Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN VS

DEGRADASI LINGKUNGAN
Analisis Daya Dukung Lingkungan Kabupaten
Magelang

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Sumber Daya


Lingkungan

Disusun Oleh:
Marya Tisnandya 21040116140072
Kelas A

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2017
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................... 1
A. Pendahulan........................................................................................... 2
B. Pengertian Daya Dukung Lingkungan...................................................2
C. Analisis Daya Dukung Lingkungan........................................................2
D. Pengertian Degradasi Lingkungan........................................................4
E. Review Analisis Kasus Degradasi Lingkungan Kabupaten Magelang....5
F. Hasil dan Pembahasan.........................................................................6
G. Simpulan............................................................................................... 6
Daftar Pustaka............................................................................................ 7

1
A. Pendahulan
Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian dan Perencanaan
Pembangunan Nasional Universitas Gadjah Mada, penambangan pasir di
kawasan Merapi telah terjadi kerusakan lingkungan seperti hutan,
jalan.dan dam pengendali lahar. Kondisi seperti ini terjadi di Kabupaten
Magelang Propinsi Jawa Tengah tepatnya di lokasi penambangan pasir
Merapi.Desa Keningar.
Desa Keningar merupakan desa yang paling dekat dengan gunung
Merapi dieksploitasi sumberdaya alamnya untuk diambil pasirnya. Pasir
yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi merupakan bahan tambang
yang menggiurkan banyak orang. Penduduk yang sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani menyewakan atau menjual tanah
pertaniannya kepada pemilik modal untuk dijadikan lokasi penambangan
pasir . Tanah pertanian yang semula merupakan lahan pertanian produktif
dikeruk oleh alat-alat berat untuk diambil pasirnya dan meninggalkan
lobanglobang bekas penambangan .
Degradasi lingkungan ini tentu menurunkan daya dukung lingkungan
dan mengurangi manfaat dari lingkungan apabila tanpa adanya proses
rehabilitasi lingkungan atau perbaikan yang memadai.

B. Definisi Daya Dukung Lingkungan


Daya dukung lingkungan ialah jumlah maksimum manusia yang dapat
didukung oleh bumi dengan sumber daya alam yang tersedia. (Graymor,
2005). Daya dukung lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang
dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. (M Lenzen dan S A
Murray, 2003)

C. Analisis Daya Dukung Lingkungan


Dari pengertian analisis daya dukung sebagai suatu alat perencanaan
pembangunan yang memberikan gambaran mengenai hubungan antar
penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan, maka paling tidak ada dua
variable pokok yang harus diketahui secara pasti untuk melakukan
analisis daya dukung, yaitu (1) Potensi lahan yang tersedia, (termasuk
luas lahan) dan (2) Jumlah penduduk.
Seluruh aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan hidup selalu
membutuhkan ruang, sehingga ketersediaan lahan sangat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas manusia. Demikian juga, besarnya jumlah
penduduk dalam satu wilayah (ruang) akan sangat menentukan
kemampuan wilayah tersebut untuk mendukung penduduknya, dalam

2
memperoleh suatu standar hidup yang layak (Riyady & Bratakusumah,
Deddy Supriady. 2003)
Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan
pembangunan suatu daerah atau wilayah yang memberikan gambaran
hubungan nyata antara manusia, pemanfaatan lahan dan lingkungannya
adalah analisis daya dukung (Carrying Capacity Ratio) atau CCR.
(www.disbun.jabarprov.fo.id)
Beberapa manfaat dari adanya analisis daya dukung antara lain
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah suatu wilayah pertanian masih mampu
mendukung kebutuhan pokok penduduk dengan melihat
pertumbuhan penduduk tersebut.
2. Untuk mengambil langkah yang perlu dilakukan dengan melihat
point pertama di atas.
3. Untuk memberikan informasi kepada para perencana
pembangunan atau pihak lain dalam rangka mengembangkan
potensi penduduk dengan aktivitas lain, terutama apabila daya
dukung lahan sudah mulai berkurang atau tidak seimbang dengan
jumlah penduduk yang ada.
4. Secara langsung maupun tidak, dapat digunakan sebagai bahan
untuk mensosialisasikan dan mengembangkan tingkat kesadaran
berbagai pihak mengenai pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan melalui sistem pemanfaatan lahan yang sesuai dengan
peruntukannya.

