Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit yang pesat di Indonesia
khususnya dumai akhir akhir ini memicu pertumbuhan dan pembangunan pabrik
refinery (pemurnian) dan Fraksinasi (pemisahan) kelapa sawit, dimana pabrik
refinery dan fraksinasi tersebut mendorong para perencana bangunan untuk
membuat bangunan pabrik tingkat tinggi yang tahan gempa.
Sampai saat ini Pondasi masih menjadi suatu struktur terpenting dari
sebuah bangunan, baik untuk penentu posisi struktur bangunan diatasnya maupun
sebagai struktur penahan beban-beban yang diterima bangunan itu sendiri.
Walaupun bukan merupakan hal baru, namun dalam pembuatan sebuah pondasi
selalu memerlukan pertimbangan khusus baik dalam perencanaannya maupun
pengerjaanya agar mendapat kualitas dan keamanan yang terbaik nantinya.
Dalam perencanaan pondasi akan selalu mempertimbangkan karakteristik
tanah sebagai dasar kajian agar didapatkan desain pondasi yang sesuai.
Berdasarkan masalah tersebut diputuskan perencanaan pondasinya adalah pondasi
tiang bor (bor pile).
Pada perencanaan pondasi bangunan refinery, direncanakan dengan 3
pilar dan terletak diatas tanah yang memiliki nilai SPT yang berbeda, sehingga
perlu perhitungan dan pertimbangan secara matematis dan teoritis menggunakan
dasar teori geoteknik yang mendukung pembahasan kasus tersebut.

Pada perencanaan pondasi bangunan refinary, juga perlu pertimbangan-


pertimbangan teknis pelaksanaan baik dalam pelaksanaan pengeboran maupun
pengecoran pondasi tersebut, agar didapat hasil sesuai rencana. Mengingat letak
pilar yang akan dibahas terletak diarea yang cukup sulit dalam pelaksanaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penyusun tertarik
untuk mengambil judul Analisa Perhitungan Pondasi Bore Pile
Pembangunan Refinery Smart. Tbk.

1
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan informasi, wacana, serta
pemahaman mengenai perhitungan struktur pondasi pada proyek-proyek sejenis di
tempat lain.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun tujuan penulis membuat Laporan Akhir ini antara lain adalah:
1. Merencanakan struktur pondasi pada bangunan refinery
2. Mengetahui dan memahami perencanaan struktur pondasi pada bangunan
refinery.
3. Memahami pehitungan daya dukung tanah menggunakan data yang ada.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Dalam tugas akhir ini menganalisis struktur pondasi jembatan trisula yang terletak
di dumai dan spesifikasi pekerjaannya. Rumusan masalah tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana merencanakan struktur pondasi bangunan
refinery.
2. Bagaimana perhitungan daya dukung tanah pada
bangunan refinery.
3. Bagaimana reaksi pada pondasi jembatan trisula
kademangan.
4. Bagaimana pelaksanaan membuat struktur pondasi
bangunan refinery

1.4. BATASAN MASALAH


Mengingat luasnya permasalahan dalam perencanaan ini, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas, yaitu meliputi:
1. Perhitungan beban yang di sebabkan oleh struktur bangunan atas dihitung
dengan ETAB dan digunakan hanya untuk mengetahui besar beban yang
akan disalurkan ke pondasi.
2. Pondasi menggunakan tiang bor (bor pile).
3. Data tanah diperoleh dari dinas Perencanaan dan Peangawasan Jalan
Nasional (P2JN).
4. Pembahasan meliputi perencanaan pondasi dan pelaksanaannya.

2
1.5. METODOLOGI

Tahapan atau metode yang akan digunakan dalam perancangan pondasi


ini adalah:
1. Identifikasi Masalah merupakan tahap pengumpulan data yang berasal dari
lapangan maupun literatur terkait yang akan digunakan sebagai objek
perancangan dan juga data tanah yang ada pada lokasi bangunan yang
MULAI
akan dibangun.
2. Kriteria Desain yaitu penentuan pondasi pada jembatan sebagai obyek
perancangan, kedalaman pondasi,MASALAH
IDENTIFIKASI jenis pondasi, serta lokasi jembatan.
3. Pre-Desain merupakan awal dari perancangan. Pada tahap desain struktur
Studi Lapangan
kita menentukanStudi Literatur
dimensi elemen struktur gedung yang digunakan untuk
tahap perancangan selanjutnya.
4. Analisa Pembebanan meliputi beban vertikal yaitu beban mati dan beban
KRITERIA
hidup dan beban uplift DESAIN
pada tanah.
5. Analisis pembebanan akibat Struktur di atasnya menggunakan software
Structural Analysis And Design Profesional V8.
PRE-DESAIN
6. Perhitungan Struktur Utama meliputi:
a. Daya dukung tanah
b. Pondasi
7. Hasil dari perhitungan struktur akan dituangkan dalam gambar rencana.
ANALISA PEMBEBANAN
Dalam penggambarannya menggunakan software AutoCad 2009.
8. Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil pengerjaan Laporan Akhir serta
saran untuk pembaca.
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA


TIDAK OK

OK

GAMBAR RENCANA

KESIMPULAN
3

SELESAI
Gambar 1.1 Flowchart Laporan Akhir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 DESAIN PONDASI
Pemilihan jenis pondasi bergantung pada beban yang harus didukung dan
kondisi tanah. Langkah-langkah perencanaaan pondasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah bawah
pondasi.
2. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (qa).
3. Menghitung momen-momen lentur dan gaya geser yang terjadi pada pelat
pondasi.

