i
Kata Pengantar
i
Kajian kuantum dilakukan berbasis teori de Broglie tentang
dualisme partikel-gelombang. Diskusi dilakukan berdasarkan postulat
mekanika kuantum yang merupakan dasar untuk mempelajari fungsi
gelombang yang diasosiasikan dengan partikel. Beberapa aplikasi
persamaan Schrodinger disajikan untuk memudahkan pembaca dalam
memahami solusi persamaan Schrodinger. Aplikasi teknologi dari konsep
kuantum juga disajikan dalam buku ini, misalnya pada LASER (light
amplification by stimulated emission of radiation).
ii
DAFTAR ISI
4.1.Hipotesis de Broglie 89
4.2.Eksperimen Davisson-Germer 93
4.3.Paket Gelombang 99
4.4.Prinsip Ketidak pastian Heisenberg 102
iv
BAB 1
1
intensitas radiasi termal sebagai fungsi frekuensi atau fungsi panjang
gelombang dinamakan spektrum radiasi termal. Bentuk spektrum
radiasi termal inilah yang menarik minat para fisikawan, terutama karena
teori fisika klasik tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk
lengkung radiasi termal tersebut. Salah satu fenomena yang juga diamati
adalah perbedaan kurva spektrum yang dipancarkan oleh suatu permukaan
logam yang dipanaskan, jika logam tersebut dipanaskan dengan suhu yang
berbeda. Sebuah logam yang dipanaskan akan berubah warnya dari
merah, menjadi kuning, selanjutnya menjadi putih pijar apabila suhu
logam terus ditingkatkan sampai titik leburnya. Perubahan warna itu
menunjukkan pergeseran intensitas maksimum dari panjang gelombang
panjang spektrum radiasi ke nilai yang lebih pendek.
Intensitas
radiasi
2000 K
1500 K
1000 K
Panjang gelombang
Gambar 1.2. Analogi benda hitam dengan logam berongga yang memiliki
sebuah lubang kecil
3
Jika seberkas cahaya dapat masuk ke dalam rongga tersebut melalui
lubang kecil pada dindingnya, maka berkas cahaya akan mengalami
beberapa kali pemantulan pada permukaan dinding dalam rongga. Sangat
kecil peluang bagi berkas tersebut untuk dapat meninggalkan rongga,
sehingga benda tersebut merupakan benda hitam sempurna karena
menyerap semua cahaya yang mengenainya. Lubang dapat menjadi
pemancar energi jika dinding dalam rongga ditingkatkan suhunya.
Apabila lubang tersebut memancarkan cahaya, maka pancaran itu akan
dipancarkan secara sempurna. Berkas cahaya yang dipancarkan oleh
bagian dalam rongga melewati sebuah lubang kecil tersebut tidak dapat
masuk lagi ke dalam rongga karena ukuran lubang sangat kecil. Jadi,
cahaya atau energi yang dipancarkan memiliki karakteristik benda hitam
sempurna karena tidak ada yang diserap kembali oleh rongga. Jadi
pancaran oleh lubang yang ada pada dinding suatu rongga logam secara
praktis merupakan pancaran oleh suatu benda sempurna hitam. Perhatikan
bahwa konsep benda hitam sempurna adalah benda yang dapat menyerap
radiasi dan memancarkan radiasi termal secara sempurna, jadi model
logam berongga pada gambar 1.2 hanya digunakan untuk menjelaskan
bagaimana terjadinya penyerapan dan pemancaran secara sempurna.
Jangan diartikan bahwa sebuah benda hitam memiliki bentuk seperti
benda pada gambar 1.2.
R T R T f df (1.1)
0
4
Radiasi total dapat diperoleh melalui integrasi RT(f) terhadap f dari f = 0
sampai f = . Secara grafik nilai itu adalah sama dengan luas permukaan
di bawah lengkung RT(f).
dimana:
RT : radiasi total,
T: suhu mutlak dalam kelvin (K), dan
: tetapan Stefan-Boltzmann (=5,67 x 10-8 watt/m2 K4).
