Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IAS 8
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN DALAM ESTIMASI AKUNTANSI
OLEH
LOLY SEPSIODARMA
1511060068
FAKULTAS EKONOMI
PERBANAS INSTITUTE
2017
I. PENDAHULUAN
Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan dan praktik
yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Perubahan estimasi akuntansi merupakan penyesuaian nilai tercatat aset atau
kewajiban, atau biaya terkait, hasil dari menilai kembali manfaar masa depan yang
diharapkan dan kewajiban yang tekait dengan aset atau kewajiban. Kelalaian atau
salah saji dari item dengan ukuran atau sifat, secara individu atau kolektif,
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian, salah saji dalam laporan
keuangan suatu entitaas untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang timbul dari
kegagalan untuk digunakan, atau penyalahgunaan. Informasi yang dapat dipercaya
yang tersedia dan cukup dapat diharapkan telah diperoleh dan diperhitungkan dalam
mempersiapkan laporan keuangan tersebut. Kesalahan tersebut disebabkan oleh
kesalahan matematis, kesalahan dalam menerapkan kebijakan akuntansi, kelalaian
atau salah tafsir fakta, dan penipuan.
Ketika standar yang secara khusus berlaku untuk transaksi, peristiwa lain atau
kondisi, kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan pada item harus ditentukan
dengan menerapkan Standar atau Interpretasi dan mempertimbangkan setiap Pedoman
Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh IASB untuk Standar atau Interpretasi.
Dengan tidak adanya standar atau interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
transaksi, peristiwa atau kondisi lain, manajemen harus menggunakan penilaiannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang releva dan dapat diandalkan. Dalam membuat
keputusan bahwa manajemen harus mengacu dan mempertimbangkan penerapan,
sumber-sumber tertentu.
Saat pemilihan dan penerapan suatu kebijakan akuntansi, standar atau interpretasi
yang diterapkan pada transaksi yang relevan, peristiwa lainnya, atau kondisi yang
harus diterapkan.
Dalam hal standar atau interpretasi tidak menyebut transaksi tertentu, peristiwa
lain, atau kondisi maka manajemen harus mengembangkan dan menggunakan suatu
kebijakan akuntansi dimana informasi yang diberikan relevan dengan kebutuhan
pengambilan keputusan pengguna. Laporan keuangan harus :
- Mewakili posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas sepenuhnya
- Menjadi netral, waspada, lengkap di dalam semua aspek yang bersifat material
- Ketentuan di dalam standar dan interpretasi yang berhubungan dengan isu yang
sejenis dan terkait
IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup tiga jenis
perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi adalah :
1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Prubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku
umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh,
perunahan metode penilaian persediaan dari LIFO menjadi biaya rata-rata.
3. Perubahan Entistas Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas
ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik
dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan keuangan konsolidasi disusun.
2. Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh
laporan keuangan dalam hal efek transaksi, peristiwa lain, atau kondisi atas
posisi keuangan entitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
- Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau kondisi
yang membedakan substansi dari hal hal yang terjadi sebelumnya
- Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk transaksi, peristiwa lain,
atau kondisi yang tidak terjadi sebelumnya atau tidak material
a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru
pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena
adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
b) Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining
balance method ke straight line method.
c) Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari
metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
d) Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct
costing.
1. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba
rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan- nya dengan
jumlah sesudah dikurangi pajak penghasilan.
2. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
3. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman
pertama) dengan jumlah yang sudah dikoreksi.
a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode yang
lain.
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive.
Jika suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar atau
interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu
harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, jia tidak ada provisi peralihan
ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara sukarela,
maka perubahan tersebut hanya diterapkan berlaku surut (seolah-olah kebijakan
tersebut telah selalu diterapkan)
Jika perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka komparatif
(periode pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan harus
dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah selalu diterapkan. Dampak
dari kebijakan baru atau saldo laba (retained earnings) sebelum periode terawal
disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal dari saldo laba. Jika tidak
dipraktekkan untuk menentukan efek periode spesifik atau efek kumulatif dari
perubahan, maka entitas harus menerapkan perubahan secara prospektif dan mulai
periode terawal yang praktis memungkinkan.
