Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(PERCOBAAN II)
PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA PADA URINE
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia Klinik I
Ayunil Hisbiyah, S.Si., M.Si
Yulianto Ade Prasetya, S.Si., M.Si
Nama Kelompok :
1. Ike Yuyun W (15010100005)
2. Kharisma Aprilia P (15010102006)
3. Merinsa Chorry H (15010101009)
5.1 Urine
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas
jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 7,5 dan
biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 1,035.Volume
normal perhari 900 1400 ml (Depkes RI, 1991).
Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat-zat sisa metabolisme
yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Hal itu mungkin apabila urine yang
dihasilkan berasal dari ginjal dan saluran kencing yang terinfeksi serta
mengandung bakteri. Secara medis, apabila urine yang diproduksi berasal dari
ginjal yang sehat dan saluran kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan
cukup steril. Bahkan di India ada TerapiUrine Amaroli, yang membuktikan
urine itu cukup steril digunakan dalam pengobatan(Guyton, 1983).
5.2 Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Ada 20 asam amino standar, yang masing-masing
terdiri dari sebuah gugus karboksil, sebuah gugus amino, dan rantai samping
(disebut sebagai grup "R").Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadangkala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus(Poedjiadi, 2013).
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem imun
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Toha, 2001).
5.2.1 Pemeriksaan Protein urine
Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitasi yang terlihat
berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau
mendekati titik isoelektrik protein.Penetapan kadar protein dalam urin biasanya
dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau
kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada,
maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji
protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan
asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati
titik iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk denaturasi
sehingga terjadilah presipitasi. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar untuk
dilihat, maka harus menggunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung
yang akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti. Pada
pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif
palsu pada pemeriksaan tersebut. Sebaliknya, hasil positif palsu dapat
ditemukan bila kekeruhan terjadi bukan diakibatkan oleh adanya globulin atau
albumin, melainkan :
3.1 Alat
Peralatan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pipet pasteur penjepit tabung, termometer, beaker glass,
botol penampung urin, bunsen dan pipet ukur
3.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah HNO3 pekat, urine
segar,larutan asam sulfosalisil 20%, asam asetat 6%, reagen Benedict, reagen
Fehling, dan aquades.
Urine
- Disiapkan 2 tabung reaksi, masing-masing dimasukkan 4 ml urin
- Ditambahkan 8 tetes asam sulfosalisil 20% pada tabung A
- Dibandingkan tabung A dengan tabung B sebagai kontrol
- Dipanaskan tabung A hingga mendidih dan didinginkan kembali
- Diamati, apabila tetap keruh maka (+) adanya protein
Hasil
Asam asetat 6%
Urine
Urine
Hasil
Hasil
- Dimasukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi dan dimasukkan
thermometer, kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass yang
berisi air
- Dipanaskan gelas beaker
- Diperhatikan suhu pada thermometer
- Dicatat suhu kekeruhan pertama kali
- Diangkat tabung dari air dan dipanaskan di atas nyala api hingga
mendidih selama 1 menit. Apabila presipitat tidak hilang diberikan
asam asetat 50% setetes demi setetes dan diamati kekeruhan.
Urine