Kedalaman, Kecerahan, PH Perairan
Kedalaman, Kecerahan, PH Perairan
Air Tawar Sirawak yang dilakukan pada bagian inlet, center dan outlet
menggunakan sechi disk didapatkan hasil sebagai berikut. Kecerahan pada inlet
44 cm, kecerahan pada center 42,5 cm dan kecerahan pada outlet 55,5 cm.
Kedalaman pada inlet 58 cm, kedalaman pada center 89 cm dan kedalaman pada
outlet 78 cm. Kecerahan paling tinggi terdapat pada outlet kolam sedangkan
Seperti warna perairan dan kekeruhan perairan. Warna perairan yang berbeda-
beda dapat dipengaruhi oleh adanya lumut, plankton, bahan organik dan bahan
nilai guna perairan ini diduga karena rendahnya tingkat kecerahan perairan
organik baik yang terbawa sungai dari aliran sungai bagian hulu maupun
didapatkan hasil yang berbeda pada setiap bagian, hal ini disebabkan oleh adanya
substrat pada dasar perairan disamping dari kontruksi kolam itu sendiri,
kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses
Hasil pengukuran kualitas air pada kolam pemasukan air di Balai Benih dan
Pasar Ikan Siwarak didapatkan hasil derajat keasaman atau pH adalah 6 yang
kegiatan budidaya. Hal ini dinyatakan oleh Simanjuntak (2012), bahwa kadar pH
sangat berpengaruh pada kultivan di dalamnya, dan kultivan yang hidup pada
kolam tersebut pun tidak dapat hidup dengan kondisi yang baik. Kadar pH yang
asam atau basa atau netral tetapi pengukuran sebenarnya adalah untuk mengukur
ion hidrogen (H+) dalam sampel tersebut. Skala pH adalah 0 14 dan 7 bersifat
netral, larutan dengan pH dibawah 7 bersifat asam dan larutan diatas 7 bersifat
dalam konsentrasi yang sama, dan dalam keadaan pH air murni=7 semakin tinggi
konsentrasi ion H+, akan semakin rendah konsentrasi ion H- dan pH <7, perairan
ini bersifat asam. Hal sebaliknya terjadi jika konsentrasi ion OH - yang tinggi dan
pH <7, maka perairan dengan karakteristik ini bersifat alkalis. Kondisi suatu
perairan yang bersifat asam akan bersifat korosif, selain itu juga dapat
sangat penting, karena proses budidaya selalu berkaitan dengan kultivan budidaya.
Hal ini diperkuat oleh Patty (2013), menyatakan bahwa sebagian besar dari biota
atau kultivan budidaya (biota akuatik) sensitif terhadap perubahan pH. Nilai pH
Dapus:
Sapono dan Infa Minggawati. 2011. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Djambal
Simanjuntak, M. 2012. Kualitas Air Laut di Tinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen
Patty, S. 2013. Distribusi Suhu, Salinitas dan Oksigen Terlarut di Perairan Kema,