BAB I
MENGGAMBAR SECARA MANUAL
PENYUSUN
Imam Alfianto
Tujuan Pembelajaran:
- Mengetahui dan menggunakan alat gambar manual.
- Menggambar simbol bahan dan garis
- Menggambar segi beraturan
- Menggambar proyeksi paralel, proyeksi orthografis, dan
perspektif.
Menggambar adalah sebuah seni menyajikan sebuah objek atau bentuk pada
sebuah permukaan terutama dengan bantuan garis, variasi alat dan teknik. Tujuan dari
menggambar ini adalah menyediakan bentuk geometri secara tepat untuk konstruksi,
struktur, atau sistem. Oleh karena itu, tampilan, ukuran, penulisan dan sebagainya
biasanya dibuat sesuai dengan standar umum. Pemilihan dan penggunaan alat gambar
yang tepat dibutuhkan untuk memenuhi tujuan dari menggambar teknik. Secara umum
dalam menggambar teknik menggunakan alat bantu manual (gambar secara manual) dan
menggunakan alat bantu komputer (gambar dengan perangkat lunak).
GARIS
Prinsip dasar dalam menggambar adalah mampu menarik garis. Ada beberapa ketentuan
dalam menarik garis (jenis garis) yaitu:
Garis gambar
Menyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda
1
- Menyatakan tempat potongan (ditambah dengan huruf pada ujung dan pangkal
garis ini)
- Batas lukisan, apabila sebagian benda yang dilukis dibuang
Untuk gambar menggunakan software (misal: AutoCAD), tebal garis dapat di seting
sesuai kebutuhan, bahkan dapat ditentukan pula warnanya.
Pensil
Untuk menggambar secara manual pensil yang dapat digunakan adalah pensil rautan dan
pensil mekanik. Kekerasan batang arang pada pensil ditunjukkan dengan simbol angka dan
huruf sbb:
2
SIMBOL BAHAN
Arsiran atau rendering sesuai dengan macam bahan
3
4
SKALA GAMBAR
Untuk menggambarkan benda dalam kertas gambar agar dapat dilihat dengan jelas
maka perlu adanya pengaturan letak gambar dan besar kecilnya gambar. Dengan
penampilan gambar sesuai dengan proporsi dan ketentuan dalam penggambaran maka
gambar akan terlihat menjadi baik.
Skala adalah perbandingan antara obyek aslinya turunan pandangan, baik
perbandingan diperbesar ataupun perbandingannya diperkecil dari bentuk aslinya.
Pada prinsipnya penggunaan skala dapat dibagi menjadi:
5
- skala mendatar (horisontal)
- skala tegak (vertikal)
- skala kemiringan
- skala balok
6
Skala Kemiringan
Skala yang menyatakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar, sehingga
mendapatkan hasil kemiringan suatu lereng atau kemiringan dataran. Dan dapat juga
dipakai pedoman dalam
menentukan kemiringan saluran untuk arah pengaliran.
Skala Balok
Skala yang menyatakan perbandingan antara ukuran gambar yang diperkecil atau
diperbesar tidak sesuai aturan. Gambar balok sudah diukur berdasarkan skala awal. Jadi
skala yang dibuat
mengikuti perbandingan panjang balok, karena bila diperhitungkan akan mengalami
kesulitan dalam perkaliannya.
Penggunaan Skala
Skala Kecil
1:1000 ; 1:500 ; 1:200 Gambar situasi, Layout, Site Plan
1:100 atau 1:50 Gambar Pra-rencana
(denah,tampak,potongan)
Skala Besar
1:20 Gambar Detail Rencana
1:10 Gambar Detail Rencana
1:5 ; 1:2 ; 1:1 Detail Elemen Konstruksi
7
Satuan Dasar Dan Skala Gambar
Satuan Sistem Internasional (SI)
Sistem matrik secara resmi dipergunakan di Perancis pada tahun 1866. Sistem ini
dibagi dalam dua kelompok/bagian:
- Sistem MKS (meter- kilogram sekon)
- Sistem CGS (centimeter gram sekon)
- Sistem MKS dan CGS
SI adalah suatu satuan yang koheren bila hasil kali atau hasil bagi antara dua satuan
besaran dalam suatu sistem akan menghasilkan satuan besaran lainnya. Setiap sistem
koheran satuan luas dihasikan bila satuan panjang dikalikan dengan satuan lebar,
kecepatan bila satuan jarak dibagi dengan satuan waktu dan satuan gaya dihasilkan dari
satuan massa dikalikan dengan satuan percepatan.
