Anda di halaman 1dari 22

Makalah Teknik PengelasanLogam II

Brazing and Soldering

Disusun Oleh :
1. Ali Usman Iskandar ( B3/00428 )
2. Erdhisa Zuhairmi ( B3/01024 )
3. Ridho Hardiyanto ( B3/01691 )

Kelas BM3

Departemen Teknik MesinSekolah Vokasi


Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Pengelasan II ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Ir. Andr. Surjaka Ispandriatno, MT. selaku Dosen mata kuliah Teknik Pengelasan Logam I yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Serta kepada teman - teman yang telah membantu
dalam pembuatan makalah sederhana ini, sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengertian tentang Pengerjaan Plat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yangmembangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 1 Januari 2015

Penyusun
Chapter 9
Brazing and Soldering

A. Brazing / Pematrian
1. Definisi
Menurut American Welding Society, Brazing didefinisikan sebagai sekelompok proses
pengelasan dimana perpaduannya dihasilkan oleh pemanasan suhu yang sesuai di atas
800 F (430 C) dan dengan menggunakan filler/logam pengisi non besi yang memiliki
titik leleh di bawah base metal nya.

2. Prinsip Brazing
Keberhasilan setiap operasi Brazing tergantung pada celah yang relatif kecil dan
permukaan yang bebas dari oksida dan zat kontaminasi lainnya.

3. Brazing Filler
Sebuah logam pengisi patri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Fluiditas yang cukup sehingga logam akan mengalir merata oleh daya kapilaritas
Aksi leleh yang baik untuk membentuk ikatan metalurgi suara
Titik lebur konsisten dengan jenis logam yang akan digabung

4. Fluxes
Setiap bentuk oksida pada permukaan logam akan menghambat aliran seragam logam
patri. Fluks diperlukan untuk menghilangkan oksida. Fluks pada umumnya berbentuk
pasta, cair, atau bubuk.
Oleh karena itu, daerah sekitar lokasi yang diberi fluks dapat menghilangkan oksida dan
mencegah pembentukan oksida selama mematri.
5. Macam macam Brazing

6. Metode Pemanasan
Aplikasi pemanasan untuk keperluan Brazing dilakukan dengan berbagai metode,
tergantung pada jenis material yang akan dipatri, kuantitas produksi, dan ukuran bagian
yang akan dipatri.
Teknik-teknik yang digunakan:
Torch Heating
Cara ini merupakan yang paling umum untuk keperluan mematri. Campuran gas
yang digunakan dapat berupa asetilin, udara, gas oksigen, atau oxyhydrogen. Untuk
pengaplikasian pemanasan secara luas, jenis campuran gas tergantung pada
konduktivitas termal, jenis, dan ketebalan material yang akan digabung.

Asetilin lebih fleksibel untuk torch brazing karena jarak pemanasannya yang mudah
dikontrol. Kontak api yang terlalu dekat dapat menyebabkan logam dasar mencair
dan membatasi aliran logam mematri.
Torch dengan udara biasa memberikan panas yang paling rendah dan jauh lebih
mudah diaplikasikan untuk mematri bagian tipis.

Proses gas oksigen menggunakan oksigen dengan gas umum yang dijual di toko
toko (LPG), gas botol, propana, atau butana. Campuran ini menghasilkan suhu nyala
api yang tinggi dan dapat digunakan untuk mematri yang membutuhkan panas yang
lebih tinggi.

The oxyhydrogen torch sangat mudah diaplikasikan untuk mematri aluminium dan
logam non ferrous lain karena suhu panas yang diproduksi rendah. Hidrogen juga
menghasilkan pembersihan tambahan dan sebagaipelindung selama proses mematri.

Furnace Heating
Furnace Heating adalah proses pemanasan untuk mematri part yang dapat dirakit dan
diposisikan di atas nampan.
Nampan diisi dalam tungku secara manual atau otomatis. Loader otomatis terdiri dari
Sabuk Coveyor di mana part tersebut ditempatkan.
Logam filler dapat berupa kawat, foil, bubuk atau pasta, ditempatkan pada posisinya
Posisi dekat sambungan dan panas tungku mencair logam pengisi. Fluxing digunakan
kecuali bila pemanasan dilakukan dalam suasana yang terkendali (bebas dari
oxidant).

