Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. beserta segenap keluarga
dan sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan
saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan
jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) -
dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary
market) atau pasar sekunder (secondary market).
Pasar yang di dalamnya berjalan usaha jual-beli saham disebut Bursa, dimana
didalamnya juga melibatkan para broker yang menjadi perantara antara penjual
dengan pembeli. Target bursa adalah menciptakan pasar simultan dan kontinu
dimana penawaran dan permintaan serta orang-orang yang hendak melakukan
perjanjian jual-beli dipertemukan. Tentunya semua itu dapat menggiring kepada
berbagai keuntungan.
Saham diperjualbelikan di pasar modal. Salah satu pasar modal yang cukup
dikenal oleh masyarakat adalah bursa saham. Selain saham, bursa saham juga
menyediakan sarana untuk perdagangan sekuritas dan instrumen finansial lainnya,
seperti obligasi, reksa dana, mata uang, ORI, dll. Untuk dapat memperjualbelikan
sahamnya dalam suatu bursa saham, perusahaan yang bersangkutan harus
mendaftarkan sahamnya terlebih dahulu di bursa saham. Berkembang pesatnya
kegiatan ekonomi keuangan yang menggunakan prinsip syariah telah menarik
banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam ekonomi keuangan syariah. Salah
satu kegiatan tersebut yakni menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah
satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal syariah. Pasar
modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai
media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Saham dan apa saja jenis saham tersebut ?
2. Bagaimana menentukan harga Saham ?
3. Apa itu Indeks Harga Saham ?
4. Apa itu Saham syariah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untukk mengetahui ttentang Saham dan jenis saham.
2. Untuk mengetahui menentukan harga Saham.
3. Untuk mengetahui tentang Indeks Harga Saham .
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Mengenal Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
taau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada
dasarnya investasi dalam instrumen saham mempunyai return and risk
(keuntungan dan risiko).1
Keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli dan memiliki
saham :
1. Dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital Gain. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder.
Saham memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss. Merupakan kebalikan dari Capital Gain yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi. Perusahaan yang sahamnya dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan , atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi ( dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
3. Tidak ada pembagian dividen. Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada
tahun berjalan atau RUPS mmeutuskan untuk tidak membagikan dividen
kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk
ekspansi usaha.
4. Saham delisting dari Bursa. Karena beberapa alasan tertentu , saham dapat
dihapus pencatatannya (delisting) di Bursa., sehingga pada akhirnya saham
tersebut tidak bisa diperdagangkan.
Jenis-Jenis Saham
Ditinjau dari segi bentuknya, saham dapat dikategorikan :
3
1. Saham Atas Nama (Registered Stock), yaitu saham yang memuat nama
pemiliknya dan nama ini tercantum dalam buku perseroan sehingga
apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh
prosedur tertentu. Pencataan saham ini dicatat dalam daftar khusus .
2. Saham Atas Unjuk ( Bearer Stock) yaitu saham yang tidak menyebut
nama pemiliknya. Oleh karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat
spesifik agar sulituntuk dipalsukan.
Di v 1 + P1P0
Expected Return=r=
P0
Contoh :
PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian dividen tahun
depan sebesar 3.000. Harga saham PT ini sekarang adalah 8.000
per lembar. Tahun depan diramalkan harga saham akan naik
menjadi 10.000 perlembar karena perusahaan baru saja
4
memenangkan proyek besar dari pemerintah. Berapakah Expected
return dari saham PT. XYZ ?
3.000+10.0008.000
r= = 62,5 %
8.000
5
Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham terbagi menjadi 6 macam :
1. Blue Chip Stock. Saham yang dapat diklasifikasikan sebagai bluue
chip stock adalah bila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi
yang baik juga emiten mampu menghasilkan pendapatan yang
tinggi dan konsisten dalam membayar dividen tunai.
2. Income Stock. Saham yang memiliki kemampuan untuk membagi
dividennya lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan
tahun-tahun sebelumnya.
3. Growth Stock. Jika emiten merupakan pimpinan di dalam
industrinya dan selama beberapa tahun terakhir berturut-turut
mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.
4. Speculative Growth. Saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, namun
memiliki potensi untuk mendapatkan penghasilan baik di masa yang
akan datang.
5. Cylical Stock. Perkembangan saham mengikuti situasii ekonomi
makro dan kondisi bisnis secara umum selain ekonomi makro
sedang mengalami eksppansi.
6. Defensive Stock. Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.3
B. Harga Saham
6
Sebelum investor melakukan investasi, mereka terlebih dahulu melakukan
analisa terhadap laporan keuangan. Ada dua macam analisis untuk menentukan
harga saham yaitu :
Ada beberapa istilah harga saham yang tertera pada monitor untuk
memantau perdagangan saham, yaitu :
a. Previous price. Menunjukkan harga saham pada saat penutupan
sebelumnya.
b. open atau opening price. Menunjukkan harga saham saat pembukaan
sesi I perdagangan pada pukul 09.30 WIB pagi.
c. High atau highest price. Menunjukkan harga tertinggi atass suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Low atau lowest price. Menunjukkan harga terrendah atas suatu
sahham yang trejadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
e. Last price. Menunjukkan harga terakhir yang trejadi atas suatu saham.
f. Change. Menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dan
harga saham terakhir yang terjadi.
g. Close atau close price. Menunjukkan harga saham pada saat
penutupan sesi II perdagangan pada pukul 16.00 WIB sore.4
7
Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
emisi (underwriter) dan emiten.
c. Harga pasar
Harga pasar merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor,
maka harga pasar adalah harga jual saham sari investor yang satu dengan
investor yang lainnya. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di
bursa. Harga yang diumukan di surat kabar atau media lain adalah harga
pasar.
2. Tingkat bunga.
Ada beberapa pedoman dalam memilih saham yang akan dibeli di Pasar
Modal :
8
selalu stabil tidak terlalu berfluktuasi (contohnya Unilever dan HM
Sampurna).
Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau Efek lainnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek. Pada bagian ini, seseorang yang akan
menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atatu membuka rekening
9
di salah satu broker atau perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi
nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan trannsaksi.
2. Order dari Nasabah. Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang
disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order
dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker
atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon dan
lainnya.
10
beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga hak-
hak investor terpenuuhi seperrti investor yang menjual saham akan
mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham
akan mendapatkab saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi
berlangsung selama 3 hari bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini
(T), maka hak-hak kita akan dipenuhi selama 3 hari bursa beriikutnya, atau
dikenal dengan istilah T+3.5
11
2. Indeks Harga Saham Sektoral. Menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sekto, misalnya sektor keuangan ,
pertambangan , dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas
sembillan sektor yaitu : pertania, pertambangan, industri dasar,
aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan,
perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menggunakan semua
saham sebagai komponen perhitungan indeks baik saham biasa
maupun preferen.
4. Jakarta Islamic Index (JII). Indeks yang terdiri dari 30 saham
mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yangg
berdasarkan syariah Islam.
5. Indeks LQ 45. Indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Indeks harga
saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI.
7. Indeks KOMPAS 100. Indeks harga saham hasil kerjasama BEI
dengan harian KOMPAS.
8. Indeks BISNIS-27. Kerjasama antara BEI dengan harian Bisnis
Indonesia yang meluncurkan indeks harga saham yang terdiri dari
27 saham perusahaan.
9. Indeks PEFINDO25. Kerjasama antara BEI dengan lembaga rating
PEFINDO yang terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat.
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, sekarang berubah
menjadi BEI. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham
biasa dan preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan
IHSG adalah pada tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal terrsebut,
indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat
itu berjumlah 13 saham.
a. Metode Perhitungan IHSG
12
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar
adalah total perkaliain setiap saham tercatat (kecuali untuk
perusahan dalam program restrukturisasi) dengan harga BEI pada
hari terssebut. Formula perhitungannya adalah sebagai beikut6 :
IHSG=
P x 100
d
Dimana : P= harga penutupan di pasarr reguler.
x = jumlah saham
d = Nilai Dasar
Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan
Ratarata IHSG=
Jumlah periode waktu selama 1 bulan
b. Perkembangan Nilai IHSG
Perkembangan nilai IHSG Pasar Modal Indonesia dari tahun
1982 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada tabell di bawah ini.
D. Saham Syariah
1. Definisi Saham Syariah
13
Saham merupakan surat berhargga yang mempresentasikan penyertaan modal
ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip
syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan
seperti bir, dan lain-lain. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta
Islamic Indeks(JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah.7
14
mendapatkan bagian dari kelebihan dibagikan sebelum
dibagikan kepada pemilik saham biasa.
Para fuqaha kontemporer berselisih pendapat dalam memperlakukan
saham dari aspek hukum (tahkim) khususnya jual beli saham. Ada sebagaian
yang membolehkan dan sebagian lagi melarang praktek jual beli saham ini.
Ada beberapa argumentasi yang menolak jual beli saham ini :
Saham dipahami layaknya obligasi, dimana saham juga
merupakan utang perusahaan terhadap para investor yang harus
dikembalikan.
Banyak praktek jual beli najasy di Bursa Efek.
Harga atau modal perusahaan penerbit saham tercampur dan
mengandung unsur haram sehingga semuanya menjadi haram.
Adapun sebaliknya, maka ada beberapa fuqaha yang
membolehkan jual beli saham. Adanya fatwa-fatwa ulama kontemporer
tentang jual beli saham semakin memperkuat landasan akan bolehnya jual
beli saham. Dalam kumpulan fatwa Dewan Syariah Nasional Saudi Arabia
yang diketahui oleh Syekh Abdul Aziz Ibn Abdillah Ib Baz Jilik 13 Bab
Jual Beli ((JH9) halaman 320-32) fatwa nomor 4016 dan 5149 tentang
hukum jual beli saham dinyatakan sebagai berikut : Jika saham yang
diperjualbelikan tidak serupa dengan uang secara utuh apa adanya, akan
tetapi hanya representasi dari sebuah asset seperti tanah, mobil, pabrik,
dan yang sejenisnya, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang telah
diketahui oleh penjual dan pembeli, maka dibolehkan hukumnya untuk
diperjualbelikan dengan harga tunai ataupun tangguh, yang dibayarkan
secara kontan ataupun beberapa kali pembayara, berdasarkan keumuman
dalil tentang bolehnya jual beli.
Selain Fatwa DSN-MUI No.5 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham. Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menyetujui penerbitan
fatwa tentang hak memesan efek terlebih dahulu:
15
Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Syariah.
Syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah
adalah sebagai berikut:8
1. Jenis usaha, produk barang/jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau
perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah.
16
2. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah
atas saham syariah yang dikeluarkan.
17
Berikut ini adalah daftar saham yang sesuai syariah yang ada di Jakarta Islamic
Index (JII), yaitu sebagai berikut:
Daftar Saham yang Masuk dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index (JII)
Periode 1 Desember 2013 s.d. 31 Mei 2014
18
18. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Tetap
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Sedangkan saham syariah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan
oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Oleh sebab itu, fungsi pasar modal dalam menyediakan
fasilitas yang mempertemukan investor dan pihak yang memerlukan dana (issuer)
19
salah satunya adalah melalui jual beli saham. Baik itu saham syariah ataupun
saham non-syariah. Keduanya sama-sama diperuntukkan untuk investasi .
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurul. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta : Kencana, 2008.
20
21