Berikut ini adalah contoh skema analisis daya dukung dalam suatu
wilayah perencanaan.

3
Selanjutnya, secara sederhana untuk menghitung kemampuan daya
dukung suatu daerah dapat digunakan rumus matematis sebagi berikut :
AxR
CCR=
H x hx F

Keterangan:

CCR : Kemampuan daya dukung


A : Jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian
r : Frekuensi panen per hektar per tahun
H : Jumlah KK (Rumah Tangga)
h : Presentase jumlah penduduk yang tinggal
F : Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani 1

Asumsi umum untuk menginterpretasikan hasil penghitungan analisis


daya dukung tersebut, dapat terbagi kedalam tiga bagian, yaitu :
1. Apabila CCR>1, berarti bahwa dilihat berdasarkan kuantitas
lahannya, suatu wilayah masih memiliki kemampuan untuk

4
mendukung kebutuhan pokok penduduk dan masih mampu
menerima tambahan penduduk. Pembangunan masih
dimungkinkan bersifat ekspansif dan eksploratif lahan.
2. Apabila CCR<1, berarti bahwa berdasarkan jumlah lahan yang ada,
di wilayah tersebut sudah tidak mungkin lagi dilakukan
pembangunan yang bersifat ekspansif dan eksploratif lahan.
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok penduduk menjadi
berkurang, sehingga perlu dilakukan program peningkatan
produktivitas, intensifikasi dan ekstensifikasi melalui perbaikan
teknologi atau menekan pertumbuhan penduduk.
3. Apabila CCR=1, berarti bahwa daerah tersebut masih memiliki
keseimbangan antara kemampuan lahan dan jumlah penduduk.
Pemenuhan kebutuhan pokok pun masih dapat diatasi. Namun
kondisi seperti ini harus diwaspadai oleh pemerintah daerah karena
proses pembangunan yang cepat dan pertumbuhan penduduk yang
kurang terkendali dapat dengan cepat menyebabkan menurunnya
kemampuan daya dukung di daerah tersebut.

D. Definisi Degradasi Lingkungan


Dikutip melalui www.pelajaran.co.id, degradasi Lingkungan adalah
penurunan kualitas lingkungan akibat kegiatan pembangunan yang
dicirikan dengan tidak berfungsinya komponen-kompionen lingkungan
secara baik. Atau bisa juga dikatakan degradasi lingkungan adalah
keadaan lingkungan yang alami mengarah pada kerusakan
keanekaragaman hayati dan membahayakan kesehatan lingkungan.

E. Review Analisis Kasus Degradasi Lingkungan Kabupaten


Magelang
Melalui jurnal oleh Yudhistira dengan judul Kajian Dampak Kerusakan
Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Daerah Kawasan
Gunung Merapi (Studi Kasus Di Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah), didapatkan analisis sebagai
berikut:
Tahapan penelitian dilakukan meliputi persiapan materi penelitian
dengan mengadakan studi literatur di perpustakaan untuk mengetahui
lebih mendalam masalah penelitian dan mengadakan tinjauan awal ke
lapangan untuk mengetahui kondisi keadaan lapangan. Dilanjutkan
dengan tahap survei lapangan dengan mengumpulkan data yang
dibutuhkan baik data primer maupun data sekunder.
Metode analisis tersebut menghasilkan beberapa potensi geologi, seperti:
Potensi Litologi

