Anda di halaman 1dari 24

1.

Air Asia
Sejarah Perusahaan
PT. Indonesia Air Asia atau yang dahulu dikenal sebagai PT. AWAIR
Internasional dibentuk pada September 1999 sebagai perusahaan swasta lokal di
Indonesia. Setelah itu, PT.AWAIR International diambil alih oleh sekelompok investor
swasta yang dikepalai oleh UnnHarris dan Pin Harris yang kemudian secara penuh
mengelola seluruh perusahaan sejak Maret, 2000. AWAIR mengadopsi model bisnis
maskapai penerbangan dengan pelayanan penuh dengan beragam kelas dan pelayanan
cabin yang lengkap.Pada 30 Agustus 2004, AAIL memasuki kerjasama penjualan dan
pembayaran untuk pengambilalihan saham AWAIR. Pada September 2004, AWAIR
memperoleh ijin dari Badan Koordinasi Penanam Modal untuk mempengaruhi rencana
perubahan kepemilikan saham AWAIR. Para pemegang saham AWAIR menyetujui
masuknya AAIL sebagai pemegang saham baru, begitu juga penunjukkan Tony
Fernandes, Group Chief Executive Officer AirAsia dan Kamarudin Bin Meranun,
Executive Director, Corporate Finance and Strategic Planning Air Asia, sebagai anggota
baru dari dewan komisaris AWAIR. Pada bulan Desember 2004 dengan tim manajemen
yang baru, AWAIR telah dibentuk ulang mengikuti model bisnis penerbangan berbiaya
rendah dan diluncurkan kembali sebagaimaskapai penerbangan bertarif rendah dan tanpa
embel-embel untuk melayani rute domestik diIndonesia. Kemudian pada tanggal 1
Desember 2005, PT. AWAIR International mengganti nama perusahaannya menjadi PT.
Indonesia AirAsia.

Visi, Misi dan Nilai


a. Visi:
Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan memperbaiki pelayanan
terhadap 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik
dan tarif yang mahal.

b. Misi :
- Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai
anggota keluarga besar
- Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
- Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia
- Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk
mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan

c. Nilai-Nilai:

SENANG
Senang artinya kami menikmati hidup. Kami tertawa riang, tersenyum lebar, dan
dapat menjadi diri sendiri Kami adalah sekelompok orang yang senang bersosialisasi
dan menikmati berbagi ide dan solusi untuk membuat segalanya lebih baik. Lagipula,
kesenangan memang sebaiknya disebarkan.
PEDULI
Kepedulian adalah perasaan yang hangat dan ramah, maka kami memanjakan tamu
dengan berbagai cara supaya mereka merasa nyaman.

BERSEMANGAT
Bersemangat artinya melangkah lebih jauh untuk mencapai tujuan yang lebih besar
daripada tujuan kami sekarang ini. Katanya, orang yang bersemangat dapat mengubah
dunia dan itulah yang kami pegang teguh dalam hati kami.

PENUH INTEGRITAS

Kami percaya bahwa segala hal yang patut dilakukan, lakukanlah dengan serius.
Intinya bertindak hal yang benar setiap saat.

SADAR SELAMAT

Penerbangan yang aman adalah yang membahagiakan. Keselamatan penumpang


adalah prioritas, sehingga kami bekerja dengan hati-hati. Karena setiap kali ada hal
yang menyangkut keselamatan, semua hal kecil akan kami perhatikan.

BEKERJA KERAS

Artinya dalam satu tim, bekerja bersama untuk mencapai tujuan utama. Baik
memenuhi waktu pertukaran penerbangan 25 menit atau memastikan Anda membayar
tiket penerbangan termurah ke tempat tujuan, segalanya kami lakukan sebagai tim.
Semua untuk satu. Satu untuk semua.

Selama perkembangannya, maskapai Air Asia harus menghadapi berbagai


tantangandengan intensitas yang bervariasi, berjuang untuk mendapatkan terminal
angkutan berbiaya rendah, bersaing dengan armada nasional yang dibiayai pemerintah,
tetapi Air Asia telah membuktikan kerja kerasnya dan tetap mempunyai kekuatan yang
mengagumkan, dan hal itu terbukti dengan perjalanannya yang hanya satu tahun ternyata
sudah mampu menunjukan keuntungan (Sen Ze dan Jayne Eng, 2007).Banyaknya
rintangan yang dialami dan bagimana perjuangan maskapai Air Asia inikhusunya Air
Asia Indonesia yang sangat menarik untuk dibahas, karena didalam perjalanan bisnis
yang dilalui maskapai penerbangan milik Malaysia ini merupakan sebuah bentuk akan
sebuah pengalaman bisnis yang tidak terlahir dari sesuatu yang instant.

Strategic Management and Competitiveness


Air Asia adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif murah yang berpusat di Bandara
Internasional Kuala Lumpur. Air Asia memfokuskan diri pada segmen dengan biaya
terjangkau atau low cost carrier (LCC). Air Asia telah menjadi perusahaan LCC
terkemuka di Asia dengan perolehan laba bersih tahun 2012 sebesar RM 1,87 miliar
ringgit (sekitar Rp 5,88 triliun), melonjak 238 persen dibanding 2011, sebesar 555 juta
ringgit (Rp 1,73 triliun). Hal tersebut tidak lepas dari strategi perusahaan dalam
menerapkan cost leadershipyang baik.
Kunci dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya tetap rendah.
Untuk mencapai biaya rendah dibutuhkan efisiensi tinggi di setiap bagian dari bisnis dan
mempertahankan kesederhanaan. Oleh karena itu setiap proses sistem harus
menggabungkan praktek-praktek industri terbaik. Komponen-komponen utama dari
model bisnis LCC adalah:

Pemanfaatan pesawat terbang yang tinggi

Pesawat harus terbang sesering mungkin, penerbangan pertama tinggal landas sepagi
mungkin secara komersial dan penerbangan terakhir secara khusus terbang pada tengah
malam. Perjalanan pulang pergi yang cepat sangat penting untuk memastikan waktu yang
dihabiskan di darat sesedikit mungkin sebuah maskapai penerbangan menghasilkan
uang saat pesawatnya terbang, bukan saat pesawatnya terparkir. Masa perputaran pesawat
Air Asia adalah 25 menit; bandingkan dengan FSC yang masa perputarannya 1 jam. Rata-
rata, pemanfaatan Air Asia per pesawat adalah 12 jam blok per hari, sebuah pesawat FSC
mungkin dimanfaatkan sekitar 8 jam blok per hari.

