PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masyarakat pada umumnya pentingnya akan kesehatan masih
banyak yang belum sepenuhnya memahami,terutama pada orang awam yang
masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya daerah mereka dan
kepercayaan pada nenek moyang atau orang terdahulu sebelum
mereka,meraka masih mempercayai mitos-mitos tentang cara-cara mengobati
masalah kesehatan,padahal pada faktanya kegiatan mereka tersebut malah
menjadi penghambat dalam peningkatan kesehatan masyarakat terutama
masalah kesehatan ibu dan anak.apa lagi di era sekarang ini kondisi
kesehatan ibu dan anak sangat-sangat memprihatinkan.masih banyak anak-
anak yag nutrisi dan gizinya belum tercukupi,karena sebagian masyarakat
masih menganggap bahwa apa yang telah di berikan orang terdahulu mereka
harus di berikan kepada anak mereka sekarang.
Menjadi seorang bidan desa dan di tempatkan pada desa yang pelosok
dan masih tinggi menjunjung adat istiadat budayan dan mempercayai mitos
sangatlah susah dan penuh perjuangan mental dan raga,karena
masyarakatnya lebih mempercayai mitos dari pada tenaga kesehatan seperti
bidan,mereka masih mempercayai dukun untuk menolong persalinan atau pun
menyembuhkan penyakit yang di derita masyarakat dan anak.padahal
persalinan dengan bantuan dukun akan menakutkan sekali,karena takut
terjadinya infeksi paska persalian,misalnya penularan penyakit selama
persalinan,seperti pemotongan tali pusar dengan menggunakan gunting biasa
atau belatih dari bambu,padahal seharus naya semua alat yang di gunakan
dan gunting tersebut harus di sterilkan terlebih dahulu,tapi kalau dukun tidak
melakukan hal itu.
Jadi tugas kita sebagai tenaga kesehatan bidan dalam upaya untuk
menanggulangi maslah-masalah tersebut dan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak kita harus merubah paradigma masyarakat awam tentang ke jelekan
tenaga kesehatan bidan di mata orang awam,karena bidan lebih berkompeten
dalam melkukan tindakan karena sudah mendapatkan ilmu yang banyak dan
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran
seorang bidan.
2. Tujuan Khusus
a) Bagi Mahasiswi
Dengan adanya tugas makalah ini, selain sebagai meningkatkan
proses belajar atau menyelesaikan tugas, tetapi juga sebagai
menambah wawasan mahasiswi dalam pengetahuan Aspek Sosial
Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.
b) Bagi Masyarakat
Untuk para masyarakat dengan adanya makalah ini dapat mengetahui
informasi tentang Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan
Kebidanan.
c) Bagi Institusi
Sebagai salah satu acuan untuk peningkatan kualitas pendidikan di
Diploma III Kebidanan, khususnya tentang Aspek Sosial Budaya
Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.
.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan dengan
kesehatan anak ?
2. Bagaimana aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Pembangunan
Kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
3
. Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik
untuk bayi.
5) Asupan lain ketika ASI belum keluar, Masyarakat Kerinci di Sumatera Barat ,
pada usia 1 bulan bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi, pisang , dan lain-
lain. Dan ada juga kebiasaan memberikan roti,nasi yang sudah dilumatkan
ataupun madu, dan teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar.
6) Kolostrum dianggap sebagai susu yang sudah rusak, Masyarakat tradisional
menganggap kolostrum sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan
pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang
menganggap kolostrum dapat menyebabkan diare, muntah, dan masuk angin
pada bayi.
kampung itu. Begitupula masalah air bersih. Krisis air paling terasa bila
hujan tak kunjung turun.
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan
anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi
baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung
jawabnya.
Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat
istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama,
bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan
dapat berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada
masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara
kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya tugas ini, mahasiswa lebih bisa memahami tentang
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.
2. Bagi Masyarakat
Untuk Masyarakat, dengan adanya tugas ini masyrakat lebih memahami
peranan seorang bidan dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Bagi Bidan
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat
dengan selalu mengadakan komunkasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
14
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok I
KATA PENGANTAR
Kelompok I
DAFTAR ISI
17