Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. beserta segenap keluarga
dan sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah


membimbing kami selama belajar dan juga teman-teman yang telah berpatisipasi
aktif dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah yang berjudul Saham
dapat diselesaikan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


baik dari segi materi maupun cara penulisan mengingat keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman yang kami miliki, maka kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Banda Aceh, 13 November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1


B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah.....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Mengenal Saham ...................................................................................3


B. Harga Saham..........................................................................................7
C. Indeks Harga Saham.............................................................................11
D. Saham Syariah......................................................................................14

BAB III PENUTUP............................................................................................20

A. Kesimpulan..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan
saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan
jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) -
dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary
market) atau pasar sekunder (secondary market).

Pasar yang di dalamnya berjalan usaha jual-beli saham disebut Bursa, dimana
didalamnya juga melibatkan para broker yang menjadi perantara antara penjual
dengan pembeli. Target bursa adalah menciptakan pasar simultan dan kontinu
dimana penawaran dan permintaan serta orang-orang yang hendak melakukan
perjanjian jual-beli dipertemukan. Tentunya semua itu dapat menggiring kepada
berbagai keuntungan.

Saham diperjualbelikan di pasar modal. Salah satu pasar modal yang cukup
dikenal oleh masyarakat adalah bursa saham. Selain saham, bursa saham juga
menyediakan sarana untuk perdagangan sekuritas dan instrumen finansial lainnya,
seperti obligasi, reksa dana, mata uang, ORI, dll. Untuk dapat memperjualbelikan
sahamnya dalam suatu bursa saham, perusahaan yang bersangkutan harus
mendaftarkan sahamnya terlebih dahulu di bursa saham. Berkembang pesatnya
kegiatan ekonomi keuangan yang menggunakan prinsip syariah telah menarik
banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam ekonomi keuangan syariah. Salah
satu kegiatan tersebut yakni menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah
satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal syariah. Pasar
modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai
media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Saham dan apa saja jenis saham tersebut ?
2. Bagaimana menentukan harga Saham ?
3. Apa itu Indeks Harga Saham ?
4. Apa itu Saham syariah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untukk mengetahui ttentang Saham dan jenis saham.
2. Untuk mengetahui menentukan harga Saham.
3. Untuk mengetahui tentang Indeks Harga Saham .

4. Untuk mengetahui mengenai Saham syariah.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Mengenal Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
taau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada
dasarnya investasi dalam instrumen saham mempunyai return and risk
(keuntungan dan risiko).1
Keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli dan memiliki
saham :
1. Dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital Gain. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder.
Saham memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss. Merupakan kebalikan dari Capital Gain yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi. Perusahaan yang sahamnya dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan , atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi ( dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
3. Tidak ada pembagian dividen. Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada
tahun berjalan atau RUPS mmeutuskan untuk tidak membagikan dividen
kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk
ekspansi usaha.
4. Saham delisting dari Bursa. Karena beberapa alasan tertentu , saham dapat
dihapus pencatatannya (delisting) di Bursa., sehingga pada akhirnya saham
tersebut tidak bisa diperdagangkan.

Jenis-Jenis Saham
Ditinjau dari segi bentuknya, saham dapat dikategorikan :

1 Didit Herlianto,Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal Indonesia,(Yogyakarta :


Gosyen Publishing, 2010), hlm. 11.

3
1. Saham Atas Nama (Registered Stock), yaitu saham yang memuat nama
pemiliknya dan nama ini tercantum dalam buku perseroan sehingga
apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh
prosedur tertentu. Pencataan saham ini dicatat dalam daftar khusus .
2. Saham Atas Unjuk ( Bearer Stock) yaitu saham yang tidak menyebut
nama pemiliknya. Oleh karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat
spesifik agar sulituntuk dipalsukan.

