Anda di halaman 1dari 24

Sekilas Mengenai Penyakit Tulang Osteoporosis

pengobatan-alternatif-penyakit-osteoporosisOsteoporosis adalah pengeroposan


tulang yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Keroposnya tulang
tersebut pada umumnya disebabkan karena kekurangan kalsium dan mineral lain
di dalam tulang. Beberapa jenis makanan juga bisa menyebabkan tulang mudah
keropos. Makanan penyebab kerapuhan tulang adalah kafein, minuman bersoda,
garam berlebihan dan alkohol. Dampak yang biasa terjadi akibat Osteoporosis
adalah patah tulang yang umumnya terjadi pada tulang belakang, panggul atau
pergelangan. Meskipun umumnya terjadi pada wanita, laki-laki juga dapat
terkena osteoporosis.

Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, harus dimulai dengan konsumsi


makanan yang baik untuk tulang serta olahraga teratur. Makanan yang baik
untuk tulang adalah yang mengandung vitamin D dan Kalsium.

Faktor Penyebab Resiko Penyakit Tulang Osteoporosis

- Rendah kalsium Mengkonsumsi tembakau Anoreksia dan bulimia Gaya


hidup tidak aktif Konsumsi alkohol secara berlebihan Obat kortikosteroid
dalam jangka waktu lama Penggunaan obat-obatan lain Wanita lebih umum
menderita osteoporosis Orang tua juga memiliki kecenderungan osteoporosis
Faktor keturunan Hormon tiroid yang berlebihan Mereka yang memiliki badan
mungil Kondisi medis dan prosedur medis yang mempengaruhi kesehatan
tulang

Tanda Dan Gejala Penyakit Tulang Osteoporosis

Pada tahap awal, anda biasanya tidak akan merasakan nyeri atau gejala lainnya.
Tetapi ketika tulang telah melemah dan keropos anda dapat mengalami tanda
dan gejala antara lain :

- Nyeri punggung

- Hilang tinggi badan

- Badan membungkuk

- Tulang mudah patah


.

Jenis-jenis osteoporosis

Ada beberapa jenis osteoporosis yang menyerang manusia :

Osteoporosis primer Merupakan osteoporosis yang sering menyerang wanita


pasca menopause dan pria dengan usia lanjut. Sampai sekarang ini, penyebab
pastinya belum dapat diketahui.

Osteoporosis sekunder Merupakan osteoporosis yang disebabkan oleh


berbagai penyakit, misalnya cushings disease, hyperthyroidism,
hyperparathyroidism, hypogononadism, kelainan hepar, kegagalan ginjal kronis,
kurang banyak bergerak, kebiasaan minum alcohol, pemakaian obat-obatan
secara berlebihan, kelebihan minum minuman berkafein, dan kebiasaan
merokok.

Osteoporosis anak Merupakan jenis penyakit tulang yang biasanya


menyerang anak-anak sesuai dengan namanya. Osteoporosis jenis yang satu ini
sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya.

Osteoporosis

Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 di Jakarta


menemukan bahwa sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan
kepadatan tulang mereka, terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak 14,7%.
Sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis.
Data penelitian Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2006 menunjukkan
bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis.
1. Hi doctor, sebenarnya apakah penegertian dari osteoporosis secara medis ?

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa


massa tulang yang rendah, disertai perenggangan kepadatan (mikro arsitektur)
tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya
menimbulkan kerapuhan tulang.

2. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis?

Berdasarkan penyebabnya, osteoporosis dibagi menjadi dua yaitu osteoporosis


primer dan osteoporosis sekunder.

Osteoporosis primer :

- Osteoporosis postmenopausal khususnya wanita, berkaitan dengan


kekurangan hormon esterogen (membantu pengangkutan kalsium dalam tulang),
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi
bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita
memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita
kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita
kulit hitam.

- Osteoporosis Senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan


dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi
pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2
kali lebih sering menyerang wanita.

