Kebijakan Pembangunan Kel 2
Kebijakan Pembangunan Kel 2
Kelompok 2
Disusun Oleh:
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi pertanian pada saat ini
Permasalahan
PEMBAHASAN
Kebijakan di bidang produksi
Kebijakan di bidang output
Kebijakan di bidang harga
KESIMPULAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah mengajarkan kepada manusia apa-
apa yang belum di ketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat merampungkan penyusunan makalah dengan judul Kebijakan
Pembangunan Pertanian di Indonesia dalam tugas mata kuliah Ekonomi
Pembangunan Pertanian ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun
sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan penulisan makalah ini pada masa
yang akan mendatang.
Demikian makalah ini disusun, penulis mengucapkan mohon maaf dan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
1 Jarak Waktu yang Lebar Antara Pengeluaran dan Penerimaan Pendapatan dalam
Pertanian
Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani baik yang berhubungan langsung
dengan produksi dan pemasaran hasil-hasil pertaniannya maupun yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Selain merupakan usaha, bagi si petani pertanian
juga merupakan bagian dari hidupnya, bahkan suatu cara hidup (way of live),
sehingga tidak hanya aspek ekonomi saja tetapi aspek-aspek sosial dan
kebudayaan, aspek kepercayaan dan keagamaan serta aspek-aspek tradisi
semuanya memegang peranan penting dalam tindakan-tindakan petani. Namun
demikian dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi petani dan
tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani.
Perbedaan yang jelas antara persoalan-persoalan ekonomi pertanian dan
persoalan ekonomi di luar bidang ekonomi pertanian adalah jarak waktu (gap)
antara pengeluaran yang harus dilakukan para pengusaha pertanian dengan
penerimaan hasil penjualan. Jarak waktu ini sering pula disebut gestation period,
yang dalam bidang pertanian jauh lebih besar daripada dalam bidang industri. Di
dalam bidang industri, sekali produksi telah berjalan maka penerimaan dari
penjualan akan mengalir setiap hari sebagaimana mengalirnya hasil produksi.
Dalam bidang pertanian tidak demikian kecuali bagi para nelayan penangkap ikan
yang dapat menerima hasil setiap hari sehabis ia menjual ikannya. Jadi ciri khas
kehidupan petani adalah perbedaan pola penerimaan pendapatan dan
pengeluarannya. Pendapatan petani hanya diterima setiap musim panen,
sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-
kadang dalam waktu yang sangat mendesak sebelum panen tiba.
3 Pertanian Subsisten
Perkataan subsisten ini banyak sekali dipakai dalam berbagai karangan
mengenai ekonomi pertanian sebagai terjemahan dari perkataan subsistence dari
kata subsist yang berarti hidup. Pertanian yang subsisten diartikan sebagai suatu
sistem bertani dimana tujuan utama dari si petani adalah untuk memenuhi
keperluan hidupnya beserta keluarganya. Namun dalam menggunakan definisi
yang demikian sejak semula harus diingat bahwa tidak ada petani susbsisten yang
begitu homogen, yang begitu sama sifat-sifatnya satu dari yang lain. Dalam
kenyataannya petani subsisten ini sangat berbeda-beda dalam hal luas dan
kesuburan tanah yang dimilikinya dan dalam kondisi-kondisi sosial ekonomi
lingkungan hidupnya.
Apa yang sama di antara mereka adalah bahwa mereka memandang pertanian
sebagai sarana pokok untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu melalui hasil
produksi pertanian itu. Dengan definisi tersebut sama sekali tidak berarti bahwa
petani susbsisten tidak berfikir dalam pengertian biaya dan penerimaan. Mereka
juga berpikir dalam pengertian itu, tetapi tidak dalam bentuk pengeluaran biaya
tunai, melainkan dalam kerja, kesempatan beristirahat dan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan upacara adat dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat penting dari
keseluruhan proses pembangunan dan ketahanan nasional suatu bangsa. Masalah
pangan menyangkut kesejahteraan hidup dan kelangsungan hidup suatu bangsa
karena merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Mengingat arti dan
peranan pangan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia maka
pemerintah Indonesia selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan pangan
penduduknya tidak saja ditinjau dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas.
Akan tetapi, jika penyediaan pangan tersebut dikaitkan dengan peningkatan mutu
dan gizi penduduk maka dapat membawa konsekuensi yang cukup berat, karena
jumlah kebutuhan pangan akan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Dengan demikian pangan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup dan tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia pada tingkat harga
yang layak, serta terjangkau oleh daya bermasyarakat.