PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidak teraturan
pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat
memulai pergerakan, dan kekakuan otot.
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
2.1.3 KLASIFIKASI3,4
2
Pada umumnya diagnosis sindrom Parkinson mudah ditegakkan, tetapi
harus diusahakan menentukan jenisnya untuk mendapat gambaran tentang
etiologi, prognosis dan penatalaksanaannya.
praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum jelas. Kira-kira 7 dari
merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat
pada penyakit Wilson (degenerasi hepato-lentikularis), hidrosefalus
normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal
(parkinsonismus juvenilis).
2.1.4 ETIOLOGI1,2,3
a. Usia : meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30
tahun.
b. Rasial : Orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika
3
kasus idiopatik Parkinson diperkirakan akibat faktor faktor genetik dan
lingkungan . Etiologi yang dikemukan oleh Jankovics ( 1992 ) adalah
sebagai berikut :
Genetik predispositions
+
Environmental Factor ( exogenous and endogenous )
+
Trigger factor ( stress, infection , trauma , drugs , toxins )
+
Age related neuronal attrition and loss of anti-oxidative mechanism
Parkinsons Disease
d. Lingkungan :
d. Cedera kranio serebral : peranan cedera kranio serebral masih belum jelas
e. Stres emosional : diduga juga merupakan faktor resiko.
4
2.1.5 PATOFISIOLOGI
5
Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah
GABAnergik sehingga kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya
rangsangan dari talamus ke korteks lewat saraf glutamatergik akan menurun dan
output korteks motorik ke neuron motorik medulla spinalis melemah terjadi
hipokinesia.1
6
STN : Subthalamic nucleus
VL : Ventrolateral thalamus = thalamus
Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala yang non spesifik,
yang didapat dari anamnesa yaitu kelemahan umum, kekakuan pada otot, pegal-
pegal atau kram otot, distonia fokal, gangguan ketrampilan, kegelisahan, gejala
sensorik (parestesia) dan gejala psikiatrik (ansietas atau depresi). Gambaran klinis
penderita parkinson :2,3,4
1. Tremor
2. Rigiditas
7
Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada otot antagonis dan otot
protagonis dan terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas motoneuron otot
protagonis dan otot antagonis sewaktu gerakan. Meningkatnya aktivitas alfa
motoneuron pada otot protagonis dan otot antagonis menghasilkan rigiditas yang
terdapat pada seluruh luas gerakan dari ekstremitas yang terlibat.
3. Bradikinesia
5. Wajah Parkinson
6. Mikrografia
8
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan secara graduasi
menjadi kecil dan rapat. Pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini.
7. Sikap Parkinson
8. Bicara
Rigiditas dan bradikinesia otot pernafasan, pita suara, otot faring, lidah dan
bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan
volume yang kecil dan khas pada penyakit Parkinson. Pada beberapa kasus suara
mengurang sampai berbentuk suara bisikan yang lamban.
9. Disfungsi otonom
12. Demensia
9
Demensia relatif sering dijumpai pada penyakit Parkinson. Penderita
banyak yang menunjukan perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya.
Disfungsi visuospatial merupakan defisit kognitif yang sering dilaporkan.
Degenerasi jalur dopaminergik termasuk nigrostriatal, mesokortikal dan
mesolimbik berpengaruh terhadap gangguan intelektual.
13. Depresi
2.1.7 DIAGNOSIS
Diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan klinis dengan
ditemukannya gejala motorik utama antara lain tremor pada
waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks
postural. Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah
kriteria Hughes (1992) :4,5
Possible : didapatkan 1 dari gejala-gejala utama
Probable : didapatkan 2 dari gejala-gejala utama
Definite : didapatkan 3 dari gejala-gejala utama
Untuk kepentingan klinis diperlukan adanya penetapan berat
ringannya penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis
berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu:
Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala
yang ringan, terdapat gejala yang mengganggu tetapi
10
menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu
anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat
(teman)
Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan
minimal, sikap/cara berjalan terganggu
Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai
terganggu saat berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang
Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan
hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak
mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibandingkan
stadium sebelumnya
Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total,
tidak mampu berdiri dan berjalan walaupun dibantu.
2.1.8 TATALAKSANA
11
1. Terapi Farmakologis6,7,8
Levodopa/ carbidopa
4. Bingung
Dopamin Agonist
Dopamin agonis adalah obat golongan lain dari levodopa. Ketika levodopa di
ubah menjadi dopamine didalam otak, dopamine agonist sebenarnya meniru efek
dopamine tanpa harus diubah. Dopamine agonist sering menjadi obat pertama
12
yang diresepkan untuk terapip enyakit Parkinson tetapi juga dapat digunakan pada
tahap selanjutnya bersamaan dengan carbidopa atau levodopa.
Dibawah ini adalah dopamine agonist yang paling sering digunakan di U.S.:
Obat antikolinergik
13
penderita penyakit Parkinson yang masih muda dengan keluhan utama tremor
dengan efek samping minimal.
1. Bingung
2. Halusinasi
3. Penurunan memori jangka pendek
4. Mulut kering
5. Pandangan kabur
6. Retensi urin
COMT inhibitor
MAO-B inhibitor
14
berhubungan dengan penyakit Parkinson. MAO-B Inhibitor atau selegiline
sebelumnya diperkirakan sebagai neuroprotektif yang diartikan obat ini dapat
menghentikan kematian neuron penghasil dopamine dan menghambat
perkembangan gejala penyakit Parkinson.
Efek samping dari MAO-B Inhibitor adalah mual ringan, mulut kering,
konstipasi, bingung, halusinasi.
2. Terapi Pembedahan
Ketika operasi dapat menjadi terapi pilihan yang efektif untuk gejala untuk
gejala lain penyakit Parkinson, hanya gejala yang sebelumnya dapat membaik
dengan levodopa yang memiliki potensi untuk membaik setelah operasi. Terapi
operasi dikhususkan untuk penderita Parkinson yang lelah dengan terapi obat atau
yang mengalami fluktuasi motorik yang berat seperti diskinesia.
15
Deep brain stimulation adalah prosedur operasi yang digunakan untuk
terapi jenis kelemahan gejala neurologi, terutama pada gejala kelemahan pada
penyakit Parkinson seperti tremor, rigiditas, kekakuan, gerakan yang lambat, dan
masalah berjalan. Prosedur operasi ini juga digunakan untuk terapi tremor yang
biasanya menjadi gangguan gerakan neurologi. Deep brain stimulation tidak
merusak jaringan otak yang sehat tetapi dengan menghancurkan sel saraf.
Disamping itu prosedur operasi akan menghambat sinyal listrik dari area target
didalam otak.
Saat ini prosedur operasi ini hanya digunakan untuk pasien yang gejala
penyakitnya tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan pengobatan. Deep brain
stimulation digunakan operasi yang menanamkan neurostimulator yang berfungsi
menghantarkan stimulasi listrik ke area target pada otak yang mengontrol gerakan,
dan menghambat sinyal saraf abnormal yang menyebabkan tremor dan gejala
penyakit Parkinson. Sebelum dilakukan operasi, ahli bedah saraf menggunakan
MRI atau CT Scan untuk identifikasi lokasi target secara tepat didalam otak
dimana sinyal listrik saraf menyebabkan gejala penyakit Parkinson. Secara umum,
area target pada otak adalah thalamus, nucleus subthalamus dan globus palidus.
Thalamotomy
Thalamotomy adalah jenis operasi otak dimana thalamus yaitu sebuah area
yang sangat kecil di otak dihancurkan. Sebelum operasi, harus dilakukan CT Scan
atau MRI untuk identifikasi lokasi secara tepat untuk terapi. Operasi pada satu sisi
otak mempengaruhi sisi lain dari tubuh. Jika penderita menderita tremor pada
tangan kanan maka sisi kiri otak akan diterapi. Prosedur operasi dapat diulangi
pada sisi otak yang lain jika dibutuhkan tetapi hal ini akan meningkatkan risiko
pada kemampuan bicara dan kognitif setelah operasi. Thalamotomy biasanya
dikhususkan untuk penderita yang berusia kurang dari 65 tahun dengan fungsi
intelektual dan memori normal.
Selama operasi, pasien dalam keadaan terjaga, tetapi area kulit kepala
dimana alat-alat dimasukan diberi anastesi lokal. Susbtansi dingin yang ekstrim
16
yaitu cairan nitrogen, beredar didalam probe. Probe yang dingin menghancurkan
target jaringan otak. Kemudian probe dikeluarkan dan luka ditutup.
Pada operasi ini biasanya dibutuhkan waktu untuk tinggal di rumah sakit
selama 2 hari. Kebanyakan orang pulih secara menyeluruh dalam waktu 6
minggu. Thalamotomy jarang dilakukan saat ini. Terapi ini mungkin digunakan
untuk terapi tremor berat pada satu sisi tubuh ( biasanya pada tangan atau kaki
yang tidak berrespon terhadap pengobatan. Terapi ini tidak membantu untuk
bradikinesia,gangguan bicara dan kesulitan berjalan.
Pallidotomy
Subthalamotomy
17
dengan anaastesi. Operasi biasnaya membutuhkan dua hari untuk tetap tinggal
dirumah sakit. Subhtalamotomy saat ini sudah jarang digunakan.
Sebagai salah satu penyakit parkinson kronis yang diderita oleh manula ,
maka perawatan tidak bisa hanya diserahkan kepada profesi paramedis, melainkan
kepada semua orang yang ada di sekitarnya.
a. Pendidikan
Dalam arti memberi penjelasan kepada penderita , keluarga dan care giver
tentang penyakit yang diderita.Hendaknya keterangan diberikan secara rinci
namun supportif dalam arti tidak makin membuat penderita cemas atau takut.
Ditimbulkan simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga dukungan
fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.
b. Rehabilitasi
Abnormalitas gerakan
Gejala otonom
Perubahan psikologik
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :
18
1. Terapi fisik : ROM ( range of motion )
Peregangan
Latihan koordinasi
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Psikoterapi
6. Orthotik Prosthetik
19
Dapat membantu penderita Parkinson yang mengalami ketidakstabilan
postural , dengan membuatkan alat Bantu jalan seperti tongkat atau walker.
c. Diet
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22