Anda di halaman 1dari 16

3.

PATHWAYS KEPERAWATAN
Infeksi Vaskuler Zat toksik Obstruksi saluran kemih

Arterio sklerosis Tertimbun ginjal


Reaksi antigen antibody Retensi urine
Suplai darah ginjal turun
Refluks

hidronefrosis Vaskulerisasi Ginjal


GFR turun
Peningkatan tekanan iskemia
CKD
Gg. Fungsi renal nefron kompresi nekrosis

Penurunan fungsi eksresi ginjal


Retensi Na & H2O Sekresi kalium menurun Sekresi eritropoitin turun
Sindrom uremia

CES meningkat hiperkalemia Produksi Hb turun


Pruritus Perub. warna
kulit Tek. kapiler naik
Gg. Penghantaran oksihemoglobin turun
Vol. interstisial naik kelistrikan jantung
Gg. Integritas HCO3-
kulit Edema
disritmia Intoleransi Gg.
asidosis aktivitas Perfusi
Kelebihan Peningkatan preload jaringan
volume cairan
Mual, muntah
Peningkatan beban jantung
Hiperventilasi
Suplai O2
Resiko gangguan Edema paru Penurunan COP jaringan
Perub. Pola nafas nutrisi turun
Gg.
Syncope
Intoleransi
Pertukaran
(kehilangan Suplai O2 ke Nyeri sendi
gas Anaerob aktivitas
otak turun
kesadaran)

Peningkatan asam laktat


4. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

Dignosa
No Tujuan Kriteria hasil Intervensi rasional
keperawatan
1 Kelebihan Kelebihan Pembatasan 1) kaji status cairan Pengkajian merupakan dasar
volume cairan cairan/ede diet dan Timbang berat badan harian berkelanjutan untuk memantau
berhubungan ma tidak cairan. Keseimbangan masukan dan perubahan dan mengevaluasi
dengan terjadi. Turgor kulit haluaran. intervensi.
penurunan normal tanpa Turgor kulit dan adanya
haluaran urine edema. edema.
dan retensi Tanda-tanda Tekanan darah, denyut dan
cairan dan vital normal. irama nadi.
natrium. 2) batasi masukan cairan Pembatasan cairan akan
menentukan berat tubuh ideal,
haluaran urine dan respons
terhadap terapi.
3) identifikasi sumber potensial Sumber kelebihan cairan yang
cairan, medikasi dan cairan yang tidak diketahui dapat
digunakan untuk pengobatan, oral diidentifikasi
dan intravena
4) Jelaskan pada pasien dan keluarga Pemahaman meningkatkan
tentang pembatasan cairan. kerjasama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan.
5) Bantu pasien dalam menghadapi Kenyamanan pasien
ketidaknyamanan akibat meningkatkan kepatuhan
pembatasan cairan. terhadap pembatasan diet.
2 Perubahan Memperta Pengukuran 1) Kaji status nutrisi Menyediakan data dasar untuk
nutrisi kurang hankan antropometri perubahan berat badan memantau perubahan dan
dari kebutuhan masukan dalam batas pengukuran antropometrik mengevaluasi intervensi.
tubuh nutrisi normal. nilai laboratorium (elektrolit
berhubungan yang Perlambatan serum, BUN, kreatinin,
dengan intake adekuat atau protein, transferin dan kadar
inadekuat, penurunan besi).
mual, muntah, berat badan 2) Kaji pola diet dan nutrisi pasien Pola diet sekarang dan dahulu
anoreksia. yang cepat riwayat diet dapat dipertimbangkan dalam
tidak terjadi. makanan kesukaan
masukan diet.
Mengurangi makanan dan
menyusun menu. protein yang dibatasi dan
menyediakan kalori untuk
energi, membagi protein untuk
Menyediakan informasi mengenai faktor lain yang dapat diubah atau dihilangkan untuk pertumbuhan dan
meningkatkan masukan diet. penyembuhan jaringan.
Meningkatkan pemahaman
Mendorong peningkatan pasien tentang hubungan antara

9) Timbang be
untuk urea dan kadar kreatinin.
mengatasi 7) Sediakan jadwal makanan yang 10) Kaji bukti a
anoreksia. dianjurkan secara tertulis dan protein yang
anjurkan untuk memperbaiki rasa
pembentuka
tanpa menggunakan natrium atau
penyembuh
kalium.
penurunan k

8) Ciptakan lingkungan yang


menyenangkan selama waktu
makan.
Masukan protein yang tidak
adekuat dapat menyebabkan
diet, urea, kadar kreatinin dengan penyakit renal. penurunan albumin dan protein
Daftar yang dibuat menyediakan pendekatan positif terhadap pembatasan diet dan merupakan referensi lain,
untuk pasien dan keluarga yang dapat digunakan dirumah. Faktor yang tidak menyenagkan yang pembentukan edema dan
berperan dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan.
Untuk memantau status cairan dan nutrisi.
perlambatan peyembuhan.
3. Gangguan Setelah Membran 1) Awasi tanda-tanda vital, kaji Memberikan informasi tentang
perfusi dilakukan mukosa warna pengisian kapiler, warna kulit dan derajat atau keadekuatan
jaringan tindakan merah muda. dasar kuku. perfusi jaringan dan membantu
berhubungan keperawata Kesadaran menentukan. Kebutuhan
dengan n perfusi kompos intervensi
penurunan jaringan mentis. 2) Tinggikan kepala tempat tidur Meningkatkan ekspansi paru
suplai O2 dan adekuat Tidak ada sesuai toleransi. dan memaksimalkan
nutrisi ke keluhan sakit oksigenasi untuk kebutuhan
jaringan kepala. seluler, vasokonstrisi (ke organ
sekunder Tidak ada vital) menurunkan sirkulasi
terhadap tanda sianosis perifer.
penurunan ataupun 3) Catat keluhan rasa dingin, Kenyamanan klien atau
COP. hipoksia pertahankan suhu lingkungan dan kebutuhan rasa hangat harus
Capillary tubuh hangat sesuai dengan seimbang dengan kebutuhan

refill kurang indikasi. untuk menghindari panas

dari 3 detik. berlebihan pencetus

Nilai vasodilatasi (penurunan perfusi

laboratorium organ).
dalam batas 4) Kolaborasi untuk pemberian O2 Memaksimalkan transport
normal (Hb oksigen ke jaringan.
12-15 gr%). 5) Kolaborasikan pemeriksaan Mengetahui status transport O2
Konjungtiva laboratorium (hemoglobin).
tidak anemis.
Tanda-tanda
vital stabil:
TD: 120/80
mmHg, nadi:
60-80x/menit.
4. Perubahan pola Setelah analisa gas 1) Kaji fungsi pernapasan klien, Distress pernapasan dan
nafas dilakukan darah dalam catat kecepatan, adanya gerak, perubahan pada vital dapat
berhubungan tindakan rentang dispnea, sianosis, dan perubahan terjadi sebagai akibat dari
dengan keperawata normal. tanda vital. patofisiologi dan nyeri.
hiperventilasi n klien tidak ada 2) Catat pengembangan dada dan Pengembangan dada atau
paru. menunjukk tanda sianosis posisi trakea ekspansi paru dapat
an pola maupun menurunkan apabila terjadi
nafas dispnea. 3) Kaji klien adanya keluhan nyeri asietas atau udema pulmoner.
efektif bunyi nafas bila batuk atau nafas dalam. Sokongan terhadap dada dan
tidak otot abdominal membuat batuk
mengalami lebih efektif dan dapat
penurunan mengurangi trauma.
TTV dalam 4) Pertahankan posisi nyaman Meningkatkan ekspansi paru.
batas normal: misalnya posisi semi fowler
RR 16-24 5) Kolaborasikan pemeriksaan Untuk mengetahui elektrolit
x/menit laboratorium (elektrolit) sebagai indikator keadaan
status cairan.
6) Kolaborasikan pemeriksaan Mengkaji status pertukaran gas
analisa gas darah dan foto thoraks dan ventilasi serta evaluasi dari
implementasi.
7) Kolaborasikan pemeriksaan Menghilangkan distress
oksigen respirasi dan sianosis.
5. Resiko Setelah Tanda-tanda 1) Auskultasi bunyi jantung dan Mengkaji adanya takikardi,
penurunan dilakukan vital dalam paru, evaluasi adanya edema takipnea, dispnea, gemerisik,
curah jantung tindakan batas normal: perifer atau kongesti vaskuler dan mengi dan edema.
berhubungan keperawata tekanan keluhan dispnea, awasi tekanan
dengan n curah darah: 120/80 darah, perhatikan postural
ketidakseimba jantung mmHg, nadi misalnya: duduk, berbaring dan
ngan cairan dapat 60-80 berdiri.
mempengaruhi dipertahan x/menit, kuat, 2) Selidiki keluhan nyeri dada, Hipertensi ortostatik dapat
sirkulasi, kerja kan teratur. perhatikan lokasi dan beratnya. terjadi sehubungan dengan
miokardial dan Akral hangat defisit cairan.
tahanan Capillary 3) Evaluasi bunyi jantung akan Mengkaji adanya kedaruratan
vaskuler refill kurang terjadi friction rub, tekanan darah, medik.
sistemik, dari 3 detik nadi perifer, pengisisan kapiler,
gangguan Nilai kongesti vaskuler, suhu tubuh dan
frekuensi, laboratorium mental,
irama, dalam batas 4) Kaji tingkat aktivitas dan respon Kelelahan dapat menyertai
konduksi normal terhadap aktivitas. gagal jantung kongestif juga
jantung (kalium 3,5- anemia.
(ketidakseimba 5,1 mmol/L, 5) Kolaborasikan pemeriksaan Ketidakseimbangan dapat
ngan urea 15-39 laboratorium yaitu kalium. mengangu kondisi dan fungsi
elektrolit). mg/dl) jantung.
6) Berikan obat anti hipertensi sesuai Menurunkan tahanan vaskuler
dengan indikasi. sistemik.
6. Resiko Setelah Klien 1) Inspeksi kulit terhadap perubahan Memandakan adanya sirkulasi
kerusakan dilakukan menunjukkan warna, turgor dan perhatikan atau kerusakan yang dapat
intregitas kulit tindakan perilaku atau adanya kemerahan, ekimosis, menimbulkan pembentukan
berhubungan keperawata tehnik untuk purpura. dekubitus atau infeksi.
dengan n tidak mencegah 2) Pantau masukan cairan dan Mendeteksi adanya dehidrasi
akumulasi terjadi kerusakan hidrasi kulit dan membran atau hidrasi berlebihan yang
toksik dalam integritas atau cidera mukosa. mempengaruhi sirkulasi dan
kulit dan kulit kulit. integritas jaringan pada tingkat
gangguan Tidak terjadi seluler.
turgor kulit kerusakan 3) Inspeksi area tubuh terhadap Jaringan edema lebih
(uremia) integritas edema. cenderung rusak atau robek.
kulit. 4) Ubah posisi dengan sering Menurunkan tekanan pada
Tidak terjadi menggerakkan klien dengan edema, meningkatkan
edema. perlahan, beri bantalan pada peninggian aliran balik statis
tonjolan tulang. vena sebagai pembentukan
edema.
5) Pertahankan linen kering, dan Menurunkan iritasi dermal dan
selidiki keluhan gatal. resiko kerusakan kulit.
6) Pertahankan kuku pendek Menurunkan resiko cedera
dermal
RR 16-24 misalnya posisi semi fowler
x/menit 7) Kolaborasikan pemeriksaan Untuk mengetahui elektrolit
laboratorium (elektrolit) sebagai indicator keadaan
status cairan.
8) Kolaborasikan pemeriksaan Mengkaji status pertukaran gas
analisa gas darah dan foto thoraks dan ventilasi serta evaluasi dari
implementasi.
9) Kolaborasikan pemeriksaan Menghilangkan distress
oksigen respirasi dan sianosis.

Anda mungkin juga menyukai