Osteoporosis Sekunder :

Disebabkan oleh berbagai keadaan klinis tertentu, pemakaian obat-obatan,


atau penyakit lain :

Cushing's disease , Hyperthyroidism, Hyperparathyroidism , Hypogonadism ,


Kelainan liver, Kegagalan ginjal kronis , Kurang gerak , Kebiasaan minum
alkohol , Pemakai obat-obatan/corticosteroid , serta Kelebihan kafein .

3. Apakah semua wanita pasti terkena penyakit osteoporosis?

Osteoporosis primer paling sering terjadi pada wanita, yang disebabkan kadar
hormon estrogennya rendah. Berdasarkan teori, puncak massa tulang terjadi
pada usia 30 tahun baik pada wanita dan pria. Jika puncak massa tulang tidak
tercapai maka wanita rentan terkena penyakit osteoporosis. Puncak massa
tulang pada wanita banyak tidak tercapai karena konsumsi kalsiumnya rendah
(meningkat saat hamil dan masa menyusui). Asupan kalsium orang Indonesia
sangat rendah yaitu tidak sampai 300 mg (hanya 254 mg per hari), padahal
seharusnya setiap hari konsumsi kalsium sebanyak 1000 mg. Kemudian. setelah
puncak massa tulang tercapai pun tetap harus dijaga dengan asupan kalsium
yang cukup.

4. Bagaimanakah gejala penyakit osteoporosis?

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita


osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan
gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang akan timbul gejala :

- Tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan
kelainan bentuk.

- Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang


belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera
ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu
dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.
Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini
akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa
bulan.

- Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan


yang abnormal dari tulang belakang, yang menyebabkan ketegangan otot dan
sakit.

- Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah
patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan
(Radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut
fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung
menyembuh secara lambat.

5. Bagaimana cara mendeteksi/ menegakan diagnosa penyakit osteoporosis?


Cara yang paling mudah untuk diagnosa awal penyakit osteoporosis yaitu
tinggi badan yang berkurang lebih dari 3 cm.Untuk pemeriksaan penunjang
diagnosis penyakit osteoporosis ada 3 cara, yaitu menggunakan densitometer/
pengukuran kepadatan tulang (Lunar) yang merupakan gold standard diagnosa
penyakit osteoporosis, densitometer USG dan pemeriksaan CTx (C-Telopeptide),
serta osteocalcin di laboratorium.

6. Adakah cara untuk mencegah penyakit osteoporosis?

Pencegahan penyakit osteoporosis sebaiknya dilakukan pada usia muda maupun


masa reproduksi. Berikut ini hal-hal yang dapat mencegah kejadian osteoporosis
seperti:

Sadar akan kejadian osteoporosis yang mengancam.

Asupan kalsium yang cukup, terutama pada wanita hamil dan saat menyusui

Paparan sinar UVB matahari selama 30 menit (pagi sebelum jam 9 pagi, sore
sesudah jam 4 sore).

Aktivitas yang cukup, senam beban (senam pencegahan osteoporosis dan


senam osteoporosis).

Gaya hidup yang baik (hindari alkohol, pengobatan dengan kortikosteroid


hanya saat diperlukan), perhatian terhadap obat-obatan yang menurunkan
massa tulang ( suntikan KB, dll) .

Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total.


Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi
tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan
penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan
mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal (Brunner&Suddarth, 2000).

Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga masa tulang


berkurang. Resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang, sehingga tulang
menjadi tipis (Pusdiknakes, 1995). Jadi osteoporosis adalah kelainan atau
gangguan yang terjadi karena penurunan masa tulang total.
Etiologi Osteoporosis

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia lanjut:

a. Determinan Massa Tulang

1) Faktor genetik

Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang.


Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil.
Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang
lebih kuat/berat dari pacia bangsa Kaukasia. Jacii seseorang yang mempunyai
tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena
osteoporosis

2) Faktor mekanis

Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor genetk.


Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban
akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Dengan perkataan lain dapat
disebutkan bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan
massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik
Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga
massa tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh
becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya
terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi baik pada otot maupun
tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam
waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun
demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang
diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor
genetik

3) Faktor makanan dan hormon


Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup
(protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai
dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang
berlebih (misainya kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa
pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi
kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan kemampuan
genetiknya.

b. Determinan Penurunan Massa Tulang

1) Faktor genetik

Faktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraktur. Pada seseorang


dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat risiko fraktur dari pada
seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal
yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap individu mempunyai
ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya serta beban mekanis den
besar badannya. Apabila individu dengan tulang yang besar, kemudian terjadi
proses penurunan massa tulang (osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya
usia, maka individu tersebut relatif masih mempunyai tulang tobih banyak dari
pada individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama

2) Faktor mekanis

Di lain pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang terpenting dalarn
proses penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun
demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis
dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun
dengan bertambahnya usia; dan karena massa tulang merupakan fungsi beban
mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya
usia.

3) Kalsium

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan


massa tulang sehubungan dengan bertambahnya Lisia, terutama pada wanita
post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-
wanita pada masa peri menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan
absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi
negatif, sedang mereka yang masukan kalsiumnya baik dan absorbsinya juga
baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa
pada wanita masa menopause ada hubungan yang erat antara masukan kalsium
dengan keseimbangan kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita dalam masa
menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta
absorbsinya kurang serta eksresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir
kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah pergeseran
keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium sehari.

4) Protein

Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan


massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam
amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi
kalsium.

Pada umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri, tetapi bersama


makanan lain. Apabila makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor
tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor
tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari
makanan yang mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan
kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif

5) Estrogen.

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan


terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena
menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya
konservasi kalsium di ginjal.

6) Rokok dan kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan
penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.
Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak
diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin
maupun tinja.
7) Alkohol

Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu


dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah,
disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas
belum diketahui dengan pasti .

Patofisiologi Osteoporosis

Osteoporosis menunjukan adanya penurunan absolut dari jumlah tulang yang


diperlukan sebagai kekuatan penyanggah mekanik. Berkurangnya masa tulang,
dan demikian pula dengan massa otot sesungguhnya berkaitan dengan proses
menua. Hanya apabila berkurangnya (hilangnya) jaringan tulang cukup luas
sampai menimbulkan gejala maka disebut osteoporosis.

Osteoporosis dapat dikategorikan menjadi 2 kategor, meliputi :

Primer : bentuk yang lebih umum

Sekunder : berkurangnya jaringan tulang yang berkaitan dengan


bermacam-macam sindrom patologik yang jelas. Hal ini meliputi :

Malnutrisi sebagai akibat kekurangan protein dalam diet atau karena


sindrom malabsorpsi

Beberapa kelainan endokrin seperti sindrom cushing tirotoksikosis

Immobilisasi yang cukup lama.

Berkurangnya kalsium

dalam diet

Rangsangan sekresi PTH aktivasi osteoklas


rearbsorpsi
kalsium tulang

berkurangnya
meningkatnya

arbsorpsi kalsium
sensitivitas osteoklas

terhadap PTH

menurunnya sintesis vitamin D

yang aktif oleh ginjal

kadar ekstrogen yang rendah

skema tentang kemungkinan patogenesis osteoporosis post


manepouse. Garis putus-putus menunjukan hambatan balik (Robins&Kumar,
1995).

Manifestasi Klinik Osteoporosis

Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah :

Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur
kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12) adalah:

Nyeri timbul mendadak

Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang

Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur


Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas

Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan

Komplikasi Osteoporosis

Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur kompresi. Fraktur kompresi ganda


vertebra mengakibatkan deformitas skelet.

Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis

Pemeriksaan non-invasif yaitu ;

Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa


kalsium total dan massa tulang.

Pemeriksaan absorpsiometri

Pemeriksaan komputer tomografi (CT)

Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan


informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan
kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista
iliaka.

Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine


biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu
kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).
Penatalaksanaan Medis

Adapun penatalaksanaan pada klien dengan osteoporososis meliputi :

a. Pengobatan

1) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan


pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik

2) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat


resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat

b. Pencegahan

Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini


bertujuan:

1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal

2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar


seperti:

a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)

b) Latihan teratur setiap hari

c) Hindari :

i. Makanan tinggi protein

ii. Minum alkohol


iii. Merokok

iv. Minum kopi

v. Minum antasida yang mengandung aluminium

Apa itu Osteoporosis ?

Menurut WHO, Badan Kesehatan Dunia, osteoporosis adalah penurunan densitas


tulang, kerusakan arsitektur tulang dan meluasnya kerapuhan tulang

Apa penyebab Osteoporosis ?

Massa tulang puncak yang memadai tidak tercapai

Ketidakseimbangan pada proses remodeling tulang

Resorpsi / penyerapan tulang lebih besar dari pembentukkan

Bagaimana gejalanya ?

Patah tulang

Tulang punggung yang semakin membungkuk

Berkurangnya tinggi badan

Nyeri punggung
Bagaimana diagnosisnya ?

Bone Mineral Density (BMD), merupakan pemeriksaan untuk mengukur


densitas / kepadatan mineral dalam tulang dengan sinar X khusus, CT Scan atau
ultrasonografi. Informasi ini menunjukkan kepadatan tulang saat pemeriksaan
dilakukan. BMD tidak dapat memprediksi densitas tulang pada masa yang akan
datang.

Pemeriksaan Laboratorium : Penanda Biokimia Tulang, pemeriksaan ini


menggunakan sampel darah, mewakili proses reformasi tulang, sehingga
memberikan informasi mengenai ketidakseimbangan potensial antara
pembentukan dan resorpsi tulang. Risiko tulang patah / retak sebagai dampak
osteoporosis ternyata tidak selalu berhubungan dengan penurunan nilai BMD,
sehingga dibutuhkan kombinasi dengan pemeriksaan penanda tulang yang lebih
baik.

N-MID Osteocalcin, untuk menilai pembentukkan tulang. N-MID Osteocalcin


adalah salah satu bagian osteocalcin, yakni protein yang diproduksi oleh
osteoblas. Osteoblas merupakan sel yang berperan dalam pembentukkan tulang,
karena itu kadar osteocalcin menunjukkan juga aktivitas osteoblas yakni
pembentukan tulang.

CTx (C-Telopeptide), untuk menilai resorpsi / pembongkaran tulang juga untuk


menilai respon terhadap obat antiresorpsi.

Pengobatan yang dilakukan

Terapi hormon, terapi ini membantu untuk mencegah kehilangan tulang dan
patah tulang dan kepadatan tulang meningkat.

Obat - obatan

Pencegahan yang dapat dilakukan


Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi
kalsium yang cukup

Melakukan olah raga dengan beban

Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

Dampak yang ditimbulkan oleh Osteoporosis

Kekuatan tulang akan menurun dan risiko patah tulang meningkat

Definisi Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau
penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih
sendi-sendi. Cartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal"
antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Osteoarthritis juga dikenal sebagai
degenerative arthritis. Diantara lebih dari 100 tipe-tipe yang berbeda dari
kondisi-kondisi arthritis, osteoarthritis adalah yang paling umum, mempengaruhi
lebih dari 20 juta orang-orang di Amerika. Osteoarthritis terjadi lebih sering
ketika kita menua. Sebelum umur 45 tahun, osteoarthritis terjadi lebih sering
pada pria-pria. Setelah umur 55 tahun, ia terjadi lebih sering pada wanita-wanita.
Di Amerika, semua ras nampaknya sama dipengaruhi. Kejadian yang lebih tinggi
dari osteoarthritis ada pada populasi Jepang, sementara orang-orang hitam
Afrika Selatan, East Indians, dan China Selatan mempunyai angka-angka yang
lebih rendah.

Osteoarthritis umumnya mempengaruhi tangan-tangan, kaki-kaki, tulang


belakang (spine), dan sendi-sendi yang menahan berat yang besar, seperti
pinggul-pinggul dan lutut-lutut. Kebanyakan kasus-kasus dari osteoarthritis
mempunyai penyebab yang tidak diketahui dan dirujuk sebagai osteoarthritis
primer. Ketika penyebab dari osteoarthritis diketahui, kondisinya dirujuk sebagai
osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis adakalanya disingkat sebagai OA.

Penyebab Osteoarthritis
Osteoarthritis primer kebanyakan dihubungkan pada penuaan. Dengan menua,
isi air dari cartilage meningkat, dan susunan protein dari cartilage degenerasi.
Akhirnya, cartilage mulai degenerasi dengan mengelupas atau membentuk
crevasses yang kecil. Pada kasus-kasus yang telah lanjut, ada kehilangan total
dari bantal cartilage antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Penggunaan yang
berulangkali dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun dapat
mengiritasi dan meradang cartilage, menyebabkan nyeri dan pembengkakan
sendi. Kehilangan dari bantal cartilage menyebabkan gesekan antara tulang-
tulang, menjurus pada nyeri dan pembatasan dari mobilitas sendi. Peradangan
dari cartilage dapat juga menstimulasi pertumbuhan-pertumbuhan tulang baru
(spurs, juga dirujuk sebagai osteophytes) yang terbentuk sekitar sendi-sendi.
Osteoarthritis adakalanya dapat berkembang dalam banyak anggota-anggota
dari keluarga yang sama, menyiratkan basis yang diturunkan (genetik) untuk
kondisi ini.

Osteoarthritis sekunder disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya. Kondisi-


kondisi yang dapat menjurus pada osteoarthritis sekunder termasuk kegemukan,
trauma atau operasi yang berulangkali pada struktur-struktur sendi, sendi-sendi
abnormal waktu dilahirkan (kelainan-kelainan congenital), gout, diabetes, dan
penyakit-penyakit hormon lain.

Kegemukan menyebabkan osteoarthritis dengan meningkatkan tekanan mekanik


pada cartilage. Nyatanya, setelah penuaan, kegemukan adalah faktor risiko yang
paling kuat untuk osteoarthritis dari lutut-lutut. Perkembangan yang dini dari
osteoarthritis dari lutut-lutut diantara atlet-atlet angkat besi dipercayai adalah
sebagaian disebabkan oleh berat badan mereka yang tinggi. Tauma yang
berulangkali pada jaringan-jaringan sendi (ligamen-ligamen, tulang-tulang, dan
cartilage) dipercayai menjurus pada osteoarthritis dini dari lutut-lutut pada
pemain-pemain bola. Dengan menarik, studi-studi baru-baru ini telah tidak
menemukan risiko osteoarthritis yang meningkat pada pelari-pelari jarak jauh.

Endapan-endapan kristal pada cartilage dapat menyebabkan degenerasi


cartilage dan osteoarthritis. Kristal-kristal asam urat menyebabkan arthritis pada
gout, sementara kristal-kristal calcium pyrophosphate menyebabkan arthritis
pada pseudogout.

Beberapa orang-orang dilahirkan dengan sendi-sendi yang terbentuk abnormal


(kelainan-kelainan congenital) yang rentan terhadap pemakaian/pengikisan
mekanik, menyebabkan degenerasi dan kehilangan cartilage (tulang rawan)
sendi yang dini. Osteoarthritis dari sendi-sendi pinggul umumnya dihubungkan
pada kelainan-kelainan struktural dari sendi-sendi ini yang telah hadir sejak lahir.
Gangguan-gangguan hormon, seperti diabetes dan penyakit-penyakit hormon
pertumbuhan, juga berhubungan dengan pengikisan cartilage yang dini dan
osteoarthritis sekunder.

Pengapuran Sendi atau osteoartritis

Definisi

Pengapuran sendi yang dimaksud adalah penyakit osteoartritis. Apa itu


osteoartritis (OA)? Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai
sendi dan tulang di sekitar sendi tersebut. Dulu OA dianggap penyakit
degeneratif, atau penyakit orang tua karena sendi menjadi aus atau usang,
namun dewasa ini diketahui melalui penelitian-penelitian ternyata selain akibat
aus terdapat proses peradangan yang mempengaruhi kerusakan pada sendi
tersebut, walaupun peradangan yang terjadi tidak sehebat penyakit radang
sendi yang lain seperti artritis reumatoid.

Selain diakibatkan oleh aus, osteoartritis juga dapat disebabkan oleh karena
trauma atau akibat dari penyakit sendi yang lain (sekunder). Tulang rawan yang
terdapat di antara sendi berfungsi sebagai bantalan pada saat sendi dipakai,
namun karena bagian ini rusak maka permukaan tulang pada sendi tersebut
saling beradu sehingga timbul rasa nyeri, bengkak dan kaku.

Description: Osteoarthritis

Gambar 1. Kerusakan tulang rawan yang terjadi pada osteoartritis

Gejala klinis
Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut atau pinggang). Nyeri terutama
dirasakan sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut, dan berkurang jika
istirahat.

Gambar 2. Nyeri pada lutut setelah beraktivitas

Kadang-kadang timbul rasa kaku di sendi tersebut pada pagi hari sesudah
bangun tidur, berlangsung kurang dari 30 menit. Kaku ini akan membaik setelah
digerak-gerakkan beberapa saat. Bila digerakkan bisa terdengar bunyi krek
krepitus. Setelah beberapa waktu kemudian penyakit ini dapat memberat
sehingga terasa nyeri juga pada saat sedang istirahat. Penekanan pada
beberapa bagian tertentu di sekitar sendi yang nyeri akan terasa sakit. Gerak
sendi juga menjadi terbatas karena nyeri.

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis


OA, namun pemeriksaan radiologi (rontgen) dapat membantu, walaupun
hasilnya seringkali tidak sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien. Pada
rontgen dapat terlihat gambaran celah sendi yang menyempit, tumbuh tulang
kecil (osteofit) dan terjadi sklerosis (pengapuran) disekitar sendi yang terkena
tersebut.

Faktor risiko OA

Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi OA. Hampir semua orang di
atas usia 70 tahun mengalami gejala OA ini, dengan tingkat nyeri yang berbeda-
beda. Sebelum usia 55 tahun perbandingan OA pada pria dan wanita sebanding,
namun pada usia di atas 55 tahun lebih banyak pada wanita.

Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dengan OA, berat badan berlebih,
pekerjaan yang membutuhkan jongkok atau berlutut lebih dari 1 jam/ hari.
Pekerjaan mengangkat barang, naik tangga atau berjalan jauh juga merupakan
risiko.

Olah raga yang mengalami trauma pada sendi seperti sepak bola, basket atau
voli juga meningkatkan risiko OA. Beberapa penyakit lain yang bisa menimbulkan
OA sekunder antara lain artritis reumatoid, gout, hemofilia.

Terapi

Osteoartritis tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini biasanya makin lama makin
memburuk sejalan dengan usia. Tetapi keluhan OA dapat dikontrol sehingga
penderita OA dapat beraktivitas seperti biasa dan melakukan kegiatan sehari-
hari tanpa rasa nyeri. Beberapa obat dapat membantu perlambatan kerusakan
yang terjadi, mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Selanjutnya jika tetap
nyeri walaupun sudah menjalani semua prosedur pengobatan maka pilihan
terakhir adalah operasi. Pemasangan sendi palsu pada sendi yang rusak itu
dapat membantu pasien-pasien yang tidak respon terhadap terapi.

Terapi Non Farmakologis:

- Edukasi: pertama-tama penderita OA harus mengerti dulu apa yang


terjadi pada sendinya, mengapa timbul rasa sakit dan apa yang perlu dilakukan,
sehingga pengobatan OA dapat berhasil. Pada saat beraktivitas terasa nyeri dan
jika istirahat nyeri hilang, sehingga banyak penderita memilih diam, seminimal
mungkin melakukan aktivitas agar tidak nyeri, hal ini kurang tepat karena otot-
ototnya akan menjadi lemah kalau jarang digunakan, selanjutnya beban ke sendi
akan menjadi lebih berat dan pada saat berjalan/ bangun dari duduk nyeri
semakin hebat. Pasien OA harus berusaha agar tetap dapat melakukan aktivitas
sehari-hari, latihan dan tidak menjadi beban bagi orang di sekitarnya, karena itu
edukasi sangatlah penting dalam penanganan penyakit OA ini.

Selain itu penderita harus hati-hati menggunakan obat-obat stelanatau


beberapa macam jamu yang dijual bebas dengan promosi dapat
menghilangkan rematik atau asam urat Campuran yang terdapat dalam obat-
obat ini kadang dapat berbahaya bagi pasien yang mengkonsumsikannya. Efek
samping yang terjadi adalah mata rabun, tulang keropos, tensi darah meningkat,
lambung luka bahkan ada yang sampai muntah darah, ginjal terganggu dan
bahkan sampai fatal dan menyebabkan kematian. Hindari penggunaan obat-obat
seperti ini.

- Kompres: Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah kompres


dingin, dan jika sudah teratasi atau rasa kaku maka pilihannya adalah kompres
hangat

- Menjaga berat badan ideal: Penting memperhatikan berat badan. Jika BB


berlebih harus diturunkan sampai BB ideal. Berat badan yang berlebih akan
menjadi beban bagi sendi-sendi yang menopang tubuh, sehingga semakin nyeri.

- Diet yang seimbang: Selama ini banyak mitos yang beredar di


masyarakan mengatakan bahwa makan sayur-sayuran hijau atau kacang-
kacangan dapat menyebabkan nyeri sendi, hal ini tidaklah tepat. Sayur-sayuran
dan kacang-kacangan tidak menyebabkan nyeri sendi. Tidak ada makanan
tertentu yang menyebabkan nyeri pada OA, namun makan yang berlebihan
sehingga berat badan meningkat akan menambah nyeri, karena menambah
beban pada sendi untuk menopang berat badan.
- Perubahan gaya hidup: Hindari posisi atau keadaan yang menimbulkan
trauma pada sendi seperti jongkok, lompat, lari, terlalu sering naik-turun tangga
atau berdiri terlalu lama. Tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Jika timbul nyeri
istirahatlah sejenak, atasi nyerinya dan kembali beraktivitas. Jika pekerjaan Anda
menimbulkan nyeri maka harus melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan
tersebut, contohnya jika memasak di dapur dan saat berdiri lama timbul nyeri
maka usahakan pada saat menyiapkan masakan dapat dikerjakan dalam posisi
duduk, sehingga tidak berdiri terlalu lama di dapur. Contoh lain, jika biasanya
mencuci baju dalam posisi jongkok, maka gunakan kursi pendek untuk duduk
saat mencuci sehingga dapat mengurangi trauma pada lutut.

- Latihan menggunakan otot-otot, terutama otot paha bagi mereka yang


mengalami OA pada lututnya merupakan terapi yang baik. Cara latihan adalah
dalam posisi berbaring terlentang lalu angkat kaki lurus (lutut tidak ditekuk)
setinggi 30 derajat lalu pertahankan sampai 8 hitungan (10 detik) kemudian
turunkan dan ganti ke kaki sebelahnya. Lakukan secara bergantian selama
beberapa kali. Latihan ini dapat menguatkan otot paha jika dilakukan berulang-
ulang beberapa kali dalam sehari dengan jumlah yang meningkat secara
bertahap dari hari ke hari.

Gambar 3. Latihan penguatan otot paha

Latihan yang lain adalah menaruh handuk di bawah lutut, lalu dalam posisi
berbaring terlentang atau duduk, menekan handuk tersebut dengan cara
mengencangkan otot-otot paha kemudian ditahan dalam 8 hitungan (10 detik)
kemudian direlaks kan lagi, bergantian paha kiri dan kanan. Latihan ini dilakukan
bertahap dan semakin hari semakin meningkat frekuensinya.
Gambar 4. Latihan menggunakan handuk

- Olah raga: Pilihan olah raga yang dianjurkan pada pasien OA adalah
berenang dan bersepeda, kedua olah raga ini tidak menggunakan beban berat
tubuh sehingga mengurangi nyeri sendi. Jika tidak memungkinkan untuk kedua
olah raga tersebut maka jalan kaki di tempat yang datar dan rata dapat
dilakukan dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing penderita.

Gambar 5. Bersepeda selain olah raga juga rekreasi

- Alat bantu: Menggunakan alat bantu untuk sendi seperti tongkat, walker,
dan dekeratau suatu alat pelindung untuk sendi dapat membantu dalam
melakukan aktivitas. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan alat bantu
yang tepat dengan keadaan OA yang diderita.

Terapi Farmakologis:

- Parasetamol: merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati


OA, kecuali pada mereka yang alergi terhadap obat ini. Obat yang dikenal
sebagai tablet penurun panas ini mempunyai efek mengurangi rasa nyeri
sehingga dapat digunakan pada OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama
waktu tertentu sehingga bisa kembali beraktivitas, melakukan latihan terhadap
otot-ototnya supaya otot-ototnya menjadi kuat dan mengurangi beban terhadap
sendinya.

- Obat anti inflamasi non steroid: Penggunaan obat-obat ini harus melalui
konsultasi dengan dokter. Efek samping obat-obat golongan ini terutama
mengenai lambung, ginjal dan jantung, karena itu sebelum digunakan harus
berkonsultasi dengan dokter. Obat golongan ini dapat mengurangi radang yang
terjadi di sendi dan sekitarnya, sehingga rasa nyeri akan jauh berkurang.

- Obat-obat suplemen: glukosamin, kondrotin, diacerin dan kapsaisin dll,


merupakan suplemen untuk OA yang banyak ditemukan dalam masyarakat.
Meskipun relatif aman namun sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter,
bagaimana manfaatnya, sampai kapan boleh digunakan dan efek apa yang
harus diperhatikan.

- Suntikan hyaluronat: obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung


ke dalam rongga sendi, berfungsi sebagai pelumas dan menambah cairan sendi.
Penggunaannya harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ahli
dalam menyuntikannya, karena jika tidak tepat atau kurang steril maka akan
berbahaya bagi pasiennya. Ada beberapa macam obat dengan kekentalan yang
berbeda-beda sehingga penyuntikannya ada yang sekali, atau 2 sampai 5 kali
suntik dengan jarak 1x seminggu.

- Suntikan kortikosteroid: Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi


yang meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan obat ini setelah
mengeluarkan terlebih dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak,
fungsinya sebagai anti radang. Penggunaan obat ini juga harus hati-hati
maksimal 3 kali dalam setahun, karena kalau terlalu sering malah berakibat
kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).

Terapi bedah

Operasi atau tindakan bedah merupakan alternatif terapi bagi penderita OA yang
sudah tidak respon dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi di atas.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah:

- Artroskopi: menggunakan alat kecil yang dimasukan ke dalam rongga


sendi untuk membersihkan tulang rawan yang rusak

- Sinovektomi: operasi untuk mengatasi jaringan sendi yang mengalami


peradangan

- Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang


sehingga posisi dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri
pasien.

- Penggantian sendi: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi


baru yang terbuat dari bahan metal.

Anda mungkin juga menyukai