Anda di halaman 1dari 2

2 Korintus 13:1-10

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah
dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam
diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." 2 Korintus 13:5

Setiap siswa, mulai dari SD, SMP, SMU, dan juga mahasiswa di perguruan tinggi
pasti mengalami apa yang disebut ujian. Baik itu ujian di tiap-tiap semester,
ujian kenaikan kelas/kelulusan atau ujian masuk perguruan tinggi. Tidak bisa
tidak, mereka harus belajar dengan rajin supaya berhasil dan setiap ujian yang
dihadapinya.

Begitu pula dalam perjalanan kekristenan ini, untuk bisa bertumbuh dan
mencapai kedewasaan rohani kita harus melewati ujian demi ujian sebagaimana
bangsa Israel juga harus melewati ujian di padang gurun, sebelum Tuhan
membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian (Kanaan). Sayang, kebanyakan
dari mereka tidak bisa mencapai Kanaan, karena ketika dalam ujian mereka
mengomel, menggerutu, bersungut-sungut, kecewa, putus asa dan sebagainya.
Hanya mereka yang hidupnya terujilah yang dapat menikmati janji-janji Tuhan.

Di hari-hari menjelang akhir ini Tuhan juga sedang menguji anak-anakNya.


"Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-
Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu
akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12). Ujian bagi
orang percaya bertujuan untuk membuktikan kualitas iman kita kepada Tuhan.
Jika ada di antara orang Kristen yang berkata bahwa dirinya tidak mungkin jatuh
karena merasa imannya berada di level tingkat atas, lalu memegahkan diri dan
cenderung selalu menilai orang lain, berhati-hatilah! "Baiklah tiap-tiap orang
menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya
sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4).

Ada hal-hal yang harus kita perhatikan agar kita memiliki kehidupan yang
benar-benar teruji: 1. Milikilah dasar yang kuat. Apakah yang menjadi
dasar hidup Saudara? Ini berbicara tentang iman kita. Benarkah kita memiliki
iman yang teguh kepada Tuhan? Akhir-akhir ini banyak orang Kristen mengalami
kelesuan rohani karena tidak lagi menyandarkan iman percayanya kepada
Tuhan. Mereka lebih bersandar dan mengandalkan kekuatan, kepintaran, harta
kekayaan yang dimiliki.

Yesaya 31:1-9

"Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah
makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa." Yesaya 31:3a

Perhatikan pernyataan Daud ini, "Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap


lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia." (Mazmur 60:13). Hal ini
menunjukkan bahwa Daud memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan karena
sadar bahwa berharap kepada manusia dan segala yang ada di dunia ini, baik itu
jabatan, uang atau kekayaan, adalah sia-sia belaka. Kekuatan manusia sangat
terbatas, sementara kekayaan adalah sesuatu yang tidak pasti, "Kalau engkau
mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke
angkasa seperti rajawali." (Amsal 23:5). Alkitab pun menegaskan, "Celakalah
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-
kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan
berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang
Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN." (Yesaya 31:1). Karena itu
marilah kita membangun dasar hidup kita dengan iman kepada Tuhan Yesus. Dia
sudah cukup bagi kita! "Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus." (1
Korintus 3:11). Jika dasar hidup kita dibangun di atas Batu karang yang teguh,
seberat apa pun angin dan badai persoalan menerjang kita akan tetap kuat
berdiri dan tak tergoyahkan.

2. Milikilah tujuan hidup yang benar. Sebagai orang percaya biarlah


tujuan hidup kita yang terutama adalah memuliakan nama Tuhan. Tidak sebatas
saat beribadah, tapi di segala aspek kehidupan kita, apa pun yang kita kerjakan
harus bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan. "Dan segala sesuatu yang kamu
lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam
nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita."
(Kolose 3:17). Selama berada di bumi Tuhan Yesus telah mengabdikan hidupNya
untuk melakukan kehendak Bapa. "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi
dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk
melakukannya." (Yohanes 17:4). Memuliakan nama Tuhan berarti hidup dalam
ketaatan sehingga hidup kita menjadi berkat bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai