Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan
serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk
keperluan rumah tangga, maupun untuk industri dan transportasi, maka kami
selaku tenaga- tenaga Ahli dan teknis yang dibekali dengan disiplin ilmu dibidang
teknik lingkungan dan teknik sipil menyatukan persepsi dan pemahaman untuk
melakukan suatu apresiasi dan inovasi guna turut serta berpartisipasi mendukung
program pemerintah yaitu pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah
untuk keperluan rumah tangga, dengan berdasarkan hal tersebut dibentuklah
sebuah wadah sebagai naungan secara hukum yang mempunyai legalitas yang sah,
yaitu CV. Trusty Prima Perkasa yang didirikan sejak tahun 2011 yang didukung
oleh pemerintah daerah dan Lembagalembaga resmi yang bergerak dibidang jasa
konstruksi.

Perusahaan CV. Trusty Prima Perkasa telah banyak melakukan pekerjaan


perencanaan teknik dan juga telah berpengalaman dalam proyek-proyek khusunya
di bidang Sipil, Arsitektur, Tata lingkungan dan lain-lain. Dalam hal ini
perencanaan proyek juga terkait dengan masalah-masalah organisasi dan juga
kegiatan yang akan di kelolah.

Desa Lerep terletak di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang,


Provinsi Jawa Tengah, luasnya sekitar 44,93 km2. Jumlah penduduknya 11.226
jiwa. Wilayah bagian utara merupakan dataran rendah yang sempit sedangkan
bagian selatan merupakan bagian dari pegunungan Ungaran yang sejuk. Penduduk
Desa Lerep sebagian besar adalah peternak sapi. Dengan jumlah populasi sapi
mencapai 238 ekor, rata-rata tiap kepala keluarga mempunyai 1-2 ekor sapi.
Selain menghasilkan susu, sapi juga menghasilkan limbah yang berupa feces
(kotoran sapi/kosa) dan urin.
Peningkatan populasi ternak sapi di Desa Lerep tersebut telah
meningkatkan limbah yang dihasilkan. Pembuangan kotoran ternak
sembarangan yang tidak ditangani secara baik telah menyebabkan pencemaran
lingkungan di sekitar desa, baik air, tanah dan udara (bau). Kotoran hewan yang
berupa cairan dengan sengaja dialirkan ke sungai sedangkan kotoran padat
dibiarkan tertumpuk di sekitar kandang. Timbulnya bau dan pencemaran ini yang
kadang memicu konflik sosial, dengan adanya komplain dari masyarakat
setempat. Jumlah kotoran yang dihasilkan oleh satu ekor sapi dalam sehari sebesar
15-20 kg, dan komposisi kotoran sapi tersebut terdiri dari 80% kandungan cair
dan 20% kandungan padat. Mengingat jumlah populasi sapi di lokasi Mitra, maka
sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan sumber energi.

Keberadaan limbah kotoran sapi yang melimpah tersebut tentunya


merupakan potensi energi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat di Desa Lerep.
Berdasarkan penelitian dari Arinal Hamni (2009), setiap 2 ekor ternak
sapi/kerbau atau 30 kg kotoran padat dapat dihasilkan 1 m3 biogas. Dengan
rata-rata 525 kg/hari kotoran sapi maka potensi energi yang dihasilkan bisa
mencapai 17,5 m3 per hari. Kesetaraan 1m3 biogas sama dengan 0,46 kg elpiji,
3,50 kg kayu bakar, 0,62 liter minyak tanah maka potensi energi di Desa Lerep
untuk satu kelompok tani sama dengan 8 kg elpiji, 61 kg kayu bakar dan 11 liter
minyak tanah atau cukup untuk digunakan 8-10 rumah tangga per hari. Dengan
melihat potensi yang ada, tentunya kalau dikelola dengan baik, Desa Lerep bisa
menjadi desa mandiri energi dan merupakan peluang usaha baru, untuk produk
biogas maupun residu dari instalasi biogas yang berupa pupuk organik.
1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan usulan teknis desain Reaktor Biogas Kotoran Sapi di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran yaitu sebagai berikut:

1. untuk menerapkan inovasi teknologi pengolahan limbah peternakan


(kotoran sapi) dengan bantuan mikroorganisme yang dibiakan pada
reaktor digester untuk menghasilkan biogas,
2. Menumbuhkan kesadaran para peternak sapi pada khusunya dan
masyarakat pada umumnya untuk mengelola dan menjaga kualitas
lingkungan sekitarnya terlebih terhadap limbah/kotoran sapi untuk
mengelolah limbahnya sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan.
3. Untuk menghasilkan energi alternatif berupa biogas untuk memenuhi
kebutuhan energi di pedesaan yaitu memasak dan pengerak genset
(energi listrik) memanfaatkan sludge,
4. Menggunakan sisa buangan hasil fermentasi berupa cairan yang
berkualitas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

1.2.2 Manfaat

Usulan teknis desain Reaktor Biogas Kotoran Sapi di Desa Lerep memiliki
manfaat sebagai berikut :

1. Mewujudkan peternakan yang bersih dan mengurangi pencemaran


lingkungan.
2. Menghemat pengeluaran masyarakat, dengan memanfaatkan biogas
sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah, kayu bakar, untuk
memasak dan sebagai pembangkit listrik.
3. Meningkatkan pendapatan petani peternak dengan dihasilkannya pupuk
organik yang berkualitas sehingga ketergantungan petani terhadap
pupuk kimia dapat dikurangi.
4. Mendorong tumbuhnya industri rumah tangga di pedesaan dengan
dukungan bahan bakar alternatif.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Usulan Teknis Desain Reaktor Biogas Kotoran Sapi di
Desa Lerep di tentukan berdasarkan rencana kegiatan, lokasi kegiatan, dan jangka
waktu pelaksanaan.
1. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu kegiatan Usulan Teknis
Desain Reaktor Biogas kotoran Sapi perah di Desa Lerep. serta mengkaji
karakteristik dan efisiensi pengolahan terhadap beberapa parameter
kualitas limbah/kotoran sapi serta mengkaji kelayakan alat secara
ekonomis sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengelolaan
lingkungan di daerah tersebut.
2. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Usulan Teknis Desain Reaktor Biogas Kotoran sapi perah
terletak di Desa Lerep Kabupaten ungaran Provinsi Jawa Tengah. Secara
geografis daerah studi terletak pada kordinat 7815,7524BT -
1102232,034LS.
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu yang di perlukan untuk pelaksanaan Usulan Teknis Desain
Reaktor Biogas Kotoran Sapi Perah di Desa Lerep adalah selama 5 bulan
(150 hari) terhitung sejak terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Daftar Pustaka

Bioenergi. Jakarta: Agro Media. Hamni, Arinal. (2008). Rancang Bangun dan
Analisa Tekno Ekonomi Alat Biogas dari Kotoran Ternak Skala Rumah
Tangga, Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Flotats, X., A. Bonmati, B. Fernandez, and A. Magri. 2009. Manure treatment
technologies: onfarm versus centralized strategies, NE Spain as case study.
Bioresour. Technol. 100: 55195526.

Kasworo, A., M. Izzati, dan Kismartini. 2013. Daur ulang kotoran ternak sebagai
upaya mendukung peternakan sapi potong yang berkela njut an d i Desa
Jogon ayan Kec amat an Ngablak Kabupaten Magelang. Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. hlm. 306 311.

Melse, R. and M. Timmerman. 2009. Sustainable intensive livestock produc tion


demands man ure and exh aust air treatment technologies. Bioresour.
Technol. 100: 5506 5511.

http://www.academia.edu

http://www.unsiq.ac.id

http://www.unesa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai