Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Chapter 7:
Assets
NIM: 1511060067
Ruang: 6604
A. Definisi Aset
Menurut IASB, Aset merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh suatu
badan sebagai hasil dari transaksi yang lalu dan diharapkan memberikan
manfaat ekonomis dimasa yang akan datang yang mengalir badan usaha.
Paton: kekayaan adalah sesuatu dalam bentuk barang atau lainnya yang
dimiliki prusahaan tertentu yang mempunyai nilai bagi perusahaan
Paton & Littleton: aset merupakan sejumlah potensi jasa yang dapat
diubah, dipertukarkan dan disimpan untuk dimasa yang akan datang
Contoh: Kendaraan merupakan aset yang bukan hanya barang fisik, tetapi
dapat memberikan konstribusi lain seperti (transportasi). Sedangkan
persediaan memberikan jasa lainn saat penjualan. dari penjualan
mendapatkan pendapatan, pendapatan disini termasuk unsur laba.
F. Pengukuran Aset
Sesuai dengan ketentuan legal : mempunyai manfaat dan
kendalikan badan tertentu.
Dapat ditetapkan substansi ekonomiknya : memberikan manfaat
ekonomik yang substansial.
Menggunakan konsep conservatism : menyajikan aset pada nilai
kemungkinan kecil, contohnya: adanya pengakuan cadangan
kerugian piutang, sedangkan persediaan adanya penilaian harga
terendah (antara H.pokok dan H.pasar).
Aset
Utang
Investasi Pemilik
Laba Komprehensif
Pendapatan
Biaya
Keuntungan (Gain)
Kerugian (Loss)
Aktiva tetap tidak berwujud yang dibentuk sendiri tidak diakui, meskipun
mempunyai manfaat dimasa yang akan datang. Contohnya: Hak paten,
Goodwill.
Fair value adalah nilai pertukaran aset yang diperpleh dari kedua pihak
yang melakukan transaksi tanpa adanya batasan apapun (arms length
transaction).
Metoda Pengukuran.
Fair Value, gain & loss diakui pada lap. laba komprehensif
Aset Financial: aset yang mempunyai claim dalam bentuk uang ( utang,
piutang, investasi pada saham, obligasi, derivate, dll).
Sesuai dengan IAS 39. Penyajian aset dan liabilitas financial dilakukan
secara terpisah
Niali wajar adalah jumlah aset yang dapat dipertukarkan atau pelunasan
kewajiban, diantara dua pihak tanpa adanya batasan apapun.
Level 1
Menggunakan harga pasar, jika harga pasar yang bisa dipastikan, tidak
ada penyesuain sehingga bisa langsung menggunakan harga pasar. Missal
mobil baru, saham, obligasi, persediaan.
Level 2
Apabila harga pasar tidak tersedia, maka diestimasi dengan harga aset
dan liabilitas yang sejenis. Kalau tidak ada harga pasar, kita perlu
melakukan taksiran, berapa kalau beli atau berapa kalau jual, missal mobil
lama (sudah banyak lecet + biaya service).
Level 3
Apabila harga tidak dapat diperoleh dari level 1 dan level 2, maka nilai
wajar diestimasi dengan beberapa penilaian, untuk penilaiannya
menggunakan kombinasi dari penghematan dan uang yang dikeluarkan
seandainya belum memiliki aset saat ini, contoh: penilaian gedung. Atau
kombinasi dari berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli gedung
yang sama dengan yang kita gunakan. Dengan uang untuk menyewa
gedung saat kita belum punya sendiri.