Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
iv
2
Praktik Kerja Lapangan
BAB III
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga praktik kerja lapangan dapat terlaksana dengan baik pada
tanggal 01 Agustus 2016 hingga 30 Agustus 2016.
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di PT.
TELKOMSEL SOLO BARU ini merupakan bentuk pertanggung jawaban penulis
dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama kurang lebih satu
bulan. Kegiatan ini sebagai wujud untuk menambah wawasan pengetahuan serta
memberikan pengalaman.
Penyelesaian penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas
dari dukungan, bimbingan, motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Allah SWT.
2. Ayah, Bunda, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, nasihat dan
motivasi yang tiada henti bagi penulis.
3. Bapak Eka Setia Nugraha, S.T., M.T selaku dosen pembimbing penulis dan
dosen pengampu mata kuliah Praktik Kerja Lapangan atas waktu dan
kesempatan yang telah diberikan untuk mengarahkan dan membimbing
penulis dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
4. Pak Andri selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan di TTC Solo Baru
yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi, serta berbagi
pengalaman dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Mba Rina, Mba Mela, Mas Arif, Mas Yanu, Mas Hast, Mas Setya, Mas Surya
serta teman-teman RTPO dan CNO lainnya yang sudah memberikan ilmu dan
pengalaman serta menghibur penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
(TD-SCDMA).............................................................................. 19
2.5 Base Tranceiver Station (BTS)........................................................... 19
2.5.1 Pengertian BTS............................................................................. 19
2.5.2 BTS 3900 Huawei........................................................................ 19
2.5.3 Perangkat Pendukung BTS............................................................ 21
2.6 Parameter Pengujian Koneksi............................................................. 31
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN.............................................................. 33
3.1 Compact Mobile Base Station Istimewa (COMIS)............................ 33
3.2 Teknologi yang Digunakan................................................................ 33
3.3 Peralatan dan Perangkat yang dibutuhkan untuk Instalasi COMIS....33
3.4 Instalasi COMIS................................................................................ 34
3.5 Besar ping, uplink, downlink............................................................. 47
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 48
4.1 SIMPULAN...................................................................................... 48
4.2 SARAN............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 49
LAMPIRAN.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
29. Gambar 3.6 Pemasangan Patch Cord ke port SIP yang terdapat pada
ONT
.................................................................................................................
37
30. Gambar 3.7 Port yang terdapat pada RRU.............................................38
31. Gambar 3.8 Memasangkan kabel power pada port yang ada pada RRU39
32. Gambar 3.9 Pemasangan kabel jumper pada port di RRU.....................39
33. Gambar 3.10 Pemasangan kabel jumper ke port yang terdapat pada
antenna sectoral
.................................................................................................................
40
34. Gambar 3.11 Antena Sector 1.................................................................40
35. Gambar 3.12 Antena sector 2..................................................................41
36. Gambar 3.13 Antena sector 3..................................................................41
37. Gambar 3.14 Menyalakan BBU melalui rectifier...................................42
38. Gambar 3.15 Pemasangan salah satu ujung kabel LAN pada port ETH
yang terdapat pada BBU
.................................................................................................................
42
39. Gambar 3.16 Pemasangan ujung kabel LAN yang lainnya pada laptop. 43
40. Gambar 3.17 Mengubah IP di laptop dengan IP yang ingin di daftarkan
.................................................................................................................43
41. Gambar 3.18 Membuka software Local Maintenance Terminal.............44
42. Gambar 3.19 Tampilan setelah membuka software dan log in...............44
43. Gambar 3.20 Peringatan upgrade software.............................................45
44. Gambar 3.21 Pemasangan Modul UMPT ke dalam BBU.......................45
45. Gambar 3.22 hasil akhir aktifasi.............................................................46
46. Gambar 3.23 Hasil speed test..................................................................47
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Komunikasi Seluler
Sel dapat didefinisikan sebagai setiap pemancar yang dirancang untuk
melayani daerah yang kecil. Pada sel-sel tertentu frekuensi yang sama yang
terdapat pada kanal-kanal dapat digunakan secara berulang-ulang namun pada
jarak antar sel tertentu.[1]
2.1.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Seluler
Sistem komunikasi seluler mulai digunakan pada awal tahun 1970-
an. Bukan hanya teks dan suara melainkan layanan seperti data,
gambar, video, dan multimedia merupakan kebutuhan pengguna
komunikasi seluler, untuk memenuhinya maka dikembangkanlah
berbagai generasi dari sistem seluler. Masing-masing dari generasi
secara umum memiliki perbedaan yang terdapat pada jenis layanan
yang ditawarkan dan penggunaan teknologi utamanya yaitu analog
atau digital.[2]
a. Generasi Pertama/1ST generation (1G)
interferensi maka daya pengirim yang digunakan harus dikurangi. Prinsip ini
merupakan dasar semua sistem komunikasi tanpa kabel modern, karena
dengan sejumlah kanal yang tertentu (tetap) konsep seluler dapat melayani
sejumlah besar pelanggan melalui penggunaan ulang frekuensi (kanal). Sistem
seluler terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu unit bergerak, tapak sel/cell site dan
Mobile Telephone Switching Office (MTSO), dengan hubungan-hubungan
yang mengaitkan ketiga subsistem tersebut.[3]
a. Unit bergerak
Sebuah unit telepon bergerak terdiri atas unit pengendali,
sebuah pancarima, dan sebuah antena.
b. Tapak sel/cell site
Tapak sel menyediakan antarmuka antara MTSO dan unit-
unitbergerak. Tapak sel mempunyai unit pengendali, kabinet-kabinet
radio, antena-antena, catu daya, dan terminal-terminal data.
c. Mobile Telephone Switching Office (MTSO)
Pusat pensaklaran, yaitu elemen pengatur pusat untuk semua
tapaksel, terdiri atas prosesor seluler dan saklar seluler. MTSO
berantarmuka dengan kantor-kantor daerah perusahaan telepon,
mengendalikan proses panggilan, dan menangani kegiatan penagihan.
MTSO juga sering disebut dengan Mobile Switching Center (MSC).
d. Hubungan. jalur radio akan menghubungkan ketiga subsistem
dalam konsep seluler tersebut di atas. Setiap unit bergerak hanya dapat
menggunakan satu kanal pada satu waktu tertentu untuk hubungan
komunikasinya. Kanal yang digunakan tersebut tidak tetap, tetapi dapat
merupakan sebarang kanal dalam sistem seluler yang menyediakan
pelayanan. Setiap tapak sel dapat menghubungkan sejumlah besar unit
bergerak secara bersamaan (simultan).
dan dapat menangani jaringan LAN (WLAN) dan WAN dalam telepon
mobile secara bersamaan.[6]
2.4.5 High-Speed Packet Access (HSPA)
HSPA merupakan teknologi dari penyatuan dari protocol teknologi
mobile sebelumnya, sehingga memperluas dan menambah kemampuan
(terutama dari sisi kecepatan transfer data) dari protocol UMTS yang
telah ada sebelumnya. Karena adanya perbedaan kemapuan (downlink
dan uplink) tersebut HSPA di bagi menjadi 2 standar,yaitu[6]:
a. High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA)
Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan
transfer downlink (dari jaringan ke handset), dimana HSDPA dapat
mencapai kecepatan downlink 7.2 Mbps dan secara teori dapat
ditinggkatkan sampai kecepatan 14.4Mbps dengan maksimum
uplink 384kbps.HSDPAselain dapat digunakan oleh handphone
tetapi dapat pula digunakan oleh Notebook untuk mengakses data
dengan kecepatan tinggi.[6]
b. High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA)
Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan
transfer uplink-nya (dari handset ke jaringan), dimana HSUPA
dapat mencapai kecepatan uplink secara teori sampai
kecepatan5.76 Mbps, tetapi HSUPA ini tidak implentasikan
(dikomersialkan) dan handsetnya tidak dibuat.[6]
2.4.6 HSPA Evolution (HSPA+)
Merupakan teknologi pengembangan dari HSPAterutama pada
kecepatan transfer data yang dapat mencapai kecepatan 42 Mbit/s pada
downlink dan 11 Mbips pada uplink. [6]
2.4.7 High Speed OFDM Access (HSOPA)
Merupakan teknologi pengernbangan dari UMTS terutama pada
teknologi antena yang menggunakan Orthogonal Frequency Division
BBU atau BBU3900 yang digunakan dalam BTS ini adalah sebuah
unit pengontrol baseband yang memungkinkan terjadinya
hubungan antara BTS dan BSC. Di dalam BBU3900 ini terdapat
beberapa komponen penyusun lagi yaitu UEIU, GTMU,
UELP,UBFA, dan UPEU. Fungsi dari BBU3900 ini adalah :
a. Menyediakan fisik slot khusus untuk komunikasi antara BTS
dan BSC.
b. Menyedikan port CPRI yang berfungsi untuk komunikasi
dengan DRFU.
c. Menyediakan port USB untuk mendowload atau
mengoperasikan software BTS melalui laptop.
d. Menyediakan manajemen terpusat pada sistem BTS
keseluruhan, seperti OM dan sinyal pengolahan
UMPT terdapat beberapa slot yaitu slot FE/GE untuk kabel LAN,
slot FE/GE untuk kabel optik, slot USB untuk login node B.
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN
3.1 Compact Mobile Base Station Istimewa (COMIS)
COMIS adalah konfigurasi Base Tranceiver Station (BTS)/
Node B/eNode B minimalis yang secara garis besar terdiri dari rak
BTS, RRU, dan antenna sectoral dan digunakan untuk mengcover area
pelanggan dengan area tertentu yang beroperasi dalam jangkau waktu
tertentu. COMIS biasa digunakan pada event-event tertentu,
contohnya event Development Basketball League (DBL) yang
diselenggarakan di Sritex. Event DBL adalah kompetisi liga bola
basket pelajar SMA terbesar di Indonesia. Liga ini rutin
diselenggarakan 1 tahun sekali sehingga membuat acara ini sangat
ditunggu-tunggu terutama dikalangan remaja.
Dikarenakan target kali ini adalah kalangan remaja khususnya
anak SMA seperti yang diketahui ingin exis di jejaring social sehingga
kebutuhan akan paket data tinggi maka dibutuhkan teknologi yang
dapat mendukung layanan-layanan seperti data, voice, video, dll.
b. Jarak rak node B Outdoor dengan tiang Telkom jangan terlalu jauh
agar memudahkan untuk penarikan optik dari tiang Telkom ke
ONT yang terpasang di node B.
c. Usahakan tidak menghalangi jalan lewat
Untuk kasus di sritex penempatan rak node B Outdoor diletakkan di lantai
2 di belakang banner Telkomsel seperti yang terlihat pada gambar 3.20
agar tidak mengganggu pandangan penonton maupun pemain yang
sedang bertanding, dengan posisi dekat dengan fentilasi udara agar
mempermudah untuk penarikan optik dari tiang Telkom .
Gambar 3.5 Pemasangan kabel LAN ke port yang terdapat pada modul
UMPT
Sedangkan untuk port SIP yang terdapat pada ONT akan
disambungkan dengan sambungan jaringan FO milik Telkom yang
terdekat dari lokasi COMIS diinstall seperti yang terlihat pada
gambar 3.6, mengingat COMIS hanya bersifat sementara maka
untuk memasang Radio Link/jaringan FO sendiri dinilai tidak
efisien maka dari itu untuk menghubungkan antara node B dengan
RTN menggunakan jaringan FO milik Telkom.
Gambar 3.6 Pemasangan Patch Cord ke port SIP yang terdapat pada ONT
b. Konfigurasi Remote Radio Unit (RRU)
Pada RRU terdapat 2 sisi yang akan digunakan, di sisi pertama
terdapat 1 port untuk power yang akan dihubungkan ke DCDU
menggunakan kabel power seperti pada gambar 3.7, dan. dua port
Information Frequency(IF) seperti pada gambar 3.26 yang akan
dihubungkan ke port TX RX yang terdapat pada modul WBBP
menggunakan kabel optik CPRI. Sebelum memasangkan kabel
CPRI ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama sebelum
memasangkan kabel CPRI pasangkan SFP, yang kedua harus
mensinkronkan kabel CPRI nya, perhatikan ujung kabel CPRI
yang satunya dimana sebelumnya dipasangkan ke port yang ada
pada modul UBBP, CPRI 0 pada port yang terdapat pada modul
UBBP dihubungkan dengan CPRI 0 yang ada di port yang terdapat
pada RRU sedangkan CPRI 1 pada port yang terdapat pada modul
WBBP dihubungkan ke CPRI 1 yang ada di port yang terdapat
STT Telematika Telkom
14201020
40
Praktik Kerja Lapangan
BAB III
Gambar 3.8 Memasangkan kabel power pada port yang ada pada RRU
STT Telematika Telkom
14201020
41
Praktik Kerja Lapangan
BAB III
pada gambar 3.14. Setelah BBU menyala maka sambungkan port ETH
yang terdapat pada BBU seperti yang terlihat pada gambar 3.15 ke
laptop yang akan mensetting IP tersebut menggunakan kabel LAN
seperti yang terlihat pada gambar 3.16
Gambar 3.15 Pemasangan salah satu ujung kabel LAN pada port ETH
yang terdapat pada BBU
Gambar 3.16 Pemasangan ujung kabel LAN yang lainnya pada laptop
Gambar 3.21
Selanjutnya masuk ke menu navigation tree lalu akan terdapat
banyak pilihan dan pilih download backup configuration masuk
ke common maintenance lalu masukan scrip yang didapatkan
dari Telkom ke kolom command pilih IP mode menjadi IPV4
(IPv4) seduai dengan IP laptop dan BBU lalu exec seperti yang
terlihat pada gambar 3. 22
Gambar 3.22
Untuk melihat berhasil atau tidaknya aktifasi dapat terlihat seperti pada
gambar 3.23 apabila gagal maka tulisan fault namun jika
berhasil maka akan ada tulisan normal
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Dengan memasang COMIS lebih banyak pengguna jasa layanan
TELKOMSEL yang dapat tercover/terlayani.
2. Teknologi 3G adalah teknologi yang paling tepat digunakan pada COMIS
untuk event Development Basketball League (DBL) di Sritex
3. COMIS hanya dapat di install apabila terdapat jaringan Fiber Optik milik
Telkom di area tersebut.
4. Kelebihan COMIS ialah praktis, dan dapat digunakan dalam waktu yang
diinginkan
B. SARAN
1. Memperhatikan tempat pemasangan antena sektoral sehingga seluruh user
dapat tercover/terlayani
2. Memperhatikan kerapihan kabel ketika instalasi agar kabel tidak terjadi
kerusakan kabel
3. Sebelum melakukan penginstalan COMIS lakukan speed test terlebih
dahulu agar bisa menjadi perbandingan sebelum dan sesudah di install
COMIS
DAFTAR PUSTAKA