Anda di halaman 1dari 1

ANTI-MAINSTREAM

Indiraaa! Athala memanggil dari bingkai pintu. Yang dipanggil hanya menggumam
singkat dari mejanya, melanjutkan catatan IPS yang belum kelar.

IN-DI-RAAAAA! Atha memanggil lebih keras lagi. Dipotong per suku katanya pula.

Apaan sih, Tha? Ish! Indira mendumal-dumal nggak jelas, tetapi tetap tidak
menoleh dari buku tulisnya yang super-rapi. Menyerah, perempuan yang bernama Atha
menyeret kakinya malas ke meja Indira. Hari Sabtu ini pada mau main ke kafe yang baru
buka di mal yang di depan alun-alun. Kamu mau ikut enggak?

Mendengarnya, Indira sontak mengerahkan seluruh perhatian pada perkataan Atha


selanjutnya, Kamu kan belum pernah ikutan main bareng kita, sekali-kali ikut lah, ya ya
ya? Indira berpikir-pikir, sebenarnya sudah lama dia kepengin main bareng teman-
temannya, sudah banyak pula ajakan dari mereka. Namun semuanya Indira tolak, karena
dia tahu pasti Ayah-Bundanya nggak akan memperbolehkan.

Tapi... kali ini kan cuma ke kafe, cuma makan-makan, masa iya sih nggak boleh?
Benar juga kata Atha, sekali-kali ikut nggak apa-apa, kan? Enggak salah, kan?

Oke, deh, akhirnya Indira menjawab. Urusan izin-izinan nanti-nanti saja di rumah,
yang penting besok Sabtu Indira bisa ikutan main bareng Atha.

Atha melompat-lompat semangat. Yeay! Siap-siap, ya!

Indira mengacungkan dua jempolnya, kemudian menyandarkan kepalanya di meja


seiring kepergian Atha ke kelasnya di sebelah kelas Indira. Dia sudah nggak mood
menyelesaikan catatan IPS lagi, pikirannya sibuk melayang-layang memikirkan apa yang
akan dia pakai untuk Sabtu minggu ini.

Yang ada Wattpad, follow yeu.

Anda mungkin juga menyukai