Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

SANITASI LINGKUNGAN

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sanitasi Lingkungan

Dosen Pengampu : Arum Siwiendrayanti, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Reta Kusma Putri ( 6411413103 )


2. Andita Kusumaningrum ( 6411413107 )
3. Ima Azizah ( 6411413110 )
4. Diah Kartika ( 6411413111 )
5. Retno Pratiwi ( 6411413112 )
6. Dwi Arofah ( 6411413116 )
7. Farissa Ulfa ( 6411413120 )

ILMU KESEATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLARAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan air minum, air bersih, dan sumbernya.
2. Untuk mengetahui volume, komposisi, dan pengelolaan sampah.
3. Untuk mengetahui volume, sumber, dan pengelolaan air limbah.
B. Dasar Teori
Kebutuhan air tiap orang berbeda-beda. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan (2006), setiap negara di dunia memiliki kebutuhan air minum yang
berbeda-beda. Warga di negara maju lebih banyak memerlukan air minum
daripada di negara berkembang. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi
dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari menurut berat badan dan aktivitasnya.
Sedangkan untuk air bersih, menurut WHO dalam Depkes (2006), beberapa
data menyebutkan bahwa di negara maju dibutuhkan kurang lebih 500 LOH,
sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 LOH, dipedesaan hanya
60 LOH.
Setiap penggunaan air akan menghasilkan sisa atau yang biasa disebut air
limbah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwjud
cair. Pada umumnya limbah rumah tangga di Indonesia membuang limbahnya
langsung ke got (46,7%) dan tanpa penampungan (17,2%). Hanya 15,5 % yang
menggunakan penampungan tertutup di pekarangan dengan dilengkapi SPAL,
13,2 % menggunakan penampungan terbuka di pekarangan, dan 7,4 persen
penampungannya diluar pekarangan.Sedangkan menurut Undang-Undang
Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Penghasilan sampah di Indonesia sehari itu bisa 80.200 ton. Dalam hal cara
pengelolaan sampah, hanya 24,9 persen rumah tangga di Indonesia yang
pengelolaan sampahnya diangkut oleh petugas. Sebagian besar rumah tangga
mengelola sampah dengan cara dibakar (50,1%), ditimbun dalam tanah (3,9%),
dibuat kompos (0,9%), dibuang ke kali/parit/laut (10,4%), dan dibuang
sembarangan (9,7%). (Depkes 2013)
Sampah erat sekali kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari
sampah tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit
(bacteri patogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah
/penyebar/penyakit (vector). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan
baik sampai sekecil mungkin tidak menganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi
pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan
sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Menurut Cunningham (2004) tahap pengelolaan sampah modern terdiri
dari 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya dimusnahkan atau
dihancurkan.

Produk Digunakan Dibuang

Sampah

Pengolahan tahap akhir :


Sanitary landfill Pengolahan tahap awal :
(penimbunan berlapis) Reduce(mengurangi)
Incenaration Reuse(menggunakan
(pembakaran) kembali)
Open dumping Recycle (mendaur ulang)

(Sumber : Cunningham, 2004)

Metode-metode pembuangan sampah yang tidak dianjurkan menurut


Depkes RI Tentang pembuangan sampah (1987:40-41) adalah :
a. Pembuangan sampah yang terbuka (open dumping)
b. Pembuangan sampah dalam air (dumping in water)
c. Pembakaran sampah di rumah-rumah (burning on premises)
d. Pembuangan sampah untuk makanan hewan (hog feeding)
e. Pemecahan sampah (garbage reduction)
Metode-metode pembuangan sampah yang dianjurkan menurut Depkes RI
Tentang pembuangan sampah(1987:40-41) adalah :
a. Pembuangan sampah bersama air kotor masuk ke instalasi air kotor
dengan didahului pemotongan sampah (grinding system)
b. Pembuangan sampah dengan maksud untuk kompos (composting)
c. Pembakaran sampah melalui dapur-dapur pembakaran (incineration)
d. Pembuangan sampah dengan maksud menutup tanah lapang secara
sanitair (sanitary land fill). Sanitary Land Fill banyak
direkomendasikan sebagai langkah pembuangan akhir yang memenuhi
persyaratan teknis kesehatan.
Pengolahan Air Limbah
Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu.Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya
dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air
dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Berdasarkan survey di Jakarta tahun 1989, tiap orang rata-rata
mengeluarkan beban limbah organik sebesar 40 gram BOD per orang per
hari, yakni dari limbah toilet 13 gram per orang per hari dan dari limbah non
toilet sebesar 27 gram BOD per orang per hari. Jika hanya air limbah toilet
yang diolah dengan sistem tangki septik dengan efisiensi pengolahan 65
%,maka hanya 22,5 % dari total beban polutan organik yang dapat
dihilangkan, sisanya 77,5 % masih terbuang keluar.

Berdasarkan Pergub Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005, untuk pengolahan air
limbah domestik individual, seluruh air limbah rumah tangga baik air limbah
toilet maupun air limbah non toilet harus diolah dengan unit pengolahan air
limbah di tempat (on site treatment), selanjutnya air olahannya dibuang ke saluran
umum.

Pengolahan air limbah domestik dengan sistem On Site Treatment


C. Hasil dan Pembahasan
D. N E. Keb G. S H. Ke J. Su K. Vo M. Kom N. Pengol O. V Q. S R. Pengel
a utuh u bu m lu posi ahan ol u olaan
m an m tu be m si samp u m air
a air b ha r e sam ah m b limbah
min er n ai sa pah e er
um ai ai r m ai ai
F. (LO r r be pa r r
H) m be rsi h li li
in rsi h L. (g m m
u h ra b b
m I. (L m a a
O ) h h
H) P. (L
O
H)
S.
T. R U. 1,8 V. G W. 12 X. Ai Y. 20 Z. Kapa AD. T AF. 1 AG. AK. T
e al 0 r 0 s, idak 2 Mand idak
t o Su AA. ada 0 i, ada
a n m Tisu, AE. ( AH. AL.Dialira
isi ur AB. kolekti Cuci n
ul ga Plastik, f) p seloka
a li AC. er n
n Kertas al
g miny at
ak. a
n
m
ak
a
n,
AI. W
u
d
h
u,
AJ. B
u
a
n
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
AM. AN. AO. AP. 11 AQ. AR. AS. AV. Dibak AW. AX. BB. T
Andi 1,7 Galo 0 Air 180 Tisu , ar 110 Mand idak
t n Su AT. Plast i, ada
a m m ik, AY. C BC. D
er ur AU. uc ialiran
k ga Kertas i seloka
te li miny b n
rt ak. aj
e u,
nt p
u er
al
at
a
n
m
ak
a
n,
AZ.
Wudh
u,
BA.
Buan
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
BD. BE. BF. G BG. BH. BI. 17 BJ. Tisu BM. T BO. BP. M BT. Tidak
Ima 1,11 al 85 Air 0 , idak 85 a ada
o P BK. ada n BU. D
n D Plastik, BN. ( di ialiran
m A BL.Kert kolekti , seloka
er M as f) BQ. n
k miny Cuci
te ak. b
rt aj
e u,
nt p
u er
d al
a at
n a
ai n
r m
m ak
at a
a n,
n BR.
g Wudh
u,
BS.B
u
a
n
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
BV. T BW. BX. BY. 11 BZ. CA. CB. CE. D CF. 1 CG. CK. T
i 1,2 Galo 4 Air 150 Tisu , ibakar 1 Mand idak
k n Su CC. 4 i, ada
a isi m Plastik, CH. CL.Dialira
ul ur CD. Cuci n
a ga Kertas b seloka
n li miny aj n
g ak. u,
p
er
al
at
a
n
m
ak
a
n,
CI. W
u
d
h
u,
CJ. B
u
a
n
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
CM. CN. CO. CP. 11 CQ. CR. CS. CW. D CX. CY. M DC. T
Tiwi 1,2 Galo 4 Air 100 Kapas, ibakar 114 a idak
n P CT. Tisu, n ada
isi D CU. di DD. D
ul A Plastik, , ialiran
a M CV.Kert CZ. seloka
n as Cuci n
g miny b
ak. aj
u,
p
er
al
at
a
n
m
ak
a
n,
DA.
Wudh
u,
DB.
Buan
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
DE. DF. 2,0 DG. DH. DI. Ai DJ. 14 DK. DL. D DM. DN. DR. T
Dwi Galo 120 r 0 Kapas, ibakar 120 Mand idak
A n su tisu, i, ada
isi m kert DO. DS. D
ul ur as Cuci ialiran
a ga miny b seloka
n li ak, aj n
g plast u,
ik, p
er
al
at
a
n
m
ak
a
n,
DP. W
u
d
h
u,
DQ.
Buan
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
DT.F DU. DV.G DW. DX. DY. 11 DZ. ED. T EF. 1 EG. EK.Tidak
a 1,22 al 133 Air 0 Kapas, idak 3 Mand ada
r o Su EA.Tisu, ada 3 i, EL. Dialira
i n m EB. EE.(kolek EH. n
s m ur Plastik, tif) Cuci seloka
a er ga EC. b n
k li Kertas aj
te miny u,
rt ak. p
e er
nt al
u at
a
n
m
ak
a
n,
EI. W
u
d
h
u,
EJ. B
u
a
n
g
ai
r
b
es
ar
/k
ec
il
EM. EN. EO. EP. 79 EQ. ER.10 ES. ET. EU. EV. EW.
Juml 9,03 6 50 796
a
h
EX. EY. 1,29 EZ. FA. 11 FB. FC.15 FD. FE. FF. 1 FG. FH.
Rata 3, 0 1
- 7 3,
r 7
a
t
a

