Referensi Komposter
Referensi Komposter
Laporan ini diajukan guna memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pertanian Organik
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
FAKULTAS PERTANIAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas limpah dan rahmat-
Nya sehingga dalam penyusunan Laporan Praktikum Mata Kuliah Pertanian Organik dengan
judul Pembuatan Kompos Dengan Komposter ini bias selesai dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tek lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ir. Shodiq Eko Ariyanto, MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pertanian Organik,
2. Staff Laboratorium Universitas Muria Kudus,
3. Orang tua yang telah membantu dalam hal moril serta materiil,
4. Teman teman yang telah memberikan saran serta kritikan yang membangun kepada
penyusun.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna,
Untuk itu saran serta komentar yang membangun sangat penyusun harapkan agar dalam
penulisan selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang.
Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam dunia pertanian.
Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
BAB IV Pembahasan..................................................................................................6
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................7
5.2 Saran....................................................................................................................7
Daftar Pustaka.............................................................................................................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
hewan ternak sejenis mamalia (sapi, kambing, babi dan kuda), unggas (ayam), dan
sebagian dari kompos.
Pupuk organik konvensional yang berasal dari pupuk kandang yang dipakai selama ini
hanya melalui proses pengumpulan kotoran hewan ternak, kemudian ditumpuk selama 1
3 bulan untuk proses pematangan, bahkan, terkadang proses pematangan dilakukan di
dalam kandang dengan cara dibiarkan selama 1 2 bulan sebelum dipakai. Begitu pula
dengan kompos yang berasal dari sampah - sampah atau limbah - limbah padat hanya
melalui pengomposan selama 1 3 bulan tanpa ada proses tambahan sebelum diberikan
kepada tanaman.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organic padat dari limbah sayuran yang tidak
terpakai
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Dalzell (1991) kompos adalah hasil penguraian bahan organik oleh sejumlah
mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir
sebagai humus. Menurut Hadiwiyoto (2000). Kadar unsure hara dalam kompleks sangat
rendah, sehingga penggunaannya lebih bersifat sebagai pengubah sifat tanah. Kompos
mengandung unsure N sebanyak 2%, unsure P sebanyak 0,1-1% dan unsure K sebanyak 1-
2%. Menurut Murbandono (2006) kompos dikatakan sudah matang apabila bahan berwarna
coklat kehitam-hitaman dan tidak berbau busuk, berstruktur remah dan gembur (bahan
menjadi rapuh dan lapuk, menyusut dan tidak menggumpal), mempunyai kandungan C/N
rasio rendah. Dibawah 20, tidak berbau ( kalau berbau, baunya seperti tanah ), suhu ruangan
kurang lebih 30C, kelembapan dibawah 40 %.
Di dalam timbunan bahan-bahan organik. Pada pembuatan kompos, terjadi aneka perubahan
hayati dilakukan oleh jasad-jasad renik. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu penguraian
hidratarong, selulosa menjadi CO2 dan air,terjadi pengikatan beberapa jenis unsure hara di
dalam jasad-jasad renik, terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Unsure-unsure tersebut akan
terlepas kembali bila jasad-jasad tersebut mati.
Banyaknya perubahan yang terjadi dalam timbunan bahan kompos,oleh karena itu perlu
diperhatikan hal-hal dalam pembuatan kompos yaitu persenyawaan zat arang (C ) yang
mudah diubah harus secepat mungkin diubah secara menyeluruh. Untuk itu, diperlukan
banyak udara dalam timbunan bahan kompos. Proses ini dapat dipercepat dengan campuran
kapur dan fosfat atau campuran zat lemas secukupnya. Zat lemas yang digunakan harus
mempunyai perbandingan C/N kecil. Persenyawaan zat lemas sebagian besar harus diubah
menjadi persenyawaan amoniak, tidak hanya terikat sebagai putih telur di tubuh bakteri. Oleh
karena itu dibutuhkan perbandingan C/N yang baik. Jika perbandingan C/N kecil, akan
banyak amoniak yang dibebaskan oleh bakteri. Nitrat di dalam tanah segera diubah menjadi
niat yang mudah diserap tanaman. Pengomposan dikatakan bagus apabila zat lemas yang
hilang tidak terlalu banyak.
