Anda di halaman 1dari 3

Alat-alat yang dipakai oleh masyarakat Melayu Riau untuk berburu antara lain: Lembing, Lapun,

Jerat Getah Kayu, Lastik. Peralatan tersebut dipergunakan dengan cara yang berbeda, seperti yang
diperkatakan berikut :

1. Lembing yang seluruhnya terbuat dari besi (baik mata maupun tangkainya terbuat dari besi).
Lembing biasanya, digunakan untuk berburu babi dan binatang liar lainnya di hutan. Lembing terdiri
atas 2 macam :
a) Lembing yang seluruhnya terbuat dari besi (baik mata maupun tangkainya
terbuat dari besi).
b) Lembing yang matanya saja yang terbuat dari besi, sedangkan tangkainya terbuat dari kayu
bambu panjang (kira-kira 2,5 m).

2. Lapun ialah alat berupa jaring yang terbuat dari benang, rotan, atau akar. Lapun dibuat lebih besar
sedikit sata dari sarang burung, ditempatkan di atas sarang burung, dan diberi tali atau benang panjang
sebagai alat penarik atau penyentak dari jauh. Lapun biasanya digunakan untuk menangkap burung.

3. Jerat ialah alat penangkap binatang yang terbuat dari tali, rotan, atau akar yang dibentuk melingkar di
atas tanah atau di atas dahan kayu tempat hewan selalu melintas. Jerat juga diberi tali panjang sebagai alat
penarik atau penyentak. Jerat ini juga dipergunakan untuk menangkap ayam. Jerat juga dapat dibuat dari
bambu atau kayu yang memiliki daya pegas. Jerat seperti ini digunakan untuk menangkap Tupai atau
kera. Biasanya, Jerat juga menggunakan tali yang dibentuk melingkar untuk menjerat mangsa. Kayu atau
bambu, biasanya melenting bila diinjak bagian tertentu dan akan menyentak tali melingkar tadi sehingga
menjerat mangsanya.

4. Getah Kayu ialah alat yang dipergunakan untuk menangkap burung. Getah yang dipergunakan
biasanya getah pulai. Getah ini diolah sedemikian rupa sehingga memiliki daya lekat yang kuat. Getah
dioles di sebuah lidi ijuk dan dipasang di atas ranting kayu tempat burung biasa mencari makan, minum
atau sekedar tempat beristirahat.

5. Lastik (Ketapel) dapatu juga digunakan sebagai alat berburu burung. Lastik terbuat dari karet gelang
maupun karet dan bekas yang dipotong menurut ukuran yang sesuai. Karet ini dubuat pada kayu
bercabang dua yang befungsu sebagai tangkai Lastik. Pada bagian lain, karet diikat pula pada potongan
kulit sepatu bekas yang berfungsi sebagai tempat peluru.
Keris Riau

Keris merupakan senjata pusaka yang telah digunakan berabad lalu. Tidak hanya di Riau, keris
pada umumnya digunakan oleh bangsawan di Asia Tenggara. Keris merupakan simbol kehormatan dan
alat mempertahankan diri. Senjata ini digunakan untuk menikam dari jarak dekat.
Kedudukan keris dalam sejarah sebagai simbol kehormatan tidak dipungkiri lagi, bahwa dalam
masa kerajaan itu terlihat jelas sebagai bentuk perlindungan diri, maupun kebanggaan. Bahkan dalam
sejarah modern, fungsi itu terus berkembang sebagai obyek sejarah, dan dapat pula menjadi benda
penentu sejarah berdasarkan masa pembuatan dan jenis bahan yang digunakan.
Hingga kini dalam adat dan budaya Melayu Riau, selalu menggandengkan keris dalam setiap
busana sebagai senjata pelengkap sejak turun-temurun. Namun yang berbeda dalam pekaian keris dari
adat yang ada di pulau Jawa adalah, apabila penggunaan keris di Jawa diselipkan di pinggang bagian
belakang, di Riau dan masyarakat melayu pada umumnya penggunaan keris adalah didepan.
Beladau

Beladau atau pisau belati juga merupakan senjata tradisional yang telah dipergunakan oleh
masyarakat melayu dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Beladau pada umumnya dikenal di daerah
Sumatera dari Riau dan Kepulauan Riau sampai Mentawai. Senjata ini merupakan senjata tikam dan
senjata sayat. Panjang pisau ini biasanya sekitar 24cm.
Kelewang

Kelewang merupakan senjata tradisional Riau sejenis golok. Senjata dahulu dipergunakan oleh
para prajurit, namun saat ini dipergunakan oleh masyarakat pada umumnya. Bahkan sampai saat ini
Kelewang banyak dipergunakan untuk keperluan pertanian.
Pedang Jenawi

Pedang Jenawi adalah senjata tradisional Riau dan Kepulauan Riau.

Anda mungkin juga menyukai