratin yang dilepas setiaphari dari permukaan kulit.
Dibawah membrane basal, terdapat puncak saraf yang diatasnya terdapat sel
bakal yang akan menjadi melanosit. Melanosit memproduksi melanin dari tirosin dan
sistein serta bermigrasi ke epidermis. Pigmen melanin dibungkus dalam melanosome
dan akhirnya difagositosis oleh keratinosit. Pigmen akan mengumpul dipermukaan
nucleus sel sebagai payung yang melindungi kulit dari efek sinar ultraviolet. Kadar
melanosit konstan untuk tiap individu, tetapi produksinya dipengaruhi oleh factor
genetic, hormone estrogen, adrenalin, adenokortikotropik dan radiasi cahaya matahari.
Pada epidermis juga terdapat sel lagerhans yang berasal dari sumsum tulang
dan berfungsi sebagai makrofag. Sel ini juga menghasilkan bahan antigen dan
antibody yang menjaga tubuh melalui mekanisme reaksi imun terhadap infeksi virus
atau pembentukan neoplasma. Penolakan allograft kult juga merupakan bentuk reaksi
imun sel ini.
Bahan dasar dermis adalah glikosaminoglkan sedangkan jaringan
penunjangnya sebagian besar adalah kolagen. Kolagen terdiri dari rantai asam amino
hidroksiprolin , hidroksilisin, dan glisin yang membentuk serat, Serat ini mmpunyai
sifat elastis sehingga kulit dapat diregang dan akan kembali ke keadaan semula.
Pada dermis terdapat 2 lapis pleksus kapiler, satu pada batas antara dermis dan
subkutis dan satu dilapisan papiler dermis. Di antara pleksus ini, tersebar badan
glomus yang mengandung pirau arteri dan vena bila pirau terbuka, aliran darah ke
kulit membesar dan panas terpencar keluar. Termoregulasi ini diaktifkan oleh
rangsangan saraf otonom yang juga mempersarafi kelenjar keringat dan otot penegak
rambut. Terdapat juga reseptor saraf sensoris berupa badan Pacini, Meissner, dan
Rufini yang masing-masing mendeteksi tekanan, getaran dan sentuhan. Ujung saraf
sensoris berakhir pada sel merkel di dasar epidermis dan pada folikel rambut;
fungsinya adalah untuk mendeteksi suhu, sentuhan, sensasi nyeri dan gatal.
Kulit mengandung tiga jenis kelenjar. Kelenjar keringat ekrin paling banyak
terdapat di tapak tangan dan kaki aksila dan dahi, kelenjr sebseus, untuk pelumas
kulit; kelenjar keringat apokrin di aksila dan daerah anogenital. Folikel rambut selain
menumbuhkan rambut juga mengandung sel pluripotent ini juga mampu melakukan
hematopoiesis.
Jika terjadi perlukaan, sel epitel pada kelenjar sebaseus, folikel rambut, dan
kelenjar keringat akan bermitosis dan bermigrasi menutupi permukaan luka. Bila
tidak ada sel epitel yang tersisa, luka tak begitu luas masih dan tertutup dengan proses
mitosis dan migrasi benih epitel yang tersisa, luka yang tak begitu luas masih dapat
tertutup dengan proses mitosis dan migrasi benih epitel dari tepi luka dibantu dengan
proses kontraksi luka. Migrasi epitel hanya bisa berlangsung dengan arah mendatar
atau menurun tetapi tidak bisa kearah lebih tinggi, misalnya bila luka sudah menutup
granuloma.
2.2 Neoplasma7
Neoplasma adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan
tidak terkoodinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun
rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal
neoplasma adalah hilangnya responsivitas terhadap factor pengendalian pertumbuhan yang
normal. Sel neoplastic disebut mengalami transformasi karena terus membelah diri. Selain
itu, neoplasma bersaing dengan sel dan jaringan yang normal untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya.
Dalam bidang onkologi, pembagian neoplasma dibagi menjadi dua kategori yaitu
jinak dan ganas. Suatu tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran makroskopik dan
mikroskopiknya menggambarkan tumor tersebut terlokalisasi, tidak dapat menyebar ketempat
lain dan pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal. Tumor ganas
( maligna ) dikatakan ganas dikarenkan lesi dapat menyebar dan merusak struktur didekatnya
dan metastasis serta menyebabkan kematian.
2.2.1 Karakteristik Neoplasma Jinak dan Ganas
Tumor jinak dan ganas dapat dibedakan berdasarkan diferensiasi dan
anaplasia, kecepatan pertumbuhan, invasi lokal, dan metastasis.
2.2.1.1 Diferensiasi dan Anaplasia
Diferensiasi dan anaplasia mengacu pada sel parenkim pembentukan
elemen neoplasma yang mengalami transformasi. Neoplasma jinak terdiri
atas sel berdiferensiasi baik yang sangat mirip dengan padanannya yang
normal. Pada tumor jinak yang berdiferensiasi baik, mitosis sangat jarang
ditemukan dan konfigurasinya normal. Sedangkan, neoplasma ganas
ditandai dengan diferensiasi yang beragam dari sel parenkim, dari
berdiferensiasi baik sampai yang sama sekali tidak berdiferensiasi.
Neoplasma ganas yang terdiri atas sel tidak berdiferensiasi dikatakan bersifat
anaplastik. Tidak adanya diferensiasi atau anaplasia dianggap sebagai
keganasan.
2.2.1.2 Laju Pertumbuhan7
Sebagian besar tumor jinak tumbuh perlahan, dan sebagian besar
kanker tumbuh jauh lebih cepat, pada akhirnya menyebar ke sekitar an tempat jauh
serta menyebabkan kematian. Laju pertumbuhan tumor jinak secara perlahan dalam
rentang waktu bulanan atau tahunan. Sedangkan tumor ganas berkaitan dengan
diferensiasinya, tumor ganas yang tumbuh pesat sering memiliki bagian sentral yang
mengalami nekrosis iskemik karena pasokan darah, yang berasal dari penjamu,
gagal mengimbangi kebutuhan oksigen massa sel tumor yang tumbuh pesat.
2.2.1.3 Invasi Lokal7
suatu tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal. Tumor ini tidak
memiliki kemampuan untuk menginfiltrasi, menginvasi, atau menyebar ketempat
jauh. Sebagai contoh, karena fibroma dan adenoma berkembang secara lambat maka
sebagian tumor ini membentuk kapsul fibrosa. Namun, perlu diketahui tidak sdemua
neoplasma jinak memiliki kapsul. Beberapa tumor jinak tidak memiliki kapsul dan
tidak berbatas jelas. Tumor ganas tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi
dan penetrasi progresif ke jaringan sekitar.
2.2.1.4 Metastasis7
Pada tumor jinak tidak terdapat metastasis berbeda dengan tumor
ganas yang sering ditemukan, semakin besar dan semakin kurang berdiferensiasi
tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis.

Gambar 2. 1 perbedaan tumor jinak dan tumor ganas


Sumber : https://thetruthaboutcancer.com/wp-content/uploads/2015/02/Picture1.jpg

2.2.2 Kista6
Kista adalah kumpulan cairan atau massa setengah cair dalam satu kantong
yang tipis. Bila isi tidak terlalu padat pada perabaan dapat dirasakan tenda khas kista,
yakni fluktuasi, yang terjadi akibat penerusan tekanan ke semua arah dengan sama rata.
2.2.2.1 Kista Sebasea6
Kista sebasea terbentuk akibat sumbatan kelenjar sebasea sehingga prouk kelenjar
yang seperti bubur putih abu-abu (aterom) terkumpul dalam satu kantung. Kista yang
berbentuk tumor kurang lebih bulat. Muara kelenjar yang tersumbat akan menjadi pusat
kista (pungta).
Gambar. 2.2 Kista Sebasea
Sumber :
2.2.2.2 Kista epidermoid6
Kista berbentuk bulat, berdinding tebal, dan bersisi seluruh elemen
epidermis serta sisik/ keratinin lepas. Kista epidermoid bisa ditemukan ditelapak kaki
atau tangan yang epidermisnya bisa ditemukan ditelapak kaki atau tangan yang
mengalami trauma dermis.

Gambar . 2.3 Kista epidermoid


Sumber :
2.2. 3 Veruka Vulgaris
Veruka vulgaris atau kutil adalah pertumbuhan epitel berupa tonjolan dengan
permukaan tak rata, kasar, dan bergerigi akibat virus sehingga mudah ditularkan. Veruka sering
dijumpai pada kulit tangan atau jari, dan dapat tunggal atau berkelompok dan selain ditangan,
veruka dapat timbul di bibir atau lidah Karena kebiasaan menggigit kuku. Jenis lain lesi ini adalah
kondiloma akuminata.Daya tahan tubuh mempengaruhi pertumbuhan virus bila daya tahan tubuh
menurun, veruka dapat timbul sekaligus di banyak tempat. Sebaliknya, bila daya tahan meningkat,
veruka dapat sembuh sendiri.
Gambar 2.4 Veruka Vulgaris

Sumber :

2.2.4 Adenoma Sebaseum


Terdapat dua jenis tumor jinak kelenjar sebasea ; jenis Balzer, timbul akibat
hyperplasia sel kelenjar sebasea, dan jenis Pringle yang menonjol, yang merupakan hyperplasia
pembuluh darah kelenjar. Keduanya sering terjadi pada kulit muka. Jenis Balzer menyebabkan
kulit tampak tebal, tidak rata, berlekuk dan berminyak. Masalah estetis yang ditimbulkan oleh
penyakit ini dapat ditangani dengan menipiskan kulit yang menebal. Jenis Pringle tampak sebagai
benjolan-benjolan kecil dimuka ada yang mengelompok, dan berwarna kemerahan. Jenis ini dapat
diatasi dengan elektrokauterisasi.

Gambar 2.5 Adenoma sebaseum

Sumber :

2.2. 5 Fibroma
Fibroma adalah tumor jinak jaringan ikat berbentuk benjolan tunggal atau multiple,
rata, atau bertangkai, dan terasa lunak atau kenyal pada palpasi. Sebagain besar fibroma berasal
dari perineurium atau jaringan interstisial saraf perifer sehingga disebut neurofibroma. Fibroma
yang berasal dari jaringan ikat pada dermis dapat menjadi keloid. Tidak semua fibroma adalah
neoplasma, sebagian besar merupakan bentuk fibrosis atau cacat bawaan.
Gambar 2.6 Fibroma
Sumber : http://fcpspart1dentistry.com/fibroma/
2.2.6 Neurofibroma
Neurofibroma adalah bentuk neurofibroma yang multiple atau luas. Pada kulit
penderita, bisa tampak bercak-bercak kecoklatan datar yang sebagian sudah membentuk
neurofibroma.Terdapat beberapa jenis neurofibroma, seperti neurofibroma difus yaitu penebalan
kulit yang luas disertai pigmentasi seperti sembab; neurofibroma pleksiform, berupa penebalan
kulit yang teraba sebagai massa kenyal. Kelainan ini sebenarnya merupakan gumpalan serabut
saraf perifer yang membesar seperti cacing dan neurofibroma noduler, yang memperlihatkan
nodul-nodul besar kecil di kulit. Pada kelainan ni, semua saraf perifer dikulit berpotensi berubah
menjadi neurofibroma. Tatalaksana dilakukan paliatif.