Sisa pupuk sebagai bunga tanah harus diusahakan sebanyak mungkin. Agar kadar bunga tanah
bertambah, diperlukan bahan baku kompos yang banyak mengandung lignin, misalnya jerami
yang berkadar 16-18%. Selain itu persenyawaan kalium dan fosfor yang berubah menjadi zat
yang mudah diserap oleh tanaman merupakan proses yang baik dalam pengomposan. Dalam
3
proses pengomposan, sebagian besar kalium. Kalium mudah diserap tanaman. Selain itu
fosfor sebanyak 50-60% yang berbentuk larutan akan mudah diserap tanaman.
Menurut Yuwono ( 2002 ) proses pengomposan dapat berjalan dengan baik apabila
perbandingan antara komposisi C dengan N berkisar antara 25:1 sampai 30:1
Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organic seperti
tanaman, hewan, atau limbah organic lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut
pupuk organic karena bahan penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organic.
Sifat kompos adalah :
1) memperbaiki struktur tanah,
2) memperbesar daya ikat tanah berpasir,
3) meningkatkan daya ikat air pada tanah,
4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,
5) mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
6) membantu pelapukan bahan mineral,
7) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikroba,
8) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.
Kelebihan kompos yang dibuat dengan memanfaatkan aktifator atau mikroba adalah
mengandung mikroba yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan
penyakit. Beberapa contoh kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba
decomposer/pengurai antara lain yaitu Bokashi.
Larutan Effective Microorganism 4 (EM4) ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa
dari Universitas Ryukyus Jepang dengan kandungan mikroorganisme sekitar 80 genus.
Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan
bahan organik. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri
fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh
dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam,
pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai
bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk
mikroorganisme. Dalam proses fermentasi bahan organik, mikroorganisme akan bekerja
dengan baik apabila kondisinya sesuai, yaitu apabila dalam kondisi anaerob, pH rendah (3-4),
kadar gula tinggi, kadar air 30-40%, dan suhu sekitar 40-50oC.
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan pelaksanaan ini yaitu :
Tanggal : 24 mei 2014
Tempat : Rumah Kompos Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus
3.2 Alat dan bahan yang digunakan
Alat Bahan
Sekop Sayuran yang tidak terpakai
Drum besar Kotoran hewan
Ember Em4 dan air
Kertas label dan alat tulis
5
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada minggu pertama semua bahan mulai sudah terdekomposisi dengan sempurna
oleh mikroba.
Pada minggu kedua, ditemukan belatung dalam drum, hal ini memicu
pendekomposisian bahan oleh mikroba terganggu, sehinggan harus di tambah dengan em4.
Pada minggu ketiga, belatung hilang dan kompos sudah siap digunakan.
6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Alat Bahan
Sekop Sayuran yang tidak terpakai
Drum besar Kotoran hewan
Ember Em4 dan air
Kertas label dan alat tulis
5.2 Saran
7
Dalam pembuatan kompos, di anjurkan dalam ruang yang tertutup, hal ini mencegah agar
mikroba yang bersifat merusak, tidak tercampur kedalam kompos yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
- Purnama, D. (2011). Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
http://posluhdesraharja.blogspot.com/2011/12/pembuatan-bokashi-pupuk-
kandang.html.
[20 juni 2014]
- Tahha, D. (2011). Laporan Agronomi Pembuatan Bokashi - Acara 4.
http://fapertaunmul09.blogspot.com/2011/06/laporan-agronomi-pembuatan-
bokashi.html
[20 juni 2014]
- Crawford,J.H. 2003. KOMPOS. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia
- Dipoyuwono .2007. Meningkatkan Kualitas Kompos. Meningkatkan Kualitas
Kompos. Kiat Menggatasi Permasalahan Praktis.Jakarta: Agromedia Pustaka.