Ditinjau dari segi hak tagihan(klaim) dan keistimewaannya, saham


terbagi dua :
1. Saham Biasa ( Common Stock) adalah merupakan jenis efek yang
paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari
masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di Pasar
Modal. Jenis saham biasa memiliki Karakteristik seperti :
Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan
dilikuidasi.
Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan
lainnya yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui didalam
RUPS.
Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut
ditawarkan kepada masyarakat.
Menilai saham biasa :
Penilaian saham (expected return) hasil persentase yang
perkiraan investor dari investasi tertentu selama periode waktu
tertentu atau disebut holding period (HPR).

Di v 1 + P1P0
Expected Return=r=
P0
Contoh :
PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian dividen tahun
depan sebesar 3.000. Harga saham PT ini sekarang adalah 8.000
per lembar. Tahun depan diramalkan harga saham akan naik
menjadi 10.000 perlembar karena perusahaan baru saja

4
memenangkan proyek besar dari pemerintah. Berapakah Expected
return dari saham PT. XYZ ?
3.000+10.0008.000
r= = 62,5 %
8.000

2. Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan


antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehhendaki investor.
Saham ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Pembayaran diviiden dalam jumlah yang tetap.
Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika
perusahaan dilikuidasi.
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Jangka waktu yang tidak terbatas .
Tidak mempunyai hak suara2
Menilai saham preferen :
Saham yang memberikan sejumlah dividen yang tetap
jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas karena saham
preferen tidak mempunyai tanggal jatuh tempo , maka
penilaian saham preferen merupakan suatu perpetuitas.
DPS
P 0=
KPS
P0=Nilai sa h am preferen
DPS=Dividen Saham preferen
KPS = tingkat return yang disyaratkan pada saham
preferen
Contoh :
Microsoft mempunyai saham referen dengan dividen yang
dibayarkan sebesar Rp 1.500 tiap tahun. Tingkat return yang
diinginkan invesor adalah 14%. Berapa nilai sekarang saham
preferen ?
DPS 1.500
PO= = =Rp 10.714, 28
KPS 0,14
Saham preferen dibagi lagi menjadi empat yaitu :
Saham prefern kumulatif
Saham preferen tidak kumulatif
Saham preferen partisipasi
Saham preferen konvertibel
2 Zulhendry, Pasar Modal, (Yogyakarta : ANDI, 2012), hlm 92-94.

5
Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham terbagi menjadi 6 macam :
1. Blue Chip Stock. Saham yang dapat diklasifikasikan sebagai bluue
chip stock adalah bila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi
yang baik juga emiten mampu menghasilkan pendapatan yang
tinggi dan konsisten dalam membayar dividen tunai.
2. Income Stock. Saham yang memiliki kemampuan untuk membagi
dividennya lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan
tahun-tahun sebelumnya.
3. Growth Stock. Jika emiten merupakan pimpinan di dalam
industrinya dan selama beberapa tahun terakhir berturut-turut
mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.
4. Speculative Growth. Saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, namun
memiliki potensi untuk mendapatkan penghasilan baik di masa yang
akan datang.
5. Cylical Stock. Perkembangan saham mengikuti situasii ekonomi
makro dan kondisi bisnis secara umum selain ekonomi makro
sedang mengalami eksppansi.
6. Defensive Stock. Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.3
B. Harga Saham

Harga Saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan


mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak
diminati oleh investor. Prestasi yang baik yang dicapai perusahaan dapat dilihat
dalam laporan keuangan yang diipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten
berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu.
Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam
pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam
saham.

3 Andy Porman Tambunan, Menilai Harga Wajar Saham, (Jakarta : Gramedia,


2007), hlm 24-32.

6
Sebelum investor melakukan investasi, mereka terlebih dahulu melakukan
analisa terhadap laporan keuangan. Ada dua macam analisis untuk menentukan
harga saham yaitu :

1. Analisis Teknikal ( technical analysis) yaitu menentukan harga saham


dengan menggunakan data pasardari saham, misalnya harga saham,
volume transaksi saham, dan indeks pasar.
2. Analisis Fundamental (fundamental analysis) yaitu menentukan harga
saham menggunkan data fundamental yaitu data yang bearsal dari
keuangan perusahaan, misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan,
pertumbuhan dan prospek perusahaan serta kondisi industri perusahaan.

Ada beberapa istilah harga saham yang tertera pada monitor untuk
memantau perdagangan saham, yaitu :
a. Previous price. Menunjukkan harga saham pada saat penutupan
sebelumnya.
b. open atau opening price. Menunjukkan harga saham saat pembukaan
sesi I perdagangan pada pukul 09.30 WIB pagi.
c. High atau highest price. Menunjukkan harga tertinggi atass suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Low atau lowest price. Menunjukkan harga terrendah atas suatu
sahham yang trejadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
e. Last price. Menunjukkan harga terakhir yang trejadi atas suatu saham.
f. Change. Menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dan
harga saham terakhir yang terjadi.
g. Close atau close price. Menunjukkan harga saham pada saat
penutupan sesi II perdagangan pada pukul 16.00 WIB sore.4

Menurut Sawidji Widoatmojo, harga saham dapat dibedakan menjadi tiga :


a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal mempengaruhi dividen.
b. Harga pedana
Harga ini merupakan harga pada waktu saham dicatat di bursa efek.

4 Kaherul Umam, Pasar Modal Syariah,(Bandung : Pustaka Setia,2013), hlm.


113-115.

7
Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
emisi (underwriter) dan emiten.

c. Harga pasar

Harga pasar merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor,
maka harga pasar adalah harga jual saham sari investor yang satu dengan
investor yang lainnya. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di
bursa. Harga yang diumukan di surat kabar atau media lain adalah harga
pasar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham :

1. Laba Per lembar saham.

2. Tingkat bunga.

3. Jumlah kas dividen yang diberikan.

4. Jumlah laba yang didapat oleh sebuah perusahan.

5. Tingkat risiko dan pengembalian.

Ada beberapa pedoman dalam memilih saham yang akan dibeli di Pasar
Modal :

1. Sebaiknya memilih saham yang undervalued. Bijaksana jika


memilih saham yang mempunyai pengalaman memberikan earning
yang konsisten dan growing earning yang cepat. Jika nilai saham
lebih tinggi dari harganya maka disebut undervalued, maka saham
ini adalah kandidat untuk dipilih.

2. Sebaiknya memilih saham yang aman. Harga beberapa saham


bagaikan sebuah yoyo yang naik turun, tetapi ada pula saham yang

8
selalu stabil tidak terlalu berfluktuasi (contohnya Unilever dan HM
Sampurna).

3. Sebaiknya memlih saham yang harganya sedang naik. Yang paling


sulit bagi investor adalah membeli saham pada saat harga sedang
naik. Sebagian para investor akan berfikir untuk menunggu sampai
harga saham turun sebelum membelinya.

Proses Transaksi Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia

Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau Efek lainnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek. Pada bagian ini, seseorang yang akan
menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atatu membuka rekening

9
di salah satu broker atau perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi
nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan trannsaksi.

2. Order dari Nasabah. Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang
disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order
dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker
atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon dan
lainnya.

3. Diteruskan ke Floor Trader. Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya


akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada dilantai bursa atau
yang sering disebut floor trader.

4. Masukkan order ke JATS. Floor trader memasukkan (entry) semua order


yang diterimanya ke dalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat
ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order- order dari nasabah.
Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor
traders, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat
komunikasi yang disampaikan investor baik untuk bebli maupun jual.
Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader
melakukan beberapa perubahan order, seperti perubahan harga penawaran
dan beberapa perubahan lainnya.

5. Transaksi terjadi (matched). Pada tahap ini order dimasukkan ke sistem


JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS aebagai
transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual
telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini, pihak floor trdder
atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor
bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.