Dalam SI ini terdapat tujuh besaran pokok berdimensi dan dua buah besaran
tambahan tak berdimensi. Dimensi adalah suatu besaran yang tersusun oleh besaran
pokok.
8
- nama dokumen
- judul
- daerah atau kota pelaksanaan pembangunan
- nama biro perencana
- gerak bidang keahlian
- alamat bila mana dihubungi
- tahun pembangunan, dan sebagainya.
Kertas Gambar
Kertas yang dipakai untuk menggambar harus berkualitas baik, permukaannya rata,
putih dan bersih. Selain kertas gambar dalam menggambar teknik dikenal juga kertas kalkir
yang kelihatan transparan di samping itu ada juga kertas milimeter. Kertas milimeter dapat
berguna untuk membuat pola atau merencanakan gambar.
Kertas gambar putih biasa dipakai bila menggambar menggunakan pensil atau tinta.
Kalau menggunakan tinta kita harus lebih hati-hati karena kalau ada kesalahan sulit
menghapusnya. Dan penghapus yang digunakan biasanya yang lembut agar tidak merusak
kertas.
Kertas gambar kalkir biasanya dipakai bila menggambar dengan menggunakan
rapido.Ukuran kertas gambar yang dipergunakan menggambar bermacammacam ukuran
tergantung besaran gambar dan keperluaannya.
9
Ukuran kertas gambar mempunyai simbol A, B, C dan D. Hanya saja yang sering
digunakan dalam menggambar teknik saat ini menggunakan ukuran kertas gambar A yang
terdiri dari A5, A4, A3, A2, A1, A0 dan 2 A0. Sedangkan standar ukuran yang ditetapkan
berdasarkan N-381 (aturan normalisasi dari Belanda) adalah Ukuran kertas A yang juga
sudah dipergunakan dalam standar ISO, yaitu sebagai berikut:
A5 = 148 x 210 mm
A4 = 210 x 297 mm
A3 = 297 x 420 mm
A2 = 420 x 597 mm
A1 = 597 x 841 mm
A0 = 841 x 1189 mm
2A0 = 1189 x 1682 mm
Untuk garis tepi pada ukuran kertas gambar A4 dan A5 lebarnya 5 mm. Sedangkan
garis tepi untuk kertas gambar ukuran A3, A2, A1, A0, dan 2A0 lebarnya 10 mm. Kadang-
kadang dalam pemakaian kertas gambar ukuran kertas gambar tidaklah mutlak dipakai
sesuai standar yang ada, tetapi menyesuaikan kebutuhan dan keselarasan antara gambar
dengan ukuran kertas gambar. Dapat juga berdasarkan efisiensi pemakaian bahan kertas
agar tidak terbuang banyak, berdasarkan kemudahan penyimpanan dan keperluan dalam
membuka gambar dokumen saat penjelasan lelang atau keperluan pengecekan kembali
dokumen yang ada.
10
11
MENGGAMBAR BENTUK BIDANG
Menggambar Sudut
Memindahkan Sudut
a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang
memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m
b. Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R=R1) yang memotong kaki
sudut A1 C1 di m1
c. Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm
d. Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busur ini memotong
busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n
12
e. Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1 Maka sudut B1 A1 C1 = sudut
BAC
13
Membagi sudut siku-siku menjadi tiga sama besar.
a. lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari
sembarang R:busur, lingkaran ini memotong kaki sudut AB di P dan kaki sudut AC di
O.
b. Buat dengan jari-jari R dan busur lingkaran dengan titik pusat P dan O kedua busur
lingkaran ini memotong busur yang pertama di titik-titik R dan S.
c. Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR = sudut RAS = sudut SAC.
Menggambar Segitiga
Untuk dapat menggambar segitiga maka minimal harus ditentukan 3 buah untuk agar
segitiga dapat dibuat sesuai yang dikehendaki.
