Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan usaha mikrio, kecil dan menengah di Indonesia, atau lazim
disebut dengan UMKM, seperti halnya menjadi bagian tak terpisahkan dari nafas
ekonomi masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan sektor ini telah lolos uji
krisis ekonomi terdahsyat yang melanda Indonesia pada penghujung rezim orde
baru, yakni krisis ekonomi 1998. Hampir semua sektor perekonomian di tanah air
terpuruk. Namun sektor UMKM kokoh berdiri, meskipun jalannya terseok-seok.
UMKM dilihat dari wujudnya, merupakan usaha skala kecil yang
dijalankan oleh masyarakat dengan kemampuan modal yang sangat terbatas,
bahkan cenderung kurang. Tata kelola UMKM, mulai dari perencanaa, proses
produksi, manajemen perusahaan dan pasca produksi dijalankan secara tradisional
dan sederhana. Sebagian besar para pelaku disektor ini praktis hanya
mengandalkan keuletan dan kerja keras. Di luar itu, keilmuan tentang tata kelola
(manajerial sistem) yang baik, sentuhan teknologi maupun inovasi belum
diterapkan dengan baik. Dengan kondisi apa adanya tersebut, sektor UMKM rata-
rata hanya mampu jalan ditempat atau dengan istilah lain hanya mampu bertahan
hidup dan tidak berkembang.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan beberapa hal mengenai
proses tata kelola manajerial sistem bagi bisnis atau UMKM yang akan terurai
seperti dalam fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atau yang lebih dikenal dengan
istilah POAC (Planning,Organizing, Actuating, Controling).

1
B. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses perencanaan UMKM ?
2. Bagaimana proses pengorganisasian UMKM ?
3. Bagaimana fungsi pengarahan (directing/actuating) dalam UMKM ?
4. Bagaimana fungsi pengawasan (controling/evaluating) dalam UMKM ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses perencanaan UMKM
2. Untuk mengetahui proses pengorganisasian UMKM
3. Untuk mengetahui fungsi pengarahan (directing/actuating) dalam UMKM
4. Untuk mengetahui fungsi pengawasan (controling/evaluating) dalam
UMKM

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES PERENCANAAN (PLANNING)


Merencanakan tindakan menjadi sangat penting untuk membuka usaha
baru. Tindakan-tindakan yang perlu kita rencanakan adalah mempersiapkan segala
sesuatunya sampai usaha siap dioperasikan.
1. Definisi Perencanaan
Perencanaan terjadi di semuatipe kegiatan, termasuk dalam memulai atau
menjalankan sebuah bisnis. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Dalam perencanaan, manajer
memutuskan apa yang harus dilakuakan, kapan melakukannya, bagaimana
melakukannya. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh
siapa.1
2. Perencanaan Usaha
Perencanaan yang perlu dibuat terdiri dari rencana organisasi, rencana
pemasaran dan remcana keuangan. Perencanaan dibuat dengan bahasa yang
sederhana agar mudah dimengerti, singkat dan padat, tetapi mampu dipahami oleh
orang lain.
Berikut uraian-uraian dari perencanaan organisasi, pemasaran dan
keuangan2.
a. Rencana Organisasi
Rencana organisasi memuat :
1) Gambaran singkat perusahaan

1 T.Hani Handoko, Manajemen, BPEE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2011, hal


77

2 Hadi Hartono, Cara Terbak Memulai Usaha dari Nol, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta,2009, hal 56-58