2.1.1 DAYA DUKUNG TANAH


Pada dasarnya daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam memikul
tekanan atau bisa juga diartikan sebagai tekanan maksimum yang diijinkan
bekerja pada tanah pondasi (qa). Daya dukung ultimit (Ultimit Bearing Capacity)
(qult). Daya dukung tanah yang diijinkan = q, ada faktor aman yaitu:
qult
q=
SF

dimana: SF = 3, untuk beban normal


SF = 2, untuk beban darurat
Pada peninjauan beban kerja pada tanah dan pondasi, perhitungan Daya
Dukung Tanah (DDT) izin dapat dinaikan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.1. Daya Dukung Tanah Izin
Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara
Jenis Tanah Pondasi DDT izin Kenaikan DDT izin
(kg/cm2) (%)
Keras 5,0 50
Sedang 2,0 5,0 30
Lunak 0,5 2,0 0 30
Amat Lunak 0,0 0,5 0
*Catatan 1 kg/cm2 = 98,0665 kPa (kN/m2)
2.1.2 PONDASI TIANG BOR (BORED PILE)
Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau bantuan yang berada di bawahnya. Pada sebuah proyek,

5
pemilihan tipe pondasi tergantung pada data tanah, beban yang harus dipikul
(ketinggian lantai, bahan bangunan yang digunakan), dan kondisi lingkungan.
Untuk bangunan jembatan jenis rangka atasnya adalah busur baja dengan bentang
+ 174 m dan tinggi maksimal + 20 m ini disarankan menggunakan pondasi dalam
(pondasi tiang).
Untuk pondasi tiang bor sendiri memiliki beberapa kriteria, antara lain:
dapat digunakan pada semua jenis tanah, tingkat keberhasilan konstruksi sangat
bergantung pada kemampuan dari kontraktor pelaksana, dan berbahaya bila ada
tekanan artesis yang dapat menerobos ke atas.
Perhitungan Daya Dukung Tiang Bor
Daya dukung pondasi tiang bor dihitung sebagai berikut:
Qu = Qp + Qs - Wp
dimana: Qu = daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp = daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp = berat pondasi tiang (ton)
Untuk daya dukung ultimit ujung tiang (Qp) didapatkan dengan cara:
Qp = qp x A
dimana: qp = tahanan ujung per satan luas (ton/m2)
A = luas penampang bor (m2)
Untuk tanah kohesif qp dapat diambil 9 kali kuat geser tanah, untuk tanah
non-kohesif diambil dari gambar 2.2.
Untuk daya dukung ultimit selimut tiang (Qs ) dicari dengan cara sebagai
berikut:
Qs = fs x L x P
dimana: fs = gesekan selimut tang (ton/m2)
L = panjang tiang
P = keliling penampang tiang (m)
Gesekan selimut tiang dipengaruhi oleh jenis dan kuat geser tanah.
Perhitungan fs dapat diambil dari:
Untuk tanah kohesif:

6
fs = x cu

dimana:
= faktor adhesi = 0,55 (Reese)

cu = kohesi tanah (ton/m2)


Untuk tanah non kohesif
fs diambil dari gambar berikut:

BAB III

7
DATA PERENCANAAN

3.1 DATA LOKASI DAN FUNGSI BANGUNAN


Berikut data-data atau informasi tentang proyek pembangunan Jembatan
Trisula yang dijadikan topik Laporan Akhir oleh penulis yaitu:
Nama proyek : Pembangunan Bangunan Refinery
Lokasi Proyek : Dumai
Ukuran Bangunan : 17 meter x 50 meter
Ketinggian Jembatan : + 37 meter
Konten Bangunan : 1 Bangunan
Fungsi Bangunan : Pemurnian dan pemisahan kelapa sawit

DAFTAR PUSTAKA

8
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata cara Perencanaan Ketahanan
Gempa

Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 1726 2002). BSN. Bandung.

Gunawan dan Margareth.1987. Teori Soal dan Penyelesaian Kontruksi Beton


1 Jilid 1. Delta Teknik Group. Jakarta

Gunawan dan Margareth.1988. Teori Soal dan Penyelesaian Kontruksi Beton


1 Jilid 2. Delta Teknik Group. Jakarta

Ilham., Noer. Analisis Struktur Gedung Bank Bri Aceh dengan ETABS.
2013.Jakarta

Kiswanto, Ferry dan Eko Maryanto. 2007. Perencanaan Rumah


Tinggal

Swadaya Patemon Universitas Negeri Semarang. Semarang

Nobel, Afret. 2013. ETABS dalam perencanan Gedung. Yogyakarta

Pamungkas, Anugrah dan Harianti, Erni. 2009. Gedung Beton Bertulang


Tahan Gempa. ITSpress. Surabaya.

PPIUG 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

Pusat Studi Kontruksi (PUSKI ITS). 2010. Desain Struktur Beton


Bertulang dengan SAP2000 v11.2008. ITS. Surabaya.

Setiawan, Agus. 2012. Analisis Hubungan Balok Kolom Beton Bertulang


Proyek.

Anda mungkin juga menyukai