FI.
FJ.
FK.Kebutuhan selama satu minggu

FL. Nama FM. Kebut FO. Kebut FQ. Volum FS. Volume air
uhan air uhan air e sampah limbah
minum bersih FR.Gram/ Per FT. Liter/ Per
FN. Liter / FP. Liter/ Per minggu minggu
Per minggu minggu
FU.Reta FV. 12,6 FW. 840 FX.1400 FY. 840
FZ.Andita GA. 11,9 GB. 770 GC. 1260 GD. 770
GE. Ima GF. 7,77 GG. 595 GH. 1190 GI. 595
GJ. Tika GK. 8.4 GL. 798 GM. 1050 GN. 798
GO. Tiwi GP. 8.4 GQ. 798 GR. 700 GS. 798
GT.Dwi A GU. 14,0 GV. 840 GW. 980 GX. 840
GY. Farisa GZ. 8.54 HA. 966 HB. 770 HC. 966
HD. Jumla HE. 71,61 HF. 5.607 HG. 7.350 HH. 5.607
h
HI. Rata-rata HJ. 10,23 HK. 801 HL.1.050 HM. 801
HN.
HO. Pembahasan

1. Kebutuhan Air Minum


HP.Dari data yang telah diperoleh kebutuhan air minum perhari setiap orang
berbeda-beda hal ini dapat diliat dari konsumsi Reta 1,8 liter/hari, Andita
1,7 liter/hari, Ima 1,11 liter/hari, Tika 1,2 liter/hari, Tiwi 1,2 liter/hari ,
Dwi A 2,0 liter/hari dan Farisa 1,22 liter/hari. Hal ini dipengarui berbagai
faktor antara lain cuaca, aktivitas yang dilalukan, standar hidup, berat
badan dan ketersediaan air (susan dan edi, 2007). Secara umum rata-rata
kebutuhan air minum per orang dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari.
Dari data yang diperoleh, rata-rata kosumsi air minum anggota kelompok
kurang dari rata-rata kebutuhan air minum orang Indonesia, yaitu 1,29
liter per hari.
2. Sumber Air minum
HQ. Dari data yang diperoleh sumber air minum yang dipakai oleh
anggota kelompok berbeda-beda yaitu 2 orang memakai air galon merk
tertentu, 4 orang air galon isi ulang, dan satu orang memakai air galon
merk tertentu serta air matang atau air yang dimasak.
3. Kebutuhan Air Bersih
HR. Dari data yang diperoleh, kebutuhan air bersih setiap orang
berbeda-beda hal ini dapat dilhiat dari konsumsi air bersih Reta 120
liter/hari, Andita 110 liter/hari, Ima 85 liter/hari, Tika 114 liter/hari, Tiwi
114 liter/hari, Dwi 120 liter/hari, dan Farissa 133 liter/hari. Perbedaan ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kesediaan air, arga air, jarak dari
sumber air, kualitas air, budaya, dan agama ( depkes, 2006 ). Menurut
WHO dalam Depkes 2006, beberapa data menyebutkan bahwa volume
kebutuhan air bersih bagi penduduk rata-rata di dunia berbeda. Di negara
maju, air yang dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter/orang/hari,
sedangkan di Indonesia ( kota besar ) sebanya 200-400 liter/orang/hari dan
di daerah pedesaan hanya 60 liter/orang/hari. Air bersih yang digunakan
tersebut akan menentukan volume air limbah yang dihasilkan.
4. Sumber Air Bersih
HS. Dari data yang diperoleh sumber air bersih yang digunakan oleh
anggota kelompok berbeda-beda, yaitu dua orang menggunakan air
PDAM dan lima orang menggunakan air sumur gali.
5. Volume sampah
HT. Dari data yang diperoleh, volume sampah setiap orang berbeda-
beda hal ini dapat dilhiat dari sampah yang dihasilkan, yaitu Reta 200
gram, Andita 180 gram, Ima 170 gram, Tika 150 gram, Tiwi 100 gram,
Dwi 140 gram, dan Farissa 110 gram. Menurut Sudrajat ( 2006 ) volume
produksi sampah yang dihasilkan per orang untuk daerah Indonesia rata-
rata sekitar 0,5 kg/kapita/hari dengan komposisi sampah sebagai berikut
75 % - 95 % sampah organik, 6 % kertas, 2 % plastik, gelas 1 %, lain-lain
4 %, dan kadar airnya yaitu 65 % - 75 %. ( Wijayanti, 2009 ). Wijayanti,
Putri Dianing. Hubungan Kepadatan Lalat. FKMUI, hlm. 6
HU.
6. Pengolahan Sampah

HV. Dari data yang diperoleh, pengolahan sampah yang dilakukan


adalah 3 orang tidak ada pengolahan melainkan dikumpulkan secara
kolektif lalu diambil oleh petugas sampah yang akhirnya dibuang ke TPA,
4 orang yang lain diolah dengan cara dibakar dengan korek api. Cara
pembakaran tersebut tidak dianjurkan oleh Depkes terlebih jika
pembakaran tersebut dilakukan di setiap kos. Metode-metode pembuangan
sampah yang dianjurkan menurut Depkes RI Tentang pembuangan
sampah(1987:40-41) Pembakaran sampah melalui dapur-dapur
pembakaran (incineration) karena mempunyai kelebihan membakar
sampah sampai 90%. Pada pengolahan sampah yang dilakukan anggota
kelompok tidak melakukan pengolahan sampah tahap awal yaitu
Reduce(mengurangi), Reuse(menggunakan kembali) dan Recycle
(mendaur ulang).
7. Pengolahan Air Limbah
HW. Dari data yang diperoleh, tidak dilakukan pengolahan limbah cair
karena hanya dibuang di selokan tanpa dilakukan pengolahan, seharusnya
dilakukan Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan
bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan
peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL
(Waste Water Treatment Plant / WWTP).
HX.
HY. Kesimpulan
HZ. Kebutuhan air minum dan air bersih, volume sampah, komposisi sampah,
volume air limbah, dan sumber air limbah tiap anggota kelompok berbeda-beda
yang disebabkan berbagai faktor. Kemudian untuk pengelolaan sampahnya ada
yang dilakukan secara kolektif dan ada yang dibakar. Sementara untuk air
limbah tidak dilakukan pengelolaan, melainkan hanya dialirkan melalui
selokan.
IA. Saran
IB. Sebaiknya dilakukan pengeloaan sampah maupun air limbah. Untuk
pengelolaan sampah sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Depkes.
Sementara untuk pengelolaan limbah dapat dilakukan melalui kolam
stabilisasi.
IC. DAFTAR PUSTAKA
ID.
IE. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33712/4/Chapter I.pdf
IF. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34137/4/Chapter II.pdf
IG. http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes 416.pdf
IH. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas
2013.pdf

II. www.depkes.go.id

IJ. http://swa.co.id/headline/penggagas-asuransi-sampah-raih-penghargaan-
dari-pangeran-charles

IK.
IL.
IM.
IN.

Anda mungkin juga menyukai