Adapun unsur unsur yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam menggambar segitiga bila
ditentukan:
Sisi sudut sisi
- Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan jangka
- Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3, 4 terus 5 pada
titik A
- Ukurkan panjang garis ukuran 6 ke garis sudut yang telah dibentuk pada titik C
- Segitiga ABC sudah tergambar (gambar 2.4)
14
- Segitiga ABC sudah tergambar (gambar 2.5)
Bujur Sangkar
- Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
- Tarik garis tengahnya memotong titik A dan B
- Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B sama panjang
- Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B, sehingga memotong lingkaran
yang ditentukan pada titik C dan D
- Titik A, B, c dan D dihubungkan membentuk segi empat beraturan atau bujur
sangkar
15
Menggambar Lingkaran
Tentukan panjang jari-jari lingkaran
- Buat garis AB sesuai dengan jari-jari lingkaran yang ditentukan
- Buat lingkaran dari titik A sepanjang AB dengan jangka, maka lingkaran sudah
dibuat denganjari-jari AB
16
- Buat busur dari titik A dan C sama panjang dan juga busur dari titk B dan titik C sama
panjang
- Perpotongan kedua busur dihubungkan ke titik M memotong lingkaran di titik E dan
G
- Kemudian diteruskan hingga memotong lingkaran berikut di titik F dab H
- Keliling lingkaran sudah dibagi 8 sama besar. Yaitu AE, EC, CG, GB, BF, FD, DH dan
HA
17
Menggambar Segi Lima Beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M
- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B
- Buat busur yang sama dari titik A dan titik B, perpotongan busur tersebut ditarik
garis memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M
- Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B, perpotongan busur
tersebut ditarik garis hingga memotong di titik E
- Hubungkan garis dari titik E dan titik D
- Lingkarkan dari titk E sepanjang ED kearah MA hingga memotong di titik F
- Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan
- Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan
18
Mengambar Segi Tujuh Beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M
- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B
- Buat busur yang sama dari titik B sepanjang BM memotong lingkaran dititik C dan
D
- Hubungkan titik potong c dan D memotong BM dititik E, maka CE merupakan sisi
dari segi tujuh beraturan
- Lingkarkan sisi CE pada keliling lingkaran sehingga tergambarlah segi tujuh
beraturan
19
- Hubungkan ke 8 titik potong pada lingkaran tersebut, sehingga tergambarlah segi
delapan beraturan
20
- Lingkarkan dari titk L sepanjang LD kearah MP hingga memotong di titik F
- Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan, sedangkan MF merupakan sisi segi
sepuluh
- Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan dan juga segi sepuluh beraturan
Menggambar Ellips
- Bagilah sumbu AB dalam 4 bagian sama panjang, maka diperoleh titik M1, M2 dan
M3
- Buatlah lingkaran 2, 2, dan 3 dengan jari-jari panjang sumbu dengan titik pusat
lingkaran M1, M2 dan M3
- Ke tiga lingkaran tersebut saling berpotongan di titik C, D, E, dan F
- Tarik garis M1C, M1E dan M3D, M3F yang memotong keliling lingkaran di titik G, H,
I dan J
- Garis M2C dan M3D berpotongan di titik N1, sedangkan M1E dan M3F berpotongan
di titik N2
- Titik N1 dan N2 sebagai pusat dari busur lingkaran Bh dan IJ
21
Menggambar Bulat Telur
Lebar ditentukan
- Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengah AB
- Buatlah garis melalui CB dan DB
- Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan D hingga memotong di titik
E dan F . Seterusnya buat busur lingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka
tergambarlah bulat telur.
Menggambar Parabola
- Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarak yang sama
- Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian sama panjang
- Jarak garis mendatar lebih lebar dari pada jarak arah tegak
- Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah ataujuga hubungkan garis
dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi
- Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak yaitu 01, 51
dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garis tegak B, garis 03, 53 dengan garis
tegak C dan garis 04, 54 dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5
22
- Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubung dalam pembuatan
garis parabola.