Induction Heating
Dalam proses pemanasan ini, panas dihasilkan oleh kumparan induktor yang tidak
bersentuhan dengan bagian-bagian yang yang akan di brazing.
Sebuah power supply mengubah arus normal dengan frekuensi 60Hz menjadi
frekuensi tinggi tegangan rendah.
Saat arus mengalir melalui kumparan induktor yang mengelilingi obyek yang akan di
brazing, timbul medan magnet. Ketika sebuah benda konduktif listrik ditempatkan
dalam medan magnet, gaya listrik akan terinduksi ke dalam bahan konduktif.
Pemanas induksi dapat digunakan untuk mematri mematri benda yang dapat
dipegang oleh cekam dan membutuhkan pemanasan yang cepat.

Ini merupakan teknik mematri sangat ekonomis untuk produksi kuantitas besar ketika
benda dapat disesuaikan dengan tungku induksi.
Dip Brazing
1. Molten Metal Bath
Teknik ini dilakukan dengan cara merendam part kedalam wadah yang berisi
logam brazing cair. Teknik ini terbatas untuk mematri part kecil seperti
sambungan kawat atau potongan logam yang dapat dipegang dengan cekam.
2. Molten Flux Bath
Fluks dalam bentuk senyawa leburan garam dalam wadah oleh gas api atau
hambatan listrik.
Mematri logam pengisi dapat berupa bentuk cincin, washer, slags atau campuran
pasta yang sebelumnya sudah diletakkan pada logam dasar. Dalam mematri
dengan garam cair biasanya part dan cekamnya dilakukan preheating dalam
tungku sampai suhu mendekati titik leleh dari fluks cair. Metodeini sering
digunakan untuk membuat radiator atau heat cooling unit lainnya.

B. Braze Welding
Braze welding sedikit berbeda dari Brazing biasa, yang dilakukan seperti pengelasan fusi
namun logam dasar tidak ikut meleleh, hanya dibawa kesuhu tinning (pematrian), kemudian
lelehan akan menyebar melalui batang filler.

Pengelasan perunggu adalah operasi Braze Welding yang dilakukan dengan api oxyacetylene
dengan sedikit api oksidasi, yang biasanya digunakan untuk menggabungkan atau
memperbaiki logam yang pengisinya adalah perunggu.

Logam yang biasanya diperbaiki/digabung dengan las perunggu antara lain:


-Besi cor
-Logam cor malleable
-Tembaga
-Kuningan
-Berbagai logam berbeda
Filler perunggu dipakai pada sambungan yang terdiri dari tembaga dan zink, dan di tambah
unsur lain dengan jumlah kecil dari timah, besi, mangan, dan silikon.

Pengelasan perunggu harus mendapatkan suhu yang tepat pada bahan dasar untuk mencapai
kondisi hasil lasan yang terbaik, sehingga perunggu meleleh dan menyebar keseluruh
permukaan sambungan dengan baik, tetapi jika:

1. terlalu panas, perunggu akan membuat gelembung seperti pada air mendidih
2. tidak cukup panas, perunggu akan bentuk menjadi bulatan yang cenderung jatuh dari
logam dasar.

MematridenganCarbonElectrode
Proses inisangat mirip denganbusurlogam, namunelektrodatidakmelelehatau menjadifiller
metal. Hal inidilakukandengan membuatbusur listrikdanmemberikanfiller metal kearah
busur listrik tersebut.
Elektrodayangdigunakanuntuk prosesiniadalahgrafit murni, ataudalam bentuk tembaga yang
dilapiskarbondandiberikan holder khusus sebagaipegangan.

Pemegang/holder berbeda antara AC dan DC


1. Jika menggunakan daya AC, kita menggunakan 2 holder seperti gambar, karena busur
dibentuk oleh dua elektroda karbon

2. Jika menggunakan daya DC, kita hanya menggunakan 1 holder, tapi harus diatur ke
straight polarity, karena polaritas terbalik menghasilkan busur yang tidak stabil
3. Air cooled holder (holder dengan fasilitas pendingin udara, untuk mengurangi panas yang
timbul pada holder saat melakukan proses pengelasan)

C. Soldering
Soldering adalah proses penggabungan antara dua buah logam dengan menggunakan
filler logam nonferrous yang mempunyai titik didih dibawah 800F atau dibawah titik leleh
logam. Filler biasa disebut solder di distribusi diantara plat dengan menggunakan prinsip
kapilaritas.
Soldering digunakan untuk menggabungkan plat dimana plat tersebut tidak
digunakan untuk beban tinggi, soldering digunakan pada benda yang dikenai beban rendah.
Soldering merupakan proses yang simple tetapi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
1. Tipe dan jumlah dari solder dan flux yang digunakan
2. Benda yang akan di soldering harus benar benar menyatu
3. Benda yang akan di soldering harus benar benar bersih
4. Benda yang akan di soldering harus menyatu sampai cairan solder mengeras
5. Periksa besar panas yang digunakan dapat di aplikasikan pada sambungan

Tipe logam yang bias di solder

Solder
Sebagian besar solder adalah paduan dari timah putih dan timah hitam. Prosentase
dari metal membedakan titik leleh dan karakteristik yang lain. Paduan timah putih 70% dan
timah hitam 30% mempunyai titik leleh sekitar 370F. Paduan timah putih 5% dan timah
hitam 95% mempunyai titik leleh sekitar 590F. Paduan timah putih 50% dan timah hitam
50% mempunyai titik leleh sekitar 471F.
Pada umumnya paduan dengan kandungan tembaga putih yang rendah memiliki titik
leleh yang tinggi dan mengalir tidak secepat paduan yang memiliki kandungan timah putih
yang tinggi. Paduan timah putih rendah lebih murah dan banyak digunakan. Solder dengan
kandungan timah putih yang tinggi mempunyai lelehan yang lebih baik dan sedikit retakan.
Kandungan timah putih yang tinggi biasa digunakan pada peralatan elektronik.
Penggunaan solder yang khusus juga tersedia untuk penggunaan yang spesifik.
Timah putih-antimoni digunakan pada soldering pada peralatan yang berhubungan dengan
makanan, alasan nya adalah penggunaan timah hitam akan mengkontaminasi makanan.
Timah putih-zinc digunakan untuk menyambung aluminium. Timah hitam-perak digunakan
apabila dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan.
Solder tersedia dalam bentuk batangan, kawat,pita, dan balok.

Flux
Flux berfungsi untuk menghilangkan oksidasi pada permukaan benda dan oksidasi
pada saat penolderan dapat di cegah. Flux juga meningkatkan wetting action sehingga cairan
solder dapat mengalir lebih baik.Flux dapat dijumpai dalam bentuk pasta, cair, dan bubuk.
Flux diklasifikasikan menjadi dua korosif dan non-korosif. Walaupun tipe korosif
paling efektif pada penggunaan nya harus segera dibersihkan setelah proses selesai.

Heating Device
Bebrapa peralatan pemanas untuk melelehkan solder
1. Soldering Coper
2. Electric Soldering Irons and Gun

Flame burning device


Terkadang oprasi soldering tidak dapat dilakukan dengan heating device. Untuk
pengerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh heating device di kerjakan dengan flame burning
device.
1. Bunsen burner
2. Gas-air torch

3. Bottle gas torch


Prosedur Soldering
1. Benda yang akan di solder harus terpasang sempurna, sehingga part yang cairan solder
dapat mengalir diantara benda dengan prinsip kapilaritas
2. Benda yang akan di solder harus bersih dari kotoran
3. Benda yang akan di solder harus pada posisi terpasang selama proses solder ,apabila
benda bergerak dapat mengubah hasil yang di inginkan
4. Benda yang akan di solder harus mempunyai desain join yang cocok.

Beberapa metode soldering


1. Tinning a Copper

2. Sweat Soldering
Proses dimana solder yang digunakan tidak tampak pada kedua benda

3. Seam Soldering
Soldering yang dilakukan pada sepanjang sisi terluar benda yang akan di gabungkan.
4. Flame Soldering
Flame soldering digunakan saat soldering coper dan electrical soldering tidak bias
digunakan. Flame soldering lebih praktis dan cepat.

5. Induction soldering
Dignakan pada produksi skala besar. Induksi bias dihasilkan dari generator, vakum tube
oskilator, atau unit spark gap

6. Resistance Soldering
Soldering dengan menggunakan prinsip resistansi listrik. Benda kerja diletakkan
diantara ground dan elektroda.

7. Dip Soldering
Proses soldering dengan cara mencelupkan benda kerja yang akan di solder kedalam
cairan solder. Proses ini sangat ekonomis.

8. Oven Soldering
Soldering dengan menggunakan oven gas atau electric oven, semua asembley dapat di
panaskan tanpa merusak suatu komponen.
PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini. Dari hasil informasi yang telah ditulis kita dapat mengetahui macam-macam
las resistansi.Dengan demikian semua penulis berharap pembacabisa memperoleh manfaat dari
kita mempelajari ilmu tersebut serta pengaplikasiannya terhadap kehidupan sehari hari kita.
Terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak karena akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga berharap akan
adanya kritik dan saran, karena semua itu sangat diperlukan guna memperbaiki kinerja penulis
dalam membuat makalah selajutnya.

Atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai