Lapkas Obstet
Lapkas Obstet
I. ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ny. A
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku bangsa : Melayu
Alamat : Jln.Syahrudin gang pasaribu no.7 Medan Amplas
Tanggal Masuk : 9 Agustus 2015
Jam : 18.42 WIB
Status : G2P1A0
No. RM : 91.04.03
1
HPHT : 27-11-2014
TTP : 4-9-2015
ANC : Bidan 4 kali
Riwayat Kehamilan :
1. Perempuan, cukup bulan, SC, dokter SpOG, RS, 2900 gram, 1 tahun 8
bulan, sehat.
2. Hamil ini
B. STATUS OBSTETRIKUS
1. Abdomen : Membesar asimetris
2. Fundus Uteri : 3 jari di bawah processus xypoideus
3. Teregang : kiri
4. Terbawah : kepala
5. Gerak : (+)
6. His : (-)
7. DJJ/menit : 150 x/i, regular
C. PEMERIKSAAN DALAM
Inspekulo : Tampak bantalan plasenta
VT : Tidak dilakukan pemeriksaan
D. USG-TAS :
JT,PK, AH
FM (+), FHR (+)
BPD : 87,4 mm
AC : 313mm
2
FL : 66 mm
Plasenta : tampak menutupi seluruh OUI
Air Ketuban : Cukup
EFW : 2911 gram
E. LABORATORIUM
Hb / Ht / Leukosit / Trombosit : 8,20 / 25,9 / 10,900 / 171.000
KGD ad random : 113 mg/dl
Ureum / Kreatinin : 30/1,3
DIAGNOSA
PlasentaPrevia Totalis + SG + KDR (36-38) minggu + PK + AH + Anemia
THERAPY
- Bed rest total
- IVFD RL 20 gtt/i
- Transfusi PRC 2 bag (@175 ml)
RENCANA
- SC cito
- Awasi Vital Sign, HIS, DJJ, tanda-tanda perdarahan per vaginam
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus terpasang dan kateter terpasang
baik
3
Peritoneum dijepit dengan klem, dijinjing, digunting keatas dan kebawah
tampak uterus gravidarum, hack blast dipasang. Lalu plika vesikouterina
dijinjing dan digunting ke kiri dan ke kanan dilanjutkan insisi secara konkaf
sampai subendometrium kemudian ditembus secara tumpul dan diperlebar
searah sayatan. Kemudian dengan menembus plasenta dan meluksir kepala
lahir bayi perempuan. BB 2900 gr, PB 46 cm, A/S 8/9, anus (+). Dengan
menjepit tali pusat pada dua sisi dan digunting diantaranya. Kemudian
plasenta dilahitkan secara PTT. Kesan : Lengkap.
Evaluasi cavum uteri dengan stosel dan sisa plasenta dengan kasa terbuka.
Kesan bersih.
TERAPI POST SC
IVFD RL + Oxytocin 10-10-5-5 iu 20 gtt/i
Inj. Ampicilin 1 gr/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
4
ANJURAN : - Awasi Vital sign , kontraksi dan tanda-tanda perdarahan
- Cek darah rutin 2 jam post SC
KALA IV
Hb : 9,4 gr%
Ht : 32,50 %
Leukosit : 10.000 mm3
Trombosit : 386.000 mm3
Follow Up Pasien
Tanggal 10/08/2015
5
TFU : setentang pusat, kontraksi : kuat
Luka operasi : tertutup verban, kesan kering
Perdarahan /vaginam: (-), lochia (rubra) (+)
BAB : (-) N, flatus (+)
BAK : (+) via kateter, UOP 50 cc/ jam, warna: kuning
R : Mobilisasi bertahap
Tanggal 11/08/2015
6
Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
R : - Aff Kateter
- Mobilisasi bertahap
Tanggal 12/08/2015
S : -
Tanggal 13/08/2015
S : -
7
O : SP: Sensorium : compos mentis Anemis : (-)
TD : 110/60mmHg Ikterik : (-)
HR : 100 x/i Sianosis : (-)
RR : 25 x/i dypsnoe : (-)
T : 36,7C Edema : (-)
SO : Abdomen : Soepel ,Peristaltik (+)
TFU : dua jari dibawah pusat, kontraksi : kuat
Luka operasi : tertutup verban, kesan kering
Perdarahan pervaginam : (-), lochia rubra (+)
BAB : (-) N, flatus (+)
BAK : UOP 50 cc/ jam, warna: kuning
A : Post SC a/i previous bleeding + Plasenta Previa Totalis + NH3
P : - Cefadroxil tab 2 x 500 mg
- As. Mefenamat tab 3x500 mg
- B. Comp 2x1
R : - GV => kering => PBJ
8
ANALISA KASUS
Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien seorang perempuan, 20 tahun,
G2P1A0, datang ke IGD RSUPM pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 18.42 WIB dengan
keluhan utama keluar darah dari kemaluan. Hal ini dialami pasien sejak tanggal 9
Agustus 2015 pukul 12.00 WIB. Berupa darah warna merah segar, volume darah 2x
mengganti pembalut, dan terjadi secara tiba-tiba. Nyeri perut (-), Riwayat trauma (-)
riwayat perut dikusuk (-), riwayat campur suami istri (-), riwayar mules-mules mau
melahirkan (-), Riwayat keluar air-air dari kemaluan(-), Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan yang sama dan dirawat di RS luar selama 2 hari. BAK (+)
normal, BAB (+) normal.
9
plasenta seperti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur sinus marginal dan vasa
previa.
Pada pasien ini perdarahan antepartum yang terjadi akibat dari plasenta previa
yaitu suatu keadaan dimana letak plasenta yang abnormal, pada segmen bawah uterus
sehingga plasenta menutupi seluruh jalan lahir. Hal ini didukung oleh terjadinya
perdarahan dari jalan lahir berupa darah merah segar, tidak terasa nyeri , terjadi
secara tiba-tiba tanpa sebab pada trimester ke-3 ( usia kehamilan 36 minggu) serta
hasil USG yang menunjukkan pertumbuhan plasenta pada SBR anterior yang
memberi kesan plasenta previa totalis.
Perdarahan pervaginam pada plasenta previa terjadi tiba-tiba tanpa sebab. Hal
ini terjadi karena pembentukan segmen bawah rahim berlangsung berkelanjutan
secara bertahap dan perlahan. Laserasi baru akan terjadi dan perdarahan pun akan
berulang sekalipun tanpa sebab, seperti trauma. Perdarahan dapat pula terjadi karena
pinggir plasenta terlepas akibat tidak dapat mengikuti kontraksi uterus (Broxton
Hicks, kontraksi palsu) yang meningkat pada kehamilan aterm. Plasenta previa juga
memiliki faktor resiko, salah satunya yaang sesuai dengan pasien ini adalah riwayat
operasi sebelumnya, berdasarkan literatur diketahui bahwa pada wanita dengan
riwayat operasi sebelumnya terdapat jaringan parut pada uterus yang menyebabkan
tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis
dan mencakup daerah uterus yang lebih lama.
Pada plasenta previa dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG,
pemeriksaan Lab dan pemeriksaan radiologi seperti Transvaginal sonografi,
transabdominal sonografi dan MRI. Sesuai dengan pasien ini dilakukan pemeriksaan
penujang berupa USG dengan kesan kesan IUP : 36-38 mgg + PK +AH + plasenta
previa totalis, dan pemeriksaan laboratorium kesan anemia.
Prognosa plasenta previa baik bila didiagnosis secara dini, ada fasilitas
transfusi darah, antibiotik cocok, tindakan SC dan anastesi yang tepat, dan semakin
baiknya keputusan untuk tatalaksana plasenta previa. Pada kasus ini prognosis baik
karena terdeteksi dini, ada fasilitas transfusi yang baik, antibiotik cocok dan
keputusan tindakan yang tepat.
10
ANALISIS KASUS
TEORI KASUS
Berdasarkan teori, faktor yang dapat Pada kasus ini, pasien berusia 20 tahun,
meningkatkan kejadian plasenta previa dengan secondary gravida, secara SC, hal
antara lain umur dibawah 20 tahun atau ini berkesusaian dengan faktor risiko
diatas 35 tahun, paritas tinggi, adanya plasenta previa.
tindakan operasi SC sebelumnya,
endometrium yang cacat, gamelli,
konsepsi dan nidasi terlambat.
Berdasarkan teori, dijumpai gambaran Pada kasus, pasien mengeluhkan
klinis plasenta previa perdarahan yang perdarahan pada trimester III (usia
tidak nyeri, berulang, tanpa sebab dan kehamilan 36-38) yang tidak disertai rasa
biasanya terjadipada timester II-III nyeri, berulang tanpa sebab.
Pada palpasi abdomen sering ditemukan Pada palpasi abdomen pasien, ditemukan
bagian terbawah janin masih tinggi dalam janin letak normal.
letak memanjang berhubung plasenta
terletak pada bagian terbawah
Dalm mendiagnosa plasenta previa, Pada kasus, hasil USG menunjukkan
gambaran klinis didukung oleh hasil plasenta tampak menutupi seluruh OUI.
USG yang menunjukkan implantasi
plasenta pada segmen bawah rahim
Pemeriksaan dalam tidak dianjurkan Pada kasus, pasien ini tidak dilakukan
11
kecuali apabila wanita yang bersangkutan pemeriksaan dalam, karena pada
sudah di meja operasi dan segala inspekulo tampak bantalan plasenta
persiapan untuk seksio sesarea segera
krena bahkan pemeriksaan yang paling
hati-hatipun dapat menyebabkan
perdarahan masif
Penatalaksanaan aktif dilakukan apabila Pada kasus dilakukan tindakan SC cito
usia kehamilan > 37 minggu, perdarahan atas indikasi previous bleeding
banyak, tanda inpartu(+), KU jelek, dan
Hb <8gr%
12
PERMASALAHAN
13