Menggambar Hiperbola
- Buatlah sumbu X dan Y
- Buatlah lingkaran pusat C dan bujur sangkar
- Tarik garis menyilang melalui sudut diagonal dari bujur sangkar
- Pada sumbu X berpotongan di V dan V1
- Tentukan pusat putaran hiperbola F dan F1 dengan jarak dari V dan V1 setengah
jarak jari-jari lingkaran sehingga FV = F1V1
- Tentukan titik A, A1, A2, A3 dan A4 pada sumbu X
- Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4
- Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV dipotongan busur dari titik F1 dengan
jarak AV1, kemudian dibalik dari titik F` dengan jarak AV dipotongan busur dari titik
F dengan jarak AV1
- Dan seterusnya jarak busur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V dan A3V1 dan yang
terakhir A4V dan A4V1, pusat putarannya bergantian dari titik F dan F1
- Hasil perpotongan dihubungkan membentuk gambar hiperbola
23
MENGGAMBAR PROYEKSI
Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan
mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi
sehingga apa yang dilihat atau dipandang sesuai dengan penglihatan mata kita. Adapun
secara garis besar penggambaran proyeksi dapat dibedakan sebagai berikut :
Macam-macam Proyeksi
Proyeksi Orthografis
Proyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
- Cara Eropa (sekarang yang banyak digunakan)
Proyeksi Eropa cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar secara
tegak lurus sehingga bayangannya diterima oleh bidang gambar. Benda
selalu ada di depan bidang proyeksi dan proyeksi benda tersebut digambar
pada bidang yang ada di belakangnya.
Dengan cara ini, pandangan atas menjadi Proyeksi I (digambar pada bidang
I), yaitu bidang muka atau bidang yang berada di bawah benda. Garis-garis
atau rusuk-rusuk benda yang tidak terlihat dari atas digambarkan dengan
garis putus-putus.
Gambar pada bidang II (bidang di belakang benda) adalah Tampak Depan
benda. Sedangkan bila melihat benda dari samping kiri, maka proyeksi
digambarkan pada bidang III (bidang di samping kanan benda)
- Cara Amerika
24
Proyeksi Amerika cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita
secara tegak lurus hingga memotong bidang gambar transparan (kaca).
Dalam hal ini dianggap bidang-bidang proyeksi membentuk suatu kubus
kaca. Benda dapat dilihat dalam enam pandangan/tampak, yaitu:
Tampak Atas (bidang Proyeksi I)
Tampak Depan (bidang Proyeksi II)
Tampak Samping Kanan (bidang Proyeksi III)
Serta tampak samping kiri, tamapak bawah dan tampak belakang
TAMPAK
ATAS
Bidang TAMPAK
I BAWAH
25
- Tiga buah bidang tersebut kita namakan :
o Bidang proyeksi I yaitu yang mendatar (horisontal) dan menerima
pandangan dari atas.
o Bidang proyeksi II adalah yang tegak lurus (vertikal) dan menerima
pandangan dari muka.
o Bidang proyeksi III yang tegak lurus pula, tetapi menerima pandangan dari
samping.
Catatan :
Kalau bidang proyeksi III terletak disebelah kanan, maka menerima pandangan dari
samping kiri. Dan bilamana terletak disebelah kiri, maka menerima pandangan dari
samping kanan. Untuk lebih jelasnya proses penggambaran proyeksi siku cara Eropa dari
sebuah titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambar dibawah ini :
26
Jarak dari titik A ke Bidang II sama dengan jarak O-S
Jarak dari titik A ke Bidang III sama dengan jarak O-P
Proyeksi Titik
Untuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat suatu kesepakatan
awal, yaitu bila ada suatu titik A = 2, 3, 4 maka mempunyai pengertian bahwa :
Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A ke bidang III
Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik A ke bidang I
Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik A ke bidang II
Untuk penggambaran proyeksi siku dari garis ataupun bidang pada prinsipnya sama
saja yaitu dengan mencari titik-titik proyeksinya, kemudian dihubungkan satu dengan
lainnya sehingga mendapatkan proyeksi dari garis atau bidang yang dicari.
Panjang Garis Sebenarnya
Untuk mencari panjang garis sebenarnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara
Putaran dan Rebahan
Cara Putaran
Agar lebih jelasnya kita ambil contoh dari garis AB, jika A =4, 6, 2 dan B = 7, 1, 4. Setelah
selesai mencari proyeksi garis AB pada bidang I, II, III, putar proyeksi A2-B2 dengan pusat
putaran titik B2 hingga sejajar sumbu X. Kemudian diteruskan tegak lurus sumbu X hingga
memotong di titik A pada bidang I. Garis BA merupakan panjang garis yang sebenarnya. Ini
berarti bahwa garis AB telah disejajarkan dengan bidang I, sehingga panjang garis
27
sebenarnya terletak pada bidang I. Demikian halnya kalau yang diputar garis proyeksi yang
terletak pada bidang I, yaitu A1-B1 diputar dengan pusat putaran A1 hingga sejajar sumbu
X. Dan selanjutnya ditarik garis tegak lurus dengan sumbu X hingga memotong di titik B
pada bidang II, sehingga A2-B merupakan panjang garis yang sebenarnya. Jadi bila garis B1-
A pada bidang I dan A2-B pada bidang II diukur maka kedua garis tadi akan sama
panjangnya.
28
A2-A = A1-Q = A3-R
B2-B = B1-P = B3-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
Panjang garis sebenarnya pada bidang III
A3-A = A1-M = A2-R
B3-B = B1-N = B2-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya
Dari ketiga panjang garis sebenarnya pada masing-masing bidang kalau kita ukur
hasilnya akan sama panjang.
Proyeksi Paralel
1. Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring adalah cara penggambaran bentuk berskala yang
termodifikasi. Dua bidang diproyeksikan miring. Ukuran tinggi, lebar dan
dalam dapat dipertahankan dengan perbandingan 1:1:1 atau 2:2:1. Sudut
kemiringan objek terhadap bidang proyeksi 450.
29
2. Proyeksi Planometri
Proyeksi Planometri adalah bentuk rencana berskala yang termodifikasi.
Rencana tersebut diputar ke suatu sudut yang dikehendaki dan tingginya
diproyeksikan vertikal. Ukuran tinggi, lebar dan dalam tetap konstan dengan
perbandingan 1:1:1 atau 1:2:2.
Aksonometri
30
menjadi 1200 dan 600. Ukuran tinggi, lebar dan dalam tetap konstan dengan
perbandingan 1:1:1.
2. Dimetri
Proyeksi Dimetri adalah bentuk isometri yang termodifikasi dengan ukuran
tinggi, lebar dan dalam diubah untuk memberi kesan nyata, yaitu dengan
perbandingan 2:2:1 atau 3:3:1. Dimetrui berarti dua ukuran, yaitu dua
macam skala untuk dua macam sudut.
3. Trimetri
Proyeksi trimetri adalah suatu modifikasi lebih jauh dari isometri, ukuran
tinggi, lebar dan dalam disesuaikan, biasanya dengan perbandingan 10:9:5
atau 6:5:4.
31
Tabel perbandingan Axonometri
Keterangan dalam panjang tinggi a:b c:d
Isometri 1 1 1 300 300
Dimetri 1/2 1 1 7:8 (41,40) 1:8 (7,20)
1/3 1 1 17:18 1:18
1/4 1 1 31:32 1:32
Trimetri 2/3 5/6 1 1:3 1:5
1/2 9/10 1 1:3 1:11
32
Denah merupakan tampak (potongan atau penampang mendatar) suatu bangunan
yang dilihat dari atas ke arah bawah diambil kurang lebih setinggi 1 (satu) meter, sehingga
gambar denah bangunan akan terlihat:
- potongan dinding
- potongan kolom
- potongan kosen pintu dan jendela
- gambar penempatan perabot
- nama dan ketinggian suatu lantai ruangan
- Jarak antara dinding ke dinding yang lainnya
- Simbol bahan bangunan
Gambar denah bangunan biasanya menggunakan skala 1 : 100 atau 1 : 50, tergantung
besar kecil gambar dan ukuran kertas gambar.
Tampak
Gambar proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi
yang datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka,
samping kiri, samping kanan, dan belakang.
33
Gambar tampak harus memperlihatkan;
a. Karakter dari bangunan itu sendiri.
b. Proporsi dan skala terhadap manusia (pemakainya).
c. Segi-segi lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta hubungannya
dengan gambar denah dan gambar potongan yang memperlihatkan
konstruksinya.
Tampak merupakan penglihatan mata terhadap bangunan secara tegak lurus, sesuai
arah instruksi atau kode yang diberikan. Misalnya tampak muka, tampak samping kanan,
tampak utara atau tampak A1. Hasil gambar akan memperlihatkan bentuk atap, pintu dan
jendela, skala gambar yang digunakan biasanya sama dengan denah yaitu skala 1 : 100 atau
1 : 50 tergantung besar gambar yang diinginkan atau kertas yang digunakan.