6. Penyelesaian transaksi ( settlement). Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi


adalah penyelesaian transaksi atau sering disebut settlement. Investor tidak
otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan

10
beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga hak-
hak investor terpenuuhi seperrti investor yang menjual saham akan
mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham
akan mendapatkab saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi
berlangsung selama 3 hari bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini
(T), maka hak-hak kita akan dipenuhi selama 3 hari bursa beriikutnya, atau
dikenal dengan istilah T+3.5

C. Indeks Harga Saham

Indeks saham adalah pendaftaran saham, dan sebuah statistik yang


menggambarkan harga komposit dari komponennya. Dia digunakan sebagai alat
untuk mewakilkan karakteristik dari saham komponennya, semuanya memiliki
kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang sama yang merupakan bagian
dari industri sejenis. Dengan kata lain, indeks harga saham adalah suatu indikatoor
yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai trend
indikator pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada
suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat
mengetahui trend pergerrakan harga saham pada saat ini, apakah sedang naik,
stabil atau turun. Misal di awal bulan indeks 1.000 dan saat ini di akhir bulan
menjadi 1.100, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham
mengalami peningkatan sebesar 10%.

1. Macam-macam Indeks Saham

Saat ini BEI mempunyai tujuh macam Indeks Saham :


1. Indeks Harga Saham Individual (IHSI) merupakan indeks harga
masing-masing saham tergadap harga dasarya, atau indeks masing-
masing saham yang tercatat di BEI.

5 Didit Herlianto, Seluk Beluk Investatsi di Pasar Modal Indonesia . . . hlm.38-


39.

11
2. Indeks Harga Saham Sektoral. Menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sekto, misalnya sektor keuangan ,
pertambangan , dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas
sembillan sektor yaitu : pertania, pertambangan, industri dasar,
aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan,
perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menggunakan semua
saham sebagai komponen perhitungan indeks baik saham biasa
maupun preferen.
4. Jakarta Islamic Index (JII). Indeks yang terdiri dari 30 saham
mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yangg
berdasarkan syariah Islam.
5. Indeks LQ 45. Indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Indeks harga
saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI.
7. Indeks KOMPAS 100. Indeks harga saham hasil kerjasama BEI
dengan harian KOMPAS.
8. Indeks BISNIS-27. Kerjasama antara BEI dengan harian Bisnis
Indonesia yang meluncurkan indeks harga saham yang terdiri dari
27 saham perusahaan.
9. Indeks PEFINDO25. Kerjasama antara BEI dengan lembaga rating
PEFINDO yang terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat.
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, sekarang berubah
menjadi BEI. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham
biasa dan preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan
IHSG adalah pada tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal terrsebut,
indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat
itu berjumlah 13 saham.
a. Metode Perhitungan IHSG

12
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar
adalah total perkaliain setiap saham tercatat (kecuali untuk
perusahan dalam program restrukturisasi) dengan harga BEI pada
hari terssebut. Formula perhitungannya adalah sebagai beikut6 :

IHSG=
P x 100
d
Dimana : P= harga penutupan di pasarr reguler.
x = jumlah saham
d = Nilai Dasar
Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan
Ratarata IHSG=
Jumlah periode waktu selama 1 bulan
b. Perkembangan Nilai IHSG
Perkembangan nilai IHSG Pasar Modal Indonesia dari tahun
1982 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada tabell di bawah ini.

Nilai IHSG Tanggal

100 10 Agustus 1982


637 27 Desember 1996
401 30 Desemberr 1997
398 Akhir Desember 1998
676 Akhir Desember 1999
416 24 Desember 2000
392 Akhir Desember 2001
424 Akhir Desember 2002
679 Akhir Desember 2003
1.000 Akhir Desember 2004
1.162 28 Desember 2005
1.813 Akhir Desember 2006
2.745 28 Desember 2007
2.355 30 Desember 2008
2.534 30 Desember 2009

D. Saham Syariah
1. Definisi Saham Syariah

6 Didit Herlianto, Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal Iindonesia . . . 45-49.

13
Saham merupakan surat berhargga yang mempresentasikan penyertaan modal
ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip
syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan
seperti bir, dan lain-lain. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta
Islamic Indeks(JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah.7

Saham Syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu


perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara
pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Dalam Islam, saham
pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem patungan (persekutuan) modal dan
kekayaan, yang dalam istilah fiqh dikenal dengan nama syirkah.

2. Instrumen Saham Syariah


Secara umum, saham dapat dibagi dari beberapa sisi :
Ditinjau dari segi bentuknya
1. Saham Atas nama. Para ahli fikih kontemporer menghalalkan
saham jenis ini seperti pendapat bahwa penyebutan nama
pemilik saham pada dokumen saham menetapkan kepemilikan
pemiliknya dan memberikan perlindungan hak.
2. Saham Atas Unjuk. Ada ahli fikih memandang saham ini batal
karena ketidaktahuan siapa pembelinya. Seperti ketika ia dicuri
berpindah kepemilikannya kepada pencuri atau hilang dan
kepemilikannya kepada penemunya.
Ditinjau Segi hak dan Keistimewaan
1. Saham biasa. Semua ahli fikih kontemporer memandang
saham biasa boleh, karena tidak memiliki keistimewaan dari
yang lain, baik hak maupun kewajiban.
2. Saham Preferen. Para ahli fikih kontemporer memandang
bahwa saham ini harus dihindari karena tidak sesuai dengan
ketentuan syariah. Pemilik saham ini mempunyai hak untuk

7 Didit Herlianto, Seluk Beluk Investatsi di Pasar Modal Indonesia . . . hlm.6-7.

14
mendapatkan bagian dari kelebihan dibagikan sebelum
dibagikan kepada pemilik saham biasa.
Para fuqaha kontemporer berselisih pendapat dalam memperlakukan
saham dari aspek hukum (tahkim) khususnya jual beli saham. Ada sebagaian
yang membolehkan dan sebagian lagi melarang praktek jual beli saham ini.
Ada beberapa argumentasi yang menolak jual beli saham ini :
Saham dipahami layaknya obligasi, dimana saham juga
merupakan utang perusahaan terhadap para investor yang harus
dikembalikan.
Banyak praktek jual beli najasy di Bursa Efek.
Harga atau modal perusahaan penerbit saham tercampur dan
mengandung unsur haram sehingga semuanya menjadi haram.
Adapun sebaliknya, maka ada beberapa fuqaha yang
membolehkan jual beli saham. Adanya fatwa-fatwa ulama kontemporer
tentang jual beli saham semakin memperkuat landasan akan bolehnya jual
beli saham. Dalam kumpulan fatwa Dewan Syariah Nasional Saudi Arabia
yang diketahui oleh Syekh Abdul Aziz Ibn Abdillah Ib Baz Jilik 13 Bab
Jual Beli ((JH9) halaman 320-32) fatwa nomor 4016 dan 5149 tentang
hukum jual beli saham dinyatakan sebagai berikut : Jika saham yang
diperjualbelikan tidak serupa dengan uang secara utuh apa adanya, akan
tetapi hanya representasi dari sebuah asset seperti tanah, mobil, pabrik,
dan yang sejenisnya, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang telah
diketahui oleh penjual dan pembeli, maka dibolehkan hukumnya untuk
diperjualbelikan dengan harga tunai ataupun tangguh, yang dibayarkan
secara kontan ataupun beberapa kali pembayara, berdasarkan keumuman
dalil tentang bolehnya jual beli.

3. Fatwa DSN tentang Saham Syariah

Selain Fatwa DSN-MUI No.5 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham. Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menyetujui penerbitan
fatwa tentang hak memesan efek terlebih dahulu:

15
Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Syariah.

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan produk pasar


modal yang keberadaannya diperlukan guna mengembangkan industri
pasar modal secara umum. Dalam Fatwa No. 20 dan 40 belum memuat
secara khusus tentang HMETD karena itu DSN-MUI memandang perlu
menetapkan fatwa tentang HMETD syariah yaitu fatwa No.65 pada
tanggal 6 Maret 2008.

Fatwa No. 65 menetapkan bahwa emiten boleh menerbitkan HMETD


syariah dengan berpedoman bahwa HMETD syariah adalah hak yang
melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli
efek baru; termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi
saham dan dan waran, sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Hak
tersebut wajib dapat dialihkan dan harga pelaksanaan HMETD syariah
adalah harga yang telah ditetapkan oleh emiten bagi pemegang HMETD
syariah untuk membeli efek yang baru diterbitkan selama periode yang
ditetapkan.
4. Syarat-Syarat Saham Syariah

Syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah
adalah sebagai berikut:8

1. Jenis usaha, produk barang/jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau
perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah.

8 Nurul Huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,(Jakarta : Kencana,2008),


hlm.60-63.

16
2. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah
atas saham syariah yang dikeluarkan.

3. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib


menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki Syariah Compliance Officer (fatwa DSN No. 40/2003) dalam
menjelaskan identifikasi perusahaan yang dapat ikut dalam saham islami
mengajukan beberapa syarat yaitu:

a. Emiten/perusahaan tersebut tidak berkaitan dengan riba.


b. Perusahaan tersebut tidak memuat atau memproduksi barang atau jasa yang
dilarang oleh syariah.
c. Perusahaan tidak bertindak secara berlebihan terhadap faktor-faktor
produksi alam yang diberikan Allah.
d. Perusahaan tidak mempermainkan harga sekehendaknya, perusahaan
tersebut tidak menghalangi terjadinya free market
e. Perusahaan tersebut mempunyai sosial responsibility yang tinggi sehingga
punya kepedulian terhadap umat.
Adapun kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
antara lain:
1. Perjudian dan kegiatan lain yang tergolong judi;
2. Perdagangan yang dilarang syariah, antara lain:
a. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau jasa;
b. Perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu (bai najasy).
3. Jasa keuangan ribawi, antara lain
a. Bank berbasis bunga;
b. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
4. Jual beli yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) atau judi (maysir),
seperti asuransi konvensional;
5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan:
a. Barang atau jasa yang haram zatnya (haram li dzatihi);
b. Barang atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI.
6. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.

4. Daftar Saham Syariah

17
Berikut ini adalah daftar saham yang sesuai syariah yang ada di Jakarta Islamic
Index (JII), yaitu sebagai berikut:
Daftar Saham yang Masuk dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index (JII)
Periode 1 Desember 2013 s.d. 31 Mei 2014

(Lampiran Pengunguman no.: peng-00673/BEI.PSH/11-2013 tanggal 28


November 2013)

No. Kode Nama Saham Keterangan

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap

2. ADRO Adaro Energy Tbk. Tetap

3. AKRA Corporindo Tbk. Tetap

4. ASII Astra Internasional Tbk. Tetap

5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk. Tetap

6. BMTR Global Mediacorn Tbk. Tetap

7. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Tetap

8. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Tetap

9. EXCL XL Axiata Tbk. Tetap

10. HRUM Harum Energy Tbk. Tetap

11. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tetap

12. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap

13. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap

14. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. Tetap

15. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. Tetap

16. KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap

17. LPKR Lippo Karawaci Tbk. Tetap

18
18. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Tetap

19. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk. Tetap

20. MNCN Media Nusantara Citra Tbk. Tetap

21. MPPA Matahari Putra Prima Tbk Baru

22. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tetap

23. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tetap


(Persero) Tbk.

24. PWON Pakuwon Jati Tbk. Baru

25. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tetap

26. SMRA Summarecon Agung Tbk. Baru

27. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tetap


Tbk.

28. UNTR United Tractors Tbk. Tetap

29. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap

30. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tetap

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Sedangkan saham syariah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan
oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Oleh sebab itu, fungsi pasar modal dalam menyediakan
fasilitas yang mempertemukan investor dan pihak yang memerlukan dana (issuer)

19
salah satunya adalah melalui jual beli saham. Baik itu saham syariah ataupun
saham non-syariah. Keduanya sama-sama diperuntukkan untuk investasi .

DAFTAR PUSTAKA

Herlianto, Didit. Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta :


Gosyen Publishing, 2010.

Umam, Khaerul. Pasar Modal Syariah. Bandung : Pustaka Setia, 2013.

Zulhendry. Pasar Modal. Yogyakarta : ANDI, 2012.

Porman, Andi. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta :


Gramedia, 2007.

Huda, Nurul. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta : Kencana, 2008.

20
21

Anda mungkin juga menyukai