Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL DAN


ADAPTASI KELUARGA TERHADAP KEHAMILAN

Oleh :
BANGUN TRI NURHADI

NIM : 1612053

PROGRAM PROFESI NERS S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil dan adaptasi keluarga
terhadap kehamilan. Penulisan laporan pendahuluan adalah merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas di STIKES Patria Husada Blitar .
Dalam Penulisan laporan pendahuluan ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini penulis
berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya

Penulis,
Laporan Pendahuluan
Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil dan adaptasi keluarga
terhadap kehamilan

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9
bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Saifuddin, 2002).

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu


(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan post matur (Manuaba, 2005).

Kehamilan dibagi dalam tiga bagian ; masing-masing kahamilan triwulan


pertama (antara 0 sampai 12 minggu); kehamilan triwulan kedua (antara 12
sampai 28 minggu); dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40
minggu) (Wiknjosastro, 2005).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna


dan genetalia interna.
Gambar 2. 1 : Organ Reproduksi eksterna pada wanita.

1. Genitalia Eksterna

a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b. Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang,
menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di
bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di
mons veneris.
c. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang
membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan
kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan
pada sisi lateral.
d. Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio
minora adalah vestibulum.
e. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil
(labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum,
dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama
(introetus vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri
dan kanan).
f. Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbedabeda ada
yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
g. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul
yang ditutupi oleh kulit perineum.

Gambar 2. 2 : Organ Reproduksi interna pada wanita.


(Sumber: Sobotta, 2006)

2. Genetalia Interna

a. Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7 cm. Merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang.
Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan,
ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis
dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7 cm, lebar 5
cm, tebal 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
1) Endometrium
2) Myometrium
3) Parametrium
c. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus.
d. Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam
banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam
uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang
memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur
terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak
berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk
memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba.
(Tambayong, 2002).
3. Tanda-tanda Kehamilan

1. Tanda kehamilan tidak pasti


a. Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahuitanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b. Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh
emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak elalu. Keadaan ini
lazim disebut morning sickness
c. Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulanbulan
pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama
terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk
dua orang, sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan.
f. Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
g. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid
h. Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada
pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum. Areola mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea
alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea
griea).pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
i. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada
triwulan pertama.
j. Varises. Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan
terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki
dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan
pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama.
Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama
kehamilan muda ( Wiknjosastro, 2005).
2. Tanda pasti kehamilan
a. Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak
janin.
b. Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ). Dengan
stetoskop laennec BJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan
18-20 minggu. Dengan alat doppler BJJ terdengar pada kehamilan
12 minggu.
c. Dengan ultrasonogravi (USG) atau scannig dapat dilihat gambaran
janin.
d. Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan
lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin (Arif, 2000).

3. Adaptasi Fisiologis Kehamilan

1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan
membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon itu. Begitu pula
endometrium menjadi desidua. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram;
pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus
dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk
membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil
ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. Pada
minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat
ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri
sebagai tanda hegar.

2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi
sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja
mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah
janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan
tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan
kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik.

3. Vagina dan vulva


Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal
ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai
dapat mengakibatkan kematian.

4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Eperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Dalam
dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin,
suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan
korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan.
Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat
dalam trimester pertama.

5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somato
mammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada mamma. Somatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel,
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan
demikian mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak i sekitar
kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar.
Papila mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam,
seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula
Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola mamma.
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

6. Sirkulasi Darah
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula
pada sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi
akibat adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh
darah yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
darah ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan
32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30% (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005
: 96)

7. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak
jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32
minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar
kearah diafragma sehinggadiafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu
bernafas lebih dalam (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 :
96)

8. Traktus Digetivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan
enek (nusea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.
Tonus otototot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala
muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal
sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo,
2005 : 96)

9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kahamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 97)
10. Sistem Integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
melalnophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di daerah aerola
mamma.Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal
dengan linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan, disebut striae albikantes (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 96). Sumber lain menyebutkan
"pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada puting dan aerola
mammae, wajah (kloasma-topeng kehamilan) dan
garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga
rambut pubis)-linea
nigra (Farrer, 2001 : 65)

11. Metabolisme dalam kehamilan


Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,
sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas
kelenjar gondoknya (glandula tireoidea) (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 98). Secara umum dampak dari
metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat
badanwanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg
rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi
dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan
ini disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, danlikuor
amnii) dan dari ibu sendiri (uterus dan mamma yang
membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein
lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air) (Hanifa, Abdul
Bari dan Trijatmo, 2005 : 98)

4. Perubahan perubahan Psikologis Ibu Hamil

1. Trimester I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode


penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang
kenyataan bahwa ia hamil. Perasaan ambivalen ini biasanya
berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya,
sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester
pertama seperti mual , kelemahan, perubahan nafsu makan,
kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan
defresi yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut
menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Trimester pertama sering menjadi waktu yang
menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat
berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama
pada wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran dan
bagipara tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan
kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma. Berat
badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester
pertama. Berat badan dapat menjadi salah satu uji realitas
tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata
bahwa dirinya hamil. Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-
ulang saat wanita mulai
memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang
merupakan bukti adanya kehamilan. Bukti yang paling kuat
adalah terhentinya menstruasi. Hasrat seksual pada trimester
pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang
lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat
seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan
waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan
komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-
masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang
besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang
membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-
masalah lain merupakan hal yang sangat normal terjadi pada
trimester pertama.
a. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
b. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya
c. Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
sedang hamil.
d. Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
e. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
f. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
g. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
h. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
i. Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester
pertama berbeda2,

Kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada


periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak
berdaya dan
merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
Segera setalah
konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone meningkat,
menyebabkan mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran
payudara

2. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga
merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-
quickening dan pascaquickening. Quickening menunjukkan
kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari
ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan
mengenali Anda sedang hamil . Sebagian besar wanita merasa
lebih erotis selama
trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan
yang nyata dalam
hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan
sebelum hamil.
Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan
fisik, dan ukuran
perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina
semakin banyak pada
masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah masalah yang
sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda . Selain
itu tanda tanda lain adalah :
1.Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
2.Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi
sebagai
seseorang di luar dirinya.
3.Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4.Libido dan gairah seks meningkat.
5.Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang
semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan
merasa suami tidak memperhatikan lagi
6.Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I
karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual
muntah sehingga
ibu lebih bersemangat
7.Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama
trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya
pertama kali.

3. Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan


penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia
menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan
was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan
menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif


terlihat dalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara
perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang
keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap
bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan
bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah
bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga.
Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan
kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan
kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia
akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak
mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau
apakah organ vitalnya akan mengalam cedera akibat tendangan
bayi. Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama
kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat
dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh
secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi
kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan
wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih
lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya. Wanita
akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin
kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan
konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga,
peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester
sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin
besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan
dapat membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah
jika ia merasa tidak nyaman dengan caracara tersebut. Berbagi
perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka
dengan anda menjadi sangat penting. Perubahan lainnya adalah :

1. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.


2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam
kondisi yang tidak normal.

5. Adaptasi Keluarga Terhadap kehamilan

Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang


dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan
adaptasi selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi
seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan
seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama suami.
Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat
memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa
takut dan khawatir dengan kehamilannya.
1. DukunganSuami

Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan


meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan
dan persalinan bahkan dapat memicu produksi ASI. Tugas suami
yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik
dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap masalah
yang dialaminya selama kehamilan.

Penelitian yang dimuat dalam artikel What Your Partner


Might Need From You During Pregnancy terbitan Allina Hospitals
dan Clinics (2001), Amerika Serikat, mengatakan keberhasilan
seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya
kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa kehamilan.

Contoh dukungan suami selama kehamilan antara lain:


mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri memeriksakan
kehamilannya, tidak membuat masalah dalam berkomunikasi.

2. Dukungan Keluarga

Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan


pasangan menjadi orang tua. Dukungan keluarga dapat
berbentuk:
1. Orang tuakandung maupun mertua mendukung kehamilan ini
2. Orang tuakandung maupun mertua sering berkunjung
3. Seluruh keluargamendoakan keselamatan ibu dan bayi
4. Menyelenggarakan ritual adat istiadat

3. Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa:
1. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
2. Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman
hamildan melahirkan
3. Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa
4. Menunggui ibu ketika melahirkan
5. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
4. Manfaat peran dan dukungan keluarga pada Ibu
hamil.
Manfaat peran dan dukungan yang diberikan kepada kelurga
pada ibu hamil adalah sebagai berikut.
1. Menumbuhkan rasa percaya diri pada Ibu hamil dalam
menghadapi proses kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
2. Mengurangi perasaan cemas, tertekan dan kurang
diperhatikan pada Ibu hamil dalam menjalani masa
kehamilan.
3. Meningkatkan rasa tenang dan nyaman pada Ibu hamil
selama kehamilan.
4. Memperlancar proses persalinan secara normal.
5. Membantu mempersiapkan Ibu hamil dalam menghadapi
persalinan dengan pasrah kepada Tuhan dan siap menerima
kondisi apa pun.
6. Merencanakan persalinan aman dan pencegahan komplikasi
selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC.


1998

Kamariyah, nurul. Buku ajar Kehamilan. Jakarta : Salemba


Medika. .2014

Hani, ummi. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.


Jakarta : Salemba Medika.2011

http://www.ebookspdf.org/view

http://id.wikipedia.org/wiki/
KEHAMILAN

PERUBAHAN PERUBAHAN ADAPTASI KELUARGA


TERHADAP KEHAMILAN

SISTEM SISTEM RESPIRASI


TW 1 TW 2 TW 3 DUKUNGAN SUAMI
DESAKAN UTERUS
UTERUS
KE DIAFRAGMA
MEMBESAR PENYESUAIAN DUKUNGAN
SERVIKS UTERI
RONGGA DADA TIDAK NYAMAN DG
HIPERVASKULARISA
KONDISI (mual, DUKUNGAN
SI
VAGINA KOMPLIEN PARU
PERUBAHAN BENTUK
HIPERVASKULARISA TERBATAS MERASA LEBIH SEHAT GERAKAN BAYI
TUBUH (Peningkatan
SEMAKIN KUAT
BB)
MAMAE MEMBESAR VENTILASI
KETIDAK STABILAN MERASAKAN GRAKAN
EMOSI KEKHAWATIRAN
GG RASA NYAMAN PERNAFASAN MENUNGGU
MENINGKAT LIBIDO MENINGKAT
PERSALINAN

Hormon estrogen meningkat NAFAS PENDEK DAN AKTIFITAS OTOT KURANG


DANGKAL NYERI MENINGKAT UNTUK PENGETAHUAN

Motilitas lambung dan usus Kurangnya


PERUBAHAN PENINGKATAN PENGGUNAAN CEMAS
menurun pemenuhan
kebutuhan nutrisi POLA NAFAS
ENERGI MENURUN INTOLERANSI
Kembung dan produksi gas
AKTIVITAS
berlebihan
Nafsu makan menurun

Mual dan muntah Tugor kulit


berlebihan menurun/jelek

Cairan elektrolit keluar Kurang volume cairan


berlebihan dan

Anda mungkin juga menyukai