NIM : 21160181000013
Prodi : S2 MPI Kelas B
Dan yang ketiga adalah pengembangan berupa Modal manusia yang dapat
dikembangkan melalui tahap pendidikan dari sikap (attitude) yang
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Modal
social ini diperoleh lagi-lagi dari tahap pendidikan, contoh aspek pentingnya
modal social terlihat pada kasus Jika terdapat dua karyawan yang memiliki
modal manusia yang setara, maka modal manusia yang memiliki modal
social lebih besar akan memiliki probabilitas yang lebih besar untuk
mendapatkan promosi disbanding modal social yang memiliki sedikit modal
social.
Selain itu, seorang karyawan yang memiliki modal social yang besar tidak
hanya mampu mengakses modal manusia yang ia miliki sendiri namun juga
mampu mengakses modal manusia orang lain melalui hubungan
interpersonal.
Sumber Analisis:
Jurnal Investasi Pendidikan oleh Kasful Anwar
Jurnal Aplikasi Konsep Human Capital dari Sudut Pandang Karyawan oleh
Imam Salehudin
Dan Buku Human Capital oleh Gary S Becker.
KAJIAN HUMAN CAPITAL DAN KEBUTUHAN SDM
Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi SDM, memenuhi tujuan-
tujuan konsumsi, invetasi dan equity. Pembahasan investasi human capital yang
dilontarkan dalam bukunya Gary S Becker memberikan gambaran yang lengkap
tentang investasi human capital baik dalam perspektif teoritis maupun empirik.
Kajian Becker memiliki benang merah dengan teori klasik dan beberapa hasil
riset yang dikembangkan sejak tahun 1960-an. Seperti halnya pemikiran
teknological functionalism, teori human capital menekankan fungsi-fungsi
teknologis dari pendidikan dan pemanfaatan sebagai sumber daya manusia secara
efisien. Human capital dimaksudkan untuk menjawab masalah under investment in
human capital, yaitu kurang dikembangkannya seluruh potensi SDM untuk
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan teknologcal fuctionalism menjawab masalah
faktor-faktor askripsi atau pembawaan yang sering mempengaruhi seleksi dan
mekanisme promosi tenaga kerja.
Spektrum model analisis investasi human capital versi Becker relatif lebih
kritis dan terperinci, dank arena itu model-model tersebut berguna dan relevan
untuk kepentingan analisis ekonomi pendidikan di Indonesia.
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan banyaknya korelasi positif antara
pendidikan dengan produktivitas. Bahwa dengan membangdingkan pertumbuhan
ekonomi antara berbagai negara bahwa hasil terbaik dari segi tingkat produktivitas
dan kecepatan pertumbuhan ekonomi terdapat di negara-negara yang tenaga
kerjanya mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik yang ditandai dengan
tenaga terdidik dan terampil, yang memiliki karakteristik dari tenaga kerja yakni:
sikap, pengetahuan dan peluang keorganisasian menunjukan dengan jelas peran
pendidikan dalam arti yang luas terhadap pengembangan karakteristik tersebut.
Ada hubungan yang saling mendukung antara keluarga, sekolah, perguruan tinggi
dan semua jenis pendidikan formal maupun non formal memiliki peningkatan
produktivitas.
Menurut Walter W MCMahon (1994) menyatakan nilai baik sosial riil investasi
pendidikan di Asia, Amerika Latin dan Afrika secara konsisten lebih tinggi dari pada
nilai balik sosial riil investasi modal fisik, lebih lanjut ia mengatakan bahwa kriteria
investasi menyaratkan hanya dapat dilakukan selama nilai balik pendidikan di atas
nilai balik modal fisik.
Terkait dengan kebutuhan SDM pada sektor ekonomi menurut Becker
didasarkan pada devisi kerja, biaya kordinasi dan pengetahuan:
1. konsep divisi perkerja menurut Becker lebih memusatkan analisisnya pada
derajat spesialisasi yang ditentukan oleh hakekat permintaan pasar dan
faktor lainnya. Produktivitas para spesialisasi itu sangat bertanggung jawab
kepada pengetahuan dan skill yang mereka miliki
2. peningkatan spesialisasi yang bersamaan dengan peningkatan investasi
pendidikan.
TUGAS
Analisis wacana di atas bagaimana menurut Saudara, jika dikaitkan dengan:
a. Kebutuhan SDM yang seperti apa yang dibutuhkan pada saat ini?
b. Bagaimana pengembangan SDM-nya?