Tidak ada hiasan tambahan

Pokok bisnis untuk sebuah LCC adalah membawa seseorang dari poin A ke poin B.
Semua hal lainnya dianggap sebagai barang mewah atau frill (hiasan tambahan) yang
dapat diperoleh dengan mengeluarkan sedikit biaya. Untuk menghindari hiasan
tambahan, Air Asia memberlakukan sejumlah ketetapan yaitu:

Tidak ada makanan & minuman gratis. Untuk apa memberikan sesuatu yang tidak
Anda hargai? Para penumpang dipersilakan untuk membeli makanan & minuman pada
harga yang terjangkau dari awak kabin.

Tempat duduk bebas. Pada awalnya, tidak ada tempat duduk yang ditetapkan.
Para penumpang menerima boarding pass yang umum dan mereka nantinya harus
menempati tempat duduk manapun yang tersedia. Namun akhirnya kebijakan ini diganti
karena protes dari maskapai lain di Indonesia dan di ASEAN sehingga sekarang tempat
duduk ditetapkan seperti maskapai lain pada umumnya.

Maskapai penerbangan tanpa tiket. Meminimalkan kerumitan di pihak pelanggan,


yang tidak lagi perlu khawatir untuk direpotkan dengan kewajiban memegang tiket
sebelum bepergian, dan memberi efek biaya rendah bagi maskapai (dalam hal kertas,
pencetakan, pendistribusian).
Tidak ada pengembalian uang tiket. Maskapai penerbangan membuang banyak
uang saat calon penumpang tidak muncul hingga saat keberangkatan tiba karena adanya
kebijakan pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang. Terlepas dari si calon
penumpang muncul atau tidak, biaya penerbangan yang dikeluarkan maskapai adalah
sama. LCC tidak memberi keringanan bagi calon penumpang yang tidak muncul dan
tidak menawarkan pengembalian uang tiket untuk penerbangan yang terlewatkan.

Tidak ada program loyalitas. Para pelanggan setia pada tarif yang rendah, jadi tak
perlu mengadakan program frequent flyer atau program bagi pelanggan yang paling
sering terbang bersama.

Beroperasi dengan efektif

Membuat proses sesederhana mungkin adalah kunci keberhasilan LCC.

Pesawat terbang berjenis tunggal. Para pilot, pramugari/pramugara, mekanik dan


personil pelaksana mengkhususkan diri untuk satu jenis pesawat terbang, dengan
demikian maka tidak dibutuhkan adanya pelatihan ulang yang memakan biaya bagi para
staf, untuk menjaga ketersediaan suku cadang untuk jenis pesawat terbang yang berbeda,
maupun untuk pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan dan memelihara beragam
jenis pesawat terbang dengan karakteristik masing-masing, atau untuk kebutuhan
pekerjaan baru.

Tempat duduk berkelas tunggal. Hanya ada satu jenis kelas tempat duduk, yaitu
kelas satu, dan para penumpang bebas duduk di tempat duduk yang mereka pilih. Jika
Anda ingin memiliki hak istimewa untuk memilih sendiri tempat duduk Anda, Anda
dapat membeli Xpress boarding.

Prosedur Operasi Standar (SOP). SOP penting untuk memastikan kesamaan tingkat
kompetensi di antara semua staff. Dengan cara ini dapat memastikan kesamaan layanan
di seluruh perusahaan.

Fasilitas Dasar

Maskapai berbiaya rendah biasanya terbang dari dan ke bandara yang tidak termasuk
bandara tersibuk, yang biasa disebut bandara sekunder. Beroperasi dari bandara sekunder
lebih murah daripada di bandara utama yang lebih besar dan bandara sekunder tidak
begitu padat dan masa perputaran pesawat terbang jauh lebih singkat. Misalnya, untuk
meminimalkan biaya Air Asia terbang menuju Clark Airbase yang berjarak 70 km dari
Manila demi menghindari terbang menuju bandara utama Ninoy Aquino Manila.

Jaringan poin ke poin


LCC menghindari sistem hub-dan-spoke dan merangkul jaringan poin ke poin yang
sederhana. Hampir seluruh penerbangan Air Asia berjarak tempuh pendek (3 jam
penerbangan atau kurang). Tidak ada pengaturan yang dilakukan dengan perusahaan
penerbangan lain dalam hal penerbangan penghubung, kemungkinan pemindahan
penerbangan, atau pelabelan bagasi dan memindahkannya dari satu penerbangan ke
penerbangan lain.

Sistem Distribusi Andalan

LCC akan menjaga agar saluran distribusi mereka sesederhana mungkin dan akan
meliputi seluruh spektrum profil para klien. Misalnya, Air Asia dapat melayani
penumpang Eropa yang paling modern melalui penjualan lewat internet dan kartu kredit.
Dan pada saat yang sama, Air Asia telah menciptakan sistem untuk menjual tiket ke
lokasi-lokasi yang sangat jauh dan tak tersentuh teknologi seperti di Myanmar.

Penjualan Internet. Bagian terbesar penjualan (65%) dilakukan melalui situs web
maskapai, di mana tarif dibayar menggunakan kartu kredit. Ini merupakan saluran
distribusi yang paling efektif dari segi biaya.

Kantor Penjualan. Air Asia hanya memiliki sedikit kantor penjualan. Air Asia hanya
mendirikan sebuah call centre jika yakin penjualan yang berasal dari centre tersebut akan
memberi hasil sepadan. Lebih jauh lagi, Air Asia tidak terpaku dengan memiliki kantor
penjualan di kawasan mewah kota.

Agen-agen perjalanan. LCC sedapat mungkin menghindari mengandalkan


penjualan melalui agen perjalanan. Ini berarti bahwa maskapai tidak membayar komisi
apapun ke agen perjalanan, yang jika dilakukan bisa berdampak pada harga tiket. Juga,
karena mereka tidak menggunakan agen perjalanan, mereka tidak menggunakan, atau
berpartisipasi dalam sistem reservasi seluruh dunia dan itu akan menghemat biaya, yang
sekali lagi akan tercermin pada harga tiket mereka.

Call centre. Penjualan tiket hanya dapat dilakukan melalui telepon, ini adalah
metode sederhana dan efektif dalam biaya.

Strategi bisnis AirAsia untuk merebut pasar adalah sebagai berikut:

1. Perkuat armada

Hingga saat ini, armada yang dimiliki Air Asia memang masih kalah dibanding Lion Air.
Tapi maskapai asal Malaysia ini tidak segan berbelanja pesawat baru. Air Asia Indonesia
akan mendatangkan 7 unit pesawat tipe Airbus A320 tahun ini. Penambahan pesawat ini
dilakukan untuk menghubungkan hub Air Asia yang ada di Indonesia. Saat ini Air Asia
mempunyai 6 hub diantaranya di Medan, Surabaya, Jakarta, Denpasar dan lainnya.
2. Tambah rute penerbangan

Selain mendatangkan pesawat baru untuk memperkuat armadanya, strategi lain adalah
penambahan rute penerbangan lokal maupun internasional. Chief Operation Officer
AirAsia Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pihaknya akan menambah rute
untuk menghubungkan hub pesawat yang saat ini ada di 6 daerah Indonesia. Air Asia saat
ini mempunyai hub di Surabaya, Makasar, Bandung, Denpasar, Jakarta, Medan. Untuk
rute internasional, AirAsia membuka penerbangan ke kota kota di Singapura dan
Malaysia.

3. Promosi tiket

Salah satu strategi bisnis Air Asia menguasai pasar penerbangan murah Indonesia adalah
dengan promosi tiket penerbangan. Tiket penerbangan murah masih menjadi daya tarik
bagi penumpang di Indonesia.

4. Melantai di BEI

Strategi lain yang diambil Air Asia Indonesia untuk menancapkan kuku bisnisnya di
Indonesia adalah masuk ke pasar modal. Air Asia berencana melakukan penawaran
umum saham perdana (initial public offering/IPO). Langkah IPO tersebut untuk
menunjang ekspansi perseroan yang berencana meningkatkan pendapat dari tahun-tahun
yang lalu.

5. Kualitas pelayanan

Air Asia beranggapan salah satu strategi untuk merebut hati penumpang pesawat adalah
peningkatan kualitas pelayanan. Utamanya pada tingkat keamanan dan kenyamanan bagi
calon penumpang. Air Asia mengaku bakal meningkatkan On Time Performance (OTP).
Dengan ketepatan waktu penerbangan, mampu membuat nyaman calon penumpang.
Budaya Air Asia memberikan pelayanan yang terbaik, kenyamanan dan keamanan.
Keamanan menjadi budaya Air Asia karena untuk safety itu adalah utama dan pertama.

6. Kuasai Asia Tenggara

CEO AirAsia Tony Fernandes menyebut Lion Air dan pendirinya, Rusdi Kirana telah
ketinggalan kapal untuk merebut dominasi pasar penerbangan regional. Dia
menjelaskan, sejak tahun 2001 saat dia mendirikan AirAsia dengan dua pesawat saja, dia
telah membangun hubungan dengan Thailand, Indonesia, Filipina, dan Jepang. Setelah
menguasai pasar Malaysia, kini Tony beralih fokus ke pasar Indonesia. Setelah itu, India
dan Myanmar akan menjadi sasarannya.

7. Strategi marketing
Biasanya, maskapai dengan tarif standar akan bergantung pada agen travel untuk menjual
tiketnya. Namun, menurut Air Asia itu hanyalah memboroskan ongkos distribusi. Oleh
karena itu, Air Asia bekerjasama dengan penyedia kartu kredit karena bisa menghemat
ongkos. Selain itu, maskapai asal Malaysia ini juga mengedepankan penjualan melalui
internet. Terbukti penjualan melalui internet meraup 65 persen dari total konsumen. Air
Asia juga membangun sedikit kantor penjualan dan tidak bekerjasama dengan agen
travel. Bahkan, tiket juga bisa dibeli melalui call centre.

External Environment
A. Analisis SWOT
Strength

- Brand image sebagai trendsetter penerbangan harga tiket yang murah, image ini sudah
tertanam di sebagian besar masyarakat Indonesia.

- Kekuatan dari Airasia adalah kemampuan nya dalam mengelola penerbangan dengan
harga yang murah dengan kualitas layanan standart.

- Menembus dan merangsang pasar potensial melalui promo tiket.

- Tipe single armada A320 meminimalkan biaya pemeliharaan dan mudah untuk
dioperasikan pilot

- Memiliki kemudahan pembayaran melalui kartu debit atau kredit

- Staf multi-terampil berarti bekerja secara efisien dan efektif

Weakness
- Layanan dibatasi oleh tarif yang rendah
- Terbatasnya jumlah sumber daya manusia sehingga tidak mampu menangani kejadian
diluar kendali perusahaan
- Lokasi bandara sekunder yang kurang strategis
- Beberapa kalangan masyarakat meragukan penerbangan murah terkait keamanan
penerbangan.

Opportunities

- Kondisi geografik di Indonesia yang memiliki banyak pulau, membuat kebutuhan akan
sarana transportasi udara masih sangat tinggi.

- Penerbangan jarak jauh adalah tantangan untuk mendapatkan pasar pangsa pasar yang
belum terjangkau

Threats
- Maskapai dengan layanan penuh mulai memangkas biaya untuk dapat bersaing

- Masuknya penerbangan murah lainnya ke pasar

- Kecelakaan, serangan teroris, dan bencana dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan

- Peraturan Penerbangan dan kebijakan pemerintah

- Sistem gangguan karena bergantung pada penjualan secara online

B. Lingkungan Jauh
Politik
Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama manajer dalam
merumuskan strategi perusahaan. Batasan politik yang dikenakan pada perusahaan
biasanya diberlakukan melalui keputusan perdagangan yang adil, undang-undang anti
monopoli, program pajak, aturan upah minimum, kebijakan polusi dan penentun harga,
penambahan administrasi, dan berbagai tindakan lain.
Misalnya, AirAsia memperoleh 49% saham maskapai penerbangan AirAsia di India, yang
merupakan batas maksimum yang diizinkan oleh pemerintah India pada waktu itu.
Awalnya, AirAsia berkomitmen untuk berinvestasi hingga US $ 50 juta untuk maskapai
baru. Operasi akan dimulai di Chennai, memperluas jaringan di seluruh India Selatan, di
mana AirAsia telah mengoperasikan penerbangan dari Malaysia dan Thailand .
Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu perusahaan
beroperasi. Suku bunga utama, tingkat inflasi, dan tren pertumbuhan penduduk nasional
bruto, ketersediaan kredit, tingkat pendapatan bersih sesudah pajak, dan kecendrungan
konsumsi.
Misalnya faktor tingkat inflasi yang terjadi. Di tengah tingkat inflasi yang tinggi dimana
harga barang ataupun jasa cenderung meningkat. Masyakat akan terdorong untuk
membeli jasa dengan harga yang lebih murah. Hal ini akan menguntungkan bagi Air Asia
sebagai maskapai yang menerapkan strategi tariff terendah (Low Cost Carrier). Sehingga
akan berdampak pada meningkatnya pendapatan bersih yang mereka terima.
Selian itu, kecenderungan pola konsumsi masyarakat juga telah memberikan dampak
positif bagi AirAsia. Masyarakat yang memiliki kecenderungan konsumsi berhemat akan
memilih barang/ jasa dengan harga murah. Dengan strategi Low Cost Carrier yang
dimiliki AirAsia akan menarik perhatian masyarakat yang memiliki pola konsumsi
berhemat. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan mereka.
Kendati pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS mulai berdampak pada bisnis
penerbangan, khususnya di Indonesia, pasar penerbangan berbiaya rendah (low cost
carrier) tetap akan bertahan dan masih potensial pada masa yang akan datang. Depresiasi
Rupiah cukup berdampak pada tingginya biaya operasional (yang rata-rata pengeluaran
dengan dolar AS) sehingga maskapai harus melakukan efisiensi. Namun AirAsia akan
tetap konsisten dan tetap berkomitmen dengan konsep efisiensi, namun tidak berarti
murahan. Karena itu, AirAsia hanya fokus pada urusan layanan sebagai core bisnis
AirAsia.
Sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap,
opini dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan. Ketika sikap
sosial berubah, permintaan akan berbagai jenis pakaian, buku, aktivitas, waktu luang,
dan seterusnya pun berubah
Gaya hidup masyarakat di Indonesia cenderung memilih barang/ jasa dengan harga
murah. Berangkat dari hal tersebut AirAsia menerapkan strategi tariff yang murah.
Sehingga di harapkan masyarakat dari segala golongan dapat menggunakan AirAsia
sebagai pilihan maskapai penerbangan.

Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus


menyadari perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya. Untuk mendukung
strategi Low Cost Carriernya, Air Asia melakukan penjualan langsung, tidak melalui
travel agent, dan tidak menggunakan Channel Distribusi GDS (Global Distribution
System) seperti Abacus,Galileo, dll. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
call center dan internet untuk me-minize cost channel distribusi.

Bagian terbesar penjualan (65%) dilakukan melalui situs web maskapai AirAsia, dimana
tarif dibayar dengan menggunakan kartu kredit. Cara ini merupakan saluran distribusi
yang paling efektif dari segi biaya.

C. Lingkungan Industri

o Ancaman dari Pendatang Baru


Berhubungan dengan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi perusahaan untuk memasuki
suatu industry. AirAsia dalam menciptakan pasarnya di Asia sangat cermat melakukan
strategi penetrasi harga yang sangat murah yang diikuti dengan promo-promo yang
mereka tawarkan. Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun
sirna ketika penawaran yang ditawarkan AirAsia mendapatkan sambutan yang positif dan
antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun merasakan
dampak promosi yang gencar dilakukan oleh AirAsia. Berlibur pun kini dipandang sudah
menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket
penerbangan yang ditawarkan AirAsia.
Strategi lain yang diambil AirAsia untuk menancapkan kuku bisnisnya di Indonesia
adalah masuk ke pasar modal, yakni BEI. AirAsia melakukan penawaran umum saham
perdana (initial public offering/IPO). Langkah IPO tersebut untuk menunjang ekspansi
perseroan yang berencana meningkatkan pendapat dari tahun-tahun yang lalu.

o Kekuatan Pemasok
Air Asia telah bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan
mematuhi standar operasi penerbangan dunia.

o Produk atau jasa substitusi


Untuk orang- orang yang memiliki mobilitas yang jauh misalnya antar pulau bahkan
antar benua, jasa penerbangan merupakan pilian yang dinggap sesuai karena dapat
menghemat waktu temuh ketimbang menggunakan transportasi darat.

o Kekuatan tawar menawar pembeli


Terlepas dari si calon penumpang muncul atau tidak, biaya penerbangan yang
dikeluarkan maskapai adalah sama. LCC tidak memberi keringanan bagi calon
penumpang yang tidak muncul dan tidak menawarkan pengembalian uang tiket untuk
penerbangan yang terlewatkan.
AirAsia yakin para pelanggan mereka akan setia pada tarif AirAsia yang rendah, jadi tak
perlu mengadakan program frequent flyer atau program bagi pelanggan yang paling
sering terbang bersama AirAsia.

o Persaingan antar perusahaan yang telah ada


Dengan banyaknya maskapai penerbangan yang ingin menyamai AirAsia, seperti Tiger
Air, sehingga kemungkinan besar ini akan menjadi ancaman bagi AirAsia.

D. Lingkungan Operasi

Posisi Kompetitif
AirAsia telah datang lebih awal dibandingkan dengan maskapai lainnya ini tentunya
berdampak baik bagi AirAsia, sebab dengan ini AirAsia akan lebih mendapatkan tempat
dihati para pelanggan. Dilihat dari segi harga (price), maskapai penerbangan AirAsia
sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang murah.

Profil Pelanggan dan Perubahan Pasar


Semua penumpangnya adalah kelas ekonomi, tidak ada penerbangan kelas premium atau
bisnis. Untuk dapat memberikan tariff rendah bagi penumpang, Air Asia .Tidak
memberikan layanan catering, di pesawat umumnya hanya disuguhkan air mineral.

Hubungan dengan Pemasok


Air Asia telah bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan
mematuhi standar operasi penerbangan dunia.

Kreditor
AirAsia telah membangun hubungan yang baik dengan kreditor. Hal ini terbukti pada saat
harga saham AirAsia sempat anjlok akibat salah satu pesawat jetnya hilang. Namun
seoarang pendiri perusahaan riset mengatakan bahwa investor dan kreditor akan tetap
kuat di belakang AirAsia dan CEO-nya Tony Fernandes, Yang mengubah maskapai itu
menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah paling sukses di Asia.

Pasar Tenaga Kerja


AirAsia memenuhi kebutuhan armadanya, AirAsia merekrut awak seperti pramugari dan
juga pilot yang berasal dari sekolah sekolah penerbangan yang ada.
Internal Environment
A. Sumber Daya Manusia
AirAsia memiliki 180 pilot. Dari jumlah tersebut, sekitar 4
persen atau sekitar 7 orang adalah pilot asing. Karena pilot lokal masih kurang dari yang
dibutuhkan. Untuk memenui tenaga pilot, AirAsia mengambil dari lulusan STPI Curug
dan AirAsia juga menggandeng Bali International Flight Academy (BIFA).
Untuk melatih tenaga kerja yang kompeten, beberapa
siswa diberikan sebuah kontrak kerja agar saat lulus dari BIFA dan STPI mereka
langsung bergabung dengan AirAsia.
Perekrutan dan pelatihan yang diketat dilakukan oleh
AirAsia.
Sedangkan pramugara/pramugari menggunakan jasa dari
perusahaan outsourcing atau agen tenaga kerja yang menyediakan pramugara/pramugari
handal. Mereka pun tetap didominasi oleh tenaga kerja lokal.
AirAsia menjadi maskapai berbiaya hemat pertama yang
mendapatkan penghargaan Awak Kabin Terbaik di Asia pada ajang bergengsi, World
Travel Awards (Asia & Australasia) 2015 di Hong Kong.
B. Manajemen

Strategi Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan cukup gencar seperti melalui media iklan di televisi atau
media lain baik di media cetak, terlebih di internet melalui official website.
Sedangkan melalui media cetak seperti iklan edukatif AirAsia adalah Iklan bertajuk
Safety & Security Campaigne itu dibuat berseri di majalah berita mingguan.
Image Perusahaan
Image AirAsia cukup baik, namun sebagian masyarakat mengira bahwa tiket yang murah
dapat menyebabkan keamanan yang kurang terjamin. Sempat terlihat saat Pesawat
AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada
28 Desember 2014 dengan rute pesawat Surabaya-Bali. Tony Fernandes begitu responsif
saat AirAsia mengalami krisis. Dia aktif di Twitter menunjukkan simpati, dan juga
langsung hadir ke rumah korban. Ini baik bagi mental bawahannya maupun korban, serta
tentu saja sinyal bagi pelanggan potensialnya untuk tetap percaya pada reputasi
manajemennya.

Jasa dan produk


Dominasi pesawat yang digunakan oleh maskapai penerbangan adalah Boeing 737 dan
AirBus A320. Boeing sendiri merupakan buatan dari Amerika Serikat yang kualitasnya
tidak perlu diragukan. Sedangkan AirBus merupakan produk asal Perancis. Dari segi
avtur atau bahan bakar pesawat, AirBus lebih unggul dari pada Boeing dalam jarak
tempuh yang sama. AirAsia sendiri semua pesawatnya berasal dari AirBus yaitu pesawat
yang memiliki daya tampung sebanyak 150-180 orang.
AirAsia terus memantau jalannya perawatan dan pemeliharaan pesawat mereka. Satu
bulan sebelum keberangkatan, pihak AirAsia akan mengecek kelayakan pesawatnya.
DEPANRI akan terus melakukan pengawasan pelanggaran kelayakan kondisi pesawat
dan jika tidak lolos maka tidak diberi izin untuk melakukan penerbangan lagi seperti
kasus Adam Air setelah terjadi kecelakaan pada tahun 2007 dan terbukti mengabaikan
maintenance pesawat. Jasa yang diberikan seperti on time performance, keramahan,
pelayanan pelanggan dengan baik.

Customer Service Center


Melalui official website AirAsia akan ditampilkan kantor penjualan di tiap kota operasi
mereka. Bisa juga melalui telepon yang disediakan juga untuk tiap kota operasi mereka
dan kebanyakan beroperasi selama 24 jam. Via internet juga bisa dijangkau, yaitu melalui
Askairasia baik di twitter, e-form, live-chat dengan tagline Hubungi kami kapan saja,
kami siap mendengar.

Duta Brand
Maskapai penerbangan AirAsia menunjuk David Foster, seorang musikus dunia
pemenang penghargaan Grammy sebanyak 16 kali sebagai duta brand global AirAsia.
Global Strategy
A. Peluang Air Asia untuk masuk dalam industri global.
Untuk saat ini, Air Asia belum melayani rute ke Eropa. Namun peluang untuk
memperluas jalur penerbangan pasti luas. Hal ini, sesuai misi perusahaan yang
berkomitmen untuk menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global. Dengan
meningkatkan kualitas dan tingkat pengembalian pendapatan menuju pasar global pun
menjadi kemungkinan yang bisa diraih. Untuk saati ini, hanya Garuda Indonesia yang
mampu dan diberi izin untuk melakukan penerbangan ke Eropa.
Jika masuk dalam industri global otomatis reputasi jasa penerbangan akan
meningkat, dari luar namun juga dari dalam negeri sendiri. Dengan bergeraknya suatu
perusahaan dalam globalisasi maka kepercayaan akan tumbuh dari konsumen kepada
perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan akan lebih teruji dan mendapat brand image
yang baik.
Selain mendapat reputasi juga bisa sebagai cara untuk belajar dan menambah
pengalaman mengenai lingkungan penerbangan diluar negeri, dan mengenai lingkungan
operasinya. Selain itu juga bisa dapat mengeksploitasi sumber daya lain ataupun dalam
negeri, seperti tenaga kerja dan bahan baku dan tentunya meningkatkan penjualan dan
keuntungan seiring dengan bertambahnya pangsa pasar. Namun yang mungkin menjadi
kendala saati ini adalah belum adanya pendanaan yang cukup besar untuk menambah rute
perjalanan ke Eropa. Sehingga Air Asia membutuhkan waktu untuk menjaga
pengendalian seperti sekarang agar kedepannya dapat melakukan ekspansi.

2. Garuda Indonesia
Sejarah
Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan
terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi
dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial
Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi
RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama Indonesian Airways dilakukan pada
26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3
Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda Indonesian
Airways, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno.
Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. . Nama
Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut diambil dari sajak
Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda,
Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, Saya
Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda.
o Tahun 1980
Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan
restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong
perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak
kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di
Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training Center.

o Tahun 1990

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan


restrukturisasi besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan
merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan
mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta
Barat.

o Tahun 2000

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda


Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru
bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi
ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup
keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat
kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui
dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.

o Tahun 2010

Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda


Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011.
Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas
6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu
tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi
bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013,
struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan Perusahaan publik
adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik
(24,34%), dan investor internasional (6,12%).

Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima)


Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT
Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam
menjalani kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan,
termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri
dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-
200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15
pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan
30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing
737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.

Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda
Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota
di area domestik dan 20 kota di area internasional.

Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini


Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian code share dengan 14 maskapai
internasional.

Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung
dengan aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan jaringan
internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam, penumpang Garuda Indonesia
kini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai
anggota SkyTeam dengan lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564
lounge di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada
pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas Garuda Indonesia
Experience, yang menghadirkan kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari
Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk
diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-
journey.

Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai
IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar kemanan dan
keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya.
Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.

Visi dan Misi


a. Visi
Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di
Internasional

b. Misi
- Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan
kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui
pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia
yang mempunyai kompetensi tinggi
- Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk
terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi
usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan
borongan
- Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan
keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit
pendukung tersebut
External Environment
A. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dimana Garuda saat ini mengoperasikan 143
pesawat
Garuda Indonesia hingga tahun 2016 mempunyai 40 rute penerbangan domestik dan 36
rute internasional.
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan Garuda
Indonesia Experience yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste,
and touch, menjadikan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan
dengan maskapai penerbangan lain.
Adanya layanan Immigration on Board
Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten,
berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient &
effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness, and Integrity)
Garuda Indonesia menjadi maskapai paling diminati untuk penerbangan internasional,
dengan pangsa pasar 16,54 % atau sebanyak 4,17 juta penumpang dari total penumpang
internasional sepanjang 2015
Memiliki teknologi informasi yang mutakhir tercanggih di Indonesia.
Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan
Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance).
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik
dan internasional (kualitas pelayanan dan keselamatan dengan standar 5-star airline).

2. Weakness (Kelemahan)
Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin
crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan.
Tingginya tingkat hutang lancar
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga
apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.
Biaya operasional yang tinggi (dengan konsep pelayanan full-service) menjadikan harga
tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

3. Opportunities (Kesempatan)
Lalu lintas udara Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi
(hanya 42% atau 106 juta pengguna jasa dibandingkan dengan total penduduk sebesar
249,9 juta). Hal ini jelas menyimpan potensi peningkatan pengguna jasa yang besar.
Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama SkyTeam Global Airline Alliance yang menjadi presensi baik bagi perusahaan
dalam rangka peningkatan jangkauan dan akses terbang terhadap berbagai destinasi
lintas negara (memperluas cakupan pasar internasional).
Peningkatan terhadap proyek pengembangan dan pembangunan bandara utama dan
baru di Indonesia dengan total estimasi anggaran proyek mencapai USD 4,2 Milyar
(2014 - 7 bandara, 2015 5 bandara, 2016 2 bandara, 2017-2018 4 bandara) yang
implementasinya tersebar merata di seluruh tanah air.

4. Threats (Ancaman)
Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas.
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina,
sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan
Pertamina.
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia.
Bencana Alam dan faktor-faktor yang tidak terhindarkan lainnya.

B. Lingkungan Jauh
Politik
Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi pengadaan rute ke
-
tempat tersebut serta mempengaruhi tingkat pengguna jasa. Bila dicontohkan seperti
tidak dilewatinya Ukraina pada rute penerbangan Jakarta-Amsterdam mengingat
kondisi keamanan di Ukraina yang masih tidak stabil akibat adanya pemberontakan
dari kelompok separatis pro-Rusia. Hal ini tentu menambah biaya perjalanan serta
meningkatkan waktu tempuh dikarenakan penggunaan rute yang lebih panjang.
Ekonomi
- Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas 5,1% pada tahun
2017 (Bank Indonesia), dengan laju inflasi akan dijaga pada tingkat dibawah 3% pada
tahun 2017 (prediksi Bank Indonesia) selain itu data Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat adanya kenaikan pendapatan per kapita rakyat Indonesia dari tahun ke tahun
dimana pada tahun 2015 pendapatan per kapita naik menjadi Rp45,18 juta per tahun
per kapita. Hal ini tentu berdampak positif terhadap peningkatan jasa penerbangan,
dan memberikan kondisi serta iklim bisnis dan investasi yang baik bagi industri
penerbangan di Indonesia.
Teknologi
- Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan
bakar, maka Perusahaan akan dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang.
Sosial-Budaya
- Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai bentuk kepedulian sosial
serta juga difungsikan untuk meningkatkan citra perusahaan. Salah satu
implementasinya dengan mensponsori atau mendukung kegiatan-kegiatan sosial di
sekitar lingkungan perusahaan ataupun di daaerah-daerah tertentu.

C. Lingkungan Industri
Pendatang baru:
Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk masuk dalam industri
penerbangan, dimana cost terbesar adalah biaya pengadaan/penyewaan pesawat, bahan
bakar, dan sistem operasional perusahaan yang membutuhkan rangkaian sinergi seperti
sumber daya manusia yang kompeten dan didukung sistem informasi yang baik.
Pembeli:
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan domestik (lokal) dan
internasional. Dalam hal ini, konsumen secara umum memiliki posisi tawar yang minim
dikarenakan tidak adanya layanan jasa lainnya yang dapat dijadikan tempat pengalihan
oleh konsumen
Produk atau jasa substitusi:
Adanya produk dan jasa substitusi/pengganti seperti alat transportasi darat, laut, yang
secara biaya penjualan atas tiket lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
Pemasok:
Pemasok pada industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Dalam hal ini
posisi tawar dari pemasok bisa cukup kuat apabila memang permintaan (demand)
terhadap pesawat terbang dari setiap maskapai terus meningkat untuk mengantisipasi
angka pertumbuhan dari pengguna jasa yang juga berkembang pesat. Namun, posisi
tawar perusahaan Garuda Indonesia bisa cukup kuat apabila terdapat beberapa opsi
pesawat yang ditawarkan oleh manufaktur yang berbeda. Seperti persaingan antara
Boeing dan AirBus.
Persaingan antar Industri Penerbangan:
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cenderung meningkat seiring
dengan penambahan kapasitas operator low cost carrier baik untuk rute domestik
maupun internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky) ASEAN secara
bertahap. Contoh AirAsia yang menawarkan rute yang strategis dengan harga yang lebih
murah dibandingkan Garuda Indonesia.

D. Lingkungan Operasi
Pesaing
Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan harga lebih murah dengan rute
yang menguntungkan menjadi kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang mempunyai
tag line sebagai industri penerbangan low cost.
Kreditor
Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata
dalam bentuk hutang jangka panjang.
Pelanggan
Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri dari pelanggan domestik (lokal) dan
internasional.
Tenaga Kerja
Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang terdiri dari individu-
individu yang handal, profesional, kompeten, serta berdaya saing tinggi. Dalam hal ini
Garuda Indonesia telah merumuskan tata nilai yang disebut sebagai FLY-HI sejak 30
Oktober 2007. FLY-HI merupakan akronim dari eFficient & effective; Loyalty;
customer centricitY; Honesty & openness dan Integrity. Kelima nilai FLY-HI tersebut
dijabarkan ke dalam 10 perilaku utama yang disajikan secara lengkap dan jelas di
buku etika perusahaan yang dilengkapi Whistle Blowing System (WBS), dimana
apabila ada pelanggaran terhadap suatu individu maka perusahaan akan memberikan
perlindungan bagi pelapor dan menjamin kerahasiaan identitas pelapor.
Pemasok
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Contoh supplier
Garuda adalah Airbus Industries yang berbasis di Perancis. Garuda melakukan
pemesanan pesawat Airbus seri A330-900 neo sebanyak 14 unit pada bulan April 2016
yang lalu, dimana penggunaan armada tersebut terletak pada konsumsi bahan bakar lebih
efisien, biaya perawatan lebih rendah dan kemampuan jelajah yang lebih baik. Armada
ini dimaksudkan sebagai armada konversi untuk mengganti armada A330-300 versi
klasik dan akan melayani serta memperkuat rute jarak menengah. Tak hanya
restrukturisasi armada, perseroan juga langsung melakukan pemesanan mesin Trent 700
yang digunakan oleh armada A330-900 neo pada perusahaan Roll Royce. Nilai
kesepakatan pembelian engine tersebut mencapai sekitar USD1,2 Milyar. Selain
mendapatkan mesin pesawat, kedua belah pihak sudah menyepakati kerjasama MRO.
Kesepakatan tersebut berisi komitmen dari kedua perusahaan (Garuda Indonesia & Rolls
Royce) untuk mengembangkan kapabilitas GMF Aero Asia untuk mampu merawat semua
mesin Rolls Royce.
Competitive Advantage
Diantara beberapa maskapai penerbangan, Garuda menjadi salah satu maskapai
penerbangan terbaik di Indonesia. Bahkan, Garuda merupakan maskapai domestik yang
memiliki kemampuan daya saing internasional. Garuda Indonesia pun memiliki
keunggulan kompetitif dalam segi pengalaman, infrastruktur, SDM dan lainnya. Namun
persaingan industri penerbangan yang terus meningkat pada tahun-tahun mendatang,
menjadikan Garuda Indonesia perlu merumuskan dan mengimplementasikan usaha
pengembangan terhadap berbagai aspek keunggulan bersaing. Garuda melakukan
berbagai upaya dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan keunggulan
kompetitif sumber daya dan kapabilitasnya, dengan cara:
Menerapkan TI untuk meningkatkan daya saing
Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik industri penerbangan salah satunya adalah
padat teknologi, selain itu industri ini pun penuh dengan tuntutan akan inovasi. Terkait
hal tersebut, maka Garuda menerapkan konsep dan teknologi IT terbaru untuk
meningkatkan daya saing perusahaannya, yang mana pada akhirnya telah terbukti
menciptakan keunggulan kompetitifnya. Beberapa aplikasi IT yang telah diterapkan
dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing, seperti ERP (Enterprise Resource
Planning), untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan, aplikasi proses
pengadaan secara online (e-Procurement), IT Service Management, penerapan e-
ticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan juga melakukan lelang
real-time online based system (e-Auction).
Secara terus menerus berusaha tumbuh dan mendominasi pasar full services carrier
di Indonesia
Garuda selalu berusaha meningkatkan posisinya sebagai maskapai penerbangan kelas
premium di Indonesia, melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain, mengingat
pasar domestik saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier (LCC), maka hal
tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar market. Dalam hal ini,
strategi yang diambil adalah melalui pengembangan Penerbangan Sub-100 Seater yang
khusus menggunakan pesawat regional jet. Dengan demikian, diharapkan kedua strategi
tersebut akan semakin meningkatkan posisi pangsa pasar serta posisi kompetitif Garuda
Indonesia di pasar domestik.
Meningkatkan potensi perusahaan di pasar internasional
Untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di Asia
Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu peningkatan product
feature, serta bergabung dengan Global Alliance SkyTeam.
Mengisi pasar Low Cost Carrier melalui Citilink
Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan
menguntungkan. Dalam hal ini, strategi yang dijalankan untuk pengembangan Citilink
adalah sebagai berikut:
Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off), dengan
Corporate Culture: Simplicity, Professional, Passion, dan Resourceful.
Menetapkan pusat operasi yang berbeda dengan Garuda Indonesia, yaitu di Surabaya.
Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet
(jenis yang sama dan sesuai digunakan untuk market LCC).
Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan keselamatan
penerbangan.

Berfokus pada rute jarak pendek, dengan radius penerbangan kurang lebih dua-
tiga jam perjalanan.
Fokus pada efisiensi biaya agar lebih kompetitif
Garuda selalu berfokus pada penekanan biaya secara terus menerus (efisiensi), namun tetap
berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini akan menghasilkan posisi median
dibandingkan dengan maskapai regional lainnya. Strategi ini diterapkan melalui dua inisiatif,
yaitu:
a. Peralihan dari Indirect sales model (contoh: agen) menjadi direct
sales model (contoh: internet, call center), sehingga dapat menekan
biaya penjualan.
b. Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi biaya perawatan dan
biaya bahan bakar.
Human Capital
Perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, serta
mengimplementasi budaya Fly-Hi. Strategi Perusahaan di bidang human capital di tahun
2017 adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi yang diterapkan melalui berbagai inisiatif
sebagai berikut:
a. Pengembangan Organisasi,
b. Meningkatkan Performance Management System,
c. Membangun kapabilitas kepemimpinan,
d. Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi
Garuda,
e. Membangun budaya penjualan, pelayanan, operasional berkinerja tinggi, serta
learning culture terhadap internal perusahaan.
Peningkatan kualitas layanan terhadap pelanggan
Perusahaan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dan perlindungan
yang optimal bagi para pelanggan. Peningkatan kualitas layanan dilakukan pada semua rantai
perjalanan mulai dari tahap sebelum perjalanan (pre journey), selama perjalanan (in journey)
dan setelah perjalanan.

Perusahaan telah mengenalkan 28 titik (28 touch points) penting yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan secara signifikan. Pada titik-titik inilah sumber daya Perusahaan
dikerahkan untuk ditingkatkan kapabilitasnya, terutama melalui intervensi teknologi
informasi dan komunikasi.
Tipe Strategi
A. Integration Strategies
Forward Integration
Garuda Indonesia tidak melakukan forward integration, melainkan hanya
melakukan backward integration dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak
pada bidang perbaikan dan perawatan pesawat terbang dan horizontal integration
dengan mendirikan perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar pasar yang
berbeda (Low Cost Carrier).
Backward Integration
Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia. PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia bergerak dalam bidang
usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya.
Garuda Indonesia bermaksud memperoleh keuntungan yang lebih dengan memiliki
penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya sendiri.
Horizontal Integration
Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan mendirikan PT Citilink
Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia adalah dengan
mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen yang mencari penerbangan
berbiaya murah (low cost) di mana Garuda Indonesia sendiri menyediakan penerbangan
premium yang mengutamakan kenyamanan dengan biaya sebanding dengan kenyamanan
premium yang diberikan.

Diversification Strategies
Strategi diversifikasi dilakukan Garuda dengan membuka 5 Entitas anak perusahaan
yang berfokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perushaan induk yaitu, PT Aero Wisata,
PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT
Aero Systems Indonesia dan PT Citilink Indonesia.
a. Related Strategies
PT Citilink Indonesia
PT Citilink Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 01 tanggal 6 Januari 2009 dari
Arikanti Natakusumah S.H., notaris di Jakarta, Bidang Usaha: Citilink menjalankan
usaha dibidang jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost) dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki (Garuda) untuk menghasilkan barang dan jasa.
Citilink ini mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya dari
Garuda Indonesia. Disamping itu adanya pesawat Airbus A320-200 yang disewa Garuda
Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi yang besar pada Citilink ini akan
membuat perusahaan ini lebih siap bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk
pengembangan usaha dimasa mendatang.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 April 2002. Bidang Usaha, bergerak dalam
bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya. Tujuannya demi memupuk keuntungan bagi Garuda Indonesia dengan
meyelenggarakan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya tersebut.
b. Unrelated Strategies
PT Aero Wisata (Aerowisata)
PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973. Bidang Usaha,
bergerak pada bidang usaha jasa industri pariwisata dan hospitality, antara lain,
perhotelan, jasa boga, transportasi, darat dan keagenan serta tours & travel.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI)
Perusahaan ini bergerak di penyediaan jasa teknologi informasi dan komunikasi.
Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem komunikasi reservasi, menyewakan
perangkat komputer kepada biro-biro perjalanan dan menyediakan fasilitas pelatihan
kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu
mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan
Computerized Reservation Systems (CRS).
PT Aero Systems Indonesia (Asyst)
PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan PT Lufthansa Systems
Indonesia, berdiri sejak tahun 2005. Per akhir Desember 2010, Garuda Indonesia
memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini, sementara sisanya sebesar 49% dimiliki
oleh PT Aero Wisata. Perusahaan ini bergerak dibidang jasa konsultasi dan rekayasa
sistem teknologi serta jasa pemeliharahan bagi perusahaan penerbangan maupun industri
lain.

Strategi Internasional
PT Garuda Indonesia menggunakan strategi global. Hal ini dapat dilihat dari ekspansi
yang dilakukan melalui penambahan rute dan frekuensi penerbangan secara bertahap,
pengoperasian pesawat-pesawat baru, program efisiensi perusahaan serta peningkatan utilisasi
aset, telah memberikan hasil kinerja yang signifikan, baik dalam aspek finansial maupun kinerja
operasional. Berbagai pencapaian di tahun 2012-2016 disertai peningkatan layanan Garuda
Indonesia Experience semakin mengukuhkan langkah Garuda Indonesia sebagai maskapai
pembawa bendera bangsa dan menjadi Global Player yang memiliki proses, teknologi, dan
sumber daya manusia kelas dunia. Dengan konsep layanan Garuda Indonesia Experience dan
standar layanan di seluruh customers touch points, Garuda Indonesia secara konsisten terus
meningkatkan standar layanan untuk menjadi maskapai dengan layanan kelas dunia.
Jumlah penumpang di rute internasional meningkat seiring dengan penambahan
frekuensi penerbangan khususnya tujuan Jepang, Korea, Cina yang tumbuh sangat pesat di
tahun 2012-2016. Rute baru Garuda Indonesia yang ditambahkan pada tahun 2012-2016, yaitu:
Denpasar ke Haneda
Jakarta ke Taipei (Sekarang ditutup)
Jakarta - Abu Dhabi Amsterdam (Digantikan langsung Jakarta Amsterdam)

Garuda Indonesia akan terbang non-stop ke kota London, mendarat di bandara Heathrow
bukan lagi melalui Bandara Gatwick dimulai Desember 2015 lalu dan mulai 2017 menggunakan
pesawat terbaru Boeing 777-300ER akan melayani penerbangan Jakarta Los Angles/New York
transit terlebih dahulu di Bandara Narita, Tokyo, Jepang. Selain itu, kerjasama codeshare dengan
Etihad Airways berlaku efektif sejak tanggal 28 Oktober 2012, memungkinkan penumpang
Garuda Indonesia terhubung dengan lebih dari 80 destinasi Etihad di 50 negara di dunia.

Kesimpulan
1. Air Asia
- AirAsia (2001) adalah maskapai penerbangan murah asal Malaysia yang berkantor pusat
di Kuala Lumpur. Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan
maskapai penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai
penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya AWAIR
pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia. Dengan tagline Now Everyone Can
Fly, Air Asia melayani kota-kota utama di 11 negara Asia, dengan CEO bernama Tony
Fernandes.
- Lingkungan eksternal perusahaan seperti lingkungan jauh, lingkungan industri dan
lingkungan yang dekat dengan AirAsia. Lingkungan eksternal hanya sedikit membawa
pengaruh bagi AirAsia. Sedangkan, lingkungan internal membawa pengaruh bagi
perusahaan seperti SDM, kompetensi inti yang dimiliki.
- Kami menganilisis SWOT PT Indonesia AirAsia dan memang kekuatan dari segi biaya
membuat AirAsia menjadi unggul. Masyarakat yang menekankan biaya murah untuk
berpergian dan pebisnis yang sering mobile ceenderung menjadi target pasar AirAsia.
- Strategi yang dipilih oleh AirAsia yaitu low cost carier dapat diimplementasikan dengan
baik. Industri berusaha menekan biaya operasi yang wajar. Sehingga keamanan dan
kenyamanan penumpang juga tidak diabaikan karena penekanan biaya, agar boarding
ticket menjadi murah.

2. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang cukup
matang dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Dari tipe strategi
yang Garuda terapkan, Garuda lebih menekankan pada strategi insentif dan diversifikasi.
Industri penerbangan yang semakin jenuh, dan munculnya banyak maskapai low cost
carrier, mengharuskan Garuda untuk menyusun strategi jauh ke depan.
Berbagai pencapaian Garuda Indonesia dalam 10 tahun terakhir tersebut menjadi modal
utama perusahaan untuk dapat bersaing di level international khususnya di tengah kondisi
ekonomi global yang semakin cepat berubah, iklim industri yang semakin kompetitif, dan
siklus bisnis yang semakin pendek. Program Quick Wins dilaksanakan melalui tiga strategi
utama, sebagai berikut:
1. Peningkatan Revenue Generator melalui:
- Restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia
-Pengembangan rute-rute di Tiongkok di luar tiga kota besar yang telah diterbangi
Garuda saat ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou)
-Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar umroh.
2. Restrukturisasi Cost Driver, di mana Garuda Indonesia melakukan penataan dan
restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan
3. Kegiatan Reprofiling" khususnya terhadap semua fasilitas pembiayaan komersial, melalui
langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit, relaksasi beberapa terms
serta meningkatkan positive cash flow perusahaan.

Saran
1. Air Asia
AirAsia perlu meningkatkan kualitas agar kelemahan industri seperti pengurangan
pelayanan dapat semakin diminimalisasi. Atau dengan membuka kelas ekonomi dan
utama. Namun, keduanya tetap berbiaya rendah, bedanya kelas ekonomi lebih mahal
tetapi tidak terpaut banyak diiringi dengan peningkatan pelayanan. AirAsia bisa juga
tetap menerapkan LCC dan menambah rute perjalanan. Sehingga, pilihan perjalanan
semakin diperluas. Dengan strategi yang tepat, keuntungan AirAsia dan kepuasaan
masyarakat akan terus bertambah.
2. Garuda Indonesia
Kekuatan dan kesempatan yang sangat baik secara kasat mata memang telah menutupi
segala kekurangan dan ancaman yang dimiliki oleh Garuda Indonesia, namun alangkah
lebih baik jika Garuda Indonesia juga bisa memperbaiki kekurangan dan ancamananya
agar dapat menjadi satu-satunya maskapai terbaik di Indonesia maupun dunia

Anda mungkin juga menyukai