Oktavia Triana Kurniawati, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya, April 2016, Analisis Tinggi Muka Air Bengawan Solo Hilir Akibat Adanya Floodway dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan, Dosen Pembimbing: Very Dermawan dan Emma Yuliani. Wilayah Sungai Bengawan Solo khususnya bagian hilir (Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik) hampir setiap tahun mengalami banjir. Pembangunan sudetan banjir (floodway) Plangwot Sedayu Lawas sepanjang 12,4 km yang direncanakan mempunyai kapasitas pengaliran debit hingga 640 m3/dt belum berhasil mengatasi banjir di wilayah hilir Bengawan Solo. Salah satu upaya pengendalian banjir yang akan dilakukan berdasarkan master plan Provinsi Jawa Timur adalah melakukan peningkatan kapasitas pada floodway sehingga mampu mereduksi besar debit aliran menuju hilir Bengawan Solo dengan asumsi mampu mengalirkan Q50. Peningkatan kapasitas tersebut dilakukan dengan melakukan kajian hidrolik uji model fisik dengan alternatif pelebaran floodway 100m, 125m, dan 150m. Namun, rencana tersebut belum jelas waktu penuntasannya. Sementara itu, kejadian banjir di Bengawan Solo hilir masih menjadi masalah yang belum teratasi. Bentuk upaya peringatan dini banjir dapat menjadi salah satu upaya dalam pengendalian banjir secara non struktur, salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis pemodelan tinggi muka air di Bengawan Solo hilir menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yang dilakukan pada section 1+300. Sistem jaringan syaraf tiruan memiliki kemampuan untuk belajar dari pola-pola data yang telah ada, seperti halnya kemampuan yang dimiliki oleh otak manusia. Pemodelan jaringan syaraf tiruan yang digunakan dalam kajian ini menggunakan algoritma backpropagation dengan memanfaatkan fungsi-fungsi pada software MATLAB R2010a. Pemodelan arsitektur JST ini terdiri dari tahap pelatihan dan pengujian. Dalam studi ini data-data yang digunakan pada tahap pelatihan meliputi data-data harian dari curah hujan, tinggi muka air, dan debit sebelum percabangan sungai di floodway yaitu pada Bulan April 2011 hingga Juni 2014 yang akan digunakan untuk meramalkan tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo pada pencapaian tinggi muka air tertinggi, terendah, dan antara keduanya dengan menggunakan fungsi pelatihan Leverberg-Marquardt (TRAINLM). Jumlah neuron yang digunakan sebanyak 7 pada lapisan input dan 8 pada lapisan tersembunyi. Fungsi aktivasinya menggunakan fungsi tansig pada lapisan tersembunyi dan fungsi purelin pada lapisan output. Untuk proses pelatihannya menggunakan target iterasi (epoch) 1000, 2000, dan 3000 dengan target maksimal pengecekan validasi juga 1000, 2000, dan 3000. Nilai KAR < 5% dari ketiga proses pelatihan yang dilakukan akan digunakan untuk untuk tahapan anlisis debit pengaliran di hilir karena adanya rencana pelebaran floodway. Target MSE ditentukan sekecil mungkin agar mendapatkan nilai error yang paling minimum sampai itersai tercapai. Nilai target MSE pada kajian ini dipilih 0. Hasil dari proses pelatihan sistem Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yang paling optimal yaitu pada pelatihan dengan target epochs 2000 nilai KAR berhasil dicapai hingga < 5% dan MSE yang dicapai sebesar 0,0250. Berdasarkan hasil analisis pendekatan rating curve, rencana pelebaran floodway yang dilakukan dengan 3 alternatif pelebaran yaitu, 100 m, 125 m, dan 150 m. Rencana pelebaran 150 m mampu mereduksi debit yang mengalir sebesar 39%.
Kata kunci: jaringan syaraf tiruan, Matlab R2010a, floodway, tinggi muka air, debit