Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika adalah prinsip moral yang memberikan pegangan bagi tingkah


laku seseorang. Seseorang bertindak secara etis bila memperhatikan dampak
dari tindakannya terhadap lingkungan sosialnya.
Etika merupakan sebuah nilai luhur yang wajib dimiliki oleh setiap
individu. Berbicara perihal etika, apapun bentuknya pastilah berkaitan dengan
nilai. Etika adalah yang tak kasat mata, namun memilliki pengaruh yang luar
biasa dalam segala segi kehidupan.
Ketika etika itu dikaitkan dengan perpajakan, maka akan banyak sekali
pihak yang terlibat di dalamnya. Secara subyektif seluruh warga negara adalah
wajib pajak. Dengan demikian artinya etika perpajakan ini wajib dimiliki,
dimengerti, dan dijalankan oleh setiap individu seperti halnya etika berpakaian
dan sebagainya.
Pendapatan terbesar negara ini didapatkan dari sektor pajak, pajak
inilah yang digunakan untuk pembangunan baik sektor infrastruktur maupun
pembangunan di bidang lainnya. Oleh karenanya, supaya tidak terjadi
penyimpangan dalam bidang perpajakan yang pertama harus diberi perhatian
khusus adalah dari sisi pegawai pajak itu sendiri.
Dengan diberikannya kode etik bagi pegawai pajak diharapkan mereka
selain sebagai pengendali dari penyimpangan, juga mampu mengedukasi
masyarakat tentang peraturan perpajakan. Sehingga, penerimaan negara dari
sektor pajak bisa diterima dengan optimal dan dapat memenuhi target, serta
mampu meminimalisir potensi terjadinya tindak penyimpangan/pidana
perpajakan yang tentunya sangat merugikan negara.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kode etik pegawai pajak?


2. Apa dasar hukum kode etik bagi pegawai pajak?
3. Bagaimana kewajiban pegawai pajak sesuai kode etik?
4. Hal-hal apa saja yang dilarang dilakukan oleh pegawai pajak?
5. Bagaimana sanksi bagi pelanggaran kode etik PNS?
6. Apa dasar hukum tentang kedisplinan PNS?
7. Bagaimana kewajiban PNS sesuai dengan peraturan yang berlaku?
8. Hal-hal apa saja yang dilarang dilakukan oleh PNS?
9. Bagaimana pemberlakuan hukuman bagi PNS yang melanggar aturan?

1.3 Tujuan

Adapaun tujuan dari makalah ini dibuat adalah untuk :

1. Untuk mengetahui pengertian dari kode etik pegawai pajak,


2. Untuk mengetahui dasar hukum kode etik pegawai pajak,
3. Untuk mengetahui kewajiban pegawai pajak sesuai dengan kode etik,
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dilarang dilakukan oleh PNS,
5. Untuk mengetahui sanksi bagi pelanggar kode etik PNS,
6. Untuk mengetahui dasar hukum tentang kedisiplinan PNS,
7. Untuk mengetahui kewajiban PNS sesuai dengan peraturan yang berlaku,
8. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dilarang dilakukan oleh PNS,
9. Untuk mengetahui hukuman bagi PNS yang melanggar peraturan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Etika Pegawai Pajak


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007 tentang Kode Etik Pegawai
Direktorat Jenderal Pajak.

2.2 Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak


Pengertian
Pengertian Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak adalah pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikat Pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup
sehari-hari.

Tujuan Kode Etik


Kode Etik bertujuan untuk :
1. Meningkatkan disiplin Pegawai,
2. Menjamin terpeliharanya tata tertib,
3. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif,
4. Menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang
profesional, dan
5. Meningkatkan citra dan kinerja Pegawai.

Kewajiban Pegawai Pajak


Setiap Pegawai Pajak mempunyai kewajiban untuk :
1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain,
2. Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel,
3. Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal
Pajak,
4. Memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau
pihak lain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya,
5. Mentaati perintah kedinasan,
6. Bertanggung jawab dalam penggunaan barang iventaris milik Direktorat
Jenderal Pajak,
7. Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor,

3
8. Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi
kewajiban perpajakan,
9. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.

Larangan Pegawai Pajak


Setiap Pegawai Pajak dilarang :
1. Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas,
2. Menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik,
3. Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak
langsung,
4. Menyalahgunakan fasilitas kantor,
5. Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung
maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak
lain, yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut
diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau
pekerjaannya,
6. Menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan,
7. Melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan
gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi
milik Direktorat Jenderal Pajak,
8. Melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma
kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal
Pajak.

2.3 Pelanggaran Kode Etik Pegawai Pajak


Pelanggarn Kode Etik adalah segala bentuk ucapan, tulisan, atau perbuatan
Pegawai yang melanggar kewajiban dan larangan-larangan Pegawai Pajak.
Adapun sanksi bagi pelanggar Kode Etik Pegawai Pajak antara lain :
1. Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral
dan atau hukuman disiplin,
2. Pengenaan sanksi moral diatas disampaikan secara terbuka atau tertutup.

2.4 Dasar Hukum Disiplin Pegawai Negeri Sipil

4
Aturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

2.5 Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil


Kewajiban
Setiap PNS wajib :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS,
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan,
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah,
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan,
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab,
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS,
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan,
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan,
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara,
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil,
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja,
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan,
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya,
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat,
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas,
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

Larangan
Setiap PNS dilarang :
1. menyalahgunakan wewenang,

5
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain,
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional,
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing,
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah,
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara,
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun
untuk diangkat dalam jabatan,
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya,
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya,
10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani,
11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan,
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara :
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye,
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS,
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau,
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara.
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan
cara :

6
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye, dan/atau,
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan, dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara :
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye,
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye, dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.

2.6 Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil


Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
1. hukuman disiplin ringan,
2. hukuman disiplin sedang, dan
3. hukuman disiplin berat.

7
1. Hukuman Disiplin Ringan antara lain :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman Disiplin Sedang antara lain :


a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun,
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

3. Hukuman Disiplin Berat antara lain :


a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
c. pembebasan dari jabatan,
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS, dan
e. pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara


Etika dengan Sikap Pegawa Pajak. Dimana Etika sebagai acuan perilaku para
Pegawai Pajak di Indonesia. Yangmana dengan adanya aturan yang telah
ditetapkan bisa menjaga perilaku para Pegawai Pajak.

Karena jika berbicara masalah Pajak sangat krusial dimana pajak


adalah salah satu sektor pendapatan terbesar di Indonesia. Maka dari itu, demi
kepentingan seluruh rakyat Indonesia para Pegawai Pajak ini harus bekerja
secara professional dengan mentaati peraturan dan kode etik Pegawai Pajak
yang berlaku.

Selain itu, apabila kita berbicara tentang peraturan atau kode etik pasti
di dalamnya terdapat pula kewajiban, larangan, dan sanksi bagi para
pelanggar kode etik. Hal itu diberlakukan juga diharapkan seluruh Pegawai
Pajak bekerja dengan cerdas, tuntas, dan ikhlas. Karena yang namanya
seorang pegawai adalah pelayan masyarakat jadi memang penting dalam
rangka mengetahui dan menjalankan apa yang menjadi kode etik Pegawai
Pajak.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

http:/www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=12784
Aturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil

11

Anda mungkin juga menyukai