Anda di halaman 1dari 4

1.

Prostitusi Online dan Penyebab Timbulnya

Sejarah prostitusi online

Revolusi teknologi yang telah menciptakan komputer puluhan tahun silam dan kini telah
menjelma menjadi jaringan internet. Dunia maya atau telah menjadi dunia baru bagi masyarakat
modern saat ini, di samping hidup didunia nyata. Pada awal 1990an, internet di Indonesia masih
menjadi barang langka yang hanya dikonsumsi kalangan terbatas, seperti dosen, peneliti atau
pejabat pemerintah. Baru tahun 1994, perkembangan layanan internet komersial dimulai dan
publik pun dapat dengan mudah mengaksesnya.

Kini, mulai dari Balita sampai Lansia sudah berselancar didunia maya. Jika awalnya mengakses
di warnet-warnet atau dirumah melalui jaringan telepon, sekarang beberapa tempat telah
menyediakan Wifi, mulai dari perkantoran pemerintah, swasta, sekolah, kampus, bandara, mall,
caf sampai dengan bis. Apabila merasa repot untuk mencari Wifi, anda tinggal menggunakan
modem atau lebih praktis lagi lewat Android, Ipad bahkan cukup dengan HP.

Internet kini tidak lagi sekedar kebutuhan, tetapi juga telah menjadi gaya hidup masyarakat.
Namun sebagaimana produk teknologi lainnya, internet tidak hanya memiliki sisi positif, seperti
adanya Email, FB, E-Learning, E-Banking dan E-Goverment, dunia maya juga berdampak
negatif dengan berkembangnya cybercrime, termasuk dibidang kesusilaan, seperti cyberporn,
cyber prostitution, sex online dan cybersex.

Penyebab timbulnya prostitusi online

Faktor yang menyebabkan prostitusi online internet semakin marak terjadi dan terus
berkembang dari waktu ke waktu, Adapun 5 faktor penyebab terjadinya pelacuran, yakni:

1. Lemahnya tingkat keimanan seseorang terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


Pada dasarnya, keimanan adalah landasan seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Tiap-tiap
agama mempunyai aturan sendiri-sendiri mengenai perintah dan larangan Tuhan Y.M.E. Tidak
ada satu pun agama yang memperbolehkan pelacuran terjadi. Dalam hidupnya, seseorang harus
selalu berada pada jalur yang benar yakni jalur yang sudah diatur dalam kitab suci agama.
Dengan dilandasi keimanan yang baik, diharapkan orang tersebut akan kuat menjalani arus tajam
dalam kehidupan ini.

2. Kemiskinan, kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk merencanakan strategi


penopang kehidupan mereka termasuk menjual moral untuk bekerja dan bekerja karena
jeratan hutang, yaitu pekerjaan yang dilakukan seseorang guna membayar hutang atau
pinjaman;
Pada dasarnya, penyebab utama terjadinya pelacuran ialah keterpurukan kondisi ekonomi
Indonesia. Hal tersebut akan berdampak langsung pada penutupan banyak pabrik dan
rasionalisasi besar-besaran terhadap jumlah tenaga kerja. Akibatnya, banyak orang yang
kehilangan pekerjaan. Selain itu, akibat kurang kondusifnya iklim investasi terutama karena
faktor keamanan, sedikit sekali lapangan kerja yang tersedia. Peluang kerja yang ada tidak
sebanding dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan. Keadaan ini membuat orang berupaya
keras mencari pekerjaan hingga kenegara lain. Disisi lain, dilihat dalam konteks keluarga, wanita
dipandang sebagai pekerja alternatif yang dapat menjamin kelangsungan hidup satu keluarga.
Fenomena pelacuran ini merupakan sektor perdagangan yang kini berkembang pesat. Dimana ini
juga ada yang dikendalikan oleh jaringan global yang tersusun serta bersindikat, dengan
menggunakan kelengkapan teknologi yang canggih serta dilindungi oleh pihak-pihak yang tidak
bertangunggung jawab.

3. Keinginan cepat kaya (materialistic), keinginan untuk memiliki materi dan standar hidup
yang lebih tinggi-memicu terjadinya pelacuran. Aktivitas haram ini sudah menjamah
lingkungan pendidikan. Pelajar SMP, SMA, Mahasiswa banyak pula yang terjun dalam
dunia ini. Motifnya, selain faktor kemiskinan juga adanya keinginan untuk dapat segera
memenuhi kebutuhan gaya hidup yang mewah.

4. Faktor budaya, faktor-faktor budaya berikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya


pelacuran wanita, seperti: budaya cyberporn di internet dengan memasang foto-foto porno tanpa
ada rasa malu dari pihak yang bersangkutan dan secara terang-terangan menawarkan dirinya
dengan tarif dan harga yang dicantumkan dalam akun tersebut dengan akses yang mudah karena
banyaknya pengguna internet yang akan dapat melihat produk yang ditawarkannya. Situs
prostitusi online menjadi budaya bisnis yang memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan
tempat prostitusi pada umumnya seperti Gang Dolly di Surabaya, teknologi sangat tidak
dibutuhkan sebagai media promosi dalam hal prostitusi. Contohnya saja "Gang Dolly". Sebagai
tempat Prostitusi terbesar di "Asia Tenggara" seharusnya lebih menguntungkan dibanding
prostitusi di Internet yang jaringannya tidak besar. Namun bila dibandingkan tarif, Prostitusi
Online yang menang. Bila pada internet tarif berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 50 juta, di
Gang Dolly paling murah hanyalah Rp 100 ribu.

4. Lemahnya penegakan hukum, pejabat penegak hukum dalam mengawasi beredarnya


cyberporn. Bahkan kegiatan prostitusi dan pornografi online internet dianggap bahaya
laten yang selalu ada dan berkembang walaupun terus diberantas. Sebenarnya,
kenyataan di masyarakat memang demikian. Akan tetapi hal ini kembali lagi pada
ketegasan aparat penegak hukum dalam memberikan shock therapy pada pemuat situs
porno.

2. Dampak Prostitusi Online Terhadap Ketahanan Nasioanl


Adapun dampak yang akan ditimbulkan prostitusi online teerhdap ketahanan nasional
adalah:
1. Merusak moral bangsa terutama genrasi penerus bangsa sebagai estafet penerus bangsa.
Hadirnya prostitusi dapat merusak moral dan jati diri generu bangsa, sehingga
dapat mengancam kelangsunagn hidup bangsa dan Negara di masa mendatang
2. Lunturnya nilai-nilai Pancasila sebagai ideology bangsa yang dijadikan sebagai dasar
pijakan berdirinya Negara Indonesia. Nilai-nilai agama, moral, dan social akan tersisihkan,
dan hanya akan tertinggal kebudayaan liberalisme.
3. Prostitusi dapat dimanfaatkan oleh pihak luar untuk merusak ketahanan nasioanal.
4. Menjatuhkan jati diri bangsa Indonesia yang tersohor dengan luhur budinya dan
menjunjung tinggi nilai budaya ketimuran dan agamanya.

5. Menimbulkan dan menyebarluaska penyakit kelamin dan kulit.

6. Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika (ganja, heroin,


morfin, dan lain-lain

3.Upaya Penanganan dan Pencegahan Prostitusi Online

Penangana Prostitusi Online Prostitusi adalah persoalan yang rumit dan terkait aspek sosial,
budaya, ekonomi, politik serta moral dan agama. upaya menanggulangi prostitusi hanya dengan
pendekatan moral dan agama adalah naif dan tidak akan menyelesaikan masalah itu.
Pemerintah bersama seluruh masyarakat disarankan untuk menggunakan pendekatan
sosial, budaya, ekonomi, politik selain moral dan agama untuk mencari penyelesaian serta
menjawab persoalan prostitusi secara komprehensif. Pencegahan Prostitusi Online
Secara umum upaya penanggulan prostitusi online dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Usaha yang bersifat preventif/ pencegahan Usaha yang bersifat preventif diwujudkan
dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Usaha ini antara lain berupa :

1) Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau penyelenggaraan


prostitusi, khusunya prostitusi online.

2) Intensifikasi pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian.

3) Memperluas lapangan kerja. Karena kebanyakan dari para pelaku prostitusi


melakukan prostitusi karena desak ekonomi.

4) Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam


kehidupan keluarga.

5) Penyelenggaraan sosialisasi mengenai internet sehat.

6) Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usaha penanggulangan


pelacuran yang dilakukan oleh beberapa instansi sekaligus mengikutsertakan
potensi masyarakat lokal.

7) Penyitaan terhadap buku-buku, majalah-majalah cabul, gambar-gambar porno,


film-film biru serta sarana-sarana lainnya yang merangsang nafsu seks. Serta
pemblokiran situs-situs internet yang menyediakan semua hal yang berbau
pornografi maupun bisnis prostitusi.

8) Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya.

b. Usaha yang bersifat represif dan kuratif


Usaha represif dan kuratif ini antara lain berupa :
1) Melalui lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi, orang melakukan
pengawasan/kontrol yang ketat.

2) Diusahakan rehabilitas dan resosialisasi bagi para pelaku prostitusi, agar mereka
bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila.

3) Menyediakan lapangan kerja baru.

4) Memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku prostitusi, untuk memberikan


efek jera.

5) Meblokir situs-situs internet yang menyediakan semua hal yang berbau pornografi
dan prostitusi. Dan lebih mengamankan penggunaan internet di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai