Anda di halaman 1dari 4

Nama : Izatul Silmi

NIM : 21160181000013
Prodi : S2 MPI Kelas B

Dari pernyataan Becker mengenai Human Capital,


Menurut analisis saya, bahwasannya kebutuhan SDM yang dibutuhkan saat
sekarang ini adalah modal pengembangan manusia itu sendiri melalui
pendidikan, pengembangan manusia berupa ranah pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude) , dan psikomotor (skill) yang akan
menghasilkan kompetensi bagi manusia itu sendiri, dan ketiga aspek
tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan yang sesuai dengan konsep
Prof Atwi S pada buku desain instrusional modern. Selain itu, pernyataan ini
dikuatkan dengan konsep investasi pendidikan yang dipaparkan oleh Kasful
Anwar bahwasannya pengembangan manusia berawal dari pendidikan,
bukan hanya untuk siswa dan mahasiswa, akan tetapi penting juga untuk
karyawan yang merupakan outcome dari pendidikan itu sendiri.
Seperti yang telah diketahui, human capital adalah long term investment,
dan pengemabnagn human capital itu diperoleh dari pendidikan. Seperti
yang disebutkan oleh Becker (1993) bahwasannya pendidikan merupakan
salah satu sumber modal manusia yang menjadi perhatian sejak awal.
Dan kenapa pendidikan menjadi sumber SDM yang sangat dibutuhkan saat
ini, disebabkan pendidikan memiliki nilai perkembangan ekonomi dan nilai
non ekonomis berupa fungsi social kemanusiaan, fungsi politis, fungsi
budaya, dan fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis berupa nilai pendapatan
(hasil kerja) yang diperoleh dari pendidikan. Semakin banyak orang
berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu Negara untuk membangun
Negara, karena orang yang berpendidikan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang merupakan sumber nilai ekonomi.

Dan Bagaimanakah pengembangan SDM itu sendiri ?


Pengembangan SDM dapat berupa pengalaman, pelatihan, pendidikan, dan
modal social. Pengembangan SDM ini pada aplikasinya sebaiknya
menerapkan seperti yang diterapkan pada perusahaan.
Bagi manusia yang memiliki pengalaman pada suatu bidang / skill tertentu
maka akan lebih mudah berkontribusi lebih tinggi dan beradaptasi lebih
cepat, sehingga SDM yang telah memiliki / diberikan pengalaman dapat
meminta gaji yang lebih tinggi hingga mampu meningkatkan performa
produktivitasnya. Hal ini terbukti pada jurnal investasi SDM berupa karyawan
yang dikemukan oleh Zarutskie (2008) bahwa manajer investasi yang
memiliki pengalaman sebagai manajer bisnis atau sebagai venture capitalist
memiliki performa yang lebih baik daripada hanya memiliki latar belakang
pendidikan MBA.

Pengembangan SDM ini sendiri bisa dikembangkan dari berbagai aspek


pendidikan, bukan hanya pendidikan di sekolah akan tetapi bisa juga pada
pendidikan non formal seperti yang diberikan pada perusahaan. Seperti
seorang Karyawan-Investor (karyawan yang dijadikan investasi oleh
perusahaan), selain karyawan (outcome pendidikan) harus bijak dalam
memilih institusi pendidikan yang sesuai dengan kompetensi dan lowongan
pekerjaan yang dibutuhkan, pemberian kompetensi yang dibutuhkan oleh
pasar adalah kebijakan suatu perusahaan dalam pengembangan karyawan.
Pengembangan SDM pertama kali diberikan berupa Pelatihan, menurut
Becker (1993) pelatihan sebagai kegiatan investasi modal manusia yang
terpenting kedua setelah pendidikan dan salah satu alat utama perusahaan
untuk mengembangkan modal manusia yang dimiliki oleh karyawan.
Kompetensi yang dibangun oleh pelatihan dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu kompetensi umum dan kompetensi spesifik.

Dan yang ketiga adalah pengembangan berupa Modal manusia yang dapat
dikembangkan melalui tahap pendidikan dari sikap (attitude) yang
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Modal
social ini diperoleh lagi-lagi dari tahap pendidikan, contoh aspek pentingnya
modal social terlihat pada kasus Jika terdapat dua karyawan yang memiliki
modal manusia yang setara, maka modal manusia yang memiliki modal
social lebih besar akan memiliki probabilitas yang lebih besar untuk
mendapatkan promosi disbanding modal social yang memiliki sedikit modal
social.
Selain itu, seorang karyawan yang memiliki modal social yang besar tidak
hanya mampu mengakses modal manusia yang ia miliki sendiri namun juga
mampu mengakses modal manusia orang lain melalui hubungan
interpersonal.

Sumber Analisis:
Jurnal Investasi Pendidikan oleh Kasful Anwar
Jurnal Aplikasi Konsep Human Capital dari Sudut Pandang Karyawan oleh
Imam Salehudin
Dan Buku Human Capital oleh Gary S Becker.
KAJIAN HUMAN CAPITAL DAN KEBUTUHAN SDM
Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi SDM, memenuhi tujuan-
tujuan konsumsi, invetasi dan equity. Pembahasan investasi human capital yang
dilontarkan dalam bukunya Gary S Becker memberikan gambaran yang lengkap
tentang investasi human capital baik dalam perspektif teoritis maupun empirik.
Kajian Becker memiliki benang merah dengan teori klasik dan beberapa hasil
riset yang dikembangkan sejak tahun 1960-an. Seperti halnya pemikiran
teknological functionalism, teori human capital menekankan fungsi-fungsi
teknologis dari pendidikan dan pemanfaatan sebagai sumber daya manusia secara
efisien. Human capital dimaksudkan untuk menjawab masalah under investment in
human capital, yaitu kurang dikembangkannya seluruh potensi SDM untuk
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan teknologcal fuctionalism menjawab masalah
faktor-faktor askripsi atau pembawaan yang sering mempengaruhi seleksi dan
mekanisme promosi tenaga kerja.
Spektrum model analisis investasi human capital versi Becker relatif lebih
kritis dan terperinci, dank arena itu model-model tersebut berguna dan relevan
untuk kepentingan analisis ekonomi pendidikan di Indonesia.
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan banyaknya korelasi positif antara
pendidikan dengan produktivitas. Bahwa dengan membangdingkan pertumbuhan
ekonomi antara berbagai negara bahwa hasil terbaik dari segi tingkat produktivitas
dan kecepatan pertumbuhan ekonomi terdapat di negara-negara yang tenaga
kerjanya mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik yang ditandai dengan
tenaga terdidik dan terampil, yang memiliki karakteristik dari tenaga kerja yakni:
sikap, pengetahuan dan peluang keorganisasian menunjukan dengan jelas peran
pendidikan dalam arti yang luas terhadap pengembangan karakteristik tersebut.
Ada hubungan yang saling mendukung antara keluarga, sekolah, perguruan tinggi
dan semua jenis pendidikan formal maupun non formal memiliki peningkatan
produktivitas.
Menurut Walter W MCMahon (1994) menyatakan nilai baik sosial riil investasi
pendidikan di Asia, Amerika Latin dan Afrika secara konsisten lebih tinggi dari pada
nilai balik sosial riil investasi modal fisik, lebih lanjut ia mengatakan bahwa kriteria
investasi menyaratkan hanya dapat dilakukan selama nilai balik pendidikan di atas
nilai balik modal fisik.
Terkait dengan kebutuhan SDM pada sektor ekonomi menurut Becker
didasarkan pada devisi kerja, biaya kordinasi dan pengetahuan:
1. konsep divisi perkerja menurut Becker lebih memusatkan analisisnya pada
derajat spesialisasi yang ditentukan oleh hakekat permintaan pasar dan
faktor lainnya. Produktivitas para spesialisasi itu sangat bertanggung jawab
kepada pengetahuan dan skill yang mereka miliki
2. peningkatan spesialisasi yang bersamaan dengan peningkatan investasi
pendidikan.

TUGAS
Analisis wacana di atas bagaimana menurut Saudara, jika dikaitkan dengan:

a. Kebutuhan SDM yang seperti apa yang dibutuhkan pada saat ini?
b. Bagaimana pengembangan SDM-nya?

(dianalisis berdasarkan sumber-sumber lain seperti buku, jurnal dll)


Dikumpulkan : paling lambat hari kamis, 6 April 2017 Pukul 12.00 via email :
iwan.purwanto@uinjkt.ac.id

Anda mungkin juga menyukai