5
Batuan penyusun daerah Kabupaten Magelang terdiri dari batuan
sedimen, batuan gunung api, batuan beku terobosan dan endapan
aluvial. BatFormasi ini menempati sisi tepi bagian Barat Daya
Kabupaten Magelang, yakni daerah Salaman dan Borobudur bagian
selatan. Jenis batuan ini sangat baik sebagai bahan penyimpanan
akuifer (bahan yang dapat menyimpan air) dan juga sebagai
sumber bahan galian golongan C (pasir dan batu).
Potensi Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Magelang adalah regosol
yaitu jenis tanah yang masih dalam taraf awal perkembangan
tanah, mempunyai ciri-ciri bertekstur kasar atau banyak
mengandung pasir, profil seragam permeabelitas cepat bersifat
porous pH agak masam dan kesuburan rendah. Hal ini
menyebabkan banyak penduduk menggali tanahnya untuk
mengambil batu dan pasir, atau menyewakannya kepada orang
lain untuk ditambang.
Ancaman eksploitasi penambangan pasir menjadi masalah utama
dalam degradasi lingkungan Kabupaten Magelang. Faktor penyebab
kegiatan penambangan pasir disebabkan oleh beberapa faktor, dari
dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut:
Faktor Dari Dalam Faktor
Penyebab kegiatan penambangan pasir di Desa Keningar faktor
utamanya adalah faktor ekonomi. Masyarakat Desa keningar yang
sebagian besar buruh tani memanfaatkan waktu luangnya untuk
bekerja di sektor pertambangan.
Selain itu faktor rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan
teknik konservasi lahan juga menjadi faktor dominan yang
menyebabkan terjadainya kerusakan
Faktor dari luar penyebab terjadinya penambangan pasir adalah
tingginya harga pasir merapi yang menyebakan para pemilik modal yang
sebagian besar dari luar Kabupaten Magelang tergiur untuk
memanfaatkan sumber daya alam, tanpa memperhatikan kerusakan
lingkungan. Juga sebagian dari pemilik lahan yang sebelumnya adalah
penduduk Kabupaten Magelang karena adanya bahaya Gunung Merapi
pindah kedesa tetangga menyebabkan lahan yang ditinggalkan menjadi
terlantar dan menyewakan atau menjual lahan tersebut untuk
penambangan pasir. Selain itu karena pemerintah Kabupaten Magelang
yang mengejar Pendapatan Asli Daerah sehingga mengeluarkan Surat Izin
Pertambangan Daerah tanpa memperhatikan konservasi lahan
menyebabkan lahan-lahan yang ditinggalkan pemilik Surat Izin
Pertambangan Daerah tanpa mereklamasi areal bekas penambangan
pasir dimanfaatkan oleh penambang rakyat untuk diambil pasirnya.

6
Penambangan pasir tersebut akan mengakibatkan meningginya
potensi terjadinya longsor, berkurangnya ketersediaan air, perubahan
struktur tanah, penurunan kapasitas penyerapan air, dan hilangnya bahan
organic tanah. Degradasi berupa penurunan kualitas lingkungan pada
pertanian.

F. Hasil dan Pembahasan


Melalui review degradasi lahan yang terjadi dapat diolah dengan daya
dukung lahan melalui rumus CCR untuk mengetahui kondisi lapangan
lahan di Kabupaten Magelang. Berikut merupakan proses analisis daya
dukung lingkungan menggunakan rumus CCR:
AxR
CCR=
H x hx F

Keterangan:
A : 3.946 Ha
r : 2.308 Ha
H : 13.224
h : Presentase jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan,
: 65% x 13.224
F : 1 Ha
Data di atas didapat melalui Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun
2008.

Maka, didapatkan:
3.946 x 2.308 9.107 .368
CCR= = = 0.813
13.224 x 8.596 x 1 7.285 .894

G. Simpulan
Melalui perhitungan statistik dalam rumus CCR diketahui bahwa daya
dukung lingkungan Kabupaten Magelang berada mendekati angka 1.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan Kabupaten
Magelang adalah buruk dan cenderung tidak mampu menopang
kehidupan manusia di atasnya. Hal tersebut terjadi karena adanya
eksplorasi berlebihan tanpa mempedulikan kesehatan lingkungan dan
tanpa adanya usaha untuk melakukan rehabilitasi.
Rehabilitasi lingkungan pada Kabupaten Magelang dapat dilakukan
melalui penentuan lokasi zonasi penambangan pasir, reklamasi lahan, dan
konservasi secara vegetatif untuk menekan laju erosi.

7
Daftar Pustaka
Graymore, M. 2005. Journey to Sustainability: Small Regions, Sustainable
Carrying Capasity and Sustainability Assessment Methods,
Disertasi. Australian School of Environmental Studies, Faculty of
Environmental Sciences, Griffith University, Australia.
M Lenzen dan S A Murray. 2003. The Ecological Footprint Issues and
Trends.Australia: The University of Sydney.
Riyady & Bratakusumah, Deddy Supriady. 2003). Perencanaan
Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi Dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yudhistira. 2008. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan
Penambangan Pasir di Daerah Kawasan Gunung Merapi (Studi
Kasus Di Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah). Semarang: Undip.

Anda mungkin juga menyukai