CONTOH 1
Tahun 2008, Advanced Lighting Limited mengubah kebijakan akuntansinya yang
terkait dengan penilaian persediaan. Sebelum tahun 2008, persediaan dinilai menurut
metode biaya perolehan rata-rata tertimbang. Ditahun 2008, metode tersebut diubah
menjadi metode FIFO, karena dianggap lebih akurat mencerminkan pemakaian dan
arus persediaan di dalam siklus ekonomis. Dampak atas penilaian persediaan
ditentukan menjadi :
31 Des 2006 suatu kenaikan sebesar $10.000
31 Des 2007 suatu kenaikan sebesar $15.000
31 Des 2008 suatu kenaikan sebesar $20.000
Laporan laba-rugi sebelum penyesuaian adalah
2008 2007
Pendapatan $250.000 $200.000
Beban Pokok Penjualan 100.000 80.000
Laba Kotor 150.000 120.000
Biaya Administrasi 60.000 50.000
By Penjualan & distribusi 25.000 15.000
Laba Bersih $ 65.000 $ 55.000
Perubahan kebijakan akuntansi di dalam laporan laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas, sesuai dengan ketentuan dari IAS 8 akan muncul sebagai berikut :
Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntansi :
1. Pelaporan Perubahan pada Periode Berjalan.
Pengaruh kumulatif adalah perbedaan laba tahun sebelumnya antara metide baru
dan metode lama. Penyesuaian ini kemudian dilaporkan hanya dalam laporan laba
rugi tahun berjalan. Perusahan tidak mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya.
2. Pelaporan Perubahan Secara Retrospektif. Penyesuaian Retrospektif atas laporan
keuangan akan menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar
yang konsisten dengan prinsip yang baru ditetapkan. Perusahaan menyajikan
pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai penyesuaian atas laba ditahan awal tahun
paling awal yang disajikan dalam laporannya.
3. Pelaporan Perubahan secara Prospektif (di masa depan). Pada pendekatan ini, hasil
yang telah dilaporkan sebelumnya biasanya tidak diubah. Saldo awal tidak perlu
disesuaikan. Pendukung pendekatan ini berargumen bahwa seteah manajemen
menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima,
maka laporan tersebut sudah final, manajemen tidak dapat mengubah peirode
sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.
Pengaruh Langsung
IASB berketetapan bahwa perusahaan harus menetapkan pengaruh langsung
perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif. Contohnya, pengaruh langsung
berupa koreksi neraca persediaan akibat perubahan metode penilaian persediaan.
Ketidakpraktisan
Penerapan retrospektif dianggap tidak praktis jika perusahaan tidak dapat menentukan
pengarub periode terdahulu bahkan setelah mengusahakan semua cara yang masuk
akal. Perusahan tidak boleh memakai penerapan retrospektif bila memenuhi salah satu
kondisi berikut ini :
1. Perusahaan tidak dapat menentukan pengaruh penerapan retrospektif
2. Penerapan retrospektif memerlukan penetapan asumsi-asumsi mengenai rencana
kerja pihak manajemen pada perode terdahulu
3. Penerapan retrospektif memerlukan estimasi-estimasi signifikan terkait periode
terdahulu dan perusahaan tidak dapat secara objektif mengesahkan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan estimasi-estimasi tersebut
- Keusangan Persediaan
Perubahan estimasi harus ditangani secara propektif. Yaitu, tidak ada perubahan
yang harus dibuat dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya. Jadi, pengaruh dari
semua perubahan estimasi diperhitungkan pada (1) periode perubahan jka perubahan
itu hanya mempengaruhi periode bersangkutan atau (2) perubahan periode dan
periode di masa datang jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya. Akibatnya
perubahan estimasi dipandang sebagai koreksi atau penyesuaian normal yang
berulang, hasil alami dari proses akuntansi dan perlakuan retrospektif dilarang.
b) Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan di mana
laporan keuangan konsolidasi disajikan
d) Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan
investasi. Perubahan dalam entitas pelapran bukan berasal dari penciptaan, pemutusan,
pembelian, disposisi anak perusahaan atau unti bisnis lainnya.
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidaka berlaku umum ke prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah
disajikan secara tidak benar. Contoh, perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak ke
penghasilan dasar akrual
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan
sebagainya. Contoh, penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam
menentukan nilai persediaan
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur.
Contoh, penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis
5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa
dalam menghitung dasar penyusutan untuk pendekatan garis lurus
6. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aktiva serta
sebaliknya.
Neraca tahun bersangkutan atau tahun berjalan tidak akan menyatakan kewajiban
pajak yang ditangguhkan terkait bangunan dan akun Akumulasi Penyusutan, Bangunan kini
dilaporkan ulang dengan nilai yang lebih besar. Laporan Laba Rugi tidak akan terpengaruh.
Laporan Komparatif
Jika laporan keuangan komparatif dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan guna
mengkoreksi jumlah semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan
untuk semua periode pelaporan. Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan
kembali sampai benar dan setiap penyesuaian susulan harus ditampilkan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya atau laba ditahan selema periode terdahulu dilaporkan.
Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat hanya apabila perusahaan menunjukkan
bahwa prinsip akuntansi alternative yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai
daripada prinsip sebelumnya. Dalam menerapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi di
antara prinsip akuntansi harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru dapat
memperbaiki pelaporan keuangan bukan atas dasar dampak pajak penghasila semata.
ANALISIS KESALAHAN
Reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke posisi yang benar diperlukan apabila kesalahan
ditemukan. Jika laporan komparatif yang mencakup tahun kesalahan telah dibuat, maka
neraca untuk tahun kesalahan tersebut akan dinyatakan kembali secara benar.
Kesalahan yang saling menyeimbangkan adalah kesalahan yang akan dioffset atau
dikoreksi selama dua periode. Yang kedua ada Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan
yaitu kesalahan yang tidak dioffset dalam periode akuntansi berikutnya. Misalnya, tidak
megkapitalisasi peralatan yang memiliki unur manfaat 5 tahub. Jika kita langsung
membebankan aktiva ini maka beban akan dinyatakan terlalu tinggi dalam periode pertama,
tetapi dinyatakan terlalu rendah pada empat periode berikutnya. Pada akhir periode kedua,
dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dioffset. Laba bersih dinyatakan dengan benar hanya
secara agregat pada akhir tahun ke 5, karena aktiva telah disusutkan sepenuhnya. Jadi,
kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan adalah kesalahan yanh memerlukan lebih dari
2 periode untuk mngoreksinya.
Sampai saat ini, pembahasan tentang analisis kesalahan lebih ditujukan pada identifikasi jenis
kesalahan yang terlibat dan akuntansi untuk mengoreksinya dalam catatan akuntansi. Koreksi
kesalahan harus disajikan pada laporan keuangan komparatif..
ANALISIS KESALAHAN
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas pemegang
saham. Contoh :
Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke
posisi yang benar.
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasi
diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
1) Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal yang
diperlukan.
2) Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal untuk
1) Jika kesalahan sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah memasuki tahun
kedua, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk mengkoreksi periode berjalan dan
2) Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka ayat jurnal akan diperlukan
untuk menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan dan mengkoreksi saldo periode
berjalan.
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka tidak ada ayat jurnal yang
dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan.
Pada Bulan Januari 2006 Hurley Enterprises membeli polis asuransi berjangka
waktu 2 tahun dengan biaya $ 1.000. Beban asuransi telah didebet dan Kas telah
dikredit. Tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun 2006.
Ayat jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan
mengasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup untuk tahun 2007, adalah :
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka tidak ada ayat jurnal yang
dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan setelah lebih dari periode 2
tahun, maka ayat jurnal untuk kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan ini akan menjadi
lebih kompleks dan ayat jurnal koreksi akan diperlukan, meskipun pembukuan telah ditutup.
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat jurnalnya adalah :