5
Hubungan antara radiasi total dengan suhu dilaporkan pada tahun
1865 oleh Tyndall yang menyatakan bahwa energi total yang
dipancarkan oleh kawat platina yang dipanaskan pada suhu 1200oC
(1473 K) adalah 11,7 kali energi yang dipancarkan pada suhu 525oC
(798 K). Josef Stefan memperhatikan bahwa rasio (1473 K)4 terhadap
(798 K)4 adalah 11,6 dan ia menyimpulkan bahwa energi yang
dipancarkan sebanding dengan T4. Kesimpulan Stefan itu dibuktikan
secara teori oleh Boltzmann sehingga dihasilkan hukum Stefan-
Boltzmann untuk benda hitam sebagai berikut:
W = .A.T4 (1.3)
W = ..A.T4 (1.4)
6
Tabel 1.1. Emisivitas benda
Bahan
Aluminium foil 0,02
Karbon 0,8
Cat putih, datar 0,87
Bata merah 0,9
Beton 0,94
Cat hitam, datar 0,94
0,002898m. K 0,002898m. K
maks 9,5m
T 306 K
Dua buah bintang berada pada jarak yang sama dari bumi kelihatan
memiliki luminositas (total daya output) yang sama. Spektrum bintang
yang pertama memiliki puncak pada panjang gelombang 750 nm dan
spektrum bintang yang kedua memiliki puncak pada panjang gelombang
375 nm.
7
b) Tentukan perbandingan besar kedua bintang itu
2 ,898x10 3 m. K
T 3864 K
7 ,5x10 7 m
2,898x10 3 m. K
T 7728K
3,75x10 7 m
8
Jari-jari bintang pertama yang memiliki panjang gelombang 750 nm
adalah 4 kali lebih besar daripada jari-jari bintang kedua yang memiliki
panjang gelombang 375 nm.
Sebuah lampu diberi daya 100 watt sehingga suhu filamennya mencapai
2400 K. Tentukan suhu filamen lampu itu bila dinyalakan dengan daya
200 watt.
Energi radiasi filamen lampu yang memiliki suhu 2400 K bisa dianalisa
sebagai energi radiasi benda hitam. Menurut hukum Stefan-Boltzmann: W
= ..A.T4
Untuk lampu yang sama, nilai ..A juga sama sehingga bisa
perbandingan daya lampu adalah:
4
200W T4 T
100W ( 2400K ) 4
2400K
Diperoleh:
T
1,2 ; sehingga T = 1,2 x 2400 K = 2860 K
2400K
T(f)f adalah jumlah energi dalam satu satuan volume dengan frekuensi
yang terletak antara f dan (f+f), untuk suatu rongga yang dindingnya
bersuhu T.
10
c
RT ( f )f T ( f )f (1.6)
4
11
atau: k . r n ; dimana n = 0, 1, 2, 3, ....
c c
f n x2 n y2 n z2 n1 (1.8)
2a 2a
12
Gambar 1.4. Frekuensi yang diperbolehkan pada ruang kubus tiga dimensi
1
N 1 (n1 )n1 .4n12 n1 (1.9)
8
4a 3 2
3
1 2 2a
N 1 ( f )f .4f f 3 f f (1.10)
8 c c
Volume rongga adalah V=a3, sedangkan untuk setiap getaran ada 2 arah
polarisasi, sehingga jumlah getaran persatuan volume dengan frekuensi
antara f dan f+f adalah sebagai berikut:
13
8 2
N ( f )f f df (1.11)
c3
T ( f ) . N ( f ) (1.12)
1
2x k BT k BT (1.13)
2
14
8 f 2
T ( f ) .N ( f ) k BT (1.14)
c3
16
= 0, hf, 2hf, 3hf, ....., nhf (1.15)
e k BT
P( ) (1.16)
kBT
= kT
dimana
Perhatikan bahwa:
17
=
( )
, dimana
hf
(1.17)
hf
e
k BT
1
18
8 h f3
T ( f ) f . N ( f ) f f (1.18)
c 3 hf k B T
e 1
8 hc d
atau: T ( )d (1.19)
5
e hc
k B T
1
8 k B T d
E ( )d (1.20)
4
19
8 hc hc k T
E ( )d e B
d (1.22)
5
20
tentang landasan fisika untuk sistem atomik dan sub-atomik. Penjajakan
ini berakhir pada tahun 1929 dengan dirumuskannya teori persamaan
gelombang relativistik yang menggabungkan teori relativitas dengan teori
kuantum. Planck memperoleh hadiah nobel pada tahun 1918 atas
sumbangannya untuk ilmu fisika.
Latihan Soal:
1. Sebatang logam akan berpijar pada suhu 1100 K, namun bongkahan
kuarsa tidak berpijar pada suhu tersebut, Jelaskan kenapa demikian.
2. Buktikan bahwa RT(f)df=(c/4)T(f)df.
3. Suhu bola api pada sebuah ledakan termonuklir mencapai 107K.
Hitunglah panjang gelombang radiasi maksimum yang dipancarkan.
4. Hitunglah panjang gelombang radiasi maksimum yang dipancarkan
oleh sebatang logam besi yang dipanaskan sampai 1800oC.
5. Jika suhu permukaan matahari adalah 5700 K dan jejarinya adalah 1,4
x 109m, hitunglah jumlah massa matahari yang hilang dalam setiap
detik.
6. Hitung nilai x rata-rata, menggunakan persamaan:
dengan fungsi
21
22
BAB 10
23
Jika ada medan magnet luar sebesar B, maka tingkatan energi akan
menjadi:
(10.2)
Bilangan disebut bilangan Lorentz,
sehingga bisa ditulis:
E2+ gB
1 E2
P1 E2
fo E2- gB
1 E1
So E1
fo- f fo fo+ f
24
Contoh Soal 10.1:
Hitunglah jarak antara dua garis terluar dari spektrum pada efek Zeeman
normal untuk spektrum garis pada panjang gelombang 612 nm dalam
medan magnetik sebesar 10 kilogauss (1 g = 10-4 T).
A: anoda
P: keping
spektograf C: katoda berlubang
2 2 (Persamaan Schrodinger
i V
t 2m x 2 bergantung waktu dalam satu
dimensi)
2 2 2 2
i 2 V (Persamaan Schrodinger
t 2m x 2 y 2 z bergantung waktu dalam
tiga dimensi)
26
Fungsi gelombang tersebut merupakan penggambaran matematis
gelombang ekuivalen dari partikel bebas yang berenergi total E dan
bermomentum p yang bergerak dalam arah +x.
(j0) r , t
H 0 (j0) r , t (j0) r , t (j0) r .e
iE (j 0 ) t
i
t
27
a ik (t ) ( 0) k( 0) (r , t )
i k (r , t ) i a ik (t )
k t k t
a (t )H (0) (0) (r, t ) a (t )G(r, t ) (0) (r, t )
k
ik k
k
ik k
a ik (t )
i (f0)* (r , t ) k( 0) (r , t )dvdt a ik (t ) k( 0)* (r , t )G(r , t ) k( 0) (r , t )dv
k t k
a if (t )
i a ik (t ) (f0)* (r , t )G(r , t ) k( 0) (r , t )dv
t k
a if (t ) 1
t
i (f0) (r , t )G (r , t ) i( 0) (r , t )dv
1
(f0)* (r )e f G ( 0) (r ) (t ) i( 0) (r )e iE1 t / dv
iE ( 0 ) t / (0)
i
28
1 i ( E ( 0 ) E ( 0 ) )t /
i (f0)* (r )G ( 0) (r ) i( 0) (r )dv (t )e f i
1 ( 0) i ( E ( 0 ) E ( 0 ) )t /
G fi (t )e f i
i
G (fi0 ) T
i ( E (f 0 ) Ei( 0 ) ) t /
a if (T ) a if (0)
i dt (t )e
0
(0) T
G i ( E (f 0 ) Ei( 0 ) ) t /
a if (T ) a if (0) dt (t )e
fi
i 0
E (0)
E (0)
(0) T
G i fi t
Maka: a if (T ) (t )e
fi
dt
i 0
29
Tinjaulah sebuah kasus, adanya gangguan oleh medan elektromagnetik
E Eo cost , terhadap dipol listrik. Interaksi medan dengan momen
dipol adalah:
G (r , t ) (e 0 r cos ) cos t
e o M fi T
i fi t
a if (T )
i dt cos te
0
e o M fi e i ( fi )T 1 e i ( fi )T 1
i 2 fi fi
1 2
Pif a if (t )
e 2 o2 M fi
2
sin 2 ( fi )T / 2
T 4 2T ( fi ) / 2
2
30
Perhatikan bahwa momen dipol magnetik total adalah:
H = L + s
e e
Vm = E = m .B 2ms . B
2m 2m
e
= . B ( m 2 m s ) B B ( m 2 m s )
2m
Jika ms =0, maka persamaan tersebut sama dengan efek Zeeman normal.