Gambar 2.7 Neurofibromatosis

Sumber : http://diseaseslab.com/neurofibromatosis-type-1-type-2-pictures-symptoms-treatment/

2.2.7 Lipoma
Lipoma adalah pertumbuhan sel-sel lemak, kapsul fibrosa biasanya ditemukan
tepat di bawah kulit. Lipoma bukan kanker dia adalah tumor jaringan lunak. Lipoma
ditemukan paling sering pada batang tubuh, leher, paha atas, lengan atas, dan ketiak,
tetapi mereka dapat terjadi hampir di mana saja di tubuh. Satu atau lebih lipoma dapat
hadir pada waktu yang sama.
Tanda gejalanya adalah mersakan sakit tetapi lebih sakit jika tumor semakin tumbuh
membesar, pertumbuhannya lambat, kecil (1cm) tapi bisa tumbuh lebih besar (5-10cm),
permukaan yang lembut dan teraba lunak. Penyebab lipoma sering tidak diketahui, tetapi
beberapa keluarga memiliki kecenderungan genetik untuk perkembangan tumor lipoma ini.

Gambar 2.8 Lipoma


Sumber : https://www.healthdirect.gov.au/lipoma

2.3 Etiologi4
Etiologi untuk tumor jaringan lunak baik jinak maupun ganas masih belum diketahui.
Genetik dan faktor lingkungan, radiasi, infeksi virus dan defisiensi imun ditemukan terkait
dengan perkembangan tumor jaringan lunak.
a. Kondisi genetic
Bukti yang baik ada menunjukkan bahwa kelainan genetik tertentu dan mutasi gen
merupakan faktor predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak jinak dan ganas. Gen
NF1 di neurofibromatosis adalah contoh klasik, predisposisi pasien untuk beberapa
neurofibroma dengan kecenderungan untuk transformasi ganas. Banyak gen supresor tumor,
onkogen, dan cacat sitogenetik sekarang dikaitkan dengan berbagai sarkoma jaringan lunak.
Faktor-faktor risiko klinis lain untuk sebagian kecil dari keganasan jaringan lunak.
b. Trauma
Hubungan antara trauma dan tumor jaringan lunak tampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis untuk lesi yang sudah ada sebelumnya.
c. Infeksi
Sebuah contoh klasik dari tumor jaringan lunak infeksi yang disebabkan adalah
sarkoma Kaposi yang dihasilkan dari manusia virus herpes tipe 8 pada pasien dengan human
immunodeficiency virus (HIV). Infeksi virus Epstein-Barr dalam sebuah host
immunocompromised juga meningkatkan kemungkinan perkembangan tumor jaringan lunak.

2.4 Tanda dan Gejala7,8


Tanda dan gejala pada tumor jaringan lunak dan ganas sesuai dengan karakteristik
kedua tumor, sebagai berikut :
Tumor jinak biasanya progresif dan lambat pada laju pertumbuhan, sedangkan tumor
ganas tidak terduga dan mungkin cepat. Pada tumor jinak massa berbatas tegas , tidak
menginvasi atau menginfiltrasi jaringan normal disekitarnya. Tumor ganas, terdapat invasi
lokal, menginfiltrasi jaringan normal disekitarnya. Tumor jinak tidak bermetastasis seangkan
pada tumor ganas sering ditemukan. Selain itu terdapat adanya massa atau benjolan pada kulit
dan terjadi perubahan pada kulit seperti, hiperpigmentasi, kekuningan, kemerahan, gatal.
2.5 Diagnosis9
Menegakkan diagnosis untuk tumor jinak maupun ganas selain melalui pengkajian
anamnesis, pemeriksaan klinis adalah melakukan pemeriksaan pencitraan radiologi penting
untuk mendefinisikan tingkat lokal tumor, pementasan penyakit, membimbing biopsi, dan
membantu dalam diagnosis. Biopsi juga menjadi salah satu cara untuk menegakkan
diagnosis. Biopsi dengan Jarum halus adalah prosedur pilihan untuk mengkonfirmasi atau
mengesampingkan fokus metastasis atau lokal kambuh.
2.6 Tatalaksana9
Penatalaksanaan dan penanganan tumor jinak dan ganas ialah dengan pembedah
ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk lokasi tumor, ukuran tumor, kedalaman invasi,
diferensiasi jaringan sekitarnya, kebutuhan untuk kulit okulasi atau rekonstruksi jaringan
autogenous,dan pasien.

Anda mungkin juga menyukai