Kejang merupakan perubahan elektrolit, dan gejala putus alkohol Hipoglikemia, hipokalsemia, fungsi otak mendadak dan sementara dan obat gangguan metabolik, hipomognesemia, gangguan sebagai akibat dari aktivitas neuronal uremia, overhidrasi, toksik elektrolit (Na dan K) yang abnormal dan pelepasan listrik subcutan dan anoksia serebral. serebral yang berlebihan.(betz & Toksik : Intoksikasi anestesi Sowden,2002) Sebagian kejang merupakan lokal, sindrom putus obat. Kejang demam ialah bangkitan idiopati (tidak diketahui kejang yang terjadi pada kenaikan Kelainan yang diturunkan : etiologinya). suhu tubuh ( suhu rektal diatas 38 0 C) gangguan metabolisme asam 1. Intrakranial yang disebabkan oleh proses amino, ketergantungan dan ekstrakranium. Asfiksia : Ensefolopati kekurangan produksi Jadi kejang demam adalah hipoksik - iskemik kernikterus. kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak Trauma (perdarahan) : 3. Idiopatik akibat perubahan potensial listrik perdarahan subaraknoid, Kejang neonatus fanciliel serebral yang berlebihan sehingga subdural, atau intra ventrikular benigna, kejang hari ke-5 (the mengakibatkan renjatan berupa kejang. Infeksi : Bakteri, virus, parasit fifth day fits) B. Etiologi Kelainan bawaan : disgenesis singkat pada umumnya tidak Kejang dapat disebabkan oleh korteks serebri, sindrom berbahaya dan tidak berbagai kondisi patologis, zelluarge, Sindrom Smith meninggalkan gejala sisa. Tetapi termasuk tumor otak, trauma, -Lemli - Opitz. kejang yang berlangsung lama bekuan darah pada otak, ( lebih dari 15 menit) biasanya 2. Ekstra kranial disertai apnea, meningkatnya serangan kejang yang berlangsung 1. Tanda-tanda motoris, kebutuhan oksigen dan energi lama dapat menjadi matang kedutan pada wajah, untuk kontraksi otot skelet yang dikemudian hari sehingga terjadi atau salah satu sisi akhirnya terjadi hipoksemia, serangan epilepsi spontan, karena tubuh; umumnya hiperkapnia, asidosis laktat yang itu kejang demam yang gerakan setiap kejang disebabkan oleh metabolisme berlangsung lama dapat sama. anaerobik, hipotensi arterial menyebabkan kelainan anatomis 2. Tanda atau gejala disertai denyut jantung yang tidak diotak hingga terjadi epilepsi. otonomik: muntah, teratur dan suhu tubuh makin berkeringat, muka meningkat yang disebabkan oleh merah, dilatasi pupil. makin meningkatnya aktivitas 3. Gejala somatosensoris otot, dan selanjutnya atau sensoris khusus : menyebabkan metabolisme otak mendengar musik, meningkat. Faktor terpenting merasa seakan jatuh adalah gangguan peredaran darah dari udara, parestesia. yang mengakibatkan hipoksia D. Manifestasi Klinik 4. Gejala psikis : dejavu, sehingga meningkatkan a. Kejang parsial ( fokal, lokal ) rasa takut, visi permeabilitas kapiler dan timbul i. Kejang parsial sederhana : panoramik. edema otak yang mngakibatkan Kesadaran tidak terganggu, ii. Kejang parsial kompleks kerusakan sel neuron otak. dapat mencakup satu atau 1. Terdapat gangguan lebih hal berikut ini : Kerusakan pada daerah medial kesadaran, walaupun lobus temporalis setelah mendapat pada awalnya sebagai kejang parsial 2. Ditandai dengan 3. Umumnya berlangsung simpleks tatapan terpaku yang kurang dari 5 detik dan 2. Dapat mencakup umumnya berlangsung terjadidalam kelompok otomatisme atau kurang dari 15 detik 4. Kehilangan kesadaran gerakan otomatik : 3. Awitan dan akhiran hanya sesaat. Mengecap-ngecapkan cepat, setelah itu iii. Kejang tonik klonik bibir, mengunyah, kembali waspada dan 1. Diawali dengan gerakan menongkel konsentrasi penuh kehilangan kesadaran yang berulang - ulang ii. Kejang mioklonik dan saat tonik, kaku pada tangan dan 1. Kedutan - kedutan umum pada otot gerakan tangan involunter pada otot ekstremitas, batang lainnya. atau sekelompok otot tubuh dan wajah yang 3. Dapat tanpa yang terjadi secara berlangsung kurang dari otomatisme : tatapan mendadak. 1 menit terpaku 2. Sering terlihat pada 2. Dapat disertai orang sehat selama hilangnya kontrol usus b. Kejang umum ( konvulsi atau tidur tetapi bila dan kandung kemih non konvulsi ) patologik berupa 3. Saat tonik diikuti klonik i. Kejang absens kedutan kedutan pada ekstrenitas atas 1. Gangguan sinkron dari bahu, leher, dan bawah. kewaspadaan dan lengan atas dan kaki. responsivitas 4. Letargi, konvulsi, dan menetapkan jenis dan fokus perubahan metabolik atau tidur dalam fase dari kejang. aliran darah dalam otak postictal 2. Pemindaian CT : menggunakan iv. Kejang atonik kajian sinar X yang lebih 1. Hilangnya tonus secara sensitif dari biasanya untuk 5. Uji laboratorium mendadak sehingga mendeteksi perbedaan Fungsi lumbal : dapat menyebabkan kerapatan jaringan. menganalisis cairan kelopak mata turun, 3. Magneti resonance imaging serebrovaskuler kepala menunduk,atau ( MRI ) : menghasilkan Hitung darah lengkap : jatuh ke tanah. bayangan dengan mengevaluasi trombosit dan 2. Singkat dan terjadi menggunakan lapangan hematokrit tanpa peringatan. magnetik dan gelombang radio, Panel elektrolit berguna untuk memperlihatkan Skrining toksik dari serum E. Komplikasi daerah -daerah otak yang tidak dan urin 1. Aspirasi jelas terlihat bila menggunakan GDA 2. Asfiksia pemindaian CT Kadar kalsium darah 3. Retardasi mental 4. Pemindaian positron emission Kadar natrium darah tomography ( PET ) : untuk Kadar magnesium darah F. UJI LABORATORIUM DAN mengevaluasi kejang yang DIAGNOSTIK membandel dan membantu G. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Elektroensefalogram ( EEG ) : menetapkan lokasi lesi, dipakai unutk membantu 1. Memberantas kejang secepat Sebelum memberantas kejang ini diberikan sampai mungkin tidak boleh dilupakan perlunya kemungkinan sangat kecil Diberikan anti konvulsan pengobatan penunjang anak mendapat kejang secara intravena jika klien demam sederhana yaitu kira Semua pakaian ketat dibuka masih dalam keadaan kejang, - kira sampai anak umur 4 Posisi kepala sebaiknya ditunggu selama 15 menit, bila tahun. miring untuk mencegah masih terdapat kejang diulangi aspirasi isi lambung Profilaksis jangka panjang suntikan kedua dengan dosis Usahakan agar jalan nafas Diberikan pada keadaan yang sama juga secara bebas untuk menjamin Epilepsi yang diprovokasi intravena. Setelah 15 menit kebutuhan oksigen, bila oleh demam suntikan ke 2 masih kejang perlu dilakukan intubasi Kejang demam yang diberikan suntikan ke 3 dengan atau trakeostomi. mempunyai ciri : dosis yang sama tetapi melalui Penghisapan lendir harus - Terdapat gangguan intramuskuler, diharapkan dilakukan secara teratur dan perkembangan saraf kejang akan berhenti. Bila diberikan oksigen. seperti serebral palsi, belum juga berhenti dapat 3. Pengobatan retardasi diberikan fenobarbital atau Profilaksis intermiten perkembangan dan paraldehid 4 % secara Untuk mencegah kejang mikrosefali intravena. berulang, diberikan obat - Bila kejang berlangsung 2. Pengobatan penunjang lebih dari 15 menit, campuran anti konvulsan dan antipiretik. Profilaksis bersifat fokal atau diikiuti kelainan saraf - Kejang demam pada yang sementara atau bayi berumur dibawah menetap usia 1 bulan - Riwayat kejang tanpa 4. Mencari dan mengobati demam yang bersifat penyebab genetik