En =0 =1 =2
(eV) Tanpa B B Tanpa B B Tanpa B B
(7)
-0,54
(5) 5d
(2)
(n = 5) 5s 5p
(7)
-1,5 (5)
(2) 3d
3s 3p
(n = 3)
31
-3,4 (5)
(2) 2p
(n = 2) 2s
-13,6
(2) E = Vm = (eB/2m) (m + 2ms)
(n = 2) 1s
Jika tanpa medan magnet, hanya terdapat satu garis untuk perangkat
bilangan kuantum (n, , m , ms), maka dengan kehadiran medan magnet
B, akan terdapat 5 garis dengan karakteristik sebagai berikut.
E = Vm = (eB/2m) (m + 2ms)
= 1, dan m = 0, 1; ms = 0
B e
L gL B , dengan gL = 1, dan B
2m
32
Frekuensi Larmor untuk spin (S) adalah:
B e
L gL B , dengan gs = 2, dan B
2m
3d n = 3; E3 = -1,5 eV
33
tanpa B dengan B
(3, 2, 2, ) 3A
(3, 2, 1, ) 2A
E3 3d (3, 2, 0, )
(3, 2, 2, -) A
(3, 1, -1, )
(3, 2, 1, -) 0
(3, 2, -2, )
(3, 2, 0, -) -A
(3, 2, -1, -) -2 A
= 1 (3, 2, -2, -) -3 A
m = 0, 1
(2, 1, 1, ) 2A
(2, 1, 0, ) A
E2 2p
(2, 1, 1, - ) 0
(2, 1, -1, ) 0
(2, 1, 0, - ) -A
(2, 1, -1, - ) - 2A
E-A E E+A
34
10.3.Piranti Laser
Gambar 10.6. Transisi elektron antar tingkat energi yang berbeda pada
bahan semikonduktor
Elektron yang sudah pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (excited
electron) dengan menyerap energi akan berada dalam keadaan tidak
stabil. Elektron ini memiliki kecenderungan kembali ke keadaan awalnya
dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut. Prinsif tersebut
diusulkan oleh Einstein yang menyatakan bahwa kesetimbangan materi
dan radiasi diatur oleh tiga proses, yaitu: 1) absorbsi (induksi) stimulasi,
2) emisi spontan, dan 3) emisi stimulasi. Energi yang dilepaskan
berbentuk foton dengan panjang gelombang tertentu (warna tertentu)
sesuai dengan perbedaan tingkat energinya saat berpindah. Pada beberapa
bahan, ada perbedaan waktu bagi elektron untuk berada dalam keadaan
tidak stabil setelah menyerap energi. Bahan fluoresensi dan fosforesensi
menunjukkan fenomena yang berbeda akibat perbedaan waktu meta-stabil
elektron pada pita energi yang lebih tinggi.
36
Proses kerja laser memanfaatkan prinsif emisi cahaya dengan
membuat agar cahaya dipancarkan secara serentak. Hal tersebut dilakukan
untuk menghasilkan cahaya yang monokromatik (satu panjang gelombang
yang spesifik), koheren (frekuensi dan fase yang sama), dan menuju satu
arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat dan
terkonsentrasi. Pada laser ruby, penguatan berkas cahaya dilakukan
dengan menggunakan cermin. Ada dua buah cermin yang dipasang pada
laser ruby, dimana salah satu cermin merupakan cermin parsial (half-
silvered) yang dapat memantulkan berkas cahaya yang lemah namun
dapat mentransmisikan berkas cahaya yang kuat. Sketsa laser ruby secara
sederhana digambarkan sebagai berikut.
Cermin Cermin
parsial
Gambar 10.7. Skema laser ruby
Pada sketsa laser ruby, terlihat bahwa ruby diberi stimulasi energi
(disinari dengan cahaya) sehingga beberapa elektronnya tereksitasi.
Elektron yang tereksitasi ini cenderung kembali ke tingkat energi awal
dengan melepaskan cahaya. Berkas cahaya tersebut dipantulkan oleh
permukaan cermin secara berkali-kali (bolak-balik). Berkas cahaya yang
melewati batangan kristal ruby akan menyinari elektron-elektron di
sekitarnya sehingga menyebabkan elektron tersebut tereksitasi. Elektron-
elektron yang tereksitasi tersebut selanjutnya bertransisi dan
mengemisikan cahaya ketika kembali ke keadaan normalnya. Proses ini
terjadi secara berantai sehingga terbentuk berkas cahaya yang cukup kuat
untuk menembus cermin parsial sebagai cahaya laser.
38
N2 N2
E2 E2
N1
N1
E1
E1
Kondisi populasi inversi (N2 > N1) dapat diperoleh dengan melakukan
pemompaan optik (optical pumping), yakni memberikan energi foton
pada material sehingga elektron pindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Terdapat kasus dimana elektron yang berada dalam keadaan meta-
stabil pada tingkat energi yang lebih tinggi segera bertransisi ke tingkat
energi yang lebih rendah sehingga kondisi populasi inversi sulit untuk
dipertahankan. Piranti laser untuk kasus seperti itu dapat dibuat dengan
menggunakan tiga tingkatan energi, misalnya pada laser ruby. Tingkatan
energi pada laser ruby digambarkan sebagai berikut.
39
E3
Transisi non-radiatif
E2
E5
Pemompaan
E4
optik Emisi
(absorbsi) spontan Transisi laser
E1
6943A 6927A
40
Perhatikan bahwa celah energi antara E5 dan E1 lebih besar daripada celah
energi E4 dan E1, sehingga frekuensi foton lebih besar dan panjang
gelombang lebih kecil untuk transisi dari E5 ke E1.
He:Ne = 7:1
Jarak antara kedua cermin pada laser sama dengan kelipatan dari setengah
panjang gelombang yang diemisikan oleh laser.
41
maka akan terjadi populasi inversi. Pada kasus ini, atom helium
digunakan untuk membuat terjadinya keadaan eksitasi pada atom neon,
sedangkan emisi foton akibat transisi elektron pada atom neon
dimanfaatkan sebagai emisi laser. Transisi elektron yang utama pada atom
neon pada proses emisi laser adalah sebagai berikut. Emisi gelombang
elektromagnetik pada daerah cahaya tampak adalah pada panjang
gelombang 6328 angstrom.
Tingkat energi pada sistem gas helium-neon terkait dengan notasi di atas
digambarkan sebagai berikut.
20,5 eV tumbukan 3s
E4 3p
19,81 eV E6
E3
2s Transisi laser
2p
E5
1s Transisi spontan
E2
E1
He Ne
42
Latihan Soal:
43
DAFTAR REFERENSI
44
BIOGRAFI PENULIS
45
46