3
a) Idenitas usaha (nama perusahaan, visi, misi)
b) Bentuk atau model usaha
c) Strategi jangka pendek,, menengah, dan panjang
d) Risiko bisnis
2) Perizinan yang dimiliki
3) Produk/jasa yang dijual beserta proses perolehannya atau produksinya
4) Struktur organisasi
5) Deskripsi jabatan
b. Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran memuat:
1) Analisis pemasaran
a) Tren bisnis
b) Situasi persaingan
c) Analisis SWOT
2) Sasaran dan target pemasaran
3) Strategi pemasaran, terdiri dari strategi bauraan pemasaran:
a) Produk/Jasa
b) Tempat/Lokasi
c) Promosi
d) Harga
e) Pelayanan
4) Program pemasaran:
a) Nama kegiatan
b) Jadwal pelaksanaan
c) Anggaran program
d) Penanggung jawab
e) Monitoring dan evaluasi program
c. Rencana Keuangan
1) Ringkasan kebutuhan Dana
2) Rencana sumberr dana
3) Rencana penggunaan dana

4
4) Proyeksi laporan keuangan
a) Asumsi proyeksi keuangan
b) Laporan arus kas
c) Laporan laba/rugi
d) Neraca
5) Analisis proyeksi laporan keuangan
a) Analisis peluang pokok
b) Analisis rasio, likuiditas, profitabilitas dan return on investment
(ROI)
Menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur)
Standar Operasional Proseur (SOP) merupakian suatu sistem kerja yang
menguraikan tata aturan yang sistematis atas operasional perusahaan baik secara
parsial aspek manajeman usaha maupun secara keseluruhan. SOP berfungsi
sebagai bentuk panduan untuk dijadikan kerangka acuan kerja bagi personal yang
bertugas menangani fungsi pokok masing-masing sehingga SOP harus ditulis
secara detail mudah dimengerti dan dijalankan oleh siapapun yang bertugas.
Bila SOP disusun secara parsial, maka terdiri dari Sistem Kepegawaian,
Sistem Operasional/Pelayanan, Sistem Pemasaran, dan Sistem Keuangan. Berikut
uraian mengenai ke-empat sistem tersebut.
a. Sistem Kepegawaian
1) Proses seleksi dan rekruitmen
2) Persyaratan minimal dan penempatan
3) Sistem orientasi/pelatihan
4) Standar gaji dan tunjangan
5) Standar penilaian Kinerja
6) Standar pemutusan hubungan kerja
7) Standar pengembangan karir
8) Standar penghargaan
b. Sistem Operasional/Pelayanan
1) Waktu operasional harian
2) Jadwal petugas pelayanan

5
3) Sistem pelayanan
4) Prosedur perolehan/produksi
5) Standar pakaian kerja
6) Standar perlengkapanperalatan
7) Standar outlet/kantor
c. Sistem Pemasaran
1) Sistem penjualan
2) Standar promosi
3) Standar harga
4) Standar lokasi
5) Standar produk/jasa
d. Sistem Keuangan/Administrasi
1) Prosedur pencatatan pendapatan
2) Prosedur pencatatan pengeluaran
3) Prosedur pengeluaran dan penerimaan uang
4) Standar biaya administrasi dan umum
5) Standar biaya penyusutan dan amortisasi
6) Sistem penyusunan laporan keuangan
7) Prosedur pemeriksaan keuangan

3. Jenis-Jenis Perencanaan
Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan
sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi
kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas
saja.
Ada beberapa pendapat bahwa rencana-rencana dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian sebagai berikut3 :
a. Rencana pengembangan

3 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal


60-61

6
Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah tujuan dari perusahaan. Cara
rasional untu k mengetahui pengembangan yang diinginkan itu ialah
berdasarkan sepakat para anggota manajemen yang berwenang dalam
menentukan pengembangan dan perencanaan yang mendukung pencapaian
pengembangan tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang posisi
perusahaan, arah tujuannya dan sasaran yang harus dicapai; masalah-masalah
yang sedang atau akan dihadapi dalam rangka pencapaian tujuannya; timing
untuk melaksanakan pengembangan rencana dan kegiatan-kegiatan khusus
perlu dilakukan untuk mencapainya.
b. Rencana laba
Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk atau
sekelompok produk. Dengan diarahkan oleh pembuat rencana laba maka
seluruh rencana berusaha menekan pengeluaran supaya dapat mencapai laba
secara maksimal. Jenjang waktu untuk rencana-rencana laba pada umumnya
adalah satu hingga tiga tahun.
c. Rencana pemakai
Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sekitar cara memasarkan suatu
produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang lebih baik.
Rencana-rencana seperti itu sering disebut sebagai rencana produk atau
rencana pemasaran dan sudah populer di lingkungan perusahaan-perusahaan.
d. Rencana anggota-anggota manaemen
Rencana yang dirumuskan untuk menarik, mengembangkan dan
mempertahankan anggota-anggota manajemen yang ada yang menjadi
semakin hari semakin penting. Tidaklah bijaksana untuk membiarkan
anggota-anggota manajeman menghadapi tantangan-tantangan tanpa adnya
suatu perangcangan kebijaksanaan. Tindakan tertentu yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu dan keinginan perusahaan perlu diatur untuk
menumbuhkan kepemimpinan dan untuk mengembangkan anggota-anggota
manajemen.
4. Proses Perencanaan Strategik dan Model Perencanaan

7
Secara ringkas langkah-langkah proses penyusunan perencanaan
strategik dapat diuraikan sebagai berikut4 :
a. Langkah 1 : Penentuan misi dan tujuan perusahaan
b. Langkah 2 : Pengembangan profil perusahaan
c. Langkah 3 : Analisa lingkungan eksternal (lingkunag ekonomi, teknologi,
sosbud, dll)
d. Langkah 4: Analisa internal perusahaan ( kekuatan dan kelemahan
perusahaan)
e. Langkah 5 : Identifikasikan kesempatan dan ancaman strategik
f. Langkah 6 : Pembuatan keputusan strategik.
g. Langkah 7: Pengembangan strategi perusahaan (strategi umum dan
operasional)
h. Langkah 8 : Implementasi strategi
i. Langkah 9 : peninjauan kembali dan evaluasi

Model perencanaan sendiri ada dua tipe :


1. Rencana-rencana strategik (strategic plans), yang dirancang memenuhi
tujuan-tujuan perusahaan yang lebih luas mengimplementasikan misi yang
memeberikan alasan khas keberadaan perusahaan
2. Rencana-rencana operasional (opertional plans), penguraian lebih terperinci
bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai. Ada dua tipe rencana
operasioanal, yaitu :
a. Rencana sekali pakai (single use plans), dikembangkan untuk mecapai
tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila tercapai
b. Rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan-pendekatan
standar untuk penanganan situasi yang dapat diperkirakan dan terjado
berulang-ulang.

4 T.Hani Handoko, Manajemen, BPEE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2011, hal


94-98

8
B. PROSES PENGORGANISAISIAN (ORGANIZING)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan


untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur-unsur
manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.5 Tujuan
pengorganisasian adalah untuk membimbing sumberdaya manusia yang ada
bekerjasama secara efektif.

Boone & Kurtz menggambarkan langkah-langkah dalam proses


pengorganisasian, yaitu sebagai berikut :

1. menentukan aktivitas kerja khusus yang diperlukan untuk


mengimplementasikan rencana dan mencapai tujuan.

2. mengelompokkan aktivitas kerja ke dalam pola logis atau


struktur

3. menyerahkan aktivitas ke posisi dan orang yang spesifik


serta mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan

4. mengkoordinasikan aktivitas dari kelompok dan individu


yang berbeda

5. mengevaluasi hasil dari proses pengorganisasian

1. Pengertian dan Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses untuk merancang


struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan diantara anggota organisasi agar tujuan dapat dicapai dengan efisien.
5 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal
73

9
Fungsi pengorganisasian dalam perusahaan akan membawa kebaikan
seperti 6:

a. Pimpinan dengan mudah mengetahui tugas tiap bawahan

b. Perselisihan antara pegawai seperti saling tunjuk kesalahan atau saling lempar
tanggung jawab dapat dihindari

c. Penghematan dalam biaya-biaya perusahaan

d. Pembagian kerja dapat diadakan dengan tepat dan jelas

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai


suksesnya pelaksanaan strategi. Definisi menurut R.W. Griffin (2004) bahwa
struktur organisasi adalah spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi serta cara-cara mengaitkan pekerjaan satu dengan yang lainnya.

Struktur organisasi mengidentifikasikan tanggung jawab untuk setiap


posisi. Secara rinci struktur organisasi itu menggambarkan :

a. Aktivitas kerja masing-masing unit dalam organisasi

b. Hubungan diantara masing-masing unit aktivitas

c. Jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok

d. Menentukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit

e. Memperjelas koordinasi antara masing-masing unit

6 H.Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2012, hal 118

10
Struktur organisasi perusahaan dapat digambarkan dengan bagan
organisasi yaitu suatu diagram yang memperlihatkan interaksi tanggung jawab
dari para karyawan

Mengenai bentuk-bentuk organisasi formal R.W.Griffin (2004)


mengemukakan tiga bentuk yaitu :

a. Organisasi Fungsional, adalah bentuk organisasi bisnis yang wewenangnya


ditentukan oleh keterkaitan antara tugas dan aktivitas kelompok.

Kebaikannya : koordinasi lebih baik dan membantu timbulnya sistem


sentralisasi.

Kelemahannya : akuntabilitas akan lebih sulit dan pada perusahaan besar


justru koordinasi bisa lebih rumit.

b. Organisasi Divisi, adalah struktur organisasi bisnis dengan divisi-divisi


korporasi beroprasi sebagai bisnis yang relatif bersifat korporasi yang lebih
besar.

c. Organisasi Matriks, struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan kelompok-


kelompok anggota, kelompok melapor kepada dua manajer atau lebih.

Kebaikannya : fleksibilitas, sangat berfokus pada masalah tertentu atau


masalah teknis yang unik serta memungkinkan inovasi tanpa mengganggu
struktur organisasi lain.

Kelemahannya : akuntabilitas menjadi lebih rumit, karena atasan lebih dari


satu. Kesulitan dalam membentuk tim yang solid serta akan sering
menimbulkan konflik antar sesama manajer.

3. Contoh Bagan Organisasi Untuk UKM

11
Dibawah ini contoh bagan kepengurusan suatu UKM yang cukup
sederhana.

PEMILIK

ASISTEN

Bagian
Bagian Bagian Bagian
Pengemas
Keuangan Produksi SDM
an

Dari bagan kepengurusan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemilik sebagai atasan yang bertujuan untuk memimpin dan mengatur seluk
beluk perusahaan.

b. Asisten bertugas mengawas bagian dalam perusahaan dan mewakili


pemimpin jika pemilik berhalangan hadir.

c. Bagian keuangan bertugas mengatur aliran uang di dalam perusahaan.

d. Bagian pengemasan bertugas mengemas barang-barang siap jual.

e. Bagian produksi bertugas memproduksimembuat barang.

f. Bagian SDM bertugas merekrut, melatih dan membimbing karyawan agar


lebih kreatif dan produktif.

12
C. FUNGSI PENGARAHAN (DIRECTING)

Sesudah rencana dibuat,strukutur organisasi dibentuk dan disusun


personalianya, langkah berikutnya adlah menugaskan karyawan untuk bergerak
menuju tuuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (Directing) ini, secara
sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan
apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas,
gaya, dan kekuasaan pemimpin (manaer/pemilik) perusahaan.

1. Manajer Dalam UKM (Usaha Kecil Menengah)

Manajar dalam UKM (Usaha Kecil Menengah) ini mempunyai arti yaitu
sebagai seorang owner/pemilik usaha yang bekerja dengan memberdayakan orang
lain dan menordinasikan kegiatam-kegiatan mereka guna mencapai tujuan
perusahaan.

2. Kriteria Manajer

Mutu perilaku seorang eksekutif/manajer yang baik

Perilaklu yang harus dimiliki oleh seorang eksekutif ada dua yaitu
managerial traits dan personal traits.

Managerial traits adalah :

a. Mengerti bagaimana proses manajemen dan mengapa


demikian
b. Mengerti tentang pengaruh sosial, ekonomi, dan politik
terhadap bisnis
c. Memiliki keterampilan konseptual untuk mengambil
keputusan
d. Memiliki apresiasi tentang tanggung jawab bisnis terhadap
peningkatan kemakmuran masyarakat
e. Pengetahuan tentang bagaimana pentingnya menjaga
hubungan baik dengan seluruh orang dalam perusahaan

13
f. Apresiasi tentang perlunya training dan pendidikan untuk
meningkatkan hasil pekerjaan

Adanya managerial traits di atas tidak menjamin menjadikan


seseorang sebagai eksekutif yang kompeten. Oleh sebab itu
perlu ditambahkan personal traits seperti berikut :

a. Kemampuan memimpin orang lain.


b. Keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain.
c. Kemauan untuk mendengar pendapat orang lain,, dan
tetap dengan pikiran terbuka.
d. Keinginan menerima tanggung jawab
e. Pendekatan yang dinamis terhadap ide, baik ide baru
maupun ide lama
f. Menjaga moral tinggi dan etika
g. Kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik dalam
bentuk tertulis maupun lisan
h. Memiliki stabilitas emosional pada setiap saat tanpa
melihat apapun tekanan dari luar.

Untuk melaksanakan personal qualities ini terhadap


pelaksanaannya, dalam bisnis, maka seseorang eksekutif harus :

a. Mencurahkan perhatian terhadap masalah besar dan


menugaskan hal-hal kecil pada bawahannya.
b. Mau mendelegasikan tugas yang dapat dilaksanakan oleh
orang lain
c. Mendasarkan pengambilan keputusan pada fakta
dibandingkan pada prasangka atau terka-terka
d. Respek terhadap pendapat orang lain dan minta saran-
saran
e. Mengkomunikasikan semua keputusan terhadap orang-
orang yang berkepentingan
f. Selalu menunggu informasi yang menyangkut seluruh
kegiatan bisnis

Sebagai akhir dari uraian ini diberikan persyaratan personil untuk

14
karir manajemen yaitu :

a. Mau bekerja, ada dorongan semangat yang kuat, ambisi


dan kerja keras
b. Kepemimpinan, yakin diri, dan mau memimpin orang lain.
c. Pergaulan, kemampuan bergaul dengan orang lain.
d. Pandangan, mempunyai imajinasi melihat apa di belakang
masalah dan memproyeksi pemecahannya.
e. Keputusan, kemampuan membuat keputusan yang cepat
dan tepat
f. Ekspresi, kekmampuan menyatakan sesuatu secara efektif,
tertulis dan lisan
g. Karakter, sopan bebas tidak tergantung, dipercaya dan
berani.

3. Tipe-tipe Manajer

Tipe-tipe manajer yang dilihat dari karakter yang dimiliki


berdasarkan nilai-nilai yang dianut, sikap dalam memimpin
perusahaan, perilaku dalam memimpin, dan gaya kepemimpinan
yang dominan. Berdasarkan literatur, terdapat empat tipe yang
diakui keberadaannya yaitu :

a. Tipe Otokratik

Manajemen memberi arahan kepada pekerja dengan


asumsi pekerja harus mematuhi

Proses membuat keputusan hanya dibuat oleh atasan

Subordinat tidak terlihat dalam membuat keputusan


dan pemimpin membuat kepur=tusan untuk seterusnya
diberitaukan kepada pekerja apa yang harus pekerja
lakukan.

b. Tipe Paternalistik

15
Bersifat kebapak-an yang menuntut bawahan menurut
saja kepada pemimpin.

Apabila tipe ini mengharapkan keberhasilan, maka


pemimpin haruslah seorang yang benar-benar kuat dan
bijaksana, berwibawa, dan terpercaya. Karena tipe ini
memberikan keputusan tanpa partisipasi orang lain,
bawahan tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan sifat kepemimpinannya.

c. Tipe Laissez-faire (membiarkan)

Menyerahkan ksepenuhnya kepada karyawan untuk


menetapkan tujuan mereka dan membuat keputusan-
keputusan sendiri.

Karyawan menggunakan kemahiran pribadinya dalam


menyelesaikan suatu masalah

d. Tipe Demokratik

Manajemen melibatkan pekerja dalam proses membuat


keputusan tetapi keputusan final ditangani oleh atasan.

16
17
D. FUNGSI PENGAWASAN (CONTROLING)

Fungsi controling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana


peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan
pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan
tujuan, visi dan misi perusahaan.

1. Fungsi Pengawasan Yang Efektif

Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria


tertentu. Kriteria-kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya : Mengawasi
kegiatan-kegiatan yang benar; tepat waktu; biaya yang efektif; tepat-akurat; dan
dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria
tersebut semakin efektif sistem pengawasan.

Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif dapat diperrinci


sebagai berikut :

a. Akurat. Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat

b. Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan disampaikan dan


dievaluasi secepatnya bila kegiatan perbaikan harus dilaksanakan
segera.

c. Obyektif dan menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan


bersifat obyektif serta lengkap.

d. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik.

e. Realistik secara ekonomis dan organisasional

f. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

g. Fleksibel.

h. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional

18
i. Diterima para anggota organisasi.

2. Penggunaan Anggaran Dalam Pengawasan

Anggaran (Budget)merupakan peralatan pengawasan yang digunakan


sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan. Penyiapan
anggaran adalah suatu bagian integral dari proses perencanaan, dan anggaran itu
sendiri adalah hasil proses perencanan, atau pernyataan rencana. Anggaran
menunjukkan pengeluaran, penerimaan, atau laba yang direncanakan di waktu
yang akan datang.

Pengawasan anggaran adalah suatu sistem penggunaan bentuk-bentuk


sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-
kegiatan manajerial, dengan melakukan perbandingan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.

3. Tahap-Tahap Dalam Proses Pengawasan

Proses pengawasan sedikitnya terdiri dari 5 tahap tahap-tahapannya


adalah : a. Penetapan standar pelaksanaan; b. Penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan; c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan; d. Pembandingan dengan standar
dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; e. Pengambilan tindakan
koreksi bila perlu. Tahap-tahap ini akan diperrinci sebagai berikut :

Tahap 1 : Penetapan standar

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat


digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan sasaran dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus
antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar (market-share), margin
keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi.

Tahap 2 : Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai cara-cara untuk


mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Beberapa pertanyaan yang penting berikut

19
ini dapat digunakan : berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur
setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? Dalam bentuk apa (what form)
pengukuran akan dilakukan laporan tertulias, inspeksi visual, melalui telepon ?
Siapa (who ) yang akan terlibat ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dan tidak
mahal serta dapat diterangkan kepada karyawan.

Tahap 3 : Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan


pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-
menerus. Ada beberapa cara untukmelakukan pengukuran pelaksanaan , yaitu 1)
pengamatan (observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan maupun tulisan, 3) metoda-
metoda otomatis, 4) pengujian (tes), atau dengan pengambilan sampel.

Tahap 4 : Pembandinagn pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan aalah pembandingan pelaksanaan


nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar
tidak dapat dicapai.

