Siap Print Tugas Individu
Siap Print Tugas Individu
Oleh :
BANGUN TRI NURHADI
NIM : 1612053
Penulis,
Laporan Pendahuluan
Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil dan adaptasi keluarga
terhadap kehamilan
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9
bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Saifuddin, 2002).
1. Genitalia Eksterna
a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b. Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang,
menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di
bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di
mons veneris.
c. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang
membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan
kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan
pada sisi lateral.
d. Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio
minora adalah vestibulum.
e. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil
(labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum,
dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama
(introetus vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri
dan kanan).
f. Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbedabeda ada
yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
g. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul
yang ditutupi oleh kulit perineum.
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7 cm. Merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang.
Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan,
ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis
dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7 cm, lebar 5
cm, tebal 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
1) Endometrium
2) Myometrium
3) Parametrium
c. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus.
d. Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam
banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam
uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang
memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur
terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak
berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk
memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba.
(Tambayong, 2002).
3. Tanda-tanda Kehamilan
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan
membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon itu. Begitu pula
endometrium menjadi desidua. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram;
pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus
dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk
membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil
ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. Pada
minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat
ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri
sebagai tanda hegar.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi
sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja
mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah
janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan
tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan
kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik.
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Eperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Dalam
dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin,
suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan
korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan.
Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat
dalam trimester pertama.
5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somato
mammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada mamma. Somatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel,
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan
demikian mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak i sekitar
kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar.
Papila mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam,
seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula
Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola mamma.
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
6. Sirkulasi Darah
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula
pada sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi
akibat adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh
darah yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
darah ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan
32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30% (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005
: 96)
7. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak
jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32
minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar
kearah diafragma sehinggadiafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu
bernafas lebih dalam (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 :
96)
8. Traktus Digetivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan
enek (nusea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.
Tonus otototot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala
muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal
sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo,
2005 : 96)
9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kahamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 97)
10. Sistem Integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
melalnophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di daerah aerola
mamma.Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal
dengan linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan, disebut striae albikantes (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 96). Sumber lain menyebutkan
"pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada puting dan aerola
mammae, wajah (kloasma-topeng kehamilan) dan
garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga
rambut pubis)-linea
nigra (Farrer, 2001 : 65)
1. Trimester I
2. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga
merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-
quickening dan pascaquickening. Quickening menunjukkan
kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari
ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan
mengenali Anda sedang hamil . Sebagian besar wanita merasa
lebih erotis selama
trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan
yang nyata dalam
hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan
sebelum hamil.
Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan
fisik, dan ukuran
perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina
semakin banyak pada
masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah masalah yang
sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda . Selain
itu tanda tanda lain adalah :
1.Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
2.Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi
sebagai
seseorang di luar dirinya.
3.Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4.Libido dan gairah seks meningkat.
5.Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang
semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan
merasa suami tidak memperhatikan lagi
6.Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I
karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual
muntah sehingga
ibu lebih bersemangat
7.Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama
trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya
pertama kali.
3. Trimester III
2. Dukungan Keluarga
3. Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa:
1. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
2. Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman
hamildan melahirkan
3. Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa
4. Menunggui ibu ketika melahirkan
5. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
4. Manfaat peran dan dukungan keluarga pada Ibu
hamil.
Manfaat peran dan dukungan yang diberikan kepada kelurga
pada ibu hamil adalah sebagai berikut.
1. Menumbuhkan rasa percaya diri pada Ibu hamil dalam
menghadapi proses kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
2. Mengurangi perasaan cemas, tertekan dan kurang
diperhatikan pada Ibu hamil dalam menjalani masa
kehamilan.
3. Meningkatkan rasa tenang dan nyaman pada Ibu hamil
selama kehamilan.
4. Memperlancar proses persalinan secara normal.
5. Membantu mempersiapkan Ibu hamil dalam menghadapi
persalinan dengan pasrah kepada Tuhan dan siap menerima
kondisi apa pun.
6. Merencanakan persalinan aman dan pencegahan komplikasi
selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ebookspdf.org/view
http://id.wikipedia.org/wiki/
KEHAMILAN