Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengapa hewan dari spesies yang sama berada pada daerah atau habitat yang berbeda
akan memperlihatkan ciri fisik berdasarkan segi daerah teroterial ?

Jawab :

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah
mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Antara sesama makhluk hidup akan
saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi
pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri
jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya
revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston
betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris,
udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam
menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri,
udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston
betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah
ditangkap oleh pemangsanya.

2. Jelaskan pengertian habitat konstan, habitat memusim, habitat tak menentu, habitat efemeral,
habitat bersinambungan, habitat terputus-pututs dan habitat terisolasi, beserta contohnya !

Jawab :
Berdasarkan variasi habitat menurut ruang,dapat dikenal4 macam habitat.
1. Habitat yang konstan,yaitu suatu habitat yang kondisinya terus-menerus relatip baik atau
kurang baik.
2. Habitat yang bersifat memusim,yaitu suatu habitat yang kondisinya secara relative teratur
berganti-ganti antara baik dan kurang baik.
3. Habitat yang tidak menentu,yaitu suatu habitat yang mengalami suatu priode dengan kondisi
baik yang lamanya berfariasi ,sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan.
4. Habitat yang efemeral,yaitu suatu habitat yang mengalami priode kondisi baik yang
berlangsung relative singkat,diikuti oleh suatu priode dengan kondisi yang kurang baik yang
berlangsung relative lama sekali.

Berdasarkan variasi kondisi habitatmenurut ruang,habitat dapat diklasifikasi menjadi


tiga macam.
1. Habitat yang bersinambung,yaitu apabila suatu habitat bengandung area dengan kondisi baik
yang luas sekali,yang melebihi luas area yang dapat di jelajahi populasi hewan pengaruhinya
.Sehingga contoh yang luas sebagai habitat dari populasi rusa yang berjumlah 10 ekor.
2. Habitat yang berputus-putus,merupakan suatu habitat yang mengandung area dengan
kondisi baik letaknya berselang-seling dengan area yang berkondisi kurang baik,hewan
penghuninya dengan mudah dapat menyebardari area berkondisi baik yang satu ke yang lainnya.
3. Habitat yang terisolasi, merupakan suatu habitat yang mengandung area terkondisi baik yang
terbatas luasnya dan letaknya terpisah jauh dariarea berkondisi baik yang lain, sehingga hewan-
hewan tidak dapat menyebar untuk mencapainya, kecuali bila didukung oleh faktor-faktor
kebetulan. Misal suatu pulau kecil yang di huni oleh populasi rusa. Jika makanan habis rusa
tersebut tidak dapat berpindah ke pulau lain. Pulau kecil tersebut merupakan bukan habitat
terisolasi bagi suatu populasi burung yang dapat dengan mudah pindah ke pulau lainnya, tetapi
lebih cocok disebut habitat yang terputus.

Mata Kuliah
: Ekologi Hewan

1. Mengapa hewan dari spesies yang sama berada pada daerah / habitat yang berbeda
akan memperlihatkan ciri fisik berdasarkan segi daerah teroterial. Jelaskan !

Jawab :

Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup, atau tempat kemana
seseorang harus pergi untuk menemukan organisme tersebut. Istilah habitat banyak digunakan ,
tidak saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah ini diartikan sebagai
tempat hidup suatu makhluk hidup. Ketersediaan habitat menunjuk pada aksesibiltas komponen
fisik dan biologi yang dibutuhkan oleh satwa, berlawanan dengan kelimpahan sumberdaya yang
hanya menunjukkan kuantitas habitat masing-masing organisme yang ada dalam habitat tersebut.
Berikut ini merupakan contoh dari hewan sepesies (sejenis) yang memiliki ciri fisik
berbeda berdasarkan daerah teroterialnya. Contohnya disini adalah jenis jenis kucing
nusantara.
a. Kucing Congkok/Leopard Cat
Kucing Congkok/Leopard Cat ditemukan oleh Prionailurus bengalensis Kerr, pada tahun
1792. Kucing Congkok termasuk salah satu spesies kucing liar yang memiliki daerah sebaran
paling luas di dunia. Mulai dari wilayah Pakistan ke arah timur hingga Filipina dan dari
Semenanjung Korea/Rusia Timur ke arah selatan hingga Pulau Jawa. Berdasarkan daerah
sebaran dan ciri fisiknya, Kucing Congkok dibagi menjadi 11 sub-spesies dengan 3 sub-spesies
diantaranya ada di Indonesia, yaitu: Prionailurus bengalensis sumatranus, P.b. javanensis and
P.b. borneoensis.
Kucing congkok berwarna kuning abu-abu dengan pola totol hitam di sekujur tubuh
menyerupai macan tutul. Bagian perut berwarna putih. Ukuran tubuh bervariasi dari mulai
panjang 46 cm (berat 2,2 kg) untuk sub-species di Indonesia hingga 65 cm (berat 7,5 kg) di timur
Rusia. Panjang ekor mencapai setengah panjang tubuh.
Kucing congkok berwarna kuning abu-abu dengan pola totol hitam di sekujur tubuh
menyerupai macan tutul. Bagian perut berwarna putih. Ukuran tubuh bervariasi dari mulai
panjang 46 cm (berat 2,2 kg) untuk sub-species di Indonesia hingga 65 cm (berat 7,5 kg) di timur
Rusia. Panjang ekor mencapai setengah panjang tubuh.
Kucing Congkok dapat hidup diberbagai macam tipe habitat hingga ketinggian 3000 m.
Jenis ini amat terampil memanjang pohon dan mahir berenang. Telapak kaki di lengkapi dengan
semacam selaput renang.
b. Kucing Hutan/Jungle Cat
Kucing Hutan/Jungle Cat ditemukan oleh Prionailurus planiceps Vigors and Hortsfields
pada tahun 1827. Kucing hutan tergolong spesies kucing kecil yang memiliki daerah sebaran
terbatas di Semenanjung Malaya, Sumatera dan Kalimantan. Jenis kucing ini terspesialisasi
untuk hidup di daerah lahan basah seperti tepi sungai, rawa, danau
Ciri yang paling aneh dari kucing hutan ini adalah bentuk kepalanya yang pipih. Bentuk
kepala seperti ini sangatlah tidak lazim dalam keluarga kucing.
c. Kucing Bakau/Fishing Cat
Kucing Bakau/Fishing Cat ditemukan oleh Prionailurus viverrinus Bennet pada tahun
1833.Kucing bakau tersebar di Asia Selatan dan Asia tenggara termasuk Pulau Sumatra dan
Jawa. Tubuh umumnya berwarna abu-abu hijau zaitun dengan pola total yang membentuk garis
membujur di sepanjang tubuh. Seperti kucing hutan, kucing bakau terspesialisasi hidup di daerah
perairan sepanjang tepi sungai dan hutan bakau. Kucing ini termasuk spesies yang mahir
berenang dan sangat menyukai air.
Panjangnya dapat mencapai 57-78 cm dengan panjang ekor 20-30 cm. Berat mencapai 5-16 kg.
d. Kucing Merah/Bay Cat/Bornean Red Cat
Kucing Merah/Bay Cat/Bornean Red Cat ditemukan oleh Catopuma badia Gray, pada
tahun 1874.Kucing merah adalah salah satu spesies kucing yang paling misterius di dunia.
Spesimen pertama diperoleh Alfred Russel Wallace, seorang naturalis ternama berkebangsaan
Inggris di Sarawak, Kalimantan utara pada tahun 1855. Hingga akhir abad ke-20.
Kucing merah tergolong spesies kucing berukuran kecil, dengan panjang tubuh 53-67 cm.
Ekor sangat panjang dan berbulu tebal dengan ukuran 32-39 cm. Berat diperkirakan mencapai 3-
4 kg. Kucing merah aktif berburu pada malam hari (nokturnal). Sebagian besar mangsanya
berupa burung, tikus, serangga, reptil dan monyet. Kadang-kadang kucing ini juga memakan
bangkai hewan yang dibunuh binatang lain.
Kucing merah dilaporkan mendiami habitat berupa daerah berhutan lebat hingga
ketinggian 900 m. Perbukitan karst dan daerah dekat pantai juga menjadi habitatnya. Analisis
genetik menunjukkan bahwa kucing merah memiliki ciri genetik yang unik dan memiliki
hubungan paling dekat dengan kucing emas.Kucing merah termasuk spesies endemik yang hanya
dapat ditemukan di Pulau Kalimantan.
e. Kucing Emas/Asiatic Golden Cat
Kucing Emas/Asiatic Golden Cat ditemukan oleh Catopuma temminckii Vigors &
Horsfield pada tahun 1827. Kucing emas termasuk jenis kucing berpostur sedang dengan ukuran
tiga kali lebih besar dari kucing rumah. Panjang tubuh 66-105 cm dengan ekor berukuran 40-57
cm, berat 9-16 kg dan tinggi bahu 56 cm. Daerah sebaran kucing ini tergolong sangat luas,
meliputi seluruh Asia Selatan, China dan Asia Tenggara termasuk daerah semenanjung Malaya.
Di Indonesia, Kucing emas hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera.
Kucing emas hidup di berbagai tipe habitat hingga ketinggian 3000 m. Sebagaimana
spesies kucing lainnya, kucing emas termasuk hewan soliter dan memiliki daerah teritorial yang
dipertahankan seluas 30-50 km persegi.
f. Kucing Batu/Marbled Cat
Kucing Batu/Marbled Cat ditemukan oleh Pardofelis marmorata Martin pada tahun
1837. Kucing batu termasuk kucing kecil yang memiliki postur seukuran kucing rumah. Tidak
banyak hal yang diketahui dari kucing ini di habitat aslinya karena sulitnya pengamatan. Kucing
batu memiliki panjang tubuh 45-62 cm dengan panjang ekor 35-55 cm dan berat 2-5 kg.
Kucing batu tersebar di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kucing ini dapat
ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Habitat utamanya adalah daerah berhutan tropis hingga
ketinggian 3.000 m. Hewan ini berburu pada malam hari dalam suatu wilayah territorial yang
mencapai 4-6 km persegi. Mangsa utamanya adalah burung, tupai, tikus dan reptil. IUCN
menggolongkan kucing hutan sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan (vulnerable).
g. Kucing Rumah/Domestic Cat
Salah satu kucing ras yang populer sebagai hewan peliharaan. Kucing ini berasal dari
Thailand.Kucing Rumah/Domestic Cat ditemukan oleh Felis catus, Linnaeus pada tahun 1758.
Upaya seleksi, persilangan dan budidaya selama ribuan tahun, menghasilkan berbagai macam ras
kucing yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai