Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi
dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan
menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan
kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga
menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan
radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie
Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium
juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran
radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang
sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal
Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan
penelitiannya dengan menganalisis pitch blend
(bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang
radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka
mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini
dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Ernest Rutherford
menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan
sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard, seorang ilmuwan Prancis, menemukan
sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni agar mahasiswa mengetahui definisi radioaktivitas, sifat sifat
sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran
radioaktif, serta deret radioaktif.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif,
intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, deret
radioaktif serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Unsur penyusun inti atom adalah proton dan neutron. Agar proton setimbang (stabil)
dalam atom, maka gaya inti dan gaya tolak-menolak antarproton harus sama. Jika ada
penambahan proton pada inti atom, maka harus diikuti penambahan neutron. Untuk atom dengan
nomor atom lebih dari 80 (uranium), gaya tolak-menolak antarproton tidak dapat diimbangi
dengan penambahan neutron. Hal ini menyebabkan inti atom uranium tidak stabil. Inti yang tidak
stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan. Peristiwa pemancaran sinar
radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur radioaktivitas yang berasal dari alam disebut
unsur radioaktif alami, sedangkan unsur radioaktif yang diciptakan manusia disebut unsur
radioaktif buatan
Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah peritiwa
terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yag diikiuti dengan pancaran partikel alfa
(inti helium), partikel beta (electron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik
gelombang pendek). Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif
secara spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-
sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen polonium dan radium
mengadung partikel-partikel sebagai berikut :
1. Sinar-sinar atau partikel-partikel
2. Sinar-sinar atau partikel-partikel
3. Sinar-sinar atau partikel-partikel
3

2.2 Radioaktivitas alami dan buatan


Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan radioaktivitas buatan (hasil
kegiatan yang dilakukan manusia). Radioaktivitas alam yang ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam
alam. Dalam radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dengan
menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada
elemen-elemen yang lebih ringan dari pada elemen-elemen radioaktivitas alam. Dalam radioaktivitas buatan dipancarkan
oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.
Radioaktivitas alam
1. Radioaktivitas primordial
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang tersebar
secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan
juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.
2. Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang ada di udara
menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan
dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan
fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari
benda tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

Radioaktivitas Buatan
1. Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir
Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam
instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama, dan dengan
berkembangnya teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
2. Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat
radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu
disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
3. Radioaktivitas dalam kedokteran
Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan
sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok
bahasan penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran.
4. Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan
baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa teknologi.
5. Radioaktivitas dalam bidang pertanian
Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan teknologi
pelestarian lingkungan dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi pertanian, kehutanan dan laut.
5
2.3 Jenis jenis sinar radioaktif
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa,
sinar beta, dan sinar gamma.
2.3.1 Sinar Alfa (Sinar )
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara
bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang
berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas dua
proton dan dua neutron.
2.3.2 Sinar Beta (Sinar )
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Sinar
tersebut membawa satu satuan muatan negative dan massanya diabaikan.
2.3.3 Sinar Gamma (Sinar )
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom
dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut
terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom.

2. 4 Sifat-sifat sinar radioaktif

2.4.1 Sinar alfa :


1. Sinar alfa merupakan inti He.
2. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar
alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
3. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
4. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
5. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam

2.4.2 Sinar beta


1. Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
2. Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.

3. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.


4. Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
2.4.3 Sinar gamma
1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari
sumber intensitasnya makin kecil.
2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

Keterangan Sinar alfa Sinar beta Sinar gamma


4 0 0
Lambang 2He () -1e () 0

Muatan +2 -1 0 (foton)
Pengaruh medan magnet dan medan listrik Dibelokkan Dibelokka Lurus
Massa (sma) 4 n 0
Daya tembus Kecil 0 Besar
Daya ionisasi Besar Sedang Kecil
Sedang

2.5 Intensitas sinar radioaktif


Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma () akan berkurang
atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada
penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah
melewati keping tersebut.
x
I=I e
0

I0 = intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping (W/m2)


I = intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping (W/m2)
x = tebal keeping (m)
= koefisien pelemahan bahan (m-1)

bila I = 1/2I0, ketebalan bahan disebut half value layer (HVL), yaitu tebal lapisan bahan
yang menyebabkan intensitas sinar radioaktif menjadi setengah intensitas mula-mula.
I0 = I0e-x

x=

x adalah ketebalan bahan yang menybabkan I= I0, x disebut half value layer (HLV).

2.6 Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi)


Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi)

menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan
terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika inti radioaktif
meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan
memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
2.6.1. Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan energi.
Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak
memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar (inti , maka inti tersebut kehilangan 2 proton dan 2

neutron, sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.


Persamaan peluruhannya sinar alfa:
+

Contoh peluruhan sinar alfa:


+

Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel adalah atom-atom helium tanpa elektron
dan partikel atau keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat
menyebabkan radiasi .
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan
menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama).

2.6.2. Peluruhan Sinar Beta


Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh
menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang
mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah
peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino
memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan
antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta () maka nomor massa inti tetap (jumlah
nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan sinar beta, yaitu:

+ X

= inti induk
+ Y
= inti anak
Contoh peluruhan sinar beta :

2.6.3. Peluruhan Sinar Gamma


Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar
(ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan
peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan
sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah
susunan inti.

10

Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang
tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi
diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:
+

Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya:
+

11

2.7 Besaran radioaktif


2.7.1 Waktu paruh
Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal setengah dari semula. Radiasi
radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk
ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu paruh bersifat khas
terhadap setiap jenis inti.

T=

N=N0 dengan

T = waktu paruh (s)


T = lamanya meluruh/berdisintegrasi (s)
= konstanta peluruhan(s-1)
N0 = jumlah zat mula-mula
N = jumlah zat yang belum meluruh

12

2.7.2 Aktivitas radioaktif (R)


Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik. (Aktivitas
tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh cuplikan, atau
dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan
perdetik).
R = N
R = R0

R = aktivitas radioaktif
N = banyaknya inti zat radioaktif
R0 = aktivitas radioaktif mula-mula
T = waktu paruh
Satuan aktivitas radioaktif
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Rd = 106 Bq
1 ci = 3,7 x 104 Rd

13

2.7.3 Dosis serap (D)


Dosis serap adalah banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
D=

E = energy radiasi pengion (J)


M = massa yang menyerap energy radiasi (kg)
D = dosis serap (Gray)
Satuan dosis serap
1 rad = 102 erg/g
1 gray = 1 joule/kg
1 gray = 102 rad
2.8 Deret radioaktif
Usur usur yang bersifat radioaktif mempunyai kecenderugan untuk membentuk unsur yang
stabil, sehingga unsur-unsur radioaktif ini meluruh sampai terbentuk unsur baru yang stabil. Pada
saat meluruh, unsur-usur radioaktif ini memancarkan sinar-sinar radioaktif. Dari berbagai unsur
jenis radioaktif ini, ada 4 unsur radioaktif yang disebut deret radioaktif.
Nama Deret Nomor Massa Unsur Induk Unsur Stabil Waktu Paruh
232 208
Thorium 4n 90Th 82Pb 1,39 x 1010 th
237 209
Neptunium (unsur 4n + 1 93Ni 83Bi 2,25 x 106 th
buatan)
238 206
Uranium 4n + 2 92U 82Pb 4,51 x 109 th
227 207
Actinium 4n + 3 89Ac 82Pb 7,07 x 108 th

14
Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th berakhir pada inti 82Pb208. Deret ini juga disebut
232

dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.


Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut
deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret
(4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut
deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.
15

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai
peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang dipancarkan
disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat
radioaktif.

Sifat sifat radioaktif


1. Sinar alfa :
Sinar alfa merupakan inti He.
Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa
paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam
2. Sinar beta
Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
3. Sinar gamma
Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber
intensitasnya makin kecil.
Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
Mempunyai daya tembus yang terbesar.
Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

16

Intensitas Radioaktif : Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma ()
akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya.
Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang
setelah melewati keping tersebut.
Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi) : peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain
yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi)
menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar
sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan
menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan memancarkan
radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
Besaran radioaktif :
1. Waktu paruh : waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum
berdisintegrasi tinggal setengah dari semula.
2. Aktivitas radioaktif : banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
3. Dosis serap : banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
Deret Radioaktif
1. Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208.Deret ini juga disebut
dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
2. Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut
deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
3. Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret
(4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
4. Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut
deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.

17

DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1989. Fisika edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia dasar Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat jilid
1.
Bandung : Erlagga
Prof.Dr.Muljono.2003.fisika Modern.Yogyakarta:2003
https://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/08-01-01-03.html. Diakses 10 November 2014
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-radioaktivitas.html.Diakses 10 November
2012
http://fisikanuklir.unnes.ac.id/index.php?tj=menu/output_menu&id_radio_materi=7.Diakses 10
November 2014
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioaktivitas.pdf .Diakses 10 November 2014
www.batan.go.id. Diakses 10 November 2014

Anda mungkin juga menyukai