34
Contoh Gambar Tampak
Potongan
Gambar potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan
posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip
(turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior maupun
interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang merupakan
kunci dari sistem bangunan tersebut, seperti bagian-bagian mekanikal, plumbing dan
sebagainya. Fungsi gambar potongan adalah menunjukkan proporsi ruang interior dan
penyelesaiannya. Gambar potongan terdiri atas potongan melintang dan memanjang.
Gambar potongan adalah berupa pandangan penampang bangunan atau konstruksi
arah tegak sesuai dengan kode atau petunjuk arahnya. Kode atau arah potongan biasanya
ditunjukkan pada gambar denah. Gambar yang terlihat berupa penampang gambar
pondasi yang digunakan, lantai, dan dinding. Di samping itu, juga ketinggian plafon dan
lantai serta bentuk kuda-kuda lengkap dengan nama dan ukuran kayu yang digunakan serta
ketinggian bangunan. Skala gambar yang digunakan biasanya sama dengan denah dan
tampak yaitu skala 1 : 100 atau 1 : 50 tergantung besar gambar yang diinginkan dan ukuran
kertas gambar.
35
Contoh Gambar Potongan
Perspektif
Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan
objek berasal dari satu titik pandang, yaitu titik tempat pengamat berdiri
memandang objek.
36
Konsep Gambar Perspektif
Proyeksi Perspektif adalah gambaran tiga dimensi dari sebuah objek pada
sebuah bidang, dimana gambaran ini diperoleh dari pandangan mata orang dari
sebuah titik tertentu. Pada dasarnya gedung, jalan, mobil dan sebagainya memiliki
bentuk yang tetap. Mata manusia memiliki jarak pandangan yang terbatas. Ketika
anda melihat beberapa objek tersebut di atas, objek tersebut menjadi terlihat lebih
37
kecil ketika kita melihatnya dari jarak jauh dan terlihat lebih besar ketika kita
melihatnya dari jarak dekat. Apa yang terlihat tersebut merupakan sebuah gambar
yang tercetak oleh mata kita pada suatu bidang gambar yang terdapat diantara
mata kita dan objek tersebut. Dapat kita bayangkan dimana kita sebagai observer
berada di suatu jalan dengan bidang gambar terbentang diantara kita dengan
deretan tiang listrik seperti yang tergambar berikut ini.
Sinar pandang dari mata observer kepada kedua ujung tiang A terpotong di
titik a dan a pada bidang gambar sehingga menghasilkan jarak aa. Begitu
pula dengan sinar pandang ujung-ujung tiang B dan C yang terpotong di titik bb dan
cc dengan jarak yang lebih kecil dari pada aa. Terjadi pengurangan ukuran objek
seiring dengan meningkatnya jarak antara objek dengan mata obsever.
Pengurangan ukuran objek seperti yang terlihat sesuai dengan pengalaman kita
sehari-hari ini merupakan kunci dari menggambar perspektif.
Kertas gambar kita adalah bidang gambar, jarak aa,bb, cc dan
seterusnya merupakan tinggi dari masing-masing tiang listrik yang semakin
berkurang ukuran proyeksinya dan akhirnya menghilang di titik 0 (horizon).
Dengan cara yang sama ketika kita melihat perkotaan dari tepi jalan, semua
objek tampak berkumpul menjadi satu di satu titik yaitu titik 0. Jadi, semua garis
paralel horizontal akan menghilang pada satu titik di horizon dan semua bidang
horizontal akan menghilang di horizon. Garis vertikal seperti tiang listrik dan tepi
gedung bertingkat akan paralel dengan bidang gambar sehingga akan terlihat
sebagai garis vertikal.
38
Gambar Perspektif
39
Gambar Objek dengan Salah Satu Rusuk Menempel
Bidang Gambar
b. Titik pandang
Titik pandang berasal dari mata kita (manusia). Mata manusia
biasanya memiliki area fokus tajam yang kecil. Karenanya orang hanya
mampu membaca beberapa kata sekaligus dari sebuah tulisan. Hal ini terjadi
karena selaput jala manusia yang melengkung membuat objek diluar area
fokus menjadi lebih kecil yang menimbulkan distorsi (gambar terlihat tidak
normal). Untuk menghilangkan atau menguranginya dapat dilakukan
dengan memindahkan pengamat lebih jauh dari objek.
40
Garis A akan terproyeksi ke bidang gambar sama besar. Pada
selaput jala proyeksi garis A yang terletak di pinggir akan lebih kecil
daripada garis A yang di tengah. Ini yang menimbulkan distorsi.
c. Bidang gambar
Bidang gambar dapat diletakkan di sembarang tempat pada
rencana, namun harus terletak tegak lurus terhadap sumbu pandang.
Gambar perspektif diperoleh dari proyeksi sinar pandang dari sebuah titik
pada objek yang menuju mata memotong bidang gambar. Apabila bidang
gambar terletak di depan objek, maka perspektif objek akan lebih kecil
(AB). Dan apabila bidang gambar terletak di belakang objek, maka
perspektif objek akan lebih besar (AB).
41
Gambar Kerucut Pandang dan Sumbu Pandang
Jika sudut pandang ini terlalu besar, kedalaman gambar perspektif
akan berlebihan (gambar terlihat tidak normal/distorsi). Dan apabila sudut
pandang terlalu kecil, gambar perspektif akan terlihat didatarkan.
e. Horizon dan garis dasar
Horizon adalah suatu garis mendatar yang terbentuk dari
perpotongan bidang gambar dan bidang horizontal (lihat pada gambar).
Oleh karena itu, horizon dalam gambar perspektif kedudukannya selalu
setinggi dengan mata pengamat dan sejajar dengan bidang dasar. Horizon
akan memisahkan gambar yang ada di atas dan di bawah mata pengamat.
42
Semua bidang horizontal objek yang setinggi dengan mata
pengamat akan bertumpuk dengan horizon. Dengan kata lain, bidang
objek tersebut merupakan sebuah garis yang bertumpuk pada horizon.
Tinggi horizon adalah relatif menurut tinggi mata pengamat. Sikap
pengamat (duduk/ berdiri) juga menentukan tinggi horizon.
Garis dasar adalah garis mendatar yang terbentuk dari
perpotongan bidang gambar dan bidang dasar objek. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa tinggi horizon dari garis dasar sama dengan tinggi
mata pengamat dari bidang dasar objek.
f. Titik lenyap
Pada gambar perspektif, objek yang memiliki garis yang sejajar akan
menuju pada satu titik. Misalnya ketika berdiri di atas jalur rel kereta api
yang lurus dan panjang dan melihat ke arah ujung jalur rel tersebut. Rel
kereta api akan terlihat semakin mengecil dan pada akhirnya menghilang
atau lenyap hanya satu titik yang terlihat. Titik tersebut yang dinamakan
titik lenyap. Titik lenyap merupakan titik yang berada di horizon dimana
garis-garis pada objek yang sesungguhnya sejajar akan berkumpul.
43
g. Titik ukur
Titik ukur berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu objek dengan
akurat. Pengukuran kedalaman benda pada gambar perspektif hanya dapat
dilakukan pada bidang gambar (termasuk garis dasar), karena semua yang
ada pada bidang gambar adalah ukuran sebenarnya.
44
Gambar Perspektif Satu Titik
45
Gambar Menentukan Titik Lenyap
objek yang terjauh dari titik lenyap dengan sudut 300 ( sudut pandang
maksimum) dari sumbu pandang.
dari ujung tinggi horizon tersebut dengan sudut 300 ( sudut pandang
maksimum) dari sumbu pandang.
4. Menentukan titik pandang
Dari langkah 3 di atas terbentuk dua titik pandang. Pertama titik
pandang yang terbentuk dari sudut pandang horizon dan kedua dari sudut
46
pandang vertikal. Untuk menentukan titik pandang ini yang harus
diperhatikan adalah titik pandang harus dapat menjangkau semua area
objek atau pilih dari kedua titik tersebut yang terjauh. Titik pandang pertama
(dari sudut pandang horizon) hanya menjangkau objek dalam pandangan
horizontal saja namun dalam pandangan vertikal ada sebagian dari objek
yang tidak terjangkau. Sedangkan titik pandang yang kedua (dari sudut
pandang vertikal) merupakan titik pandang yang terjauh dan dapat
menjangkau semua area objek. Maka, yang kita pilih adalah titik pandang
yang terbentuk dari sudut pandang vertikal.
5. Menentukan titik ukur
Titik ukur dibuat dengan menggunakan konsep segitiga
samakaki. Segitiga ini memiliki panjang kedua sisi tegak lurus yang sama
(sama kaki) karena karena memiliki kedua sudut pembentuk sisi miring yang
450 dari titik pandang sampai memotong bidang gambar. Titik ukur ini
berfungsi untuk menentukan kedalaman objek pada saat menggambar di
bidang perspektif.
6. Menggambar pandangan muka (gambar perspektif)
Pandangan muka dapat digambar di atas atau di bawah gambar
pandangan atas, tetapi menurut penyusun lebih efisien dan nyaman apabila
digambar pada atas gambar pandangan atas. Dalam menggambar
pandangan ini bidang dasar dan horizon harus sejajar dengan bidang gambar
dari pandangan atas. Kemudian titik lenyap dan titik ukur digambarkan
dengan menarik garis tegak lurus dari bidang gambar sampai memotong
horizon. Perpotongan ini merupakan titik lenyap dan titik ukur.
7. Menarik garis pada setiap sudut pada objek menuju titik lenyap.
8. Menentukan kedalaman objek
Pada pandangan atas buat garis yang sejajar dengan garis yang
membentuk titik ukur terdahulu melalui sudut objek sampai memotong
bidang gambar. Lalu tarik garis tegak lurus dengan bidang gambar melalui
titik potong garis tadi sampai memotong garis dasar pada pandangan muka
47
(perspektif). Setelah itu tarik garis lagi melalui titik potong terakhir menuju
titik ukur. Kedalaman
C. Konsep dan Menggambar Perspektif Dua Titik
Perspektif ini berbeda dengan perspektif satu titik. Disini semua sisi objek
tidak sejajar dengan bidang gambar (lihat gambar). Kita berdiri di samping objek
sampai tidak kelihatan lagi atau objek berada di luar kerucut pandang. Supaya objek
terlihat kembali, maka pengamat harus mengubah arah pandangannya. Karena pada
prinsipnya bidang gambar harus tegak lurus terhadap arah pandangan, maka kita
harus menggambar bidang yang baru. Dengan situasi
yang baru ini, maka kita harus pikirkan untuk mencoba pembuatan skema
perspektif yang baru.
48
Gambar Menentukan Titik Pandang
49
Gambar Titik Lenyap dari Perspektif Dua Titik
50
Gambar Menentukan Titik Ukur
Jarak yang diukurkan pada bidang gambar adalah panjang sisi samping
kubus. Untuk penggambaran perspektif kita hanya memerlukan pemindahan
segitiga-segitiga sama kaki itu (pada pandangan atas) pada gambar perspektif.
Dengan kata lain, menggambar garis a dan b pada gambar perspektif. Untuk
menggambarkan garis-garis ini diperlukan dua titik lenyap lagi, yaitu titik-titik
lenyap untuk garis a dan b, atau yang biasa disebut titik ukur. Penentuan titik- titik
ukur pada skema dapat dilakukan dengan menarik garis sejajar terhadap garis a
dan b yang dimulai dari titik pandang hingga memotong bidang gambar (garis a
dan b). Titik potong dengan bidang gambar adalah titik lenyap garis a dan b atau
biasa disebut titik ukur.
Titik-titik tersebut dapat langsung dipindahkan pada gambar perspektif
seperti halnya dengan pemindahan titik-titik lenyap. Panjang sisi samping kubus
dapat diukurkan pada garis dasar (jarak D) kemudian ditarik menuju titik-titik ukur
(a dan b). Dimulai dengan menggambarkan segitiga sama kaki sebagai pengukur
dengan sisi-sisinya yaitu b,c dan d. Kalau diperhatikan segitiga bcd adalah sebangun
51
dengan segitiga bcd. Sisi c paralel dengan sisi c (lihat penentuan titik lenyap). Sisi-
sisi kedua segitiga (d dan d) berimpit pada bidang gambar. Sisi-sisi b dan b harus
sejajar pula (lihat penentuan titik ukur). Karena kedua segitiga ini sebangun, maka
segitiga bcd juga merupakan segitiga sama kaki atau dengan kata lain sisi c dan d
sama panjang. Dari kesimpulan di atas TU2 dapat ditentukan dengan melingkarkan
garis c dari TL2 hingga memotong bidang gambar. Demikian juga dengan TU1, dari
TL1 dilingkarkan jarak TL1-TP (titik pandang) sampai memotong bidang gambar.
52
4. Tentukan titik pandang menurut sudut pandang horizontal dan vertikal.
5. Tentukan titik-titik lenyap.
6. Tentukan titik-titik ukur.
53