Tahap 5 : pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisa menunukan perlunya tindakan koreksi tindakan ini


harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar
mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan

4. Apa Saa Yang Perlu Dievaluasi ?

Yang perlu dievaluasi atau diawasi dari sebuah usaha yang sedang
dijalani adalah dapat dilihat dari berbagai sudut. Dari segi keuangan, sumber daya
manusia, dan pemasarannya.

a. Keuangan

Manajemen keuangan perusahaann besar tidak cocok untuk diterapkan di

20
perusahaan kecil sehingga tidak bisa disamakan. Kalau turn-overnya
harian dan penjualan dilakukan secara kas, maka sebaiknya pembelian
juga secara kas. Jangan sampai membeli barang secara kredit dan dibayar
secara kredit, tapi setelah jatuh tempo tidak bisa dibayar karena hal itu
akan menyulitkan pengusahanya sendiri. Jadi sebaiknay kalau mau
meningkatkan penjualan dilakukan secara cash dan sebaiknya menyisihkan
laba untuk melakukan pembelian lagi karena manajemen piutang itu tidak
mudah, perlu mengatur waktu kapan jatuh tempo dan jjumlahnya. Jadi
dilakukan secara konservatif karena usaha kecil bila menanggung risiko
sedikit bsa terguncang, misalnya membeli stok dalam jumlah banyak tapi
pemasaran produk kurang bagus.

Memeriksa laporan keuangan (akunting)

Memeriksa laporan pendapatan

b. Sumber Daya Manusia

Dalam hal usaha kecil menengah aspek sumber daya manusai juga harus
diperhatikan. Karena usaha kecil biasanya hanya mempekerjakan sedikit
orang. Meskipun begitu, haruslah dilakukan secara efektif dan efisien. Hal-
hal yang harus diperhatikan antara lain :

Mencari tenaga kerja serta analisis jabatan

Melaksanakan seleksi, latihan (training)

Memberikan upah dan kompensasi

Motivaasi

Menjaga susana kerja dan disiplin. Dll.

c. Pemasaran

Aspek ini mempunyai peran yang sangat besar dalam pengembangan

21
usaha kecil menengah. Kalau pemasaran yang dilakukan bagus dan
terintegrasi maka keuntungan pun akan meningkat dan akan meningkatkan
usaha yang dijalani. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam
pemasaran, sedikitnya adah sebagai berikut :

Kesesuaian dengan segmen market/ segmentasi pasar

Evaluasi hasil penualan produk atau jasa

Penggunaan strategi marketing (marketing mix, Costumer


Relationship Management (CRM), Nilai pelanggan, Costumer
Dependency)

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis


dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM dilihat dari wujudnya,
merupakan usaha skala kecil yang dijalankan oleh masyarakat dengan
kemampuan modal yang sangat terbatas, bahkan cenderung kurang. Tata kelola
UMKM, mulai dari perencanaa, proses produksi, manajemen perusahaan dan
pasca produksi dijalankan secara tradisional dan sederhana.

Perlu diperhatikan dalam hal penata kelolaan UMKM ini untuk


mengembangkan bisnis. Diantaranya adalah dengan memperhatikan fungsi-fungsi
manajeman yang dikenal dengan istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling). Dalam UMKM juga fungsi-fungsi manaemen ini bisa diterapkan dan
dilaksanakan agar penata kelolaannya terarah dan dapat memperkuat UKM itu
sendiri dalam persaingan dengan yang lain.

B. Saran

Saran untuk UKM di Indonesia adalah mulailah menata kembali UKM


yang dijalankan dengan sistem keilmuan atau manajerial yang baik. Untuk
mahasiswa yang pasti dalam setiap diri mempunyai jiwa entrepreneurship
haruslah ambil posisi dalam pengembangan UKM di Indonesia. Yakinlah dengan
ilmu yang kita miliki kita dapat merubah Negara Indonesia menjadi Negara yang
lebih maju dari negara negara lainnya.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

George R. Terry. 2011. Prinsip-Prinsip Manajeme. Jakarta: Bumi Aksara.


Handoko, T.Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta : Penerbit BPEE-
YOGYAKARTA.
Hartono, Hadi. 2009. Cara Terbak Memulai Usaha dari Nol. Yogyakarta :
Penerbit Andi Yogyakarta.
H.Buchari, Alma. 2012. Pengantar Bisnis, Bandung : Penerbit Alfabeta
Bandung.

25

Anda mungkin juga menyukai