MASYARAKAT
1. MARK ZUCKERBERG
Mark Zuckerberg dilahirkan pada tanggal 14 Mei 1984 di Dobb Ferry, West chester County, New
York. Ia adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai dokter gigi dan
ibunya sebagai psikiater. Mark Zuckerberg adalah keturunan Yahudi dan ia aktif sebagai
Mark Zuckerberg menyelesaikan sekolah menengahnya di Ardsley High School dan kemudian
jurusan psikologi. Saat ini Mark Zuckerberg adalah satu-satunya anak muda yang berhasil
menjadi billionaire dengan jerih payahnya sendiri melalui penemuan yang bernama
Facebook.com. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di dunia dengan urutan ke 67. Nilai
kekayaannya ditaksir lebih dari 17 miliar dolar. Padahal saat ini ia belum genap 30 tahun.
Mark Zuckerberg di Drop Out dari Harvard karena kesibukannya mengurusi facebook. Namun
ia berhasil menjadi anak muda terkaya di dunia dari hasil jerih payahnya sendiri. . Dia adalah
billionaire termuda di dunia saat ini, dan kami yakin ia adalah billionaire termuda sepanjang
sejarah yang mengumpulkan sendiri kekayaannya, ujar Matthew Miller, associate editor
Majalah Forbes.
2. ADAM KHOO
Adam Khoo Lahir dengan nama lengkap Adam Khoo Yean Ann pada tanggal 8 April 1974
adalah jutawan termuda dan motivator sukses asal singapura. Prestasi Adam di dunia bisnis
ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai
omset per tahun US$ 20 juta.Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis
music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam
Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top
Ada tiga hal besar yang menjadi kunci sukses Adam Khoo. Tiga kunci sukses ini pun yang
3. JAKOB OETAMA
Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan
dan salah satu pendiri surat kabar Kompas. Saat ini ia merupakan Presiden Direktur
Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di
Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi
Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob
dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong
mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.
Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan
berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama P.K. Ojong, yang mungkin
diilhami majalah Readers Digest dari Amerika. Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama
Ojong, Jacob mendirikan harian Kompas yang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas
Gramedia Group mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini,
Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari
media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun
TV hingga universitas.
Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM setelah
sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara Brunei Darussalam
menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya
merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan
kebudayaan. Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia.
Dalam pertimbangannya, UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil
mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu kultur jurnalisme yang
khas, wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah