Critical Book Review Adinda Cahaya Putri
Critical Book Review Adinda Cahaya Putri
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
PADANGSIDIMPUAN
2016/2017
PENDAHULUAN
Enam pilar keimanan umat islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan
suatu kewajiban yang tidak dapat ditawa-tawar lagi.
A. RINGKASAN
Kelebihan dari buku ini yaitu buku ini di sajikan dengan bahasa yang tidak
sulit dipahami, pembahasannya rinci dan mudah menyentuh hati pembacanya,
buku ini membahas topik yang jarang di bahas oleh buku tentang iman
lainnya.
Kekurangan yang dimiliki buku Iman yang sempurna ini hanya sedikit
dibanding banyak kelebihan yang dimilikinya. Salah satu kekurangannya buku
ini masih sulit di temui di toko toko buku.
D. KESIMPULAN
Menjadi orang yang beriman sempurna bukanlah sasaran yang dapat digapai
melalui upaya keras. Sebagaimana ayat, Dan Kami akan memberimu taufik
(petunjuk) kepada jalan yang mudah (QS Al-Ala, 87: 8) memberitahu kita,
seseorang dapat meraih keimanan sempurna hanya dengan ketulusan niat,
bahkan jika niat itu masih amat baru. Dalam pengertian ini, tak masalah betapa
tercela hidup yang dijalani seseorang di masa lampau, ia bisa, kapan pun,
memulai hidup baru yang berlandaskan pada dasar penggapaian rida Allah.
Setelah menerangkan semua masalah ini, kini kami mendesak setiap orang
untuk bersegera, yakni, tidak menunda mengambil keputusan penting
sedemikian. Waktu yang diberikan kepada manusia sangat pendek. Kehidupan
itu sependek kedipan mata atau setengah hari. Selama perjalanan waktu
yang terbatas yang diberikan kepadanya ini, manusia harus berlomba melawan
waktu dan bersegera mendapatkan iman yang sempurna dengan melibatkan
diri dalam perbuatan baik. Allah menjanjikan SurgaNya bagi hamba-
hambaNya yang bertekad taat, yang menjadi terdepan dalam iman dan
bersegera mendekatkan diri kepada Allah. Di sana, mereka tinggal bersama
para nabi, wali, syuhada dan mukmin yang tulus. Namun yang terpenting,
mereka akan menemui Tuhan kita. Allah juga memberi mereka kabar gembira
bahwa akan ada satu kata dari Tuhan mereka di sana: Salam!, yang
merupakan ganjaran terbaik bagi seorang mukmin:
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam
kesibukan (mereka).
Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di
atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan
memperoleh apa yang mereka minta.
(Kepada mereka dikatakan): "Salam" sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang
Maha Penyayang. (QS Ya Sin, 36: 55-58)
Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
para nabi, para shiddiqien, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu
adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS Al-Nisa, 4: 69-
70)
Jadi, bersegeralah meraih ganjaran ini, untuk tinggal bersama para nabi dan
mereka yang beriman sempurna di taman-taman surga sebagai mukmin yang
telah menggapi rida Allah dengan bertekad hidup dengan azas-azas keimanan
sempurna, menjadi teladan bagi mereka yang mencintai dan menakuti Allah.
Allah mendesak semua mereka yang ingin meraih keselamatan agar hidup
dengan nilai-nilai Qur'an. Mereka digambarkan sebagai Dan orang-orang
yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka
tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-
orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi
dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan
mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.
Mereka kekal di dalamnya, surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat
kediaman. (QS Al-Furqan, 25: 73-76)
DAFTAR PUSTAKA
Yahya Harun. Iman Yang Sempurna. Yogyakarta: Data Media, 2003