Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebab terjadinya hernia inguinalis adalah terdapat defek atau kelainan

berupa sebagian dinding rongga lemah. Penyebab pasti hernia inguinalis

terletak pada lemahnya dinding akibat kongenital yang tidak diketahui. Hernia

dapat juga disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intra abdomen.

Tekanan intra abdominal umumnya meningkat sebagai akibat dari kehamilan

atau kegemukan, batuk yang kuat, bersin yang kuat, mengedan saat sembelit,

meiniup kuat juga dapat meningkatkan tekanan intra abdomen. Berbagai

profesi dikaitkan dengan peningkatan tekanan intra abdomen yang tinggi,

seperti atlet angkat besi, balap sepeda, dan berbagai jenis olahraga lain yang

cenderung meningkatkan tekanan intra abdomen. Buruh pekerja yang

mengangkat beban berat juga beresiko mempunyai resiko terjadinya hernia.

Bila dua faktor ini dapat terjadi bersamaan, maka individu akan mengalami

peningkatan resiko hernia inguinalis (Brandt, 2008).


Hernia inguinalis adalah suatu kondisi prostusi (penonjolan) organ

intestinal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau

lemah dari cincin inguinalis (Erickson,2009).


Angka kejadian hernia didunia dengan perbandingan satu diantara 3.000

penduduk atau 0,03%. Di Amerika insiden hernia inguinalis lateralis yaitu satu

diantara 544 penduduk atau 0,18%, sedangkan di Indonesia insiden hernia

inguinalis lateralis yaitu 15 diantara 1000 penduduk atau 1,5%. Hernia

inguinalis lateralis sering dijumpai pada laki-laki, dengan insiden 12 kali lebih

sering dibandingkan wanita. Pada tahun 2007 di Indonesia penyakit hernia


menempati urutan kedelapan dengan jumlah 291.145 kasus.Untuk data di Jawa

Tengah, mayoritas penderita selama bulan Januari - Desember 2007

diperkirakan 425 penderita. Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang Santo

Lukas RSU Budi Rahayu Pekalongan pasien yang terkena hernia inguinalis

dari tanggal 17-21 April 2017 terdapat 2 pasien rawat inap.


Secara umum hernia sering terjadi pada usia lanjut karena pada usia lanjut

dinding otot abdomen sudah lemah, sehingga berpeluang terjadi hernia.

Belakangan ini dengan adanya peningkatan derajat ekonomi, masyarakat

memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Dalam sehari-hari masyarakat

melakukan pekerjaan yang berat dan disertai dengan pola makan yang tidak

sehat, mengakibatkan masyarakat mengalami obesitas sehingga beresiko terjadi

hernia. Hernia merupakan masalah kesehatan yang sering muncul karena hal

tersebut (Wim de Jong, 2004 dalam Saliti dkk, 2013)


Pengobatan pada hernia dapat dilakukan dengan cara pembedahan, antara

lain: herniotomi yaitu membuang kantong hernia. Hal ini terutama pada anak-

anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut,

Hernioplasti yaitu usaha mencegah kekambuhan pada hernia dengan

membentuk ulang struktur untuk memberi kekuatan yang lebih besar.

Herniografi yaitu membuang kantung hernia disertai tindakan bedah plastik

untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis

(Muttaqin, Arif & Kumala Sari : 2013). Selain itu perawatan yang dapat

dilakukan adalah pembatasan aktivitas sesudah pembedahan, serta

meningkatkan asupan makanan tinggi serat dan tinggi cairan untuk mencegah

sembelit dan mengejan selama buang air besar. Karena dengan mengejan
terlalu kuat akan meningkatkan tekanan intra abdomen dan kemungkinan

hernia akan terjadi lagi.


Pentingnya memberikan dan membahas asuhan keperawatan pada pasien

hernia meliputi upaya promotif, preventif, melakukan tindakan kolaborasi

dengan medis dalam pelaksanaan kuratif dan rehabilitatif, upaya preventif

dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hernia. Upaya

preventif yang dapat dilakukan dengan cara menghindari factor resiko antara

lain obesitas, peningkatan tekanan intra abdomen (mengejan saat defekasi dan

berkemih, sembelit menahun). Upaya kuratif antara lain dengan pembedahan

dan terapi medis yaitu pemberian analgesik dan antibiotik. Upaya rehabilitatif

dengan cara memberikan pendidikan kesehatan pada klien post operasi hernia

agar mengkonsumsi makanan tinggi serat, menghindari mengangkat beban

terlau berat, melakukan latihan penguatan otot perut, dan menurunkan factor

resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit hernia.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hernia scrotalis adalah

penonjolan organ intestinal yang masuk ke rongga. Di Indonesia, insiden

hernia scrotalis 10-15% terjadi pada orang dewasa. Hernia scrotalis disebabkan

karena kelainan congenital, usia lanjut dan terlalu sering mengangkat beban

berat. Adapun penatalaksanaan dari penyakit hernia adalah pembedahan.


B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, batasan masalah membahas

mengenai ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK T DENGAN

HERNIA SCROLATIS DEXTRA DI RUANG SANTO LUKAS DIRUMAH

SAKIT UMUM BUDI RAHAYU PEKALONGAN tahun 2017


C. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang diambil peneliti melakukan studi kasus mengenai

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK T DENGAN HERNIA

SCROLATIS DEXTRA DI RUANG SANTO LUKAS DIRUMAH SAKIT

UMUM BUDI RAHAYU PEKALONGAN tahun 2017 ?


D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggali Asuhan Keperawatan Pada Bapak T Dengan Hernia Scrolatis

Dextra di Ruang Santo Lukas Dirumah Sakit Umum Budi Rahayu

Pekalongan Tahun 2017


2. Tujuan Khusus
a. Menggali pengkajian keperawatan pada pasien Hernia Scrotalis Dextra

Pada Bapak T di Ruang Santo Lukas Rumah Sakit Umum Budi Rahayu

Pekalongan Tahun 2017


b. Menentukan diagnose keperawatan pada pasien Hernia Scrotalis Dextra

Pada Bapak T di Ruang Santo Lukas Rumah Sakit Umum Budi Rahayu

Pekalongan Tahun 2017


c. Melakukan rencana keperawatan pada pasien Hernia Scrotalis Dextra

Pada Bapak T di Ruang Santo Lukas Rumah Sakit Umum Budi Rahayu

Pekalongan Tahun 2017


d. Melaksanakan implementasi yang telah ditetapkan pada pasien Hernia

Scrotalis Dextra Pada Bapak T di Ruang Santo Lukas Rumah Sakit

Umum Budi Rahayu Pekalongan Tahun 2017


e. Melakukan evaluasi pada pasien Hernia Scrotalis Dextra Pada Bapak T

di Ruang Santo Lukas Rumah Sakit Umum Budi Rahayu Pekalongan

Tahun 2017
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat untuk aspek teoritis yaitu dimana penelitian beguna dalam

mengembangkan ilmu keperawatan dalam dunia kesehatan. Pengembangan


ilmu ini mencakup tentang penatalaksanaan dan penanganan mengenai

penyakit.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Asuhan Keperawatan ini sebagai bahan masukan bagi perawatan dalam

pemberian obat analgesik dan antibiotik guna proses penyembuhan

khususnya bagi penyakit hernia.


b. Bagi Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang

diperlukan dalam pelaksanan praktik pelayanan keperawatan khususnya

pada pasien hernia scrontalis dextra


c. Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar

mengajar tentang masalah keperawatan mengenai klien dengan hernia

scrotalis dextra
d. Bagi Pasien
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dalam penanganan nyeri

pasca operasi dan perawatan dirumah.